Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 7 Workplace And Environmental Arrangement Kelompok 10

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan industri yang semakin pesat ini, berbagai faktor akan mempengaruhi kinerja dari suatu perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi tersebut adalah perancangan workplace dan lingkungan kerja. Dalam perancangan workplace, langkah yang dilakukan terlebih dahulu adalah dengan merancang workspace dimana yang menjadi problematika utama adalah pengaturan komponen-komponen yang terlibat dalam kegiatan produksi. Kegiatan produksi yang dimaksud antara lain menyangkut material, mesin, perkakas kerja, peralatan pembantu fasilitas penunjang lingkungan fisik kerja, dan manusia sebagai pelaksana kerja. Sedangkan faktor-faktor lingkungan kerja yang terlibat, ditentukan oleh anthropometri, iluminansi, kondisi atmosfir, noise, penentuan ruang fisik, penentuan jumlah lampu dan jumlah exhaust fan. PT. Indonesia Tamiya merupakan suatu perusahaan perakitan yang memperhatikan workplace dan lingkungan kerja perusahaan. Dengan pengaturan workplace dan memperhatikan faktor lingkungan kerja, maka kegiatan produksi akan berjalan dengan lebih baik dan akan berpengaruh pada kemajuan perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah Masalah yang ada dalam pratikum ini adalah berisi tentang

perancangan lay out stasiun kerja, pola aliran, peranvcangan lay out pabrikasi, penentuan luas ruangan, jumlah lampu, jumlah exhaust fan, warna tembok.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2011

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 7 Workplace And Environmental Arrangement Kelompok 10

1.3 Tujuan Pendahuluan Tujuan pendahuluan ini adalah - Memahami konsep Workplace dan Worspace. - Melakukan pengaturan faktor-faktor lingkungan kerja. - Menerapakan sisi ergonomic dalam perancangan workplace. - Membuat sebuah layout workplace. - Menentukan jumlah fasilitas kerja dalam suatu workplace.

1.4 Pembatasan Masalah dan Asumsi Dalam praktikum kali ini akan dirancang workplace dan workspace yaitu membuat lay out dan menentukan berapa banyak fasilitas kerja dalam perusahaan namun hanya pada lantai produksi dan lingkungan sekitar lantai produksi.

1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang disusun dalam laporan praktikum modul 7 Workplace and Environtmental Arrangement ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang praktikum, tujuan penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang dasar teori yang menyangkut masalah-masalah yang berhubungan dengan workplace dan lingkungan kerja. BAB III PENGUMPULAN Berisi tentang pengumpulan data hasil pengukuran BAB IV PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS Berisi tentang Pengolahan data dan kemudian dilakukan analisa yang terdiri dari analisis perancangan lay out baik stasiun kerja maupun pabrik, analisis pola aliran, analisis luas ruangan, analisis jumlah lampu, analisis jumlah exhaust fan dan analisis warna tembok. BAB V PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran.
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2011

praktikum,

dan sistematika

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 7 Workplace And Environmental Arrangement Kelompok 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Workplace dan Workspace Workplace adalah suatu lokasi atau daerah yang terdiri dari beberapa area kerja untuk melakukan proses produksi. Sedangkan Workspace adalah area atau tempat kerja dimana bertemunya pekerja dengan tugasnya dalam melakukan proses produksi, berisi antara lain material, mesin dan perkakas kerja, peralatan pembantu fasilitas penunjang lingkungan fisik kerja dan juga manusia sebagai pelaksana.

2.2 Prinsip Pembuatan Layout Stasiun Kerja 2.2.1 Prioritas penataan komponen Ada beberapa prioritas dalam menata komponen. Beberapa prioritas tersebut antara lain : Berdasarkan tingkat kepentingan Komponen yang sangat penting daam pencapaian tujuan produksi diletakkan dekat dengan sistem atau mesin yang berkaitan. Penilaian terhadap tingkat kepentingan itu bisa berbeda-beda tergantung dengan apa yang dinilai. Berdasarkan tingkat frekuensi penggunaan Komponen yang paling sering dibutuhkan diletakkan dekat dengan operator. Berdasar prinsip fungsi Komponen-komponen dikelompokkan sesuai dengan fungsinya sejenis, misalnya kelompok display, control atau mesin yang sama. Berdasarkan urutan kegunaan Biasanya penataan tergantung degan pola urutan penggunaan komponen itu sendiri.
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2011

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 7 Workplace And Environmental Arrangement Kelompok 10

2.3 Prinsip pembuatan layout ruangan produksi Berdasarkan aspek dasar, tujuan, dan keuntungan keuntungan yang bisa didapatkan dalam tata letak pabrik, maka bisa dinyatakan dalam beberapa prinsip sebagai berikut : 1. Prinsip integrasi secara total Prinsip ini menyatakan bahwa tataletak pabrik adalah merupakan integrasi secara total dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit produksi yang besar. 2. Prinsip jarak perpindahan bahan yang paling minimal Dalam proses pemindahan bahan dari satu operasi ke operasi yang lain, waktu dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan tersebut. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mencoba menerapkan operasi yang berikutnya sedekat mungkin dengan operasi yang sebelumnya. 3. Prinsip aliran dari suatu proses Prinsip ini merupakan kelengkapan dari jarak perpindahan bahan yang seminimal mungkin yang telah disebutkan pada butir (b). Dengan prinsip ini diusahakan untuk menghindari adanya gerakan balik (back-tracking) gerakan memotong (cross-movement), kemacetan (congestion) dan sedapat mungkin bergerak terus tanpa ada interupsi. 4. Prinsip pemanfaatan ruangan Pada dasarnya tata letak adalah suatu pengaturan ruangan yaitu pengaturan ruangan yang akan dipakai oleh manusia, bahan baku, mesin, dan peralatan penunjang proses produksi lainnya. Ketiga subyek tersebut memiliki dimensi tiga yaitu aspek volume (cubic space), dan tidak hanya aspek luas (floor space). Dengan demikian dalam merencanakan tata letak dimensi ruangan ini juga harus dipertimbangkan. 5. Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja Suatu layout tidak dapat dikatakan baik apabila akhirnya justru membahayakan keselamatan orang yang bekerja di dalamnya.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2011

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 7 Workplace And Environmental Arrangement Kelompok 10

6. Prinsip fleksibilitas Maksud dari prinsip fleksibilitas adalah tata letak yang direncanakan cukup fleksibel untuk diadakan penyesuaian dan pengaturan kembali atau suatu layout yang baru dapat dibuat dengan cepat dan murah.

2.4 Peta Aliran material Macam macam peta aliran stasiun kerja adalah sebagai berikut : a. Pola Aliran Garis Lurus Merupakan pola yang paling mudah dikenali berdasar pada system material handling, pada umumnya menggunakan conveyor lurus. b. Pola Aliran Bentuk U Pola ini umumnya digunakan untuk lantai kerja dengan luas terbatas dan bertujuan untuk meminimalisir tempat. Pada umumnya proses akhir berada di tempat yang sama dengan proses awal dikarenakan adanya penggunaan mesin yang sama. c. Pola Aliran Zig-Zag Pola aliran tersebut disebut juga pola aliran berbentuk ular, pada umumnya diterapkan pada kondisi lantai pabrik yang sempit tetapi proses yang dibutuhkan cukup panjang. Prinsip penataan dilakukan dengan membelokkan aliran produksi. d. Pola Aliran Bentuk Lingkaran Pola aliran bentuk melingkar dapat diterapkan bila bertujuan mengembalikan material atau produk pada titik awal aliran produksi berlangsung. e. Pola Aliran Tak Tentu Digunakan untuk memperoleh lintasan produksi yang pendek antarkelompok dari wilayah berdekatan, pada umumnya proses pemindahan material dilakukan dengan system manual.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2011

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 7 Workplace And Environmental Arrangement Kelompok 10

Gambar 2.1 Pola aliran material

2.5 Pengaruh lingkungan fisik terhadap perancangan workplace Sebagaimana kita ketahui, terdapat banyak faktor mempengaruhi terbentuknya kondisi lingkungan kerja, diantaranya temteratur, kelembaban, sirkulasi uadara, pencahayaan, kebisingan, getaran, bau-bauan, dan warna. Berikut ini akan diuraikan masing-masing factor tersebut sehubungan dengan kemampuan manusia yaitu : Temperatur Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal ini dengan suatu system tubuh yang sangat sempurna sehingga dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuhnya. Tetapi kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri inipun ada batasnya yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh ini tidak melebihi 20 % untuk kondisi panas dan 35 % untuk kondisi dingin, semuanya dari keadaan normal tubuh. Tubuh manusia bisa menyesuaikan diri karena kemapuannya untuk melakukan proses konveksi, radiasi dan penguapan jika terjadi kekurangan atas kelebihan panasnya. Menurut penyelidikan apabila temperatur udara lebih rendah dari 170C, berarti temperatur udara ini dibawah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri (35 % dibawah normal), maka tubuh akan mengalami

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2011

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 7 Workplace And Environmental Arrangement Kelompok 10

kedinginan, karena hilangnya panas tubuh yang sebagian besar diakibatkan oleh konveksi dan radiasi, juga sebagian kecil akibat penguapan. Sebaliknya apabila temperatur udara terlampau panas dibandingkan temperatur normal tubuh, maka akan menerima panas akibat konveksi dan radiasi yang jauh lebih besar dari kemampuan tubuh untuk mendinginkan dirinya melalui system penguapannya. Ini menyebabkan temperatur tubuh menjadi ikut naik dengan lebih tingginya temperatur udara. Menurut penyelidikan untuk berbagai tingkat temperatur akan memberikan pengaruh berbeda-beda Jika kita perhatikan internal Climate suatu ruangan, selama masih dalam batas kenyamanan maka tidak akan ada masalah, namun jika berada diluar batas kenyamanan maka akan menjadi bahasan yang menarik. Ketidaknyamanan dapat menjadi sebuah gangguan atau bahkan akan menimbulkan efek-efek psikologis atau salah satu nyeri fisiologis tergantung pada level dan proses pertukaran panasnya. Menurut Grangjean (1986) kondisi panas sekeliling yang berlebih-lebihan akan mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi daya kreasi tubuh manusia untuk menghasilkan panas dengan yang lebih sedikit. Sebaliknya kondisi dingin yang berlebih-lebihan akan mengakibatkan rasa malas untuk beristirahat yang akan mengurangi

kewaspadaan dan konsentrasi, terutama berhubungan dengan pekerjaan yang menuntut kesiapan mental. Kelembaban Yang dimaksud dengan kelembaban disini adalah banyaknya air yang terkandung dalam uadara biasa dinyatakan dengan persentase. Kelembaban ini sangat berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur uadaranya, dan memang secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan bergerak udara dan radiasi dari uadara tersebut akan dipengaruhi keadaan tubuh pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan dimana temperatur udara sangat panas dan kelembabannya tinggi, akan menumbuhkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran,
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2011

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 7 Workplace And Environmental Arrangement Kelompok 10

karena system penguapan dan pengaruh lain ialah makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen. Sebagaimana kita ketahui, bahwa tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antara panas tubuhnya dengan suhu disekitarnya. Rumus kesimbangan panas dalam tubuh manusia menurut Sanders (1987) adalah : S = M E R C W ..Persamaan 2.1. Dimana : S = Kondisi keseimbangan tubuh manusia M = Metabolisme tubuh E = Panas yang hilang karena proses evaporasi R = Pertukaran panas akibat dari proses radiasi C = Pertukaran panas akibat dari proses konveksi W = Aktifitas kerja R dan C berharga ( + ) jika temperatur diluar tubuh lebih panas disbanding suhu tubuh, berarti tubuh menerima panas dari lingkungan, dan sebaliknya, R dan C berharga ( - ) apabila suhu tubuh lebih panas dibandingkan temperatur luar. Jika temperatur udara panas dan kelembabannya tinggi, maka rumus keseimbangan akan menjadi : M + R + C E = 0. Ini menunjukkan suatu keadaan dimana tubuh kehilangan tenaga akibat pengauapan, dan ini harus diimbangi terutama oleh akibat penguapan, dan ini juga harus diimbangi terutama pada proses metabolisme yang untuk berlangsungnya memerlukan banyak oksigen, artinya makin panas dan makin lembab lingkungan, makin banyak oksigen diperlukan untuk metabolisme dan makin cepat peredaran darah sehingga makin cepat pula denyut jantung. Keadaan ini sangat berbahaya bagi orang-orang tua atau mereka yang lemah jantung.

Sirkulasi Udara Untuk menjaga agar udara disekitar tempat kerja tetap sehat dalam arti kata kita cukup mengandung oksigen dan bebas dari zat-zat yang bisa mengganggu kesehatan, harus dipikirkan tentang sirkulasi udara yang baik,
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2011

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 7 Workplace And Environmental Arrangement Kelompok 10

sehingga udara kotor bisa diganti dengan udara segar dan bersih, yang biasanya dilakukan melaui ventilasi. Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman disekitar tempat kerja. Pada siang hari, diamana biasanya manusia melakukan sebagian besar dari kegiatannya, pohon-pohonan merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan pernapasan kita. Dengan cukupnya oksigen disekitar kita, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya tanaman-tanaman disekitar tempat kerja kita, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmanani kita. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan sangat membantu untuk mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja. Pencahayaan Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat obyek secara jelas, cepat tanpa menimbulkan kesalahan. Kebutuhan akan pencahayaan yang baik, akan makin diperlukan apabila kita mengerjakan suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian karena penglihatan. Pencahayaan yang terlalu suram mengakibatkan mata pekerja makin cepat lelah karena mata akan berusaha untuk melihat, dimana lelahnya mata mengakibatkan kelelahan mental, lebih jauh lagi keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya mata, karena bisa menyilaukan.

Kebisingan Kemajuan teknologi ternyata benyak menimbulkan masalah-masalah

seperti diantaranya yang dikatakan sebagai polusi. Salah satu polusi yaitu kebisingan, yaitu bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita. Tidak dikehendaki karena terutama dalam jangka panjang bunyi-bunyian tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan dapat menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penyelidikan kebisingan bisa meyebabkan kematian. Perlindungan modern yang paling baik adalah memakai earphone, yang bisa menutupi seluruh telinga. Tetapi karena pekerja

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2011

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 7 Workplace And Environmental Arrangement Kelompok 10

umumnya tidak suka memakai pelindung telinga, keberhasilan tindakan itu akan tergantung pada tingkat pendidikan dan disiplin darinya. Getaran Mekanis Sesuai dengan namanya, getaran mekanis dapat diartikan sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ketubuh kita dan menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan pada tubuh kita. Besarnya getaran ini ditentukan oleh insensitas (meter/detik) dan frekwensi getarnya (getar/detik). Getaran mekanis pada umumnya sangat mengganggu tubuh karena ketidakteraturannya, baik tidak teratur dalam insesitas atau frekwensinya. Sedangkan alat-alat yang ada dalam tubuh kitapun mempunyai frekwensi alami, dimana alat yang satu berbeda frekwensi alaminya dengan alat yang lain. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terjadi apabila frekwensi alam ini beresonansi dengan frekwensi dari getaran mekanis. Secara umum getaran mekanis ini dapat menganggu tubuh dalam hal : 1. Mempengaruhi konsentrasi kerja. 2. Mempercepat datangnya kelelahan. 3. Dan menyebabkan timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena gangguan terhadap mata, syaraf, peredaran darah, otot-otot, tulang-tulang dan lain-lain. Bau-bauan Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, apalagi kalau bau-bauan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan secara lebih jauh bau-bauan yang terus menerus bisa mempengaruhi kepekaan penciuman. Temperatur mempengaruhi dan kelembaban penciuman. merupakan Temperatur dua dan faktor yang

kepekaan

kelembaban

merupakan dua faktor lingkungan yang mempengaruhi tingkat ketejaman penciuman seseorang. Oleh karena itu pemakaian air conditioning yang
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2011

10

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 7 Workplace And Environmental Arrangement Kelompok 10

tepat merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang mengganggu disekitar tempat kerja. Warna Yang dimaksud disini adalah warna tembok ruangan tempat kerja, dimana warna ini selain berpengaruh terhadap kemampuan mata untuk melihat objek, juga warna disekitar tempat kerja berpengaruh secara

psikologis bagi para pekerja. Menurut penyelidikan, tiap warna itu memberikan pengaruh secara psikologis yang berbeda-beda terhadap manusia. Diantaranya warna merah bersifat merangsang, warna kuning memberi kesan luas atau lega, warna biru dan hijau memberikesan sejuk, aman dan menyegarkan, warna gelap memberikan kesan sempit dan warna terang memberikan kesan leluasa.Dalam kedaan dimana ruangan terasa sempit, warna yang sesuai dapat menghilangkan warna tersebut, hal ini secara psikologis menguntungkan karena kesan sempit cenderung menimbulkan ketegangan. Dengan adanya sifat-sifat itulah, maka

pengaturan warna ruangan tempat kerja perlu diperhatikan, dalam arti luas harus disesuaikan dengan kegiatan kerjanya.

2.6 Fasilitas diruangan pabrikasi Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas, perencanaan, desain dan susunan fasilitas, peralatan fisik dan manusia yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan sistem pelayanan. Aplikasi perencanaan fasilitas dapat ditemukan pada perencanaan layout Perencanaan fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas-fasilitas

industri yang akan didirikan atau dibangun. Di dunia industri, perencanaan fasilitas dimaksudkan sebagai rencana dalam penanganan material (material handling) dan untuk menentukan peralatan dalam proses produksi, juga

digunakan dalam perencanaan fasilitas secara keseluruhan. Ada dua hal pokok dalam perencanaan fasilitas yaitu, berkaitan dengan perencanaan lokasi pabrik

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2011

11

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 7 Workplace And Environmental Arrangement Kelompok 10

(plant location) dan perancangan fasilitas produksi yang meliputi perancangan struktur pabrik, Perancangan tata letak fasilitas dan perancangan sistem penanganan material. Perancangan system fasilitas merupakan perancangan bangunan dengan memepertimbangkn beberapa aspek seperti system pencahayaan, kelistrikan, system komunikasi, suasana kerja, sanitasi, pembuanagan limbah dan lain sebagainya. Aspek yang perlu diperhitungkan secara matang dalam perancangan tata letak antara lain meliputi peralatan-peralatan yang akan digunakan, mesinmesin dan semua perabotan perusahaan. Sedangkan dalam perancangan system material handling meliputi mekanisme yang dibutuhkan agar interaksi antara fasilitas yang ada seperti material, personal, informasi dan peralatan untuk mendukung produksi berjalan sempurna. Perencanaan fasilitas yang baik harus dapat memberikan kemungkinan yang besar bahwa fasilitas yang dirancang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dimasa yang akan datang. Perencanaan fasilitas meliputi perancagan system fasilitas, tata letak pabrik dan sistem penanganan material atau material handling. Untuk lebih jelas, dibawah ini disajikan skema dari perencanaan fasilitas manufaktur.

Gambar 2.2 Skema perencanaan fasilitas manufaktur

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2011

12

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 7 Workplace And Environmental Arrangement Kelompok 10

2.7 Penentuan jumlah lampu Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan jumlah lampu: a. Kuat penerangan yang dibutuhkan (lux)= E b. Luas bidang kerja (m2)= A c. Faktor kehilangan cahaya (LLF) d. Faktor penggunaan lampu (CU, coeffiseien of utilitation) e. Lumen lampu Cara menentukan jumlah lampu dengan cara mengali kuat penerangan yang dibutuhkan (E) dengan luas bidang kerja (A) dibagi dengan lumen lampu, faktor kehilangan cahaya (LLF) dan faktor penggunaan (CU)

Lumen lampu =

2.8 Penentuan jumlah exhaust fan Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah turbin ventilator: a. b. c. Volume ruangan kerja Kap sedot Waktu sirkulasi

Cara menetukan jumlah turbin ventilator dengan rumus sebagai berikut:

jumlah turbin ventilator =

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2011

13

Anda mungkin juga menyukai