Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN VI

PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI



I. TUJUAN
Dalam percobaan ini akan ditunjukkan bahwa reaksi penyabunan etil
asetat oleh ion hidroksida
(1) CH
3
COOC
2
H
5
+ OH
-
CH
3
COO
-
+ C
5
H
5
OH
adalah reaksi orde ke dua. Di samping itu akan ditentukan pula tetapan laju
reaksinya. Penentuan ini akan dilakukan dengan cara titrasi atau
konduktometri.
II. DASAR TEORI
A. Cara titrasi
Meskipun reaksi (1) bukan reaksi sederhana, namun ternyata
bahwa reaksi ini merupakan reaksi orde kedua dengan hukum laju
reaksinya dapat diberikan sebagai,

d(ester)
- = k
1
(ester) (OH
-
) (2)
dt

atau sebagai

dx
= k
1
(ester) (OH
-
) (3)
dt
Dengan : a = konsentrasi awal ester, dalam mol liter
-1

b = konsentrasi awal ion OH
-
, dalam mol liter
-1

x = jumblah mol liter
-1
ester atau basa yang telah bereaksi
k
1
= tetapan laju reaksi
Baik persamaan (2) maupun persamaan (3) berlaku untuk keadaan reaksi
terlalu dekat pada keadaan kesetimbangan. Persamaan (3) dapat
diintegrasi dengan memperhatikan berbagai keadaan awal:
1. a b

bila persamaan (3) diintegrasi akan memberikan

= k
1
(a=b)t
Yang dapat disusun ulang menjadi:


atau


Dalam pengukuran-pengukuran hantaran diperlukan pula suatu
tetapan sel (=k) yang merupakan suatu bilangan, bila dikalikan dengan
hantaran suatu larutan dalam sel bersangkutan akan memberikan
hantaran jenis dari larutan tersebut. Jadi :

(9)
Dari persamaan (8) dan (9) jelaslah bahwa k = l/A yang
merupakan tetapan bagi suatu sel. Hantaran molar (= ) suatu elektrolit
yang terlarut didefinisikan sebagai hantaran yang diperoleh, kalau antara
dua buah elektroda yang cukup luas, sejajar dan berjarak 1 meter,
ditempatkan sejumlah larutan yang mengandung 1 mol elektrolit itu.
Dari definisi hantaran molar ini dan persamaan (8) dapat diturunkan
persamaan berikut,
(10)
Dengan adalah konsentrasi larutan dalam mol

.
(10a)
Persamaan (10a) berlaku untuk kehadiran sebuah elektrolit dalam
larutan. Jika lebih dari sebuah elektrolit yang terlarut, maka sesuai
dengan hukum keaditifan hantaran Kohirausch untuk larutan yang encer
haruslah berlaku :

kl
=
i

i

i
=
i
(
ki

ki
+ I
ai

ai
) (10b)
dengan :
k
i
= hantaran jenis karena kehadiran elektrolit

i
= konsentrasi elektrolit dalam i mol



ki
= konsentrasi kation elektrolit i dalam mol



ai
= konsentrasi anion elektrolit i dalam mol



ki
= hantaran ion kation elektrolit

ai
= hantaran ion anion elektrolit
Dengan menggunakan persamaan (8) dan (10b) dapatditurunkan,
L
t
=


i
(I
ki

ki
+ I
ai

ai
) (11)
Dengan konduktometri dapat ditentukan pula orde reaksi serta
tetapan laju reaksinya. Berlainan dengan cara titrasi maka pada cara
konduktometri tidak dilakukan penghentian reaksi. Selama reaksi
berlangsung hantaran campuran makin berkurang karena terjadi
penghentian ion O

dari larutan dengan ion

. Dengan
pengandaian bahwa etil asetat , alkohol dan air tidak menghantar listrik
sedangkan NaOH dan

terionisasi sempurna, maka hantaran


larutan pada waktu t yaitu L
t
mengikuti persamaan.
L
t
=
1
k
) (
OH
b-x

+ x
3
CH COO

-
+ b
Na

+ )(

(11a)
Hantaran pada waktu t =0, dinyatakan dengan
L
t
=
1
k
( b
OH


+ b
Na

+
) (12)
Harga x mulai dari x = 0 , hingga x =
dengan adalah kosentrasi awal c c

pereaksi yang paling kecil, sedangkan bila a = b, maka

(
)
3
. Untuk semua keadaan, persamaan (11 )dapat dinyatakan ,
1
L L
a
o t CH
OH COO
a b
x
k


c= =

= (


(13)

( )
3
1
L L
o CH
OH COO
k

c= (


(14)
Dari persamaan (13) dan (14) diperoleh

1 1
1 1
o t
o c
L l
Rc Rt
L l
Ro Rc
| | | |
=
| |
\ . \ .
| | | |

| |
\ . \ .

(15)
Hubungan hantaran atau tahanan larutan dengan waktu bergantung pada
berbagai keadaan awal.
1.a b
Dengan mensuptitusikan persamaan (15) kedalam persamaan (4b) akan
diperoleh
( )
1
ln ln
1
i
ARt
K a b t
BRt
+
= +
+
(16)
Dimana
| |
1
A = 1 1
a Ro
Ro b Rc
| |

|
\ .
(16a)
( )
1
Lo-Lt Lc Lt
kiat
= +

(16b)
Menurut persamaan (12) apabila ln (AR
t
+1)/(BR
t
+1) dialurkan terhadap
t akan diperoleh garis lurus dengan arah lereng k
1
(a-b), sehingga
tetapan laju reaksi k
1
dapat dihitung.
2.a = b
Dengan mensubstitusikan persamaan 915) ke dalam persamaan (6a)
akan diperoleh,
i
Lo Lt
k at
Lo Lc

(17)
Yang dapat disusun ulang menjadi
( )
1
Lo-Lt Lc Lt
kiat
= +
(17a)
Persamaan (17a) mengungkapkan bahwa larutan Lt terhadap (Lo-Lt)/t
mengungkapkan garis lurus arah lereng 1/kia, sehingga penentuan dari
arah lereng ini memungkinkan perhitungan laju reaksi ki


III. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah
sebagai berikut:

a. Alat:
Erlenmeyer 250 mL 12 buah
Gelas ukur 100 mL, 50 mL dan 25 mL
Pipet tetes
Labu ukur 500 mL 2 buah dan 250 mL 2 buah
Aluminium foil
Stop watch
Thermometer 2 buah
Buret
Klem dan statif

b. Bahan:
Larutan NaOH 0, 2 M
Larutan etil asetat 0, 2 M
Indikator pp
Aquades
Larutan HCl 0,2 M










IV. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini:
1. Membuat larutan HCl, etil asetat dan NaOH masing-masing dengan
konsentrasi 0,02 M dari larutan HCl, etil asetat dan NaOH dengan
konsentrasi 0,2 M dengan cara mengencerkannya.
2. Memasukkan 30 mL larutan etil asetat 0,02 M ke dalam labu erlenmeyer
dan larutan NaOH 0,02M ke dalam erlenmeyer lain sebanyak 60 mL.
3. Menutup kedua labu erlenmeyer tersebut dengan aluminium foil.
4. Membuat lubang kecil pada bagian atas erlenmeyer sebagai tempat
untuk memasukkan termometer.
5. Memanaskan kedua erlenmeyer tersebut di atas penangas listrik sampai
pada suhu 43
o
C.
6. Mengangkat kedua erlenmeyer tersebut ketika telah mencapai suhu
43
o
C, lalu membuka aluminium foil pada kedua erlenmeyer dan
mencampurkan kedua larutan tersebut sambil menjalankan stopwatch.
7. Menutup kembali erlenmeyer yang berisi campuran kedua larutan
tersebut dan mendiamkannya selama 3 menit.
8. Memasukkan 10 mL larutan HCl 0,02 M ke dalam erlenmeyer lain.
Kemudian menambahkan 10 mL campuran larutan tadi ke dalam
erlenmeyer yang berisi larutan HCl tersebut.
9. Menambahkan 5 tetes larutan indikator pp ke dalam labu erlenmeyer
tersebut.
10. Menitrasi larutan tersebut dengan larutan NaOH 0,02M.
11. Menghentikan titrasi pada saat terjadi perubahan warna pada larutan
dalam erlenmeyer, kemudian menghitung volume larutan NaOH yang
digunakan untuk menitrasi.
12. Mencatat data yang diperoleh ke dalam tabel hasil pengamatan.


V. HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan padapercobaan ini:
a. Etil Asetat [etil asetat] = 0,02 M
[NaOH] = 0,02 M
[HCl] = 0,02 M
V
a
= 30 mL
V
b
= 60 mL
T = 43
o
C

Tabel pengamatan untuk reaksi 30 mL larutan etil asetat dengan 60 mL
larutan NaOH.
Waktu
(menit)
Volume HCl
(mL)
Volume Campuran Etil
Asetat dan NaOH ( mL)
Volume
Titran (mL)
3
8
15
25
40
65
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
13,3
14,0
14,5
14,0
14,0
15,5

b. Pengolahan Data :
- Etil asetat [etil asetat] = 0,02 M
- NaOH [NaOH] = 0,02 M
- [HCl] = 0,02 M
V
a
= 30 mL
V
b
= 60 mL

1. Penentuan a dan b :

a =
[ ]

=


= 0,0067 M
b =
[]

=


= 0,013 M



2. Perhitungan volume (V
x
) :
Rumus :

3
8
15
25
10
10
[0, 02] 90
60 10 13, 3 89, 7
[0, 02] 10
[0, 02] 90
60 10 13, 3 96
[0, 02] 10
[0, 02] 90
60 10 14, 5 100, 5
[0, 02] 10
60 1
campuran
x b titran
menit
menit
menit
menit
V
H
V V x V x
OH
V x x mL
V x x mL
V x x mL
V
+

(
=
(

(
=
(

(
=
(

(
=
(

=
40
65
[0, 02] 90
0 14, 0 96
[0, 02] 10
[0, 02] 90
60 10 14, 0 96
[0, 02] 10
[0, 02] 90
60 10 15, 5 109, 5
[0, 02] 10
menit
menit
x x mL
V x x mL
V x x mL
(

(

(
=
(

(
=
(


3. Penentuan X :
Rumus :
'
[ ].
x
t
total
NaOH V
X
V
=
-
'
3
[0, 02](89, 7 )
0, 0199
90
menit
mL
X M
mL
=
-
'
8
[0, 02](96 )
0, 0213
90
menit
mL
X M
mL
=
-
'
15
[0, 02](100, 5 )
0, 0223
90
menit
mL
X M
mL
=
-
'
25
[0, 02](96 )
0, 0213
90
menit
mL
X M
mL
=
-
'
40
[0, 02](96 )
0, 0213
90
menit
mL
X M
mL
=
-
'
65
[0, 02](109, 5 )
0, 0243
90
menit
mL
X M
mL
=

4. Perhitungan Y :

1 ( )
ln
( ) ( )
b a x
y x
a b a b x

=



- Untuk 3 menit :

1 0, 013(0, 0067 0, 0199)
ln 208, 09
(0, 0067 0, 013) 0, 0067(0, 013 0, 0199)
y x

=



- Untuk 8 menit :

1 0, 013(0, 0067 0, 0213)
ln 194, 92
(0, 0067 0, 013) 0, 0067(0, 013 0, 0213)
y x

=

- Untuk 15 menit :

1 0, 013(0, 0067 0, 0223)
ln 187, 30
(0, 0067 0, 013) 0, 0067(0, 013 0, 0223)
y x

=



- Untuk 25 menit :
1 0, 013(0, 0067 0, 0213)
ln 194, 92
(0, 0067 0, 013) 0, 0067(0, 013 0, 0213)
y x

= =



- Untuk 40 menit :
1 0, 013(0, 0067 0, 0213)
ln 194, 92
(0, 0067 0, 013) 0, 0067(0, 013 0, 0213)
y x

= =


- Untuk 65 menit :
1 0, 013(0, 0067 0, 0243)
ln 175, 54
(0, 0067 0, 013) 0, 0067(0, 013 0, 0243)
y x

=


Dengan Perhitungan yang sama diperoleh :
Waktu
1 ( )
ln
( ) ( )
b a b
x
a b a b x



3
8
15
25
40
65
208,09
194,92
187,30
194,92
194,92
175,54



Hasil Pengolahan Data Titrasi :
X Volume
X
a b
1 ( )
ln
( ) ( )
b a b
x
a b a b x



Waktu
0,0199
0,0213
0,0223
0,0213
0,0213
0,0243
89,7
96,0
100,5
96,0
96,0
109,5

0,0067
0.0067
0.0067
0.0067
0.0067
0.0067
0,013
0,013
0,013
0,013
0,013
0,013
208,09
194,92
187,30
194,92
194,92
175,54
3
8
15
25
40
65

Tabel Pengamatan untuk Reaksi 30 ml Larutan Etil asetat dengan 60 ml
Larutan NaOH
No
waktu
(menit)
volume HCl
(ml)
volume campuran etil
asetat dan NaOH (ml)
volume titran
(ml)
1 3 10 10 13.3
2 8 10 10 14
3 15 10 10 14.5
4 25 10 10 14
5 40 10 10 14
6 65 10 10 15.5


VI. PEMBAHASAN
VII. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai