Anda di halaman 1dari 7

SOAL I Jelaskan mengenai akurasi data dalam GIS!

Jawab: Akurasi adalah kedekatan hasil pengamatan terhadap nilai-nilai benar atau nilai yang diterima sebagai benar. Ini berarti bahwa pengamatan fenomena spasial kebanyakan biasanya hanya dianggap perkiraan nilai sebenarnya. Perbedaan antara yang diamati dan yang sebenarnya benar (atau diterima sebagai yang benar) menunjukkan nilai akurasi dari pengamatan. Akurasi adalah masalah yang berkaitan dengan kualitas data dan jumlah kesalahan yang terkandung dalam dataset atau peta. Dalam membahas database GIS, adalah mungkin untuk mempertimbangkan akurasi horisontal dan vertikal sehubungan dengan posisi geografis, serta atribut, konseptual, dan akurasi logis. Tingkat akurasi yang diperlukan untuk aplikasi tertentu sangat bervariasi dan data yang sangat akurat bisa sangat sulit dan mahal untuk memproduksi dan kompilasi.

SOAL II Deskripsikan analisis spasial (macam-macam analisis spasial dan fungsinya) dalam GIS! Jawab: Data-data yang diolah dalam GIS pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang digunakan adalah analisis spasial dan atribut. Analisis spasial memerlukan pengetahuan hubungan geografi antara data-data (titik, garis dan poligon) yang terdapat dalam GIS. Macam-macam analisis spasial dan fungsinya antara lain: 1. Klasifikasi, fungsinya mengklasifikasi kembali data spasial (atribut) menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu. misalnya dengan data spasial ketinggian permukaan bumi (topografi), dapat diturunkan data spasial kemiringan. 2. Jaringan, fungsi ini menunjuk data spasial titik atau garis sebagai suatu jaringan yang tidak terpisahkan. Fungsi ini sering digunakan di dalam bidang transportasi dan utility. 3. Overlay, fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang menjadi masukannya. Misalnya untuk menghasikan wilayah yang sesuai untuk budidaya tanaman tertentu diperlukan data ketinggian permukaan bumi, kadar air tanah, dan jenis tanah, maka fungsi ini akan dikenakan terhadap ketiga data spasial ini.

4. Buffering, fungsi ini menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon atau zone dengan jarak tertentu dari data spasial masukkannya. Misalnya data spasial titik akan menghasilkan data spasial baru berupa lingkaran dengan titik di pusatnya. 5. 3D-Analysis, fungsi ini terdiri atas sub-sub fungsi yang berhubungan dengan presentsi data spasial dalam ruang 3 dimensi. 6. Digital image processing, fungsi ini dimiliki oleh GIS berbasiskan raster. Misalnya dalam pengelolaan citra digital.

SOAL III Jelaskan fungsi Query dalam GIS! Jawab: Pada tampilan GIS selain melihat peta, untuk kepentingan tertentu dibutuhkan informasi mengenai data-data apa saja yang tercakup dalam peta tersebut. Query digunakan untuk mengetahui secara spesifik suatu informasi, misalnya untuk mengetahui lokasi dan informasi (atribut) dari suatu Feature. Beberapa hal yang berhubungan dengan Query sebuah feature yang dapat di gunakan untuk menjawab beberapa keingintahuan pengguna, antara lain : 1. Dimana ? 2. Dimana lokasi yang terdekat ? 3. Informasi apa yang terkandung di dalamnya ?

4. Apa yang BERSINGGUNGAN dengan feature tersebut ? Sehingga fungsi query dalam GIS secara umum adalah: untuk mengidentifikasi dan mendapatkan informasi mengenai feature untuk melakukan query feature pada GIS melalui attribute-nya untuk melakukan pemilihan feature-feature secara interaktif untuk membuat calculate field

SOAL IV Deskripsikan metode penyimpanan data dalam GIS (layer dan tiles)! Jawab: Pada software GIS data diorganisir dalam theme-theme sebagai layer-layer. Pendekatan ini memungkinkan data diinput sebagai theme-theme terpisah dan dioverlay berdasarkan pada ketentuan analisis. Ini didapat sebagai konsep sifat layer vertikal dari permukaan bumi. Pendekatan overlay/layer tersebut yang dipakai dalam sistem CAD dipakai untuk memisahkan jenis-jenis terbanyak dari feature spatial. Konsep ini juga dipakai pada pada urutan data secara logis pada kebanyakan software GIS. Berbagai istilah digunakan untuk menetapkan layer-layer data dalam software GIS kommersial. Itu mengandung theme-theme, coverage, layer-layer, ketinggianketinggian, obyek-obyek, dan jenis-jenis feature. Semua itu harus dikenali sebelum proyek tersebut dimulai dan sebuah prioritas diberikan untuk menginput atau mendigitasi layer-layer data spatial. Ini

mutlak, karena sering satu layer data mengandung feature-feature yang berimpitan satu sama lain, seperti danau-danau dapat dipakai untuk mendifinisikan polygon diantara inventaris layer data hutan. Layer data secara umum ditetapkan berdasar pada kebutuhan user dan keadaan dapat dipercaya dari data. Ada dua jenis data dibutuhkan untuk tiap layer yaitu data atribut dan data spasial. Secara umum, layerlayer data diinput ke dalam GIS satu layer pada satu waktu. Begitu juga, sering satu layer data dimuat secara lengkap yaitu perubahan (conversion) grafik, editing, topological buiding, attribute conversion, linking, dan verification, sebelum layer data selanjutnya dimulai. Karena ada beberapa langkah terkait dalam menyelesaikan pemuatan (loading) satu layer data hal ini dapat menjadi sangat membingungkan jika banyak layer dimuat dalam sekaligus. Identifikasi yang sesuai dari layer-layer prioritas untuk mulai input data adalah menentukan (kritis). Identifikasi layer-layer data sering dicapai melalui analisa kebutuhan user. Analisa kebutuhan user melakukan beberapa fungsi termasuk :

Identifying the users Educating users with respect to GIS need Identifying information products Identifying data requirements for information products Priorizing data requirement and products, and Determining GIS functional requirements

Sering satu user need assessment akan berisi satu review dari operasi-operasi yang ada, yaitu kadang-kadang disebut a situational assessment, dan a cost benefit analisis. Proyek GIS mengintegrasikan layer-layer data untuk membuat theme yang dijalankan atau layer yang menyajikan kembali hasil dari beberapa perhitungan atau model geografi. Tiap layer data akan di input tersendiri dan topological terintegrasi untuk membuat kombinasi layer-layer data. Berdasar pada model data, yaitu vektor atau raster, dan struktur topological, pilihan fungsi-fungsi analisa data dapat disetujui. GIS berbasis vektor penetapan struktur topological hanya dapat dijelajahi dengan menandakan label-label unik pada tiap feature. Organisasi data horisontal dari layer-layer data dalam model horizontal dalam sebuah GIS dikenal sebagai spatial indexing. Spatial indexing adalah metoda digunakan oleh software tersebut untuk menyimpan dan meretrive data spatial. Berbagai strategi berbeda yang ada untuk mempercepat proses retrieve dalam sebuah produk software GIS. Kebanyakan terkait pembagian area geographic ke dalam subset yang mangeable atau tile. Tile-tile tersebut kemudian diindex secara matematis yaitu dengan quadtrees, dengan R (rectangle) trees, untuk memungkinkan pencarian dan retrieval dengan cepat ketika querying dimulai oleh satu user. Spatial indexing adalah analog dengan penetapan lembar-lembar peta, kecuali bahwa teknik indexing tertentu digunakan untuk mengakses data menyeberang batas-batas lembar-lembar peta (tile). Ini dikerjakan sederhana untuk menunjukkan kinerja query untuk data set

yang besar yang membentangi banyak sekali lembar-lembar peta, dan menjamin kesatuan (integrity) data sepanjang batas lembar peta.

Anda mungkin juga menyukai