I.
Pendahuluan Lignocellulosic fibers sudah banyak dikembangkan dalam beberapa tahun belakangan ini pada fiber reinforced cement composites (biasa disebut fiber reinforced cement composites) yang bebas kandungan asbestos[1]. Wood fibers ini banyak digunakan karena memiliki banyak keuntungan dibandingkan asbestos dari segi keberadaan, harga, proses produksi dalam membuat fiber reinforced cement composites dengan berbagai macam bentuk, kemampuannya untuk didaur ulang dan tidak bersifat hazard. Pada studi sebelumnya ditemukan bahwa pulped wood fibers dapat menggantikan asbestos fibers sebagai pengganti dari produk bangunan yang memanfaatkan sifat fibercement[2]. Penggantian asbestos ke cellulose fiber sangat menekan harga tanpa mengurangi sifat mekanis dari komposit. Cellulose fibers memiliki sifat yang meningkatkan kekuatan tarik dan fleksural juga ketangguhan dari komposit, yang dipengaruhi oleh kandungan dan panjang fiber yang digunakan. Masalah yang mungkin terjadi, yaitu fiber dapat mengalami kerusakan dari tingginya sifat alkali matriks semen dan kelembapan lingkungan yang tinggi. Sehingga perlu dilakukan studi untuk memahami perilaku cellulose fiber reinforced cement composites pada perubahan iklim atau cuaca yang terjadi di lingkungan sekitarnya [1]. Perilaku jangka panjang dari material yang dipengaruhi oleh lingkungan dapat dilihat dari observasi langsung pada material yang terekspos oleh kondisi lingkungan dalam beberapa tahun. Hanya saja metode tersebut tidak efisien dikarenakan butuh waktu yang sangat lama. Metode yang lebih cepat, efisien namun representatif adalah dengan melakukan pengujian accelerated ageing [1].
Gambar 1. Mikrostruktur cellulose fiber reinforced cement composites yang tidak diberi perlakuan ageing [3]
Gambar 2. Mikrostruktur ageing cellulose fiber reinforced cement composites pada (a) lingkungan normal (b) lingkungan CO2 [3]
Gambar 1 menunjukkan perpatahan matriks yang terbuka pada permukaan patahan patahan cellulose fiber reinforced cement composites. Perpatahan pada komposit yang tidak diberi perlakuan ageing ini mengalami retak pada matriks dan bahkan komposit mengalami debonding. Pada Gambar 2a terlihat ada fiber yang rusak namun matriksnya masih cenderung padat. Pada kondisi tersebut terjadi debonding antara cellulose fiber dengan matrix disekitarnya. Sedangkan pada Gambar 2b, tipe perpatahan dari komposit cenderung getas dengan fiber yang rusak pada bidang perpatahan. Mikrostruktur tersebut dibandingkan dengan komposit yang mengalami natural ageing selama 5 tahun yang ditunjukkan pada Gambar 3. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa serat mengalami perpatahan getas, dan menunjukkan matriks yang padat dan keras. Tidak terjadi debonding pada komposit ini.
Gambar 3. Mikrostruktur cellulose fiber reinforced cement composites yang mengalami natural ageing selama 5 tahun (a) perpatahan getas dengan matriks padat (b) perpatahan getas dengan matriks yang berpori [3]
Berdasarkan mikrostruktur diatas dapat disimpulkan tipe perpatahan dari cellulose FRCC adalah : a. Ductile pull-out Fiber tertarik keluar dari matriks dan matriks disekitar fiber cenderung berpori. Terjadi pada komposit yang tidak diberi perlakuan ageing b. Brittle hollow Fiber mengalami kegagalan dekat dengan permukaan patahan yang menunjukkan struktur rongga dari fiber. Terjadi debonding antara matriks dengan fiber yang menyebabkan komposit menjadi getas dan kehilangan kekuatannya. Perpatahan ini terjadi pada komposit yang diberikan perlakuan ageing di lingkungan normal. c. Brittle pertrified Fiber mengalami kegagalan pada permukaan patahan yang memperlihatkan kepadatan matriks. Tidak terjadi debonding antara matriks dengan fiber. Kekuatan dan modulus elastisitas dari komposit ini meningkat hampir 80 %. Perpatahan ini merupakan karakteristik dari komposit yang diberikan perlakuan ageing di lingkungan CO2. Berdasarkan tiga mode perpatahan diatas, dapat disimpulkan bahwa perpatahan brittle-petrified terjadi peningkatan kekuatan komposit. Hal tersebut dikarenakan siklus dry and wet pada lingkungan normal melemahkan fiber sehingga terjadi kegalalan
REFERENSI 1 R. MacVicar, L.M. Matuana, J.J. Balatinecz. (1999). Aging mechanisms in cellulose fiber reinforced cement composites. Cement & Concrete Composites, 189-196. 2 3 Coutts RSP, Ridikas V. (1982). Refined wood fibre-cement products. Appita. A. Bentur, S. A. S. Akerst. (1989). The microstructure and ageing of cellulose fibre reinforced cement composites cured in a normal environment. The International Journal of Cement Composites and Lightweight Concrete 11. 4 W. R Sharman, B. P Vautier (1989). Accelerated durability testing of autoclaved wood fiber reinforced cement sheet composites.