Anda di halaman 1dari 10

Ahli Sunnah Wal Jamaah Adalah .

Kamis, 8 Oktober 2009 8:19 | Usulidin | 4 Comments | Read 448 Times

Arti Ahlussunnah ialah Penganut Sunnah Nabi. Arti wal Jamaah ialah Penganut iitigad sebagai iitigad Jamaah sahabat-sahabat Nabi. Kaum Ahlussunnah wal Jamaah ialah kaum yang menganut iitiqad sebagai iitiqad yang dianut oleh Nabi Muhammad Saw, dan Sahabat-sahabat beliau. Iitiqad Nabi dan Sahabat-sababat itu telah termaktub dalam, al Quran dan dalam Sunnah Rasul secara terpencar-pencar, belum tersusun secara rapi dan teratur, tetapi kemudian dikumpulkan dan dirumuskan dengan rapi oleh seorang Ulama Ushuluddin yang besar, yaitu Syeikh Abu Hasan Ali al Asyari (Lahir di Basrah tahun 260 H. wafat di Basrah juga tahun 324 H. dalam usia 64 tahun). Karena itu ada orang yang memberi nama kepada kaum Ahlussunnah a al Jamaah dengan kaum Asyairah, jama dari Asyari, dikaitkan kepada Imam Abu Hasan Ali At Asyari tersebut. Dalam kitab-kitab, ushuluddin biasa juga dijumpai perkataan Sunny, kependekan Ahlussunnah wal Jamaah, orang-orangnya dinamai Sunniyun. Tersebut dalam kitab lhtihaf Sadatul Muttaqin karangan Imam Muhammad bin Muhammad al Husni az Zabidi, yaitu kitab syarah dari kitab, lhya Ulummuddin karangan Imam Ghazali, pada jilid II, pagina 6 yaitu: Apabila disebut kaum Ahlussunnah walJamaah, maka maksudnya ialah orang-orang yang mengikut rumusan (paham) Asyari dan paham .Abu Mansur al Maturidi. Siapa Abu Mansur al Maturidi ini ? Abu Mansur al Maturidi adalah seorang Ulama Ushuluddin juga, yang paham dan iitiqadnya sama atau hampir sama dengan Abu Hasan Al Asyari. Beliau wafat di sebuah desa bernama Maturidi Samarqand, di Asia Tengah pada tahun 333 H, terkemudian 9 tahun dari Imam Abu Hasan al Asyari. Sudah menjadi adat kebiasaan dalam dunia Islam, bahwa hokum-hukum agama yang digali dari Quran dan Hadits oleh seseorang Imam, maka hukum itu dinamai madzhab. Hasil ijtihad Imam Hanafi dinamai Madzhab Hanafi, hasil ijtihad Imam Maliki dinamai Madzhab Maliki, hasil ijtihad Imam Syafii dinamai Madzhab Syafii hasil ijtihad Imam Ahmad bin Hanbal dinamai Madzhab Hanbali, walaupun pada hakikatnya semuanya adalah agama Allah yang termaktub secara tersurat atau tersirat di dalam al Quran dan Hadits. Begitu juga dalam soal-soal iitiqad, Hasil galian dari Quran dan Hadits oleh Imam Abu Hasan al Asyari dinamai Madzhab Asyari atau faham Asyari, walaupun pada hakikatnya Imam Abu Hasan al Asyari hanya menggali, merumuskan, menfatwakan, menyiarkan, mempertahankan apa yang sudah ada dalam Quran dan Hadits juga, apa yang sudah diiitiqadkan oleh Nabi Muhammad Saw. dan sahabat-sahabat beliau. KAUM AHLUSSUNNAH WALJAMAAH (hal 24): Berkata Sayid Murtadha az Zabidi, pengarang kitab Ittihaf Sadaatul Muttaqin, yaitu kitab yang mensyarah kitab Ihya Ulumuddin, karangan Imam Ghazali : Apabila disebut Ahlussunnah wal Jamaah maka yang dimaksud dengan ucapan itu ialah paham atau fatwa fatwa yang disiarkan Oleh Imam Asyari dan Abu Mansur al Maturidi (Itihaf jilid II, halaman 6). Suatu hal lagi baik juga diketahui bahwa pada umumnya dunia. Islam mengangggap dalam furu syariat (fikih), yang benar adalah fatwanya Imam-imam Hanafi, Maliki, Syafii dan Hanbali, dan dalam Ushuluddin, yang benar dan yang sesuai dengan Quran dan Hadits, adalah fatwa kaum ahlussunnah wal Jamaah.

Kalau pembaca berjalan keliling dunia, dari Barat ke Timur atau dari Utara ke Selatan dan bertanya-tanya tentang Madzhab dalam furu syariat di dalam iitiqad di sesuatu daerah Islam, saudara-saudara akan mendapat jawaban begini : 1. Di 2. Di 3. Di 4. Di 5. Di 6. Di 7. Di 8. Di 9. Di 10. Di 11. Di 12. Di 13. Di 14. Di 15. Di 16. Di 17. Di 18. Di 19. Di 20. Di 21. Di 22. Di 23. Di 24. Di Syiah. 25. Di Maroko Madzhab Maliki/Ahlussunnah wal Jama.ah. Aljazair Madzhab Hanafi/Ahlussunnah wal Jamaah. Tunisia Madzhab Hanafi/Ahlussunnah wal Jamaah. Libya Madzhab Hanafi/Ahlussunnah wal Jamaah. Turki Madzhab Hanafi/Ahlussunnah wal Jamaah. Mesir Madzhab Hanafi dan Syafii/Ahlussunnah wal Jamaah. Iraq Madzhab Hanafi/Ahlussunnah wal Jamaah dan sebagian kecil Syiah (Najaf Karabela). India Madzhab Hanafi/Ahlussunnah wal Jamaah. Pakistan Madzhab Hanafi/Ahlussunnah wal Jamaah dan sebagian kecil Syiah Ismailiyah (Agha Khan). Indonesia Madzhab Syafii/Ahlussunnah wal Jamaah. Pilipina Madzhab Syafii/Ahlussunnah wal Jamaah. Thailand Madzhab Syafii/Ahlussunnah wal Jamaah. Malaysia Madzhab Syafii/Ahlussunnah wal Jamaah. Somali Madzhab Syafii/Ahlussunnah wal Jamaah. Sudan Madzhab Hanafi/Ahlussunnah wal Jamaah. Negeria Madzhab Hanafi/Ahlussunnah wal Jamaah. Afganistan Madzhab Hanafi/Ahlussunnah wal Jamaah. Libanon Madzhab Hanafi/Ahlussunnah wal Jamaah, sebagian Syiah. Hadharamaut Madzhab Syafii/Ahlussunnah wal Jamaah. Hijaz Madzhab Syafii dan Hanafi/Ahlussunnah wal Jamaah dan sedikit Hanbali/Wahabiyah. Nejdi Madzhab Hanbali/Wahabiyah. Yaman Madzhab Zaidiyah (Syiah), sebagian Syafiiyah/Ahlussunnah wal Ja-maah.. Iran Syiah Dua Belas. seluruh daerah Sovyet 90% dari 24.000.000 Muslim adalah Ahlussunnah wal Jamaah/Hanafi, 10% Tiongkok, Hanafi/Ahlussunnah wal Jamaah.

Begitulah daftarnya pada umumnya. Nampaklah bahwa sebahagian besar ummat Islam di atas dunia pada zaman sekarang adalah penganut dan pendukung paham Ahlussunnah wal Jamaah. FIRQAH-FIRQAH DALAM ISLAM (hal.11) Tersebut dalam Kitab Bugyatul Mustarsyidin, karangan Mufti Syaikh Sayid Abdurrahman bin Muhammad bin Husein bin Umar, yang dimasyhurkan dengan gelar BaAlawi, pada pagina 398, cetakan Mathbaah Amin abdul Majid Cairo (138 H.), bahwa 72 firqah yang sesat itu berpokok ada 7 firqah, yaitu :

1.

Kaum Syiah, kaum yang berlebih-lebihan memuja Saidina Ali Karamallahu wajhahu. Mereka tidak mengakui Khalifah-khalifah Abu Bakar, Umar dan Utsman, Radhiyallahuanhum.. Kaum Syiah kemudian berpecah menjadi 22 aliran. 2. Kaum Khawari yaitu kaum yang berlebih-lebihan membenci Saidina Ali Kw. bahkan ada di antaranya yang mengkafirkan Saidina Ali. Firqah ini berfatwa bahwa orang-orang yang membuat dosa besar menjadi kafir.Kaum Khawarij kemudian berpecah menjadi 20 aliran. 3. Kaum Mutazilah, yaitu kaum yang berpaham bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat, bahwa manusia membuat pekerjaannya sendiri, bahwa Tuhan tidak bisa dilihat dengan mata dalam syurga, bahwa orang yang mengerjakan dosa besar diletakkan di antara dua tempat, dan miraj Nabi Muhammad hanya dengan ruh saja, dan lain-lain. Kaum Mutazilah berpecah menjadi 20 aliran. 4. Kaum Murjiah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa membuat masiyat (kedurhakaan) tidak memberi mudharat kalau sudah beriman, sebagai keadaannya membuat kebajikan tidak memberi manfaat kalau kafir. 5. Kaum Najariyah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa perbuatan manusia adalah makhluk, yakni dijadikan Tuhan, tetapi mereka berpendapat bahwa sifat Tuhan tidak ada. Kaum Najariyah pecah menjadi 3 aliran. 6. Kaum Jabariyah, vaitu kaum yang memfatwakan bahwa, manusia majbur, artinya tidak berdaya apaapa. Kasab atau usaba tidak ada sama sekali. Kaum ini hanya 1 aliran. 7. Kaum Musyabbihah, yaitu kaum yang memfatwakan bahwa ada keserupaan Tuhan dengan manusia, umpamanya bertangan, berkaki, duduk di kursi, naik tangga, turun tangga dan lain-lainnya. Kaum ini hanya 1 aliran saja. Jadi, jumlahnya adalah :

1. Kaum Syiah 2. Kaum Khawarij 3. Kaum Mutazailah 4. Kaum Murjiah 5. Kaum Najariah 6. Kaum Jabariah 7. Kaum Musyabihah Jumlah

22 aliran. 20 aliran. 20 aliran. 5 aliran. 3 aliran.. 1 aliran. 1 aliran. 72 aliran.

Kalau ditambah dengan 1 aliran lagi dengan paham kaum Ahlussunnah wat Jamaah maka cukuplah menjadi 73 firqah, sebagai yang diterangkan oleh Nabi Muhammad SAW. dalam hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi.. Demikian Kitab Bugyatul Mustarsyidin.

Makalah Ahlusunnah wal jamaah


BAB PENDAHULUAN I

A. Latar Belakang Alus sunnah adalah kepercayaan ahlus salaf (sama dengan kepercayaan para pendahulu) yang bersandar kepada rasulullah saw. Sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan setia (baik) sampai hari kiamat. Ahlussunah terbagi menjadi dua yaitu : 1. Salaf Salaf artinya ulama terdahulu. Salaf terkadang dimaksudkan untuk merujuk generasi sahabat, tabii dan tabi tabiin para pemuka abad ke-3 H dan para pengikutnya pada abad ke-4 H yang terdiri atas para muhadditsin dan lainnya. 2. Khalaf Kata khalaf biasanya digunakan untuk merujuk poara ulama yang terlahir setelah abad ke-3 H dengan karakteristik yang berteolak belakang dengan apa yang dimiliki salaf. Diantaranya tentang penakwilan sifatsifat tuhan serupa dengan makhluk pada pengertian yang sesuai dengan ketinggian dan kesucian-Nya . B. 1. 2. 3. 4. 5. C. 1. 2. 3. Rumusan termasuk Siapa doktrin-doktrin Siapa doktrin-doktrin Tujuan dan sejarah doktrin-doktrin Masalah Ahlussunnah? Al-Asyari? Al-Asyari? Al-Maturidi? Al-Maturidi? Pembahasan ahlussunnah Al-Asyari Al-Asyari

Siapakah Bagaimana Bagaimana

yang

golongan teologi teologi

Mengetahui Mengetahui Mengetahui

memahami ringkas teologi

4. 5.

Mengetahui Mengetahui

sejarah doktrin-doktrin

ringkas teologi

Al-Maturidi Al-Maturidi

BAB KHALAF (Al-Asyari Oleh:

dan Amin

II AHLUSSUNNAH Al-Maturidi) Fuadi

A. Pengertian Ahlussunnah Kata Khalaf bisanya digunakan untuk merujuk para ulama yang lahir setelah abad 3 H dengan kresteristik yang bertolak belakang dengan apa yang dimiliki salaf. Menurut Siradjuddin Abbas, Ahlussunnah ialah penganut sunnah Nabi Muhammad saw. Sedangkan Waljamaah ialah penganut Itiqad sebagai Itiqad jamaah sahabat-sahabat Nabi Muhammad saw. Syekh Abdul Jeilani menyebutkan bahwa : Sunnah : Segala sesuatu yang dilakukan oleh Rasulullah SAW Al-Jamaah : Apa yang disepakati oleh para jamaah sahabat nabi pada masa khalifah yang empat. Menurut Abdul Hadi awing, ahlussunnah adalah yang mengakui Nabi Muhammad sebagai Rasulullah,dan mengakui kekhalifahan khulafaurrasyidin. Rosulullah saw bersabda: / / Telah terpecah umat yahudi menjadi 71 firqoh, begitu pula umat Nashara. Sedangkan umatku akan terpecah menjadi 73 firqoh. /HR.Tirmidzi/ : : / Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad ditangan-Nya, akan berfirqoh umatku sebanyak 73 firqoh. Yang satu masuk surge dan 72 firqoh yang lainnya masuk neraka./HR.Jmam Thabrani/ Dari beberapa definisi diatas, maka ungkapan Ahlussunnah atau yang sering disebut Sunni ini dapat dibedakan menjadi 2 pengertian, yaitu umum dan khusus. Sunni dalam pengertian umum adalah lawan dari kelompok syiah. Adapun Sunni dalam pengertian khusus adalah lawan dari kelompok mutazilah. Pengertian Sunni secara khusus inilah yang akan kami pakai dalam pembahasan selanjutnya,yang mana term Ahlussunnah banyak dipakai setelah munculnya aliran Asyariyyah dan Maturidiyyah. B. Al-ASYARI a. Riwayat Singkat Al-Asyari Nama lengkapnya adalah Al-Hasan Ali bin Ismail bin Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah bin Abi Musa Al-Asyari atau yang sering disebut dengan Syekh Abu Hasan Ali al-asyari. Beliau dilahirkan di Bashrah (irak) pada tahun 260 H/873 M, dan wafat ketika hijrah di Baghdad pada tahun 324 H/935 M. Pada waktu kecilnya, ia berguru pada seorang tokoh mutazilah terkenal yang bernama AlJubbai. Aliran ini terus diikutinya sampai ia berumur 40 tahun, dan tidak sedikit dari hidupnya digunakan untuk mengarang buku ke-mutazilahan. Menurut suatu riwayat, ketika ia berumur 40 tahun, ia mengasingkan dirinya dirumahnya selama 15 hari. Setelah itu ia pergi ke masjid besar Bashrah dan melontarkan kata-kata sebagai berikut:Saya tidak lagi mengikuti paham aliran mutazilah dan saya harus menunjukkan keburukan-keburukan dan kelemahankelemahannya. Boleh jadi, ia telah lama mengadakan peninjauan terhadap paham mutazilah, dan tempo 15 hari tersebut merupakan puncaknya, sebab sebelumnya ia banyak mengadakan perdebatan-perdebatan dengan gurunya (al-jubbai) tentang dasar-dasar paham aliran mutazilah. Diantara perdebatan-perdebatan itu ialah mengenai soal al-ashlah (keharusan mengerjakan yang terbaik bagi tuhan) sebagaimana yang telah maktub dibawah ini:

Al-Asyari : Bagaimana pendapat tuan tentang mikmin, kafir, dan anak kecil yang mati? Al-Jubbai : Mukmin mendapatkan tingkatan yang tertinggi (surga), kafir masuk neraka, dan anak kecil tergolong orang yang selamat. Al-Asyari : Kalau anak kecil tersebut ingin mencapai tingkatan tertinggi, dapatkah ia? Al-Jubbai : Tidak dapat, karena akan dikatakan kepadanya Mukmin tersebut mendapat tingkatan tertinggi karena ia menjalankan ketaatan, sedangkan engkau tidak. Al-Asyari : Jika anak kecil tersebut menjawab Itu bukan salah saya, kalau sekiranya Tuhan menghidupkan aku (sampai besar), tentu aku akan mengerjakan ketaatan sebagaimana yang telah dilakukan mukmin tersebut Al-Jubbai : Tuhan akan berkata Aku lebih tahu tentang engkau. Kalau engkau hidup sampai besar, maka engkau akan mendurhakai Aku, dan Aku akan menyiksamu. Maka dari itu Aku matikan engkau sebelum dewasa. Al-Asyari : Kalau kafir berkata: Ya Tuhan, Engkau maha mengetahui keberadaanku dan juga keberadaan anak kecil itu, tapi mengapa Engkau tidak mengambil tindakan terhadapku sebagaimana tindakanMu terhadap anak kecil itu?. Kemudian Al-Jubbai langsung diam dan tak kuasa menjawab lagi. Selain sebab diatas, Al-Asyari meninggalkan aliran mutazilah juga karena adanya perpecahan perpecahan yang dialami kaum muslimin yang bisa menghancurkan mereka kalau aliran mutazilah tidak segera diakhiri. Ia juga sangat menghawatirkan al-Quran dan Hadis menjadi korban paham-paham mutazilah yang menurutnya tidak dibenarkan, karena didasarkan atas pemujaan akal fikiran, sebagaimana juga dikhawatirkan menjadi korban sikap ahli hadis anthropomorphist yang hanya memegangi nas-nas saja. Oleh karena itu, Asyari mengambil jalan tengah antara golongan rasionalis dan golongan textualis yang ternyata jalan tersebut lebih diterima oleh mayoritas kaum muslimin. Suatu unsur utama bagi kemajuan aliran Asyariyyah ialah karena aliran ini mempunyai tokoh-tokoh kenamaan. Tokoh-tokoh tersebut antara lain; al-Baqillani, ibnu Faurak, ibnu ishak al-isfaraini, Abdul kahir alBaghdadi, imam al-haramain al-juwaini, abdul mudzaffar al-isfaraini, Al-Ghazali, ibnu Tumart, as-Syihritsani, ar-Razi, Al-Iji, al-Sanusi. b. Doktrin-Doktrin Teologi Al-Asyari Pemikiran Al-Asyari yang terpenting adalah : 1). Tuhan dan sifat-sifat-Nya Al-Asyari menyatakan bahwa Allah mempunyai sifat-sifat yang tidak identik dengan zat-Nya. Sifat Tuhan berbeda dengan sifat makhluk. Ia juga menyatakan bahwa orang yang meyakini keberadaan sifat-sifat Tuhan itu bukan termasuk musyrik, karena sekalipun dengan sebutan yang berbeda, akan tetapi sifat tersebut menyatu dengan zat, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Al-Asyari: Sifat itu tetap bertempat pada zat, sifat itu bukan zat, dan bukan pula lain dari zat. 2). Kebebasan Dalam Berkehendak Menurut Asyariyah, kehendak Allah itu maha meliputi. Allah juga maha berkuasa, maka Dia berhak untuk tidak menjalankan janji-janji maupun ancamannya. Perbuatan manusia diciptakan oleh Allah, dan manusia hanya memperoleh (kasb) perbuatan tersebut. Pernyataan ini disandarkan pada QS. Al-Hadid:22 Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. 3). Kriteria Baik dan Buruk Al-Asyari mengatakatan bahwa baik dan buruk harus berdasarkan pada keterangan syariah atau petunjuk wahyu. Oleh sebab itu, hakikat perbuatan manusia bersumber dari kekuasaan Allah yang bersamaan dengan kemampuan dan kehendak manusia yang keberadaanya itu sesuai dengan terjadinya perbuatan itu sendiri.

Apabila manusia bertindak sesuai dengan aturan Allah yang terdapat dalam al-Quran, maka ia berakhlak. Dan jika tidak sesuai, maka ia bias dinilai tidak berakhlak. 4). Qodimnya Al-Quran Al-Asyariyah meyakini bahwa kalam Allah (al-Quran) bukan makhluk. Pendapat ini disandarkan pada QS.ArRum:25 Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur). Menurut Asyariyah, Perintah Allah adalah firman-Nya. Bila Allah memerintahkan keduanya untuk berdiri, lantas keduanya berdiri dan tidak terjatuh karena berdirinya keduanya itu adalah atas perintah Allah. 5.) Melihat Allah Al-Asyari mengatakan bahwa Allah dapat dilihat di akhirat tetapi tidak dapat digambarkan atau dilihat dengan cara dan arah tertentu. Kemungkinan ruyat dapat terjadi manakala Allah sendiri yang menyebabkan dapat dilihat atau bilamana Ia menciptakan kemampuan penglihatan manusia untuk melihat-Nya. 6). Keadilan Pada dasarnya, Al-Asyari sependapat dengan mutazilah bahwa Allah itu adil. Mereka berbeda pendapat dalam memaknai keadilan. Menurut mutazilah, Allah harus seimbang dalam memberikan pahala amal perbuatan manusia. Sedangkan menurut al-Asyari, Allah tidak memiliki keharusan apapun karena ia adalah Penguasa Mutlak. 7). Kedudukan Orang Berdosa Al-Asyari mengatakan bahwa Mukmin yang berbuat dosa besar adalah mukmin yang fasik, sebab iman tidak mungkin hilang karena dosa selain kufur. Oleh karena itu, mukmin yang fasik itu berada pada kehendak Allah. Jika Allah berkehendak, Dia akan mengampuni dan memasukkannya kedalam surga. Dan jika berkehendak lagi, maka Allah akan menyiksa kefasikannya kemudian memasukkannya ke surga. C. AL-MATURIDI a. Riwayat Singkat Al-Maturidi Abu Mansur Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmud Al-Maturidi dilahirkan di Samarkand (daerah Uzbekistan, sovyet) pada pertengahan kedua dari abad kesembilan masehi atau pertengahan abad ketiga hijrah, tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti hanya diperkirakan tahun 333 H/944 M. dan wafat tahun 268 H. tidak banyak diketahui riwayat hidupnya. Ia mencari ilmu pada pertiga akhir dari abad ketiga hijrah, dimana aliran mutazilah mulai mengalami kemunduran. Diantara gurunya adalah Nashr bin yahya al-Balakhi(wafat 268H). Pada masa al-Maturidi, terjadi perdebatan antara aliran fiqh hanafiyah dan fiqh syafiiyyah. Dan dalam masalah fiqh, maturidi mengikuti madzhab hanafi. Ia adalah pengikut abu hanifah, faham-faham teologinya banyak persamaan dengan faham-faham Abu Hanifah. Sistim pemikiran teologi yang ditimbulkan Abu Manshur termasuk dalam golongan Ahlussunnah wal Jamaah dan dikenal dengan nama al-Maturidiyyah. Kebanyakan ulama maturidiyyah terdiri dari orang pengikut aliran fiqh hanafiyyah, seperti; Fachruddin alBazdawi, at-Taftazani, an-Nasafi, Ibnul Hummam, dan lain-lain. b. Doktrin-doktrin Teologi Al-Maturidi 1. Tuhan dan Sifat-Sifat-Nya Al-Maturidi sependapat dengan Al-Asyari bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat sama, bashar, dan sebagainya. Akan tetapi menurut Maturidi, sifat tersebut tidak dikatakan sebagai esensi-Nya dan bukan pula lain dari esensi-Nya. Sifat-sifat Tuhan tidak berwujud tersendiri dari dzat, melainkan dzat yang tanpa terpisah. 2. Kekuasaan dan Kehendak Mutlak Tuhan Al-Maturidi mengatakan bahwa segala perbuatan yang baik maupun yang buruk adalah ciptaan Tuhan, tetapi

menurut Al-Maturidi bukan berarti Tuhan berbuat berkehendak dengan sewenang-wenang serta sekehendakNya semata, tapi sesuai dengan hikmah dan keadilan yang sudah ditetapkan-Nya sendiri. 3. Melihat Tuhan Al-Maturidi mengatakan bahwa manusia dapat melihat Tuhan, sesuai dengan firman Allah Surah Al-Qiyamah ayat 22 dan 23. Tuhan kelak diakhirat dapat dilihat dengan mata, karena Tuhan memiliki wujud walaupun ia immaterial. Namun melihat Tuhan, kelak diakhirat tidak dalam bentuknya(bila kaifa), karena keadaan diakhirat tidak sama dengan di dunia. 4. Pengutusan Rasul Menurut Al-Maturidi, akal tidak selamanya mampu mengetahui kewajiban yang dibebankan kepada manusia. Akal memerlukan bimbingan wahyu untuk mengetahui kewajiban-kewajiban tersebut. Jadi, pengutusan Rasul berfungsi sebagai sumber informasi. Tanpa mengikuti ajaran wahyu, berarti manusia telah membebankan sesuatu yang berada diluar kemampuanya kepada akalnya. 5. Kalam Allah Al-Maturidi membedakan antara kalam yang tersusun dengan huruf dan bersuara dengan kalam nafsi. Menurutnya, kalam nafsi adalah sifat qadim bagi Allah. Sedangkan kalam yang tersusun dari huruf dan katakata adalah baharu(hadis). Akan tetapi secara tidak langsung, Al-Maturidi sependapat dengan Al-Asyari bahwa Al-Quran bersifat Qadim dan bukan makhluk. 6. Pelaku Dosa Besar Al-Maturidi mengatakan bahwa orang yang melakukan dosa besar tidak kafir dan tidak kekal dalam neraka walaupun ia mati sebelum bertobat, karena Allah telah berjanji pada manusia akan memberikan balasan sesuai dengan perbuatannya. Kalau yang kekal di dalam neraka itu adalah untuk orang yang berbuat dosa syirik. Menurutnya, iman cukup dengan tasdiq dan iqrar saja. Sedangkan amal merupakan bentuk penyempurnaan iman. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Ahlussunnah (Sunni) dapat dibedakan menjadi 2 pengertian, yaitu umum dan khusus. Sunni dalam pengertian umum adalah lawan dari kelompok syiah. Adapun Sunni dalam pengertian khusus adalah lawan dari kelompok mutazilah. Ajaran Ahlusunnah meliputi: a. Bahwa sesungguhnya mereka tidak meniadakan sifat-sifat Allah yang telah disifatkan oleh-Nya, dan tidak mengajukan pertanyaan bagaimana itu dan tidak menyamakan sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat makhlukNya. b. Bahwa mereka beritikad (berkeyakinan) bahwa Allah SWT tidak ada yang melebihi, tidak dapat disaingi dan tidak bisa diukur dengan makhluk-Nya. c. Dan Alus sunnah mereka tidak menyimpang dari apa yang dibawa para Rasul dari hadirat Tuhan seru sekalian alam. d. Pendapat dalam penetapan sifat terhadap Allah SWT, bagi Ahlus sunnah, seperti pendapat mereka tentang dzat Allah yang berbeda dari makhluk-Nya. e. Sifat-sifat Allah dalam al-Quran banyak sekali, begitu pula dalam sunnah rasul Saw, kesempurnaan-Nya tidak terbatas dan hakikat-Nya tidak bisa dicapai oleh akal manusia. B. Kritik dan Saran Alhamdulillah, dengan terselesaikannya makalah ini, semoga bermanfaat bagi kami (penulis) pada khususnya, dan juga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Seberapun sempurnanya kami, kami hanyalah manusia awam yang tidak luput dari salah dan khilaf. Maka dari itu, kritik dan saran selalu kami harapkan untuk lebih menyempurnakan hal-hal yang belum sempurna dari kami.
blog.re.or.id > General > Gambaran Umum Ahli Sunnah wal Jamaah

Gambaran Umum Ahli Sunnah wal Jamaah


General category

Prinsip utama yg membedakan Ahli Sunnah wal Jamaah dgn golongan lain adl komitmen mereka terhadap sunnah Rasulullah saw dan jamaah sahabat yg diridlai Allah SWT. Hal inilah yg membentuk pandangan umum yg dapat digunakan utk mengenali mereka. Selain itu prinsip tersebut merupakan isyarat yg menunjukkan sikap moderat mereka yg membedakannya dgn golongan kelompok dan aliran yg menyimpang. Ahli Sunnah wal Jamaah mempersatukan ad-din melalui ilmu dan amalan lahir dan batin. Ahli Sunnah wal Jamaah mempersatukan ad-din secara keseluruhan melalui ilmu amalan lahir dan batin dgn selalu berpegang kepada kemurnian Islam yg dibawa Nabi saw dan dipelihara oleh para sahabat. ltiqad golongan yg selamat adl gambaran yg dipredikatkan oleh Nabi saw dgn keselamatan sebagaimana sabdanya Umatku akan terpecah-belah menjadi 73 golongan yg 72 golongan masuk neraka dan yg satu masuk surga. Golongan ini adl yg mengikuti jalan hidup seperti yg aku tempuh hari ini dan jalan para sahabat. ltiqad inilah yg ditinggalkan Nabi saw dan para sahabat yg diridlai Allah. Oleh krn itu barangsiapa yg mengikuti mereka termasukiah ke dalam Firqah an-Najiyah . Jalan hidup mereka adl dinul Islam yg dengannya Rasulullah saw diutus. Akan tetapi Rasulullah mengabarkan bahwa umatnya akan terpecah menjadi 75 golongan sernuanya masuk neraka kecuali satu yaitu al-jamaah. Dan dalam hadits lain disebutkan Mereka yg menempuh jalan hidup yg aku tempuh dan para sahabatku yg selalu berpegang teguh pada kemurnian Islam serta bersih dari percampuran merekalah Ahli Sunnah wal Jamaah. Ahli Sunnah mempersatukan ad-din secara menyeluruh dan menegakkan ajarannya. Mereka berhimpun di atas hal itu. Sesungguhnya yg menjadi faktor penyebab kesatuan dan kerukunan adl menyatukan ad-Din dan mengamalkan ajarannya secara menyeluruh dalam rangka ibadah kepada Allah semata tiada menyekutukan-Nya dgn apa pun sebagaimana yg diperintahkan-Nya baik lahir maupun batin. Sedangkan faktor penyebab perpecahan tidak lain adl meninggalkan sebagian dari apaapa yg diperintahkan-Nya dan berbuat kezhaliman di antara mereka. Al-Jamaah akan membuahkan rahmat dan kebahagiaan dunia-akhirat serta berserinya wajah . Sedangkan alFirqah akan mendatangkan siksa dan laknat-Nya membuat hitam dan muram wajah di samping menjauhnya Rasulullah dari mereka. Hal ini jelas meropakan daia bahwa ijma adl hujjah yg qathi. Karena jika mereka berhimpun dan sama-sama mentaati Allah tentulah mereka akan mendapatkan rahmat-Nya. Oleh sebab itu tidak akan ada ketaatan kepada Allah dan tidak akan pula kedatangan rahmat-Nya bila mereka melakukan perbuatan yg tidak diperintah oleh-Nya baik dalam hal keyakinan perkataan ataupun perbuatan. Artinya jika perkataan atau amalan yg mereka himpun tidak berdasarkan perintahAllah tentulah tidak akan lahir ketaatan kepada-Nya dan tidak ada sebab yg mendatangkan rahmat-Nya. Manakala manusia telah meninggalkan sebagian yg diperintahkan Allah SWT maka saat itu pula timbul permusuhan dan kebencian. Dan jika satu kaum telah berpecah-belah akan rusak dan binasalah mereka. Sebaliknya jika satu kaum berhimpun maka akan lahirlah kebaikan penuh darnai dan mereka dapat berkuasa. Maka jamaah adl rahmat sedangkan firqah disimpulkan sebagai adzab. Ahli Sunnah adl golongan tengah dan lurus.

Ahli Sunnah wal Jamaah adl golongan tengah lagi lurus di antara berbagai kelompok umat antara melebihkan dan mengabaikan. Mereka berada di tengah-tengah kelompok umat sebagaimana keberadaannya di tengah-tengah berbagai aliran dan agama. jalan lurus ini adl Dinul Islam yg bersih sebagaimana termaktub dalam Kitabullah. Jalan yg lurus adl Ahli Sunnah Waijamaah krn sunnah mahdiah adl Dinul Islam yg mumi. Hal ini telah banyak disebutkan dalam hadits Nabi dalam berbagai versi yg diriwayatkan oleh para Ahli Sunnah dan para Musnad seperti Imam Ahmad Abu Daud Turmudzi dan lainnya bahwa Nabi saw bersabda Umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan sernuanya masuk neraka kecuali satu. yaitu al-jarnaah. Dan dalam riwayat lain dikatakan Mereka adl orana-orana yg menempuh jalan seperti yg aku tempuh hari ini dan para sahabatku. Golongan yg selamat adl Ahli Sunnah krn mereka berada di tengah-tengah berbagai aliran sebagaimana halnya Islam sendiri berada di tengah-tengah antara berbagai agama. Demikian pula dalam semua perkara sunnah mereka mengambil jalan tengah sebab mereka berpegang teguh kepada Kitabullah sunnah Rasul serta ijma para sabiqun awwalun dari kaum Muhajirin dan Anshar beserta orang-orang yg mengikuti mereka dgn baik. Mereka berada di tengah-tengah di antara flrqah-firqah umat sebagaimana halnya umat Islam itu sendiri adl pertengahan di antara umat-umat yg lain. Oleh krn itu mereka bersikap moderat dalam masalah sifat-sifat Allah antara golongan tathil dari golongan Jahmiyah dgn golongan ahli tamsil dari golongan Musyabbihah. Mereka juga bersikap moderat dalam masalah afal Allah antara faham Qadariyah dgn Jabariyah. Demikian pula dalam masalah janji dan ancaman antara Murjiah dgn Waidiyah dari golongan Qadariyah lainnya. Mereka juga bersikap moderat dalam masalah istilah-istilah iman dan ad-Din antara golongan Huririyah dgn Mutazilah serta antara Murjiah dgn Jahmiyah; dan dalam soal para sahabat Rasul antara Rafidlah dgn Khawarij. Ahli Sunnah wal Jamaah berpegang teguh kepada Al-Quran Sunnah dan ijma. Ahli Sunnah wal Jamaah adl orang-orang yg berpegang teguh kepada Al-Quran Sunnah dan ijma. Merekalah orang-orang yg taat mengikuti ad-Din yg datang dari Rasulullah bukan din yg berasal dari filsufdan ahli kalam. Orang-orang yg menghimpun tiga hal utama yg merupakan sumber kebaikan akan mendapat pahala dari Rabb mereka selamat dari hukuman-Nya tiada takut terhadap apa yg ada di hadapan mereka serta tidak merasa cemas dan sedih terhadap apa yg mereka tinggalkan . Tiga hal itu ialah mengimani penciptaaan dan kebangkitan awal penciptaan dan tempat kembalinya; beriman kepada Allah dan hari akhir; beramal shaleh . Ahli Sunnah wal Jamaah adl penerus sejarah bagi penganutagama Islam. Ahli Sunnah wal Jamaah adl asal-muasal dalam umat Muhammad. Mereka juga merupakan penerus tabiat alami dan benar bagi pemeluk agama ini sebagaimana halnya millah Muhammad saw menjadi penerus alami dan benar bagi millah-millah para nabi pendahulunya. Oleh krn itu jika ada golongan lain di luar Ahli Sunnah wal Jamaah maka asing bagi millah ini dan dianggap sebagai golongan minoritas yg menyimpang dan jalan yg asli dan benar. Hadits-hadits shahih yg diriwayatkan oleh Abu Daud Turmudzi Nasai dan lainnya -yang sering

disebut sebelum ini dgn lafazh yg berbeda-beda menyebutkan tentang golongan yg selamat dan masuk surga atau golongan mayoritas yg disebut dgn al-jamaah. Pemberian predikat golongan yg selamat ini dikarenakan mereka termasuk Ahli Sunnah wal Jamaah kelompok mayoritas terbesar. Adapun golongan lainnya termasuk golongan menyimpang berpecah-belah bidah dan mengikuti hawa nafsu. Karena golongan-golongan tersebut senantiasa memisah-misahkan kitabullah snnah dan ijma. Maka barang siapa berkata berdasarkan kitabullah sunnah dan ijma mereka termasuk Ahli Sunnah wal Jamaah. Sumber Manhaj dan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah Muhammad Abdul Hadi al-Mishri Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia sumber file al_islam.chm

Anda mungkin juga menyukai