Anda di halaman 1dari 6

Proses Pengolahan Minyak Goreng Sawit Minyak goreng sawit merupakan salah satu produk turunan dari kelapa

sawit.Hasil dari proses pengolahan kelapa salah satunya adalah minyak goreng sawit. Prosespengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng sawit dimulai dari proses pengolahantandan buah segar menjadi crude palm oil (CPO), kemudian dari CPO diolah menjadiminyak goreng. Pengolahan kelapa sawit menjadi CPO diawali dengan proses perebusantandan buah segar ke dalam sterilizer , kemudian buah yang telah masak dimasukkan ke digester dan diaduk sedemikian rupa sehingga sebagian besar daging buah sudah terlepasdari biji. Proses pengadukan dan pelumatan buah lebih lanjut akan menghasilkan buburbuah yang mengandung minyak. Minyak bebas dibiarkan keluar secara kontinu melaluilubang dasar digester . Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press padatekanan cone 30-50 Bar dengan menggunakan air pengencer screw press bersuhu 90-95 C sebanyak 15-20 % TBS. Untuk menurunkan viskositas minyak, dilakukanpenambahan air di oil gutter kemudian dialirkan melalui oil gutter ke dalam stand traptank dengan tujuan untuk mengendapkan pasir. Crude oil yang telah diencerkan dialiran ke vibrating screen yang berukuran 20-40 mesh untuk memisahkan pasir, serabut, dan bahan-bahan lain yang masihmengandung minyak. Untuk mengetahui ketepatan penambahan air pengencer makasetiap dua jam sekali diambil sempel crude oil sebelum masuk vibrating screen untuk selanjutnya dengan hand centrifuge/electric centrifuge dapat diketahui komposisi,minyak, NOS dan air. Komposisi yang tepat jika perbandingan minyak dan sludge 1 : 2(konvensional) dan jika dengan decanter perbandingan minyak dan sludge 1 : 1. Minyak kasar yang telah disaring dialirkan ke dalam crude oil tank dan suhu dipertahankan 90-95

C, selanjutnya crude oil dipompa ke setting tank .Fungsi setting tank adalah untuk mengendapkan sludge yang terkandung dalam crude oil . Temperatur minyak dalam setting tank harus dipertahankan 90-95 C. Minyak yang berada pada lapisan atas dikutip dengan bantuan skimmer ke oil tank sedangkan sludge yang masih mengandung minyak dialirkan ke sludge tank secara periodik sesuai kondisi masing-masing pabrik. Sludge dan pasir di dasar bejana harus dibuang ( flushed out ) dengan maksud agar pemisahan minyak dapat berjalan dengan baik.Fungsi pemurnian minyak ( oil purifier ) adalah untuk memisahkan sludge yangmelayang/emulsi dalam minyak dan mengurangi kadar air yang terkandung dalamminyak sehingga kadar kotoran munyak produksi menjadi <0.02 %. Suhu minyak dalam oil purifier 90-95 C, akhirnya minyak dari oil purifier dimasukkan ke dalam vacuum oildryer .Minyak dari oil purifier

dengan suhu 90-95 C dipompa dan ditampung dalam float tank untuk seterusnya diisap oleh vacuum dryer . Kemudian melalui nozzle , minyak akan disemburkan ke dalam bejana sehingga penguapan air akan lebih sempurna.Minyak yang terkumpul di dasar bejana akan disalurkan ke pompa di lantai bawahselanjutnya dipompakan ke tangki timbun. Tangki timbun secara periodik dilakukanpengurasan mengikuti standar prosedur pencucian tangki. Suhu penyimpanan berkisarantara 40-50 C.Setelah kelapa sawit berubah menjadi CPO, maka proses selanjutnya adalahmengolah CPO menjadi minyak goreng sawit. Secara garis besar proses pengolahan CPOmenjadi minyak goreng sawit, terdiri dari dua tahap yaitu tahap pemurnian ( refinery ) danpemisahan ( fractionation ). Tahap pemurnian terdiri dari penghilangan gum( degumming ). Pemucatan ( bleaching ) dan penghilangan bau ( deodorization ). Tahappemisahan terdiri dari proses pengkristalan ( crystalization ) dan pemisahan fraksi.CPO yang berasal dari tangki penampungan CPO dipompa melalui strainer menuju refinery . Pada proses ini terjadi pemanasan CPO untuk mempermudahpemompaan CPO ke tangki berikutnya.. Hasil dari proses ini disebut DPO ( Degummed Palm Oil ).DPO yang dihasilkan dari proses degumming dipompa menuju dryer dengankondisi vakum. Setelah dari dryer, DPO dipompakan ke reaktor yang terlebih dahulumelewati static mixer kemudian turun ke slurry tank . Di dalam slurry tank, terjadipemanasan lagi sampai temperatur 90-120 Cdan penambahan H

3 PO 4 , CaCO 3 dan BE. Slurry Oil dari slurry tank akan mengalir turun bleacher. Dari bleacher minyak dialirkandan dipompakan ke niagara filter untuk filtrasi. Hasil dari filtrasi ini adalah DBPO ( Degummed Bleached Palm Oil ) yang selanjutnya dialirkan ke intermediate tank (tangkisiwang) untuk tahap deodorizing .DBPO yang berasal dari tangki siwang dialirkan menuju ke deaerator. Darideaerator, DBPO dipompakan ke Spiral Heat Exchanger (SHE). Dalam proses ini terjadipenambahan panas dengan temperatur 185-200 C. Dari SHE minyak dialirkan ke flashvessel turun ke packed column .Setelah dari packed column, minyak dialirkan menuju deodorize. Dalam proses initerjadi penghilangan zat-zat yang dapat menimbulkan bau seperti keton dan aldehiddengan pemanasan pada temperatur 240-265 C. DBPO yang sudah hilang baunyadipompakan kembali ke SHE untuk mengalami pertukaran panas. Dalam hal ini minyak sudah dalam bentuk RBDPO ( Refined Bleached Palm Oil ). RBDPO kemudianmengalami pertukaran panas lagi dengan CPO pada PHE. Dari PHE, RBDPO dialirkanke Plate Cooler Water

(PCW) selanjutnya RBDPO difiltrasi. Kemudian di analisa dilaboratorium, jika sesuai dengan spesifikasi maka RBDPO bisa dialirkan langsung ketangki penampungan atau ke tangki kristalisasi sesuai dengan kualitasnya untuk diprosespada tahap fraksinasi.Tahap fraksinasi meliputi dua proses yaitu kristalisasi dan filtrasi. Prinsip kerjayang digunakan dalam kristalisasi adalah pembentukan kristal melalui pendinginan danpengadukan sehingga fase stearin dan fase olein dapat terpisah. RBDPO yang ada dalamtangki kristalisasi ini diaduk pada saat tangki kristalisasi sudah penuh denganmenggunakn agitator yang mempunyai kecepatan 14 rpm. Fungsi pengadukan ini adalahagar pendinginan di dalam tangki lebih homogen sehingga pemisahan olein dan stearinlebih mudah.Temperatur pengkristalan ini tergantung pada kualitas minyak:1. Kualitas consumer kristal lemak terbentuk pada temperatur <17 C2. Kualitas semi consumer pembentukan kristal terjadi pada temperatur 17-28 C.3. Kualitas Drumming pembentukan kristal terjadi pada temperatur >28 C. Pada proses filtrasi RBDPO kristal yang sudah terbentuk dalam tangki kristalisasiditransfer ke filter press untuk pemisahan olein dan stearin. Olein hasil dari filtrasiditransfer ke SS tank dan MS tank . SS tank untuk kualitas olein dianalisa jika sesuaidengan spesifikasi langsung masuk ke storage tank olein (kualitas bottling ), sedangkanMS tank digunakan untuk kualitas olein yang RBD oleinnya difilter spray dan hasilnyalangsung dialirkan ke storage tank olein (kualitas drumming , tinning dan industri).Sebelum ditansfer ke intermediate tank , untuk kualitas

bottling dan tinning ditambahkan antioksidan hal ini untuk mempertahankan kualitas minyak. Sedangkanuntuk kualitas drumming dan ndustri tidak ditambahkan antioksidan. Hal ini disebabkanminyak dengan kualitas drumming dan industri segera digunakan/dikonsumsi.

Leave a Comment

Anda mungkin juga menyukai