Anda di halaman 1dari 36

TEKNOLOGI ANALISA INSTRUMENT

I.

Prinsip-Prinsip dan Cara Kerja Instrumen

a. Spektrofotometri Prinsip : metoda analisa didasarkan pada pengukuran serapan sinar

monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.1 Cara Kerja Spektrofotometri : Cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu energi. Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang radio. Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya

http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/spektrofotometri/Yoky Edy Saputra pada 25-08-2009

mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan.

Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)). Proses penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel. dari gambar terlihat bahwa zat sebelum melewati sel sampel lebih terang atau lebih banyak di banding cahaya setelah melewati sel sampel.2

b. Reflektrometri Prinsip : Reflectometry adalah teknik analitis untuk menyelidiki lapisan tipis menggunakan efek pantulan eksternal total sinar-X. pada pengukuran cahaya yang dipantulkan dari permukaan atau antarmuka lapisan yang berbeda pada substrat. Setiap lapisan permukaan mencerminkan jumlah tertentu dari cahaya insiden tergantung pada sifat optical lapisan. Cahaya yang dipantulkan dari antarmuka yang berbeda mengganggu dan terdeteksi oleh serat penerima. Analisis dari spektrum gangguan memberikan sifat karakteristik seperti ketebalan film atau indeks bias. Reflectometry diterapkan untuk mengkarakterisasi struktur tunggal dan multi-layer dan lapisan dari antara banyak lainnya, magnetik, semikonduktor dan bahan optik. 3

Cara Kerja :
2

http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasar-spektrofotometer-vis-uv-uvvis/Emser wanibesak pada 4 Juli 2011


3

http://old.omtinstruments.com/applications/thin_film_measurement/reflectometry_and_ellipsometry/reflectomet ry_and_ellipsometry_frs.html

Dalam percobaan reflektivitas, refleksi sinar-X dari sampel diukur sekitar sudut kritis. Di bawah sudut kritis refleksi eksternal total, sinar-X menembus hanya beberapa nanometer ke dalam sampel. Di atas sudut ini kedalaman penetrasi meningkat pesat. Pada antarmuka setiap tempat perubahan kerapatan elektron, bagian dari sinar X-ray tercermin. Campur tangan ini X-ray balok sebagian tercermin menciptakan pola osilasi diamati dalam percobaan reflektifitas. Dari kurva ini reflektifitas, lapisan parameter seperti ketebalan dan kepadatan, antarmuka dan kekasaran permukaan dapat ditentukan tanpa kristalinitas dari lapisan (kristal tunggal, polikristal atau amorf).4

c. Fluorometri Prinsip : Cara mengukur kadar suatu zat berdasarkan sifat fluoresensi zat tersebut. Beberapa macam zat dalam larutan mengaborpsi cahaya dengan panjang gelombang tertentu, kemudian mengeluarkan cahaya lain dengan panjang gelombang yang berbeda, hal ini disebut fluoresensi. Beberapa macam zat organik dalam larutan dapat mengadakan fluoresensi dengan sinar ultraviolet yang tidak terlihat mata karena gelombangnya terlalu pendek untuk kemudian mengeluarkan cahaya dengan gelombang yang lebih panjang yang dapat dilihat atau diukur. Banyaknya cahaya yang dikeluarkan adalah sepadan dengan kadar zat tersebut dalam larutan. Sensitivitas dan slektivitasnya lebih baik dibanding spektrofotometri UV/Vis.

http://www.panalytical.com/index.cfm?pid=145

Cara kerja :

1. energi eksitasi disediakan oleh sumber cahaya. 2. Cahaya melewati filter (eksitasi) primer sebelum memasuki

kompartemen sampel. 3. Cahaya diserap oleh sampel. 4. Setelah eksitasi dari substansi flurorescent, kembali untuk

menurunkan energi dan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih panjang (Fluoresensi) dipancarkan. 5. cahaya Fluroescent melewati filter sekunder (emisi) yang buram terhadap cahaya melewati filter utama dan pada 90 derajat sudut ke jalan cahaya utama. 6. Jumlah cahaya yang melewati filter sekunder adalah diukur pada sebuah photomultiplier.5

Martono,Edhi.2009.Toksikologi insektisida topik IV.http://www.edmart.staff.ugm.ac.id/?satoewarna=index&winoto=base&action=listmenu&skins= 2&id=372&tkt=4 diunduh tanggal 11 November 2011 pukul 17.27

Gambar fluometer

d. Nefelometri dan Turbidimetri Prinsip Nefelometri :

Nephelometry menitik beratkan pengukuran pada jumlah cahaya yang disebarkan (scaterred) dari kuvet yang mengandung suspense partikel dalam suatu cairan (solution)

Komponen-komponen dari nefelometer itu sama dengan komponen yang terdapat pada spectrometer cahaya kecuali pada detector yang ditempatkan pada sudut yangkhusus dari sumber cahaya.

Detector merupakan sabuah tube fotomultiplier yang ditempatkan pada suatu posisi untuk mendeteksi cahaya yang tersebar. Detektor bisa ditempatkan pada sudut 90o, 70o or 37o tergantung pada sudut mana paling banyak ditemukan cahaya yang disebarkan

Karena jumlah cahaya yang disebarkan jauh lebih besar daripada yang diteruskandalam suspensi turbid, maka nefelometri memiliki tingkat sensitifitas yang lebih tinggi daripada turbidimetri

Jumlah cahaya yang disebarkan, bergantung pada jumlah dan ukuran partikel yang tersuspensi

Cara Kerja :

Sebagian besar aplikasi klinis, sumber cahayayang digunakan adalah lampu tungsten, dimana tungsten memberikan cahaya dalam daerah visible

Untuk snsitivitas yang lebih tinggi dan untuk aplikasi penentuan ukuran dan jumlah partikel dalam suspense, digunakan laser light nephelometer

Digunakan secara luas untuk menentukan konsentrasi zat yang tidak diketahui dimana terdapat reaksi antigen-antibody seperti :
o

Penetuan immunoglobulin (total, IgG, IgE, IgM, IgA) di dalam serum dan cairan bilogi lainnya

Penentuan konsntrasi serum protein individu; Hb, Haptoglobin, 1antitrypsin, albumin (denganTransferring, c-reaktif protein, menggunakan antibody spesifik untuk setiap protein)

Penetuan

ukuran

dan

jumlah

partikel

(dengan

laser

nephelometer)

Prinsip Turbidimetri : Menghitung jumlah cahaya yang diteruskan (dan mengkalkulasi jumlah cahaya yang diabsorbsi) oleh partikel dalam suspense untuk menentukan konsentrasi substansi yang ingin dicari. Karena menggunakan jumlah cahaya yang diabsorbsi untuk pengukuran konsentrasi, maka jumlah cahaya yang diabsorbsi akan bergantung pada : 1. Jumlah partikel 2. Ukuran partikel. Semakin besar dan banyak jumlah partikel, maka jumlah cahaya yang diabsorbsi akan semakin besar.

Dan untuk penentuan kadarnya (detector) digunakan spektrofotometer cahaya Cara kerja :

Keterangan :

Sejumlah cahaya ditembakkan dari sebuah sumber cahaya menuju monokromator

Monokromator akan menguraikan cahaya dan meneruskannya menuju cuvet yang berisikan suspensi sel

Ketika cahaya melewati cuvet, maka terjadi tiga kemungkinan

1. Cahaya akan diserap sebagian oleh partikel tersuspensi 2. Sebagian cahaya diteruskan 3. dan sebagian lagi menyebar ke segala arah

Jumlah cahaya yang diserap akan sebanding dengan jumlah partikel tersuspensi (konsentrasi sampel).

Pengukuran dilakukan dengan spektrofotometr (detektor)

e. Refraktometri

Prinsip dan Cara Kerja : 1. Dari gambar dibawah ini terdapat 3 bagian yaitu : Sample, Prisma dan Papan Skala. Refractive index prisma jauh lebih besar dibandingkan dengan sample. 2. Jika sample merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut refraksi akan lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sample besar. Maka pada papan skala sinar a akan jatuh pada skala rendah. 3. Jika sample merupakan larutan pekat / konsentrasi tinggi, maka sudut refraksi akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sample kecil. Pada gambar terlihar sinar b jatuh pada skala besar

Dari penjelasan di atas jelas bahwa konsentrasi larutan akan berpengaruh secara proporsional terhadap sudut refraksi. Pada prakteknya Refractometer akan ditera pada skala sesuai dengan penggunaannya. Sebagai contoh Refractometer yang dipakai untuk mengukur konsentrasi larutan gula akan ditera pada skala gula. Begitu juga dengan refractometer untuk larutan garam, protein dll. Konsentrasi bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan Brix(%) yaitu merupakan pronsentasi dari bahan terlarut dalam sample (larutan air). Kadar bahan terlarut merupakan total dari semua bahan dalam air, termasuk gula, garam, protein, asam dsb. Pada dasarnya Brix(%) dinyatakan sebagai jumlah gram dari cane sugar yang terdapat dalam larutan 100g cane sugar. Jadi pada saat mengukur larutan gula, Brix(%) harus benar-benar tepat sesuai dengan konsentrasinya.

f. Osmometri Osmometri adalah salah satu metode penentuan bobot molekul rata rata jumlah dengan prinsip osmosis. Caranya, pelarut akan dipisahkan dari larutan polimer

10

dengan menggunakan suatu penghalang, sehingga hanya pelarut saja yang dapat lewat sedangkan zat terlarut tertahan didalam penghalang yang dilengkapi dengan membran semipermiabel. Untuk mendapatkan nilai bobot molekul rata - rata jumlah (Mn ), dilakukan dengan menggunakan metode grafik, yakni memplotkan /C (tekanan osmotik reduksi) vs konsentrasi. Kelemahan metode osmometri ialah ada beberapa spesi polimer yang tidak ikut terukur, yakni spesi yang memiliki berat molekul yang rendah

g. Flowsitometri Prinsip : - Sejumlah sel disuspensikan ke dalam suatu cairan konduktif. - Sel2 tersebut diatur sedemikian rupa (diberikan tekanan hydrodynamic focussing) sehingga dapat melewati suatu lorong (apparatus) satu demi satu. - Ketika sel sampai di suatu titik di lorong tsb, sel akan ditembak dengan sinar laser (Light amplification by stimulating emmision of radiation). - Lalu, hasil temakan tadi, akan dibaca oleh dua macam detector Contoh Alat : Cell Dyne

Cara Kerja : 1. Ketik sampel ID 2. Homogenisasi sampel ke probe 3. Tekan tombolst art 4. Cell Dyne bekerja, penghisapan, pengenceran dan perhitungan 5. Hasil dapat dilihat pada layar LCD dan di pront melalui built-in printer

h. Elektrokimia Prinsip : Proses elektrokimia melibatkan reaksi redoks dimana sebuah elektron berpindah dari dan ke satu molekul atau ion dan mengubah tingkat oksidasinya. Reaksi semacam ini dapat berlangsung dengan adanya potensial (voltase) luar atau denganpelepasan energi kimia.

11

Cara Kerja :

Terminologi Redoks Bagi reaksi menjadi dua buah setengah reaksi masing-masing yang mengalami oksidasi dan reduksi. Seimbangkan atom dan muatan pada masingmasing reaksi. Mula-mula atom selain O dan H, kemudian O lalu terakhir H. Muatan diseimbangkan dengan menambah elektron (e) disebelah kiri untuk setengah reaksi reduksi dan disebelah kanan untuk setengah reaksi oksidasi. Kalikan masing2 setengah reaksi dengan bilangan bulat untuk menyeimbangkan jumlah e yang diperoleh reduksi sama dengan elektron yang dilepas oksidasi. Jumlahkan kedua buah setengah reaksi tersebut

Periksa apakah atom dan muatan sudah seimbang Sel Elektrokimia Sel Volta (sel galvani) memanfaatkan reaksi spontan (G < 0) untuk membangkitkan energi listrik, selisih energi reaktan (tinggi) dengan produk (rendah) diubah menjadi energi listrik. Sistem reaksi melakukan kerja terhadap lingkungan. Sel Elektrolisa memanfaatkan energi listrik untuk menjalankan reaksi

12

non spontan (G > 0) lingkungan melakukan kerja terhadap sistem. Kedua tipe sel menggunakan elektroda, yaitu zat yang menghantarkan listrik antara sel dan lingkungan dan dicelupkan dalam elektrolit (campuran ion) yang terlibat dalam reaksi atau yang membawa muatan Elektroda Elektroda terbagi menjadi dua jenis yaitu anoda dan katoda. Setengah reaksi oksidasi terjadi di anoda. Elektron diberikan oleh senyawa teroksidasi (zat pereduksi) dan meninggalkan sel melalui anoda. Setengah reaksi reduksi terjadi di katoda. Elektron diambil oleh senyawa tereduksi (zat pengoksidasi) dan masuk sel melalui katoda Sel Galvani Pada elektrolisis, energi listrik diubah menjadi energi kimia. Pada sel galvani terjadi sebaliknya, yaitu energi kimia diubah menjadi energi listrik. Sel Galvani disebut juga sel kimia. Sel Galvani dipakai sebagai sumber listrik untuk penerangan, pemanasan, menjalankan motor, dan sebagainya. Sel Galvani atau sel kimia dapat dibedakan menjadi sel kimia dengan transference dan sel kimia tanpa transference.6

i. Konduktansi Prinsip : Konduktansi adalah ukuran kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Jika dua plat yang diletakkan dalam suatu larutan diberi beda potensial listrik (normalnya berbentuk sinusioda), maka pada plat tersebut akan mengalir arus listrik. Konduktansi suatu larutan akan sebanding dengan konsentrasi ion-ion dalam larutan tersebut. Contoh alat : BECKMAN CONDENSATE REBOILER ANALYZER

Ensiklopedi Indonesia, 1992, Penerbit PT Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, PT Intermasa, Jakarta

13

Cara kerja : Instrumen Beckman tipe CH16-RB ini sebenarnya dimaksudkan untuk melakukan analisis terhadap zat di dalam air condensate-reboiler, tetapi cara kerjanya berdasarkan pada periksaan konduktivitas. Yang ingin diketahui dengan instrumen ini antara lain ialah kandungan zat padat yang terlarut atau karbon dioksida dalam contoh air murni, misalkan steam condensate. Prinsip kerjanya adalah mengukur konduktansi contoh air tersebut . Air yang betul-betul murni mempunyai konduktansi yang berbeda dengan air yang dilarut zat lain. Dengan menghitung perbedaan konduktansi yang terdapat, konsentrasi zat yang terlarut dapat disimpulkan. Instrumen ini dilengkapi dengan tiga sel konduktivitas. Hasil pengukuran konduktansi pada Cell pertama digabungkan dengan hasil pengukuan pH dan temperatur dari air yang masuk (influent). Dengan membandingkan hasil pengukuran tersebut dengan tabel acuan, kandungan CO2 dan NH3 dalam air dapat diketahui. Cell kedua digunakan untuk pengukuran yang serupa, dan hasilnya dibandingkan dengan hasil dari sel pertama untuk mengetahui apakah resin dalam sel sudah aus. Pembacaan dari Cell ketiga dimaksud untuk mengetahui kandungan khlorida atau jumlah anion (ion negatif) didalam contoh. Caranya adalah dengan bantuan tabel 8.3.3 dan tabel 8.3.4 .

Tabel 8.3.3 Konduktansi air murni pada titik didik air pada tekanan atmosfir untuk beberapa ketinggian dari muka laut. ketinggian Tekanan (meter) Titik didih (0C electroda ( C)
0

Temp

Konduktan si Air (S)

atmosfir air (mm Hg) )

760

100

98.7

0.77

14

153 305 915 1,525 2,135 3,050 4,575 6,100

754 741 689 639 593 529 434 353

99.8 99.3 97.3 95.3 93.2 90.2 85 80

98.5 98 96 94 91.9 88.9 83.7 78.7

0.77 0.76 0.73 0.69 0.65 0.6 0.53 0.46

Dalam tabel 8.3.3 yang diambil dari menual instrumen telah dugunakan satuan (S) untuk konduktansi, yaitu micro-siemens/cm yang sama dengan microohm/cm. Perhatikan juga bahwa temperatur electroda melalui 1.3 0C dibawah titik didih air. Sebenarnya ini merupakan harga tipikal yang (banyak dicapai, tetapi tidak selalu), karena kehilangan panas antara air dan electroda dipengaruhi pula oleh antara lain temperatur udara sekeliling yang dapat berubah-ubah. Contoh pemakaian tabel 8.3.3 dan 8.3.4 ialah sebagai berikut. Misalnya pada sel konduktivitas ketiga, yang diukur ialah temperatur 96. 0C dan conduktansi 0.795 (S) . Menurut tabel 8.3.3, temperatur air sama dengan 96.3 0C dan konduktansi seharusnya 0.725 (S). Berarti 0.07 (S) yang disebabkan oleh adanya ion khorida. Berdasarkan Tabel 8.3.4. kenaikan sebesar ini disebabkan oleh 7 PPB ion kkhlorida,. Jadi konsentrasi ion kkhlorida dalam air ialah 7 PPB

Sebagai contoh yang kedua, seandainya terdapat hasil pengukuran temperatur 98.5 0C dan konduktansi 0.96 (S) pada sel konduktivitas ketiga. Berdasarkan Tabel 8.3.3 konduktansi seharusnya ialah 0.77 (S), maka menurut tabel 9.3.4 dalam air terdapat 17 PPB ion khlorida.

Tabel 9.3.4, PBB ialah singkatan dari part per bellion yang konsentrasi dinyatakan dalam bagian per satu milyar (satu milyard ialah seribu juta).

15

Kenaikan Konduktansi (S)

Kosentrasi Ion Klorida (PPB)

Kenaikan Konduktansi (S)

Kosentrasi Ion Klorida (PPB)

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

0.12 0.13 0.14 0.15 0.16 0.17 0.18 0.19 0.2 0.21 0.22 0.23

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

j. Impedansi Prinsip : Sel melewati apenture sehingga aliran sel menyebabkan perubahan hambatan elektrik yang akan dihubungkan sebagai voltage pulpes. Ukuran pulpes yang dikeluarkan cell propotional sengan volume cell Contoh Alat : Sysmex KX-21 Cara Kerja : 1. Ketik sampel ID 2. Homogenisasi sampel ke probe 3. Tekan tombolst art 4. KX-21 bekerja, penghisapan, pengenceran dan perhitungan 5. Hasil dapat dilihat pada layar LCD dan di pront melalui built-in printer

k. Elektroforesa dan Densitometri

16

Elektroforesa Prinsip : Elektroforesis merupakan proses bergeraknya molekul bermuatan pada suatu medan listrik. Kecepatan molekul yang bergerak pada medan listrik tergantung pada muatan, bentuk dan ukuran. Contoh Alat : PCR Convensional Cara Kerja :

Densitometri Prinsip : Densitometri merupakan metode analisis instrumental yang didasarkan pada interaksi radiasi elektromagnetik dengan analit yang merupakan bercak pada Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Densitometri dimaksudkan untuk analisis kuantitatif analit dengan kadar kecil, yang sebelumnya dilakukan pemisahan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Contoh Alat : Densitometer Cara Kerja : Bercak dari Kromatografi Lapis Tipis diperiksa dengan densitometer

17

l. Isoelektrik focus Prinsip : Dalam gradien pH komponen-komponen sampel bermigrasi ke arah anoda atau katoda ke nilai pH, di mana biaya bersih adalah nol: poin isoelektrik mereka (PI). Contoh Alat : Alat Elektroforesis Protein Cara Kerja : 1. SIAPKAN gel 1. Untuk merumuskan solusi gel, larutkan 4g urea dalam 3 ml H 2 O + 1ml ProtoGel . Hangat untuk 37 C jika diperlukan. De-gas untuk 10 menit di bawah aspirasi. 2. Tambahkan 150l NP-40 deterjen dan ampholytes 0.4ml, campuran dan menyaring melalui filter 0.22m. 3. Tambahkan 30l 10% Amonium persulfat , dan 3l dari TEMED . Aduk rata dan tempat solusi dalam jarum suntik 10 ml dengan jarum 22ga asalkan tabung gel.

Masukkan jarum ke dalam tabung gel sampai mencapai bagian bawah, dan mengisi tabung, menarik jarum dengan meningkatnya kadar cairan. Gunakan jarum untuk mengusir semua gelembung. Biarkan gel untuk polimerisasi selama minimal 2 jam. 2. SIAPKAN SAMPEL 1. Untuk setiap gram jaringan, tambahkan 15ml buffer sampel: 9M Urea 4% NP-40 2% Ampholytes (pH 9-11) 2% Mercaptoethanol pH> 9 dengan NaOH 2. Menghomogenkan jika perlu. Inkubasi pada suhu kamar selama 10 menit, kemudian centrifuge selama 1 jam pada 100.000 g. Hapus supernatan tanpa mengganggu pelet, yang berisi bahan-bahan cenderung menyumbat gel IEF.

18

3. RUNNING 1. Isi tangki bawah dengan asam fosfat 0,1%. Tempatkan gel dalam aparatus dan mengisi tangki atas dengan NaOH 20mm. Gunakan alat suntik untuk mengusir semua gelembung dari dalam tabung gel. Setiap gelembung dalam tabung akan mendistorsi medan listrik dan mencegah gel dari benar-benar fokus selama menjalankan. 2. Sampel disiapkan seperti di atas dapat dimuat oleh lapisan ke bagian atas gel. Jalankan pada 500-700V (tergantung pada peralatan yang digunakan) untuk 16-24 jam. Pada akhir menjalankan, menandai akhir atas gel masing-masing dengan sejumlah kecil biru bromophenol . 4. POST elektroforesis Gel IEF mungkin coomassie ternoda , tetapi yang paling sering mereka dimuat ke HALAMAN SDS gel untuk analisis dimensi kedua. Mengekstrusi gel dengan menerapkan tekanan pada salah satu ujung tabung dengan pipet atau jarum suntik, sambil memegang ujung lain melalui botol atau nampan. Extruded gel dapat dibekukan pada -70 C untuk analisa di kemudian hari. 5. LOADING AN IEF GEL PADA Sebuah SLAB DIMENSI KEDUA 1. Tempatkan gel IEF dalam larutan 20% gliserol , 4% SDS , dan 250mm Tris -HCl, pH 6,8, dengan 1% mercaptoethanol ditambahkan hanya sebelum digunakan. Menetaskan gel dalam larutan selama 5-10 menit. 2. Larutkan 0.1g agarosa dalam 20ml dari Tris-glisin-SDS penyangga . Panaskan sampai agarosa meleleh. Overlay gel dimensi kedua dengan 1-2 mm agarosa , tempat gel dimensi pertama atas agarosa , berhati-hati tidak untuk menjebak setiap gelembung udara. Overlay gel dengan yang lain 1-2mm dari agarosa solusi, dan menjalankan gel dimensi kedua

19

m. Kromatografi Prinsip : Perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran. Fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat. Contoh alat : Kromatografi gas Cara kerja : Sesudah alat-alat disiapkan, kolom, alat pendeteksi, suhu dan aliran gas pembawa diatur hingga kondisi seperti yang tertera pada masing-masing monografi, suntikkan larutan zat sejumlah yang tertera pada masing-masing monografi atau larutan pada tempat penyuntikan zat menggunakan alat penyuntik mikro. Pemisahan komponen-komponen dideteksi dan digambarkan dalam kromatografi. Letakkan kurva pada kromatogram dinyakatakn dalam waktu retensi (waktu dari penyuntikan contoh sampai puncak kurva pada kromatogram) atau volume retensi (waktu retensi x kecepatan alir gas pembawa) yang tetap untuk tiap zat pada kondisi yang tetap. Dasar ini digunakan untuk identifikasi. Dari luas daerah puncak urva atau tinggi puncak kurva, komponen zat dapat ditetapkan secara kwantitatif.

n. Spektrofotometri masa Prinsip : metode digunakan untuk mengubah molekul menjadi ion-ion, kemudian memisah-misahkannya menurut rasio massa terhadap muatan (mass-to-charge ratio, m/e), dan menentukan jumlah relatif setiap ion yang ada. Sejumlah kecil senyawa yang spektrumnya akan ditentukan, dimasukkan dalam celah hampa (high vacum), untuk diuapkan dan ditembaki dengan elektron berenergi tinggi. Penembakan dengan elektron ini akan melepaskan elektron dari molekul M, memberikan ion molekul M+ positif (kadang-kadang dinamakan ion induk atau parent ion. Berkas dari ion-ion induk ini melewati magnet yang kuat, yang membelokkan berkas. Besarnya pembelokkan tergantung pada massa ion. Karena

20

M+ yang pada umumnya identik dengan massa molekul M (massa dari elektron yang terlepas tidak berarti dibandingkan dengan massa seluruh sisa molekulnya. (Kimia Organik Suatu Kuliah singkat, Edisi keenam, Penerbit Erlangga, 1987) Cara Kerja :

Gambar cara kerja spektrofotometer masa Sampel dalam bentuk gas mula-mula ditembaki dengan berkas elektron berenergi tinggi. Pelakuan ini menyebabkan atom atau molekul sampel mengalami ionisasi (melepas elektron sehingga menjadi ion positif). Ion-ion positif ini kemudian dipercepat oleh suatu beda potensial dan diarahkan ke dalam suatu medan magnet melalui suatu celah sempit. Dalam medan magnet, ion-ion tersebut akan mengalami pembelokan yang bergantung pada: 1. Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion. Makin besar potensial listrik yang digunakan, makin besar kecepatan ion dan makin kecil pembelokan. 2. Kuat medan magnet. Makin kuat magnet, makin besar pembelokan. 3. Massa partikel (ion). Makin besar massa partikel, makin kecil pembelokan. 4. Muatan partikel. Makin besar muatan, makin besar pembelokan. Atom dapat dibelokkan dalam sebuah medan magnet (dengan anggapan atom tersebut diubah menjadi ion terlebih dahulu). Karena partikel-partikel bermuatan listrik dibelokkan dalam medan magnet dan partikel-partikel yang tidak bermuatan (netral) tidak dibelokkan. Tahap-tahap yang terjadi dalam alat spektrometer massa :

21

1. Tahap pertama : Ionisasi Atom di-ionisasi dengan emengambilf satu atau lebih elektron dari atom tersebut supaya terbentuk ion positif. Ini juga berlaku untuk unsur-unsur yang biasanya membentuk ion-ion negatif (sebagai contoh, klor) atau unsur-unsur yang tidak pernah membentuk ion (sebagai contoh, argon). spektrometer massa ini selalu bekerja hanya dengan ion positif. 2. Tahap kedua : Percepatan Ion-ion tersebut dipercepat supaya semuanya mempunyai energi kinetik yang sama. 3. Tahap ketiga : Pembelokan Ion-ion tersebut dibelokkan dengan menggunakan medan magnet, pembelokan yang terjadi tergantung pada massa ion tersebut. Semakin ringan massanya, akan semakin dibelokan. Besarnya pembelokannya juga tergantung pada besar muatan positif ion tersebut. Dengan kata lain, semakin banyak elektron yang ediambilf pada tahap 1, semakin besar muatan ion tersebut, pembelokan yang terjadi akan semakin besar. 4. Tahap keempat : Pendeteksian Sinar-sinar ion yang melintas dalam mesin tersebut dideteksi dengan secara elektrik.7 Diagram alat spektrometer massa

http://muh.burhan.students-blog.undip.ac.id/2009/11/01/menentukan-massa-atom/

22

o. Scintilation Counter Prinsip : detektor radiasi yang dipicu oleh kilatan cahaya (atau sintilasi) dihasilkan ketika radiasi pengion melintasi tertentu zat padat atau cair (fosfor), di antaranya adalah thallium-diaktifkan natrium iodida , seng sulfida , dan senyawa organik seperti antrasena dimasukkan ke dalam plastik padat atau pelarut cair. Lampu berkedip dikonversi menjadi pulsa listrik dengan paduan fotolistrik dari antimon cesium dan, diperkuat sekitar satu juta kali oleh tabung photomultiplier , dan akhirnya dihitung. Sensitif terhadap sinar X , sinar gamma , dan partikel bermuatan, counter kilau memungkinkan kecepatan tinggi menghitung partikel dan pengukuran energi radiasi insiden.8

Ilustrasi Cara Kerja :

Gambar Scintilation Counter

Gambar Scintilation Counter


8

http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.goog le.co.id&u=http://www.infoplease.com/ce6/sci/A0844072.html&usg=ALkJrhipTX8UwDLVFwbi4i91z-0a5_FQg#ixzz1d2Ejxdj9

23

p. Elektroforesa kafiler Prinsip : Pergerakan partikel-partikel bermuatan negatif (anion), dalam hal tersebut DNA, yang bergerak menuju kutub positif (anode), sedangkan partikelpartikel bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub negatif (anode). Contoh alat : Elektroforesa kafiler Cara kerja : Proses Elektroforesis Kapiler Alat-alat yang digunakan pada elektroforesis kapiler adalah 1. Kolom kapiler (dengan silika, jendela optis agar bisa diamati prosesnya dari luar) 2. Dua buah elektroda. 3. 4. 5. Power supply (bisa diatur untuk bertegangan tinggi) Detector (sinar UV) Larutan buffer beserta dua buah tempat penyimpanannya.

Gambar Alat elektroforesis kapiler

24

Pergeseran waktu (migration time) tm merupakan waktu yang dibutuhkan larutan untuk bergerak dari kolom kapiler menuju jendela detektor. Hal-hal yang mempengaruhi mekanisme proses ialah mobilitas elektroforesis (electrophoretic mobility) ep(cm2/Vs), kecepatan elektroforesis (electrophoretic velocity) vep(cm/s), dan besarnya medan listrik (electric field strength) E (V/cm). Hubungannya dapat dilihat pada persamaan dibawah:

Kecepatan merupakan hasil kalkulasi dari membagi perpindahan waktu dengan jarak pipa kapiler dari detektor. Mobilitas tergantung pada hasil pembagian antara kecepatan dengan besar medan listrik. Ketinggian cairan sampel pada pipa kapiler tergantung pada jenis buffer yang dipakai, kondisi pH dan temperatur. Panjang pipa kapiler yaitu panjang menuju detektor (Ld), dan panjang total (Lt), panjang ketika proses separasi terjadi pada segmen kapiler, Ld , dan panjang keselurahan adalah Lt, selisih atau kelebihan Lt terhadap Ld harus diketahui untuk menghubungkan pipa kapiler pada buffer reservoir. Pada sistem P/ACE excees panjangnya bernilai 7 cm, dengan ukuran panjang ini apabila susunan pipa tersebut dibalikkan maka akan terjadi suatu separasi yang cepat.

q. Spektroskopi Resonansi Magnetik Nuklir Prinsip dan cara kerja : Banyak inti (atau lebih tepat, inti dengan paling tidak jumlah proton atau neutronnya ganjil) dapat dianggap sebagai magnet kecil. Inti seperti proton (1H atau H-1) dan inti karbon-13 (13C atau C-13; kelimpahan alaminya sekitar 1%). Karbon -12 (12C), yang dijadikan standar penentuan massa, tidak bersifat magnet. Bila sampel yang mengandung 1H atau
13

C (bahkan semua senyawa organik)

ditempatkan dalam medan magnet, akan timbul interaksi antara medan magnet luar tadi dengan magnet kecil (inti). Karena ada interaksi ini, magnet kecil akan

25

terbagi atas dua tingkat energi (tingkat yang sedikit agak lebih stabil (+) dan keadaan yang kurang stabel (-)) yang energinya berbeda. Karena dunia inti adalah dunia mikroskopik, energi yang berkaitan dengan inti ini terkuantisasi, artinya tidak kontinyu. Perbedaan energi antara dua keadaan diberikan oleh persamaan. E = hH/2(13.4) H kuat medan magnet luar (yakni magnet spektrometer), h tetapan Planck, tetapn khas bagi jenis inti tertentu, disebut dengan rasio giromagnetik dan untuk proton nilainya 2,6752 x 108 kg-1 s A (A= amper)?? Bila sampel disinari dengan gelombang elektromagnetik yang berkaitan dengan perbedaan energi E = h (13.5) inti dalam keadaan (+) mengabsorbsi energi ini dan tereksitasi ke tingkat energi (). Proses mengeksitasi inti dalam medan magnetik akan mengabsorbsi energi (resonansi) disebut nuclear magnetic resonance (NMR) E, yakni,

26

II.

Persoalan-persoalan dan metoda-metoda Analisa secara umum

a. Bahan kimia Dalam melakukan analisis kimia, perlu dilakukan tahapan analisis untuk memperoleh hasil analisis kimia yang tepat dan teliti. 1. Perencanaan analisis.

Sebelum melakukan analisis kuantitatif, maka perlu memperhati-kan dua hal berikut ini ; - Informasi analisis apa yang diperlukan : Dalam hal ini perlu diperhatikan tingkat ketepatan dan ketelitian hasil analisis yang diperlukan dan tipe sampel yang akan dianalisis. - Metode analisis yang harus digunakan : Untuk mendapatkan hasil analisis dengan tingkat ketepatan dan ketelitian tertentu memerlukan metode analisis tertentu. Selain itu untuk memilih metode analisis, diperlukan bahan kimia dan peralatan tertentu. 2. Pengambilan sampel (sampling). Masalah utama dalam sampling adalah pengambilan sampel secara representatif. Hal ini sering tidak tercapai karena keadaan sampel secara keseluruhan tidak homogen. 3. Persiapan sampel untuk analisis. 4. Tahap ini meliputi pengeringan sampel, pengukuran sampel dan pelarutan sampel. Pengeringan sampel. Tahap ini dilakukan untuk sampel dalam wujud padat.Pengeringan sampel dilakukan untuk menghilangkan kadar air yang ada dalam sampel. Pengeringan sampel dilakukan menggunakan oven dengan suhu 100 110oC sampai mencapai berat konstan. Penimbangan atau pengukuran volume sampel. Dalam analisis kuantitatif, sampel yang dianalisis harus diketahui secara kuntitatif berat atau volume sampel. Pelarutan sampel.

27

Dalam pelarutan sampel harus dipilih pelarut yang dapatmelarutkan sampel secara sempurna. Pelarut yang biasa digunakan dikelompokkan menjadi ; air, pelarut organik, pelarut asam (asamencer, asam kuat, asam campuran) serta peleburan. 5. Pemisahan senyawa pengganggu. Kebanyakan metode analisis kimia bersifat selektif hanya untuk unsur atau senyawa yang dianalisis. Ada beberapa metode analisis yang tidak selektif, karena adanya unsur atau senyawa pengganggu. Untuk itu unsur atau senyawa pengganggu harus dipisahkan dari sampel yang akan dianalisis. Metode yang paling mudah untuk pemisahan unsur/senyawa pengganggu adalah pengendapan. Metode yang lain adalah ekstraksi pelarut dan kromatografi. 6. Pengukuran Metode (analisis) unsur/senyawa digunakan yang untuk akan diketahui. kadar

analisis

kuantitatif

menentukan

unsur/senyawa. 7. Perhitungan, pelaporan dan evaluasi hasil analisis. Setelah melakukan analisis secara kuantitatif, maka perlu dilakukan perhitungan untuk mendapatkan jumlah analit dalam sampel. Termasuk memperhitungkan berapa berat sampel (untuk sampel padat) atau volume sampel (untuk sampel cair) dan juga faktor pengenceran.

Evaluasi terhadap hasil analisis dilakukan terhadap tingkat ketepatan dan ketelitiannya. Metode Dalam Analisis Kimia Beberapa metode analisis kimia yang biasa digunakan, baik yang konvensional maupun yang menggunakan instrumen adalah sebagai berikut ;

Gravimetri. Titrasi (volumetri) : meliputi titrasiAsam basa, Pengendapan, Pembentukan komplek, Oksidasi reduksi.

Ekstraksi Kromatogarfi

28

Elektro analisiskimia : meliputiPolarografi, Potensiometri, Konduktometri. Spektrofotometri :

meliputi spektrofotometri sinar tampak (visibel), sinar UV, sinar Infra merah (IR), serapan atom. b. Air Air memiliki beberapa sifat yang unik sehingga dapat menjadi senyawa yang paling penting dalam kehidupan di muka bumi ini, diantaranya :

Pelarut yang hebat, karena dibentuk oleh 2 hidrogen dan satu oksigen dengan ikatan kovalen polar, memungkinkan untuk melarutkan ion-ion dengan cara menyelimuti ion dengan sisi sebaliknya dari muatan ion tersebut, sehingga memungkinkan senyawa dapat stabil dalam bentuk larutan. Selain itu air melarutkan dengan sangat baik senyawa-senyawa polar.

Es mengambang, biasanya bila suatu senyawa memadat maka padatannya akan memiliki bobot jenis yang lebih tinggi, tapi sebaliknya pada air ketika menjadi es, bobot jenis es lebih rendah dari air pada kondisi normal sehingga es dapat mengambang pada permukaan air. Hal ini menyebabkan minuman dingin tampilanya lebih indah dengan es yang mengambang.

Melarutkan gas, banyak gas yang dapat terlarut dalam air seperti oksigen, nitrogen, karbondioksida. Hal ini terjadi karena adanya kombinasi gaya tarik dan tolak antara air dan gas.

Panas laten yang tinggi, air dapat menyimpan panas cukup baik dan melepaskannya dengan bertahap, hal ini banyak menguntungkan dalam kehidupan sehari-hari

Titik didih tinggi, untuk memecahkan ikatan hidrogen antar molekul air dibutuhkan energi yang cukup tinggi sehingga hal ini menguntungkan kita karena dalam suhu normal air ada dalam kondisi cair.

Titik kritik yang rendah, pertemuan tiga fase air ada pada suhu yang cukup rendah, sehingga air mampu menyublim pada suhu diatas 4 derajar celsius, hal ini menjadikan air bisa hilang bila tercecer pada suhu normal

29

Air adalah kohesi, dengan beberapa senyawa air bersifat tidak menempel, bisa dilihat pada beberapa serangga yang memiliki senyawa tertentu dapat melayang diatas permukaan air.

Air adalah adhesi, pada beberapa permukaan senyawa air dapat menempel seperti pada selulosa

Ikatan hidrogen antar molekul, molekul-molekul air saling bersatu dengan adanya ikatan hidrogen yang memiliki kekuatan ikatan yang tidak terlalu kuat yang membuat air mudah untuk mengikuti bentuk wadah dan bisa dipakai untuk minum, mandi, dll.

Air adalah senyawa yang paling penting dalam kehidupan karena tidak ada senyawa yang bisa memiliki sifat-sifat seperti air yang artinya tidak ada senyawa yang dapat menggantikan kedudukan air. c. Penimbangan Pengontrolan Timbangan Timbangan dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang sudah terpasang atau dengan dua anak timbangan eksternal, misal 10 gr dan 100 gr. Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana pada lembar tersebut tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek. Jika timbangan tidak dapat digunakan sama sekali maka timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen (supplier). Penanganan Timbangan Kedudukan timbangan harus oleh diatur karena dengan itu, harus (waterpass) sewaktudicek lagi. Jika

waktu timbangan bergerak,

menggunakan timbangan elektronik, harus menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif, anda

hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang angka nol harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi. Setiap orang yang menggunakan timbangan harus merawatnya, sehingga timbangan tetap bersih dan terawat dengan baik. Jika tidak, sipemakai harus melaporkan kepada manajer lab. timbangan harus dikunci jika anda meninggalkan ruang kerja.

30

Membersihkan Timbangan

Kebersihan

timbangan

harus

dicek

setiap

kali dengan

selesai digunakan, bagian dan menimbang harus

dibersihkan

menggunakan sikat, kain halus atau kertas (tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan menggunakan etanol/alkohol. dipanaskan, pembersih Sesudah cek dapat dibersihkan campurkan dengan air dan

seperti deterjen yang lunak, dibersihkan dengan timbangan

dihidupkan dan anak

setelah

kembali

menggunakan

timbangan.

d. Alat-alat gelas dan plastic

Permasalahan Alat-alat gelas : Mudah pecah dalam centrifuge dalam rpm tinggi Terjadi retak apabila terjadi perubahan suhu yang ekstrim

Permasalahan Alat-alat plastic : Tidak tahan panas dalam suhu tinggi Susah dicuci Sekali pakai, disposible Tidak Inert

e. Alat-alat volumetric Harus dikalibrasi secara berkala Mudah pecah dari bahan gelas Dalam ukuran yang kecil, bisa menimbulkan kesalahan yang besar dalam pengukuran kwantitatif

f. Termometer Jenis Termometer : Termometer Air Raksa dan Termometer Digital Kesalahan Termometer Digital :

31

Ketidakpastian Termometer Digital Perkiraan atau taksiran rentang dari nilai pengukuran dimana nilai sebenarnya dari besaran obyek yang diukur ( measurand ) terletak. Terdapat dua ketidakpastian yaitu: 1)Kaitan Antara Ketidakpastian Dan Kesalahan. 2) Ketidakpastian Memadukan Semua Kesalahan yang Diketahui Menjadi Suatu Rentang Tunggal

Faktor - Faktor Ketidakpastian Setiap pengukuran pasti memunculkan sebuah ketidakpastian pengukuran, yaitu perbedaan antara dua hasil pengukuran. Timbulnya ketidakpastian dalam pengukuran menunjukkan ketidalksempurnaan manusia secara keseluruhan . Karena tidak adanya kebenaran mutlak di dunia ini. Sumber ketidakpastianlah yang turut memberikan kontribusi selain juga pada alat-alat bantu (kalibrator) yang digunakan untuk mengukur suhu juga resolusi alatnya, pengaruh lingkungan. sebenarnya. Ketidakpastian juga disebut kesalahan, sebab menunjukkan perbedaan antara nilai yang diukur dan nilai sebenarnya.

Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor itu dibagi dalam 2 garis besar, yaitu ketidakpastian bersistem dan ketidakpastian acak. Ketidakpastian bersistem Kesalahan kalibrasi Kesalahan dalam memberi skala pada saat alat ukur dibuat sehingga tiap kali alat itu digunakan, ketidakpastian selalu muncul dalam tiap pengukuran.

Kesalahan titik nolTitik nol skala ukur tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk alat ukur.

Kesalahan komponen alat Sering terjadi pada pegas. Biasanya terjadi bila pegas sudah sering dipakai.Gesekan Kesalahan yang timbul akibat gesekan pada bagian-bagian alat yang bergerak. Paralaks Kesalahan posisi dalam membaca skala alat ukur.Ketidakpastaian acak Gerak Brown molekul udara. Menyebabkan jarum penunjuk skala alat ukur terpengaruh.

32

Frekuensi tegangan listrik Perubahan pada tegangan PLN, baterai, atau aki. Landasan yang bergetar Adanya nilai skala terkecil dari alat ukur Keterbatasan dari pengamat sendiri Dalam memperkirakan besar ketidakpastian atau kesalahan dalam menetapkan nilai kuantitas sebagai hasil pengukuran, harus dibedakan antara dua golongan kesalahan: sistematis dan acak. Kesalah sistematis adalah kesalahan yang secara konsisten terulang apabila dilakukan pengulangan percobaan. Kesalahan kalibrasi sistem pengukuran atau suatu perubahan dalam sistem yang menyebabkan penunjuk menyimpang secara konsisten dari nilai kalibrasi merupakan kesalahan jenis ini.

g. Waterbath Permasalahan : Pembersihan dan Perawatan Thermostat Perawatan secara reguler oleh Jasa Layanan pelanggan tidak diperlukan. Pembersihan yang dibutuhkan pada perawatan (seperti membersihkan sudu-sudu / baling-baling roda yang berputar) dilakukan oleh Operator laboratorium sesuai dengan petunjuk pabrik.

Media pemanas dan Alat Media pemanas (misal air) harus dapat diganti dalam kasus bila terlihat adanya kontaminasi ( seperti partikel-partikel, kontaminasi

dari reagen). Permukaan alat harus dibersihkan dengan menggunakan pembersih (sabun/ deterjen yang biasa digunakan). Kontaminasi lebih kuat ( adanya deposit kapur), dapat dihilangkan dengan pembersih yang khusus/cocok (misal asam asetat encer).

33

Uji Operasional Paling tidak dilakukan dua kali per tahun (2x/tahun), termometer

water bath harus dicek oleh petugas yang bertanggung jawab untuk hal ini atau seseorang yang diberi tugas oleh Kepala laboratorium, dengan menggunakan termometer terkalibrasi. Interval uji penyimpangan (deviasi) harus didokumentasikan/dicatat tanpa mengindahkan pada suhu buku yang peralatan. diinginkan, Bila alat beroperasi ini tidak

prosedur

perlu dilakukan , alat harus diberi label yang sesuai untuk ini. Pengukuran dalam kasus penyimpangan (deviasi) Dalam kasus terjadinya penyimpangan lebih tinggi atau lebih rendah +/- 5oC, yang ditunjukkan oleh termometer pada alat, harus ditentukan faktor koreksi (suhu yang diinginkan / suhu terukur) dan dicantumkan secara jelas pada alat. Pada kasus lainnya dari deviasi suhu yang dijinkan, harus didokumentasikan pada buku alat. Dokumentasi Penangas air (water bath) dihubungkan dengan sistem pengukuran suhu dalam bentuk rekorder tidak memerlukan buku alat (yang

terpisah), bilamana suhu dimonitor dengan menggunakan sistem pengukuran terse but. Pengontrolan suhu ini harus disimpan sebagai dokumentasi. Jika menggunakan buku alat, hasil uji operasional harus dicatat setiap pengujian dan cantumkan tanggal dan tanda tangan. Interval uji penyimpangan (deviasi) dan deviasi temperatur yang diijinkan, harus tercantum dalam buku alat. h. Pemanas, Inkubator dan oven pemanas merupakan alat yang hampir sering dijumpai di Laboratorium terutama di laboratorium kimia. Karena alat pemanas ini tidak lepas dari prinsip percepatan reaksi dengan adanya pemanasan. Media pemanas konvensional yaitu dengan menggunakan api, namun biasanya cara ini tidak boleh digunakan untuk memanaskan bahan kimia yang mudah terbakar karena api dapat menyambar larutan yang sedang dipanaskan Di laboratorium kimia ternyata juga ada oven yang berguna untuk memanggang dan memanaskan. Perbedaan utama oven laboratorium dan open di dapur adalah

34

pada suhu yang dihasilkan. Oven di laboratorium mampu menghanguskan logam besi pada suhu mencapai 500 derajat celcius. Berbeda dengan oven di dapur kita bukan, saat memasak kue tentunya suhu yang dipakai tidak setinggi itu. Bentuk oven di laboratorium ini pun hampir mirip dengan oven yang ada di dapur Anda. Selain untuk memanggang, oven di laboratorium juga berguna untuk mengeringkan kadar air suatu zat yang akan digunakan.

i. Mixer / pengaduk

stirrer + heater

berbagai macam pengaduk magnet Selain menggunakan api,alat pemanas lainnya yaitu

dengan elemen pemanas. alat ini biasa disebut hotplate . di bagian bawah alat ini terpasang elemen pemanas dengan menggunakan tenaga listrik dan dapat dipanaskan hingga suhu 500OC. Prinsipnya sama dengan setrika listrik di rumah. Alat ini dapat digunakan untuk menguapkan larutan hasil ekstraksi seperi eter atau pelarut organik lainnya (dan dilakukan di ruang

35

asam). Alat ini juga biasa dikombinasikan dengan magnetic stirrer untuk menghomogenkan larutan. ada berbagai macam bentuk batang pengaduk (spinner) yang dapat digunakan, namun biasanya berbentuk batang dengan ujung membulat dan dilapisi teflon yang bersifat inert.

pengaduk ultrasonic + heater Selain itu, untuk pemanasan suhu rendah biasanya digunakan penangas air atau waterbath agar suhu terjaga dibawah titik didih air.contohnya seperti gambar di samping, alat ini selain berfungsi sebagai penangas air, juga berfungsi sebagai penggetar untrasonic (sonicator).

j. Pelarut Pelarutan adalah suatu proses pemisahan komponen yang dapat larut dari suatu bahan padat dengan menggunakan zat pelarut dan berdasarkan kelarutan komponen terhadap pelarut tersebut. Pada sistem pelarutan terdiri dari zat pelarut, zat yang dilarutkan dan zat padat. Pelarut dapat berupa pelarut organik atau anorganik. Jika zat organik yang akan dihasilkan maka pelarut yang digunakan juga zat organik begitu pula sebaliknya untuk anorganik. Apabila pemilihan pelarut tidak sesuai maka hasil yang diperoleh sedikit atau bahkan tidak diperoleh sama sekali karena pelarutnya tidak tepat.

36

Pelarutan ini dipengaruhi oleh konsentrasi komponen yang dipisahkan dalam bahan dengan konsentrasi komponen dalam pelarut dan difusivitas pelarut untuk kontak dengan komponen yang dilarutkan9

Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh:

Selektivitas, pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan.

Kelarutan, pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar.

Kemampuan tidak saling bercampur, pada ekstraksi cair, pelarut tidak boleh larut dalam bahan ekstraksi.

Kerapatan, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dengan bahan ekstraksi.

Reaktivitas, pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen bahan ekstraksi.

Titik didih, titik didh kedua bahan tidak boleh terlalu dekat karena ekstrak dan pelarut dipisahkan dengan cara penguapan, distilasi dan rektifikasi.

Kriteria lain, sedapat mungkin murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak beracun, tidak mudah terbakar, tidak eksplosif bila bercampur udara, tidak korosif, viskositas rendah dan stabil secara kimia dan fisik.10

http://robbaniryo.com/ilmu-kimia/ekstraksi/ 28 januari 2011 http://lordbroken.wordpress.com/2010/02/17/ekstraksi-pelarut/ (Rizky Kurnia-ITP UB)

10

Anda mungkin juga menyukai