Anda di halaman 1dari 3

Tugas Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

Otoritas Jasa Keuangan

Kelompok 1 Nugrahady Yunus Ika Rachmi Amalia Dhini Tya Gita L 12120600027 12120600028 12120600029

Perbanas Institute Jakarta Februari 2012

Otoritas Jasa Keuangan


Pertanyaan Bagaimana seharusnya usaha Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjaga stabilnya sistem keuangan di Indonesia?

Jawaban : Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. OJK berkedudukan di ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. OJK dalam usahanya untuk menjaga kestabil sistem keuangan di Indonesia tidak dapat bekerja independen karena untuk menjaga stabilnya sistem keuangan di Indonesia membutuhkan tenaga ekstra oleh karena itu diharapkan adanya kerjasama dan koordinasi yang bagus antara OJK, Bank Indonesia (BI) dan Kementrian Keuangan. Karena walaupun ketiga lembaga tersebut memiliki wewenang dan otoritas yang berbeda tetapi ketiga lembaga tersebut memiliki satu tujuan yang sama yaitu menjaga stabilnya sistem keuangan di Indonesia. Apabila kerjasama dan koordinasi antara ketiga lembaga tersebut berjalan baik, maka sistem keuangan di Indonesia akan terkoneksi dengan baik dan terjaga stabil tanpa adanya miss-connection atau lempar tanggung jawab antara ketiga lembaga tersebut. Hal ini dapat mengurangi terjadinya kasus kasus seperti Century di kemudian hari. OJK nantinya akan mengawasi sebanyak 120 Bank Umum dengan total aset berkisar 3252,68 triliun. 11 Bank umum syariah dengan 23 unit usaha syariah dengan total aset 116,8 triliun. 1681 BPIR dan 154 BPR syariah dengan total aset 51,02 triliun. Sedangkan untuk lembaga keuangan yang bergerak di pasar modal,

OJK nantinya akan mengawasi 429 emiten yang listing di bursa dengan total kapitalisasi pasar saat ini berkisar 3500 triliun. 188 perusahaan yang menerbitkan obligasi dengan total 215,13 triliun. 99 manajer investasi yang mengelolah 637 reksadana dengan total AUM mencapai 160 triliun. Dan 147 perusahaan sekuritas. Sedangkan untuk lembaga keuangan lainnya seperti 141 perusahaan asuransi dengna total aset 399,69 triliun dan investasi sebesar 356,32 triliun. 272 dana pensiun dengan total aset 130,48 triliun dengan investasi mencapai 125,72 triliun dan 194 multifinance dengn total aset 256,06 triliun dengan total pembiayaan 207,49 triliun (Sumber: koran Kontan) Jadi dapat dikatakan bahwa cakupan dari OJK ini akan sangat luas. Dengan otoritas yang cukup besar diberikan undang-udang kepada OJK, diharapkan akan memberikan tingkat keamanan, transparansi, dan akutabilitas terhadap lembaga keuangan dan non keuangan yang ada di Indonesia. Indepensi yang diberikan kepada OJK, hendaknya nantinya tidak disalahgunaakan lagi, sehingga bisa membuat kasus seperti century bakalan terulang. Masyarakat menantikan peran besar dari OJK untuk meminimalisir fraud dan kejahatan di sistem dan lembaga keuangan yang telah terbukti bisa menghancurkan sistem perekonomian suatu bangsa seperti yang saat ini terjadi di AS. Krisis yang melanda UE dan AS merupakan buah dari gagalnya sistem pengawasan di sektor keuangan yang dimulai dari bangkrutnya Lehman Brother yang menghasilkan rentetan ke mana-mana. Kejahatan-kejahatan di sektor keuangan masih akan terus terjadi, dengan tingkat dan metode yang semakin canggih. Sekuat apapun sistem pengawasan yang dilakukan, kejahatan akan tetap terjadi. Namun, dengan kehadiran OJK sebagai lembaga superbody di sektor keuangan, bisa meminimalkan kejahatan ini.

Anda mungkin juga menyukai