Anda di halaman 1dari 5

II.

Delineasi DAS dan SubDAS Makalah ini akan mengidentifikasi Sungai Cikatulampa, point of origin yang digunakan adalah pada Sungai Cikatulampa.Cikatulampa ini terletak di Kabupaten Karawang yang berada pada bagian utara Propinsi Jawa Barat. Dalam menentukan batasan DAS, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Menelusuri sungai dari point of origin. Sungai ditelusuri hingga daerah hulu, dan anak-anak sungai harus ditelusuri hingga hulu dari anak sungai tersebut. Hal dilakukan karena tidak ada DAS yang memotong sungai, sehingga sekecil apapun sungai harus dipertimbangkan dalam menentukan batasan DAS. 2. Mengamati topografi daerah sekitar Sungai Cikatulampa DAS sebagian besar dibatasi oleh punggung bukityang terletak pada elevasi ertinggi di sekitar DAS, dari hal tersebut maka titik-titik dengan elevasi tertinggi di sekitar DAS harus diperhatikan untuk menentukan batasan dari DAS 3. Menghubungkan titik-titik elevasi tertinggi Titik-titik dengan elevasi tertinggi disekitar DAS dihubungkan dengan memperhatikan kontur serta topografi pada daerah sekitar DAS. Batas dari DAS dimulai dari point of origin menuju titik-titik tertinggi yang paling dekat dengan point of origin kemudian mengelilingi DAS dan berakhir kembail di point of origin. Berdasarkan langkah-langkah tersebut di atas, delineasi dan batasan DAS Cikatulampa dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Delineasi DAS Cikatulampa

Perancangan saluran dengan bantuan Win-TR20, DAS Cikatulampa dibagi dalam lima SubDAS (subDAS 1, subDAS 2, dan subDAS 3, subDAS 4, subDAS 5). Outletdari SubDAS ditentukan berdasarkan pertemuan Sungai Cikatulampa sebagai sungai utama dengan anak-anak sungainya. Dengan metode yang sama dengan metode yang digunakan untuk menentukan DAS, delineasi SubDAS adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Delineasi SubDAS Cikatulampa

II.2

Keadaan Umum DAS dan SubDAS DAS Cikatulampa terletak di Desa Cigunungsari dan Desa Cipurwasari., Kabupaten Karawang, Jawa Barat, dengan luas sebesar 13.057 km2 dan panjang sungai utama 6.375 km. perkiraan jumlah penduduk pada DAS Cikatulampa pada tathun 2011 adalah sekitar 15.324 jiwa. Sementara batas-batas wilayah DAS Cikatulampa adalah sebagai berikut: Utara : Desa Cipurwasari Selatan : Kabupaten Karawang Barat : Gunung Gadung Timur : Gunung Gedongan

DAS Cikatulampa kemudian dibagi menjadi lima buah SubDAS, dengan luas dan panjang sungai (panjang sungai berdasarkan panjang sungai terpanjang pada setiap SubDAS) sebagai berikut:
Tabel 2.1 Luas dan Panjang Sungai SubDAS Cikatulampa

SUB DAS A B C D E II.3

LUAS (km2) 3,5324 1,0421 3,4 2,396 2,0522

PANJANG SUNGAI (km) 3,5714 1,8308 3,6207 4,2997 2,2541

Tata Guna Lahan DAS Cikatulampa Tata guna lahan berdasarkan Peta yang didapat pada DAS Cikatulampa dilihat berdasarkan keterangan warna pada peta. Sehingga tata guna lahan pada setiap SubDAS terinci dalam dalam setiap SubDAS pada DAS Cikatulampa adalah sebagai berikut:

TATA GUNA SUBDAS HUTAN PEMUKIMAN SAWAH

A 2,9299 0,1156 0,4869

B 0,3715 0,6706 0

C 1,199 1,7319 0,4691

D 0,6845 0,7325 0,979

E 0,8389 0,2652 0,9481

Tabel 2.3 Tata Guna Lahan SubDAS Cikatulampa Dan untuk tata guna lahan dalam bentuk persentase adalah sebagai berikut

TATA GUNA SUBDAS HUTAN PEMUKIMAN SAWAH

A 82.94 % 3.27 % 13.78 %

B 35.64 % 64.35 % 0%

C 35.26 % 50.93 % 13.79 %

D 28.56 % 30.57 % 40.85 %

E 40.87 % 12.92 % 46.19 %

Tabel 2.4 Tata Guna Lahan SubDAS Cikatulampa dalam persen

Menghitung Debit Rencana DAS Cikatulampa Menurut Wanielista (1990) metode Rasional adalah salah satu dari metode tertua dan awalnya digunakan hanya untuk memperkirakan debit puncak (peak discharge). Ide yang melatarbelakangi metode Rasional adalah jika curah hujan dengan intensitas I terjadi secara terus menerus, maka laju limpasan langsung akan bertambah sampai mencapai waktu konsentrasi (Tc). Waktu konsentrasi Tc tercapai ketika seluruh bagian DAS telah memberikan kontribusi aliran di outlet. Laju masukan pada sistem (IA) adalah hasil dari curah hujan dengan intensitas I pada DAS dengan luas A. Nilai perbandingan antara laju masukan dengan laju debit puncak (Qp) yang terjadi pada saat Tc dinyatakan sebagai run off coefficient (C) dengan (0 C 1) (Chow 1988). Hal di atas diekspresikan dalam formula Rasional sebagai berikut ini (Chow, 1988) : Q=CIA Keterangan : Q : debit puncak (m3/dtk) C : koefisien run off, tergantung pada karakteristik DAS (tak berdimensi) I : intensitas curah hujan, untuk durasi hujan (D) sama dengan waktu konsentrasi (Tc) (mm/jam) A : luas DAS (km2) Beberapa asumsi dasar untuk menggunakan formula Rasional adalah sebagai berikut (Wanielista 1990) : 1. Curah hujan terjadi dengan intensitas yang tetap dalam satu jangka waktu 2. tertentu, setidaknya sama dengan waktu konsentrasi. 3. Limpasan langsung mencapai maksimum ketika durasi hujan dengan 4. intensitas yang tetap, sama dengan waktu konsentrasi. 5. Koefisien run off dianggap tetap selama durasi hujan. 6. Luas DAS tidak berubah selama durasi hujan. Dengan data-data yang telah diperoleh pada perhitungan sebelumnya, maka dapat diketahui besar debit rencana masing-masing sub DAS yaitu: SUBDAS 1 2 3 4 5 Q Total Tc (menit) 23.52 13.26 29.96 45.52 24.28 Tc (jam) 0.39 0.22 0.50 0.76 0.40 Intensitas (mm/jam) 220.00 312.50 181.00 138.00 212.50 LUAS (km2) 3.53 1.04 3.02 2.39 2.44 C 0.32 0.63 0.41 0.50 0.40 Q (km2mm/jam) 245.51 206.44 222.82 165.34 207.86 Q (m3/s) 68.20 57.35 61.90 45.93 57.74 291.10

Debit Rencana untuk input win-TR 25

Perhitungan debit rencana untuk data input win TR yaitu dengan menggunakan panjang sungai, slope/kemiringan, Tc, dan luas DAS secara akumulasi dari sub DAS A hingga C dengan perhitungan yang sama seperti perhitungan debit rencana pada bab sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai