Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Tahun Ajaran 2012/2013
RESORPSI INTERNAL GIGI Definisi Resorpsi internal adalah hilangnya jaringan keras gigi yang bermula di bagian dalam dentin rongga pulpa. Lesinya bisa mahkota atau akar atau kadang-kadang meliputi akar dan mahkota, bisa berjalan lambat atau bisa juga berjalan cepat sehingga dalam beberapa bulan telah menimbulkan perforasi. Hal ini menyebabkan pembesaran ukuran dari ruang pulpa dengan mengurangi struktur gigi dan bersifat progresif. Penyebab resorpsi internal belum diketahui pasti tetapi trauma yang pernah dialami sering dijumpai pada banyak kasus. Awal mula terjadinya sering dihubungkan dengan injuri traumatik, oklusi traumatik, inflamasi dan infeksi pada pulpa setelah perawatan. Resorpsi internal dapat diinisiasi oleh trauma akut pada gigi, pulp capping direct dan indirect, pulpotomy, dan invaginasi enamel. Etiologi aktivasi odontoklas tidak diketahui tetapi mungkin berhubungan dengan peradangan dari jaringan pulpa. Proses resorpsi adalah akibat aktivitas osteoklas (dentinoklas) yang meningkat yang menyebabkan terasorpsinya dinding dentin, yang berjalan dari pusat ke perifer. Proses resorpsi ditandai dengan terbentuknya lakuna yang kadang-kadang diisi oleh jaringan osteoid. Osteoid ini dianggap sebagai suatu upaya untuk melakukan reparasi. Sel mononukleus dan sel raksasa juga sering dijumpai. Kebanyakan kasus resorpsi interna merupakan kasus yang tidak menimbulkan simptom. Responnya terhadap tes pulpa dan periapeks biasanya normal. Gambaran klinis Resorpsi internal dapat mempengaruhi gigi baik dalam pertumbuhan gigi primer atau sekunder. Hal ini paling sering terjadi pada gigi permanen, biasanya pada gigi insisivus pertama dan molar pertama dan kedua. Bila lesi terjadi pada ruang pulpa mahkota maka dapat meluas sampai mahkota memiliki bayangan gelap. Jika pulpa membesar dan mempeforasi dentin serta melibatkan enamel maka muncul sebagai bercak merah muda (pink spot), dan mungkin melubangi mahkota hingga menyebabkan pulpitis. Jika resorpsi sangat luas dapat melemahkan gigi dan menyebabkan gigi fraktur. Hal ini juga mungkin bahwa pulpa dapat meluas ke ligamen periodontal dan menyebabkan infeksi pulpa.
Gambaran radiografi Radiografi dapat mengungkapkan gejala awal lesi resorpsi internal. Gambaran radiografi dari lesi resorpsi internal terlihat radiolusen, biasanya berbatas halus dan jelas, distribusinya pada akar gigi simetris, radiolusensinya tidak seragam, saluran akar dapat ditelusuri melalui lesi dan dinding saluran akar terlihat membesar. Lesi radiografi tampak radiolusen dan bulat, oval, atau memanjang dalam akar atau mahkota dan berkesinambungan dengan gambaran ruang pulpa dan saluran akar. Secara radiologis terlihat pelebaran yang tidak teratur di dalam kompartemen saluran akar dan ini bersifat homogen, tanpa tulang trabekula atau batu pulpa.
Resorpsi internal akar dapat dilihat di mahkota, A (gigi 46), sebagai pelebaran ruang pulpa atau di akar, B (gigi 22) dan C, sebagai pelebaran saluran pulpa. Dalam sebuah gigi insisivus (setelah pengurangan mahkota),
resorpsi internal di mahkota sebuah premolar kedua sebelum erupsi. Perawatan 1) Pengangkatan jaringan pulpa dan preparasi saluran akar Pengangkatan jaringan inflamasi pada daerah yang mengalami kerusakan terkadang sulit dilakukan. Oleh karena itu, untuk membersihkan dan membentuk saluran akar diperlukan agen kimia atau alat ultrasonic. Agen kimia yang biasa digunakan adalah Sodium Hypochloride (NaOCl), hal ini harus dilakukan untuk menghilangkan dan melarutkan sisa sisa perlekatan pulpa pada daerah yang rusak yang tidak dapat dicapai dengan prosedur prosedur pengisisan. NaOCl merupakan agen antimicrobial yang kuat, bahan pelarut jaringan nekrotik yang baik, dan bahan irigasi endodontik yang paling efektif untuk mengangkat debris pulpa dari saluran akar. Alat ultrasonic dengan semprotan volume tinggi dapat juga efektif dalam membersihkan daerah yang mengalami resorpsi. 2) Pengisian saluran akar Kerusakan resorbsi internal bentuknya tidak rata dan tidak terjangkau, maka pengisian saluran akar dapat menjadi sulit. Jika kerusakan daerah resorbsi terjadi pada bagian koronal pada apeks, bagian saluran akar dan daerah resorbsi dapat diisi dengan gutta percha dengan beberapa tehnik yang ada. Bagaimanapun, daerah resorpsi harus diisi dengan bahan yang akan mengalir kedaerah kerusakan yang tidak rata. Tehnik pengisian yang diindikasikan seperti kondensasi vertical dengan gutta percha hangat, gutta percha thermoplastic atau tekanan injeksi. Jika kerusakan berukuran sedang, tehnik tehnik ini akan mengisi daerah dengan sempurna. Jika kerusakannya besar, tekanan kondensasi yang baik dibutuhkan selama pengisian daerah resorbsi. Jika lokasi resorpsi mencapai struktur sehat gigi, tindakan ini jelas dan efektif.
Pada kasus perluasan resorpsi internal, dimana terdapat perforasi dinding gigi atau tanpa perforasi, gaya vertical atau lateral yang berlebihan selama kondensasi harus dihindari untuk mencegah bahan pengisi keluar ke periodonsium. Pada kasus ini penggunaan Calsium Hydroxide (Ca[OH]2) didasar saluran akar sebaiknya dipertimbangkan bersama dengan bahan pengisi gutta percha. Ca[OH]2 mempunyai potensial untuk menstimulasi respon perbaikan osseus, perforasi pada dinding akar selanjutnya jelas harus diisi. 3) Perforasi resorpsi internal Jika resorpsi internal telah berkembang menuju periodonsium; penatalaksanaannya dihadapkan pada masalah tambahan adanya inflamasi periodontal, perdarahan, dan pengisian saluran akar. Secara klinis, setelah seluruh pulpa diangkat biasanya akan ada perdarahan pada saluran akar. Bila saluran akar dikeringkan dengan paper point, akan tampak perdarahan hanya pada daerah perforasi. Untuk pemeriksaan radiografik dari perforasi diperlukan penempatan pasta Calsium Hydroxide Barium Sulphate sangat radiopaque pada saluran akar. Jika terdapat perforasi, pasta akan bergerak menuju ligament periodontal pada daerah perforasi dan akan tampak secara radiografik. Bubuk Calsium Hydroxide dicampur dengan larutan steril, saline. Penempatan pasta Calsium Hydroxide pada saluran akar dapat menstimulasi perbaikan periodontal dan menghasilkan regenerasi jaringan osseus yang cukup untuk pengisian tetap saluran akar. Pasta ditempatkan pada amalgam plugger, diletakkan dan dikondensasikan ke dalam saluran akar dengan plugger kondensasi vertical, cone gutta percha, paper point besar, lentulo, atau kondensor Mc Spadden. Komposit, atau restorasi amalgam ditempatkan untuk mencegah kebocoran, pasien diinstruksikan untuk kembali kira kira 8 minggu berikutnya untuk evaluasi dan penggantian pasta Calsium Hydroxide. Kunjungan 3 bulan kemudian dijadwalkan sampai terdapat bukti radiografik dan klinis terdapat barrier jaringan keras pada sisi perforasi. Kemudian saluran akar diisi dengan gutta percha dan root canal sealer dan tempatkan restorasi permanen.
REFERENSI White, Stuart C. 2000. ORAL RADIOLOGY (Principles and Interpretation). St. Louis: Mosby, Inc. Sumawinata, Narlan. 2003. Seranai Istilah Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC Grossman, Louis I. 1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Jakarta: EGC Walton, Richard E. 2008. Prinsip & Praktik Ilmu Endodonsia. Jakarta: EGC www.dentaluniverseindonesia.com