Anda di halaman 1dari 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI 2.2.1 Degasifier Secara umum degasifier atau lebih dikenal dengan istilah degasifikasi adalah suatu metode pelepasan atau pengambilan suatu gas terlarut dalam air limbah dengan cara vakum atau kondensasi untuk bisa di recovery. Gasifikasi adalah suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termo kimia menjadi gas, dimana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan untuk proses pembakaran. Selama proses gasifikasi reaksi kimia utama yang terjadi adalah endotermis (diperlukan panas dari luar selama proses berlangsung). Media yang paling umum digunakan pada proses gasifikasi ialah udara dan uap. Produk yang dihasilkan dapat dikategorikan menjadi tiga bagian utama, yaitu padatan, cairan (termasuk gas yang dapat dikondensasikan) dan gas permanen. Media yang paling umum digunakan dalam proses gasifikasi adalah udara dan uap. Gas yang dihasilkan dari gasifikasi dengan menggunakan udara mempunyai nilai kalor yang lebih rendah tetapi disisi lain proses operasi menjadi lebih sederhana. Beberapa keunggulan dari teknologi gasifikasi yaitu : 1. Mampu menghasilkan produk gas yang konsisten yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik. 2. Mampu memproses beragam input bahan bakar termasuk batu bara, minyak berat, biomassa, berbagai macam sampah kota dan lain sebagainya. 3. Mampu mengubah sampah yang bernilai rendah menjadi produk yang bernilai lebih tinggi. 4. Mampu mengurangi jumlah sampah padat. 5. Gas yang dihasilkan tidak mengandung furan dan dioxin yang berbahaya.

Tahapan Proses Degasifikasi Selama proses gasifikasi terdapat beberapa tahapan proses yaitu: 1. Tahapan pemanasan dimana temperatur padatan naik sampai sebelum terjadi proses pengeringan. 2. Tahap pengeringan dimana terjadi pelepasan uap air dari padatan. 3. Tahap pemanasan lanjut dimana temperatur padatan naik kembali sampai sebelum terjadi proses devolatilisasi. 4. Tahap devolatilisasi dimana volatil dalam padatan keluar sampai tersisisa arang. Tergantung dari bahan bakar yang digunakan volatil dapat terdiri dari gas-gas H2O, H2N2, O2, CO, CO2, CH4, H2S, NH3, C2H6 dan hidrokarbon tidak jenuh. 5. Tahap gasifikasi 6. Tahap pembakaran arang (terjadi jika masih terdapat udara yang tersisa) Perbandingan Teknologi Gasifikasi dan Pembakaran Terdapat beberapa perbedaan antara proses gasifikasi dengan pembakaran secara langsung, diantaranya adalah sebagai berikut : Perbedaan Gasifikasi Meningkatkan nilai tambah dan kegunaan dari sampah atau material dengan nilai rendah Konversi kimia dan termal menggunakan sedikit oksigen atau tanpa oksigen H2, CO, H2S, NH3 dan partikulat Pembakaran Membangkitkan panas atau mendestruksi sampah Pembakaran sempurna menggunakan udara berlebih (oksigen) CO2, H2O, SO2, NOx dan partikulat CO2 dan H2O Abu 800-1000 1 atm

Tujuan

Jenis Proses Komposisi gas kotor sebelum dibersihkan

Komposisi gas bersih H2 dan CO Produk padatan Temperatur(oC) Tekanan Arang atau kerak (slag) 700-1500 Lebih dari 1 atm

Rujukan :
Suyitno, Techn.2008. Teknologi Gasifikasi Biomasa untuk Penyediaan Listrik dan Panas Skala Kecil Menengah ; Dalam Kumpulan Potret Hasil Karya IPTEK. UNS Press. Surakarta. Rezaiyan, J. & Cheremisinoff, N. P., 2005. Gasification Technologies: A Primer for Engineers and Scientists. Taylor & Francis Group LCC. USA.

Aplikasi Proses Degasifier Dalam proses di industri degasifier biasanya diterapkan dalam proses pemurnian air dari pengotor CO2 dan CO yang ikut terlarut dalam air. Proses tersebut biasanya menggunakan teknik aerasi yaitu air dalam tanti vakum di hembuskan kemudian dari kolom bagian atasnya disedot sehingga pengotor berupa gas CO2 dan CO yang terlarut tersedot oleh vakum. Alasan penerapan degasifier di industri pengolahan air karena pada saat air limbah diolah dengan menggunakan metode penukar ion dan riverse osmosis (RO) membran atau lapisan yang terdapat di dalam peralatan tersebut sudah jenuh oleh anion dan kation sehingga diperlukan proses lanjutan berupa degasifier untuk mengatasi masalah tersebut. Semakin tinggi konsentrasi ion-ion (karbonat dan bikarbonat) di dalam air, maka anion exchange akan lebih cepat jenuh, dan frekuensi cleaning yg berarti juga konsumsi reagent semakin besar (juga berlaku untuk cation exchange). Jika CO2 dibuang lewat degasifier di upstream dari anion exchange, maka tugas anion exchange hanyalah mengadsorp ion-ion lainnya. Maka, anion exchange yang digunakan relatif lebih lama jenuhnya, dan relatif lebih sedikit frekuensi pembersihannya, yg berarti juga lebih sedikit konsumsi untuk reagent yang digunakan. Air dari proses membrane dan ion exchage yang dihasilkan biasa disebut air haus, karena banyak garam mineral yg terkandung dalam air yang hilang, sehingga yang masih tersisa dalam air tersebut adalah senyawa CO atau CO2 yang larut dalam air, sehingga air setelah di proses membran atau ion exchange kadar pH turun. Untuk air yang diolah dengan membran bisa untuk dikonsumsi, tetapi untuk hasil proses ion exchange tidak dianjurkan untuk dikonsumsi karena resin penukar ion yang terkandung dalam sistem regenerasi, regenerasi yg dilakukan

tidak jarang mempakai bahan kimia, bila bahan kimia tersebut tidak standard food grade akan menimbulkan bahaya yang serius pada sistem kekebalan tubuh manusia. Sehingga penggunaan air minum yang melibatkan proses ion exchange tidak dianjurkan. Aplikasi Degasifier untuk Air Umpan Boiler

1. Kontrol Utama / Shut-Off Valve Untuk Oksigen Ke Burner Media adalah oksigen murni pada tekanan operasi hingga 90 bar dan suhu sekitar 40 C. Tetes dalam tekanan yang minimal selama operasi; katup, bagaimanapun, andal harus memblokir bagian ketika mengalami 90 bar (kebocoran V rate). Seri 6H7-P1 kontrol katup, yang perumahan dan bagian internal yang terbuat dari monel atau Inconel, digunakan. 2. Katup Kontrol Untuk Oksigen Ke Dalam Burner Kondisi operasi yang identik dengan yang untuk kontrol utama / shut-off valve. Katup kontrol Seri 6H1-P1 dengan perumahan dan perlengkapan bagian terbuat dari monel atau Inconel 625 digunakan karena lebih kecil ukuran nominal. 3. Blow-Off Valve Untuk Oksigen Katup ini digunakan untuk mengalihkan oksigen ke atmosfer ketika tanaman dimulai dan ditutup. Desain dan hilir tahap katup tetap harus, karena itu, mampu menahan tekanan operasi diferensial dari sekitar 90 bar. Katup ini tetap tertutup dan harus leaktight pada 90 bar ketika tanaman dioperasikan dalam kondisi normal (kebocoran tingkat V) untuk menjaga hilangnya oksigen pada tingkat serendah mungkin. Katup yang digunakan dalam aplikasi ini adalah seri 6H7-L3 katup dengan perakitan LS3 disk yang hilir berlubang; bagian perumahan dan internal serta disk berlubang terbuat dari monel atau Inconel . 4. Katup Kontrol Untuk Nitrogen Katup ini inerts tanaman ketika memulai dan menutup dan selama penutupan darurat. Nitrogen tekanan (biasanya 130 bar) adalah jauh lebih tinggi dari tekanan operasi dari pabrik. Lebar nominal 6H1-P1 rentang kontrol katup dari DN 25 hingga DN 40 (1 "untuk 1 "). Katup ini juga harus leaktight untuk mencegah nitrogen pun untuk memasuki pabrik selama operasi normal. Stainless steel memberikan kekuatan yang cukup untuk perumahan katup dan bagian internal, karena nitrogen adalah semua yang mengalir melalui katup pada tahap operasi dan oksigen hanya hadir ketika katup ditutup. 5. Katup Kontrol Untuk Menyuntikkan Uap Ke Dalam Bubur Batubara

Sebuah jumlah tertentu tekanan tinggi uap disuntikkan ke dalam bubur batubara untuk membubarkan dan mengatur proses reaksi stoikiometri. Uap yang tersedia memiliki tekanan lebih dari 100 bar dan suhu sekitar 540 C. Katup kontrol Seri 6H1-L1 terbuat dari baja tahan panas cor 1,7379 (A217 WC9) digunakan. 6. Katup Kontrol Utama Untuk Gas Sintesis Menjaga tekanan dalam reaktor scrubber / gas dan mengatur aliran gas untuk proses hilir. Katup ini memiliki lebar nominal besar (biasanya DN 300/12 ") untuk mengelola aliran gas berkecepatan tinggi dan hampir selalu dari seri 6H7-L1-LN. Syngas katup terbuat dari baja cor, dimana sangat penting bahwa kotak isian menjadi leaktight karena konsentrasi tinggi karbon monoksida beracun. 7. Blow-Off Valve Untuk Gas Sintesis Menyala Tambahan, seri 6H7-P1 kran untuk mematikan biasanya digunakan sebagai tambahan pada control valve flare untuk syngas langsung ke pembakaran. Katup ini dapat memiliki segel lembut, karena mereka dirancang untuk nilai cvs maksimum dan tekanan diferensial demikian rendah. Akibatnya, tidak ada syngas menghilang ke flare ketika pabrik beroperasi di bawah kondisi normal.

DAFTAR PUSTAKA
Rezaiyan, J. & Cheremisinoff, N. P., 2005. Gasification Technologies: A Primer for Engineers and Scientists. Taylor & Francis Group LCC. USA. Suyitno, Techn.2008. Teknologi Gasifikasi Biomasa untuk Penyediaan Listrik dan Panas Skala Kecil Menengah ; Dalam Kumpulan Potret Hasil Karya IPTEK. UNS Press. Surakarta. Teknik-Kimia@yahoogroups.com" Teknik-Kimia@yahoogroups.com www.gr@arca-valve.com www.lantecp.com/technical/CO2degasifier_example.pdf

SARAN

Dalam dunia industri proses degasifikasi sangat dibutuhkan peranannya karena membantu dalam proses penghilangan gas yang tidak dibutuhkan dalam air seperti CO2, CO, dan O2 untuk air proses, air pendingin, dan air umpan untuk boiler. Investasi untuk pengadaan peralatan yang menunjang proses degasifikasi membutuhkan biaya yang cukup besar sehingga dengan peralatan yang sudah tersedia perlu meningkatkan maintenance. Dengan begitu, industri

Anda mungkin juga menyukai