Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN 1.

DEFINISILARING Laring adalah kotak kaku yang tidak dapat meregang, laring mengandung ruang sempit antara pita suara (glottis) dimana udara harus melewati ruangan ini. Carcinoma laring adalah keganasan pada laring

2. ANATOMI LARING Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trachea. Fungus utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi dari benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut ebagai kotak suara dan terdiri atas 1. Epiglotis: ostium katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan 2. Glotis: ostium antara pita suara dan laring 3. Kartilago tiroid: kartilago terbesar pada trachea, sebagian dari kartilago membentuk jakun (Adams apple) 4. Kartilago krikoid: satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak dibawah kartilago roid)

5. Kartilago critenoid: digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid 6. Pita suara: ligamen yang terkontrol oleh gesekan otot yang menghasilkan bunyi suara, pita suara melekat pada lumen laring. 3. Etiologi CA laring:

Tidak diketahui Berhubungan dengan karsinogen: tembakau, alcohol, polusi industri Laringitis kronis Penggunaan suara berlebihan herediter Herediter Laki-laki lebih banyak dari pada wanita 50-70 tahun squamous cell carsinoma

4. Tanda dan Gejala CA laring


Serak yang menetap Bengkak/benjolan ditenggorokan Disfagia Nyeri ketika bicara Rasa terbakar di tenggorokan saat menelan cairan panas Dyspnea, lemah Berat Badan menurun Pembesaran kelenjar limfe Nafas bau

5. Pemeriksaan diagnostik

Laryngoskopi Biopsi CT scan Rongen dada

Pergerakan pita suara

6. Medikal managemen

Radiasi: Jika hanya 1 pita suara yang terkena, Suara normal, Pre op untuk menurunkan ukuran tumor, Perawatan tidak terlalu lama Kemoterapi Pembedahan: Laser, Parsial/total laringektomi

7. Jenis Laringektomi 1. Laringektomi parsial (Laringektomi-Tirotomi) Laringektomi parsial

direkomendasikan kanker area glotis tahap dini ketika hanya satu pita suara yang terkena. Tindakan ini mempunyai mempunyai angka penyembuhan yang sangat tinggi. Dalam operasi ini satu pita suara diangkat dan semua struktur lainnya tetap utuh. Suara pasien kemungkinan akan menjadi parau. Jalan nafas akan tetap utuh dan pasien seharusnya tidak memiliki kesulitan menelan. 2. Laringektomi supraglotis (horisontal) Laringektomi supraglotis digunakan dalam penatalaksanaan tumor supraglotis. Tulang hioid, glotis, dan pita suara palsu diangkat. Pita suara, kartilago krikoid, dan trakea tetap utuh. Selama operasi, dilakukan diseksi leher radikal pada tempat yang sakit. Selang trakeostomi dipasang dalam trakea sampai jalan nafas glotis pulih. Selang trakeostomi ini biasanya diangkat setelah beberapa hari dan stoma dibiarkan menutup. Nutrisi diberikan melalui selang nasogastrik sampai terdapat penyembuhan dan tidak ada lagi bahaya aspirasi. Pasca operasi pasien akan mengalami kesulitan menelan selama 2 minggu pertama. Keuntungan utama operasi ini adalah bahwa suara akan kembali pulih dalam seperti biasa. Masalah utamanya adalah bahwa kanker tersebut akan kambuh. 3. Laringektomi hemivertikal Laringetomi hemivertikal dilakukan jika tumor meluas diluar pita suara, tetapi perluasan tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis. Dalam prosedur ini, kartilago tiroid laring dipisahkan dalam garis tengah leher dan bagian pita suara (satu pita suara

sejati dan satu pita suara palsu) dengan pertumbuhan tumor diangkat. Kartilago aritenoid dan setengah kartilago tiroid diangkat. Kartilago aritenoid dan setengah kartilago tiroid diangkat. Pasien beresiko mengalami aspirasi pascaoperasi. Beberapa perubahan dapat terjadi pada kualitas suara (sakit tenggorok) dan proyeksi. Namun demikian jalan nafas dan fungsi menelan tetap utuh. 4. Laringektomi total Laringektomi total dilakukan ketika kanker meluas diluar pita suara. Lebih jauh ke tulang hioid, epiglotis, kartilago krikoid, dan dua atau tiga cincin trakea diangkat. Lidah, dinding faringeal, dan trakea ditinggalkan. Banyak ahli bedah yang menganjurkan dilakukannya diseksi leher pada sisi yang sama dengan lesi bahkan jika tidak teraba nodus limfe sekalipun. Rasional tindakan ini adalah bahwa metastasis ke nodus limfe servical sering terjadi. Masalahnya akan lebih rumit jika lesi mengenai struktur garis tengah atau kedua pita suara. Dengan atau tanpa diseksi leher, laringektomi total dibutuhkan stoma trakeal permanen. Stoma ini mencegah aspirasi makanan dan cairan ke dalam saluran pernafasan bawah, karena laring yang memberikan perlindungan stingfer tidak ada lagi. Pasien tidak akan mempunyai suara lagi tetapi fungsi menelan akan normal. Laringektomi total mengubah cara dimana aliran udara digunakan untuk bernafas dan berbicara Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi jalan nafas: sekret berlebihan Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme regulasi/pengaturan Resiko infeksi dengan faktor resiko tidak adekuatnya pertahanan tubuh primer (kulit tidakutuh, trauma jaringan, penurunan kerja cilia) Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan trakeostomi/barier fisik Kurang perawatan diri makan, mandi, berpakaian dan toileting b.d kelemahan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA LARING POST LARINGEOKTOMI FORMAT PENGKAJIAN UMUM 1. BIODATA a. Nama b. Umur c. Jenis kelamin d. Agama e. Alamat f. Pendidikan g. Dagnosa h. No. Register 2. : Tn. A : 37 Tahun : laki-laki : Islam : Jl. Ngagel Jaya XX / 8 Surabaya : SMA : Ca Laring post laringeoktomi : 4509/ X / 2008

KELUHAN UTAMA

3.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

4. 5.

RIWAYAT MASA LALU RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

6.

RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL

Klien mengatakan bahwa ia tinggal di rumah yang kecil, rumah klien berada di pinggir jalan raya,sehingga menimbulkan polusi udara setiap harinya. serta jumlah keluarga yaitu 3 orang dalam satu rumah. Klien juga mengatakan bahwa ia cemas terhadap kondisi kesehatannya, namun klien tetap berdoa akan kesembuhannya.

7.

POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI Pola Aktivitas Saat Masuk Rumah Sakit 1. Nutrisi-cairan Makan : 3 x sehari Jenis : nasi, ikan dan kentang Minum : 2500 cc / hari. Jenis : susu. 2. Eliminasi a. BAB Frekuensi : 1-2 x / hari Warna : kuning Konsistensi : lunak b. BAK Volum : 1200cc/24 jam Warna : kuning jernih Frekuensi : 6-7 x / 24 jam 3. Istirahat-Tidur Siang : 1-2 jam Malam : 7-8 jam 4. Aktivitas Klien bedrest 5. Personal Hygiene Mandi : 2x sehari Sikat gigi : 2 x sehari

Pola Aktivitas Sebelum Masuk Rumah Sakit 1. Nutrisi-cairan Makan : 2 x sehari Jenis : nasi, telur, dan kerupuk Minum : 2000-2500 cc / hari. Jenis : air putih, teh, kopi. 2. Eliminasi a. BAB Frekuensi : 4 x / hari Warna : kuning Konsistensi : encer b. BAK Volum : 1350cc/24 jam Warna : kuning jernih Frekuensi : 5-6 x / 24 jam 3. Istirahat-Tidur Siang : jarang tidur Malam : 6-7 jam 4. Aktivitas Klien bekerja sebagai pelayan rumah makan mulai pukul 09.00-17.00 5. Personal Hygiene Mandi : 2x sehari Sikat gigi : 2 x sehari

8.

KEADAAN / PENAMPILAN / KESAN UMUM PASIEN

9.

TANDA-TANDA VITAL a. Suhu tubuh : C

b. Nadi c. RR d. TD e. TB/BB 10.

: x/menit : x/menit : mmHg : cm/ 42kg

PEMERIKSAAN FISIK

1) Aktivitas/istirahat A. Pemeriksaan penunjang medis : Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan penunjang lainnya

B. Terapi 11. Harapan klien/ keluarga sehubungan dengan penyakitnya : Keluarga berharap supaya klien dapat sembuh dari penyakitnya serta dapat melakukan aktivitas seperti biasa.

ANALISA DATA Nama Pasien : Tn. A

Umur NO 1.

: 37 tahun DATA VALID (DS/DO) DS: DO: MASALAH ETIOLOGI

DS:

DO:

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal 02-04-09

No. 1

Diagnosa Keperawatan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Nama Pasien : Tn. April Umur : 35 tahun

No 1

Diagnosa Keperawatan

Data Dasar

Intervensi Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai