Anda di halaman 1dari 1

Tugas Review Jurnal Psikologi dan Budaya

Pola Komunikasi dalam KeluargaEtnis Minangkabau di Perantauan dalam Membentuk Kemandirian Anak
Heri Fitrianto Universitas Gunadarma Depok
Peran orangtua sangatlah besar dalam proses pembentukan kemandirian seorang anak. Orangtua diharapkan bisa memberikan kesempatan pada anak agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan mengenai apa yang ingin dilakukan dan belajar mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Dengan demikian anak akan dapat mengalami perubahan dari keadaan yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi mandiri. Untuk membentuk anak-anak yang mandiri, orang tua perlu memberi kesempatan pada anak untuk mencoba sesuatu.Orang tua perlu memberikan kesempatan pada anak untuk terus berlatih. Di samping memberi kesempatan untuk mencoba, anak juga harus diberikan kesempatan untuk memilih dan Untuk itu diperlukan sebuah komunikasi yang efektif. Bagi kaum pria Minang, yang menganggap bahwa merantau sudah menjadi semacam keharusan baik itu hanya sekedar untuk mencari pengalaman (ilmu) atau peruntungan, sebetulnya hal ini tak jauh dari cara pendidikan yang diterapkan oleh keluarga bagi anak laki-laki. Dalam adat Minang sejak kecil anak laki-laki sudah dipaksa hidup berpisah dengan orang tua dan saudara-saudara perempuannya. Mereka dipaksa hidup berkelompok di surau-surau dan tidak lagi tinggal di rumah dengan ibunya, hal ini dikarenakan secara lahiriah dan rohaniah yang memiliki rumah di Minangkabau adalah wanita, kaum pria hanya menumpang. Kehidupan keluarga yang seperti ini diperkirakan telah melahirkan watak perantau dan pengembara yang tangguh bagi kaum pria. Karena itu ada anggapan bahwa orang-orang (khususnya pria) etnis Minangkabau dituntut untuk mandiri, dan hal tersebut sudah ditekankan dari kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan penerapan nilai-nilai etnis Minangkabau dalam keluarga subjek, serta bentuk pola komunikasi dalam keluarga etnis Minangkabau di perantauan dalam membentuk kemandirian anak dan faktor-faktor yang membantu pembentukan kemandirian. Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah sebuah keluarga etnis Minangkabau yang telah berada di perantauan selama kurang lebih 5 tahun. Selain itu untuk memperoleh keakuratan data peneliti juga melakukan wawancara dengan significant other yang merupakan tetangga keluarga yang menjadi subjek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa keluarga yang menjadi subjek penelitian selalu berkomunikasi dengan berbagai macam cara, baik secara verbal maupun non verbal. Selain itu di keluarga ini juga terjadi pola komunikasi yang sangat intens dan memiliki kualitas yang sangat baik walaupun pertemuan antar anggota keluarga hanya terjadi pada malam hari dan hari libur, hal ini terlihat dari cara orangtua memberikan nasihat, teguran atau hanya sekedar bermain dengan anak yang tidak memperlihatkan figur yang berkuasa tetapi dengan memperlihatkan figur yang mengayomi, melindungi, serta menyayangi anak. Pola komunikasi dalam keluarga ini tidak hanya terjadi satu arah tetapi ke segala arah dan hal ini sesuai dengan model pola komunikasi dalam keluarga yang dikemukakan oleh Djamarah (2004) yang mencakup tiga model pola komunikasi yaitu : model stimulus-respon, model ABX, dan model interaksional.

Anda mungkin juga menyukai