Pengertian Bank Syariah
Pengertian Bank Syariah
Bank Syariah adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Sedangkan yang dimaksud dengan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hokum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain : a. b. c. d. e. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (mushrakah) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah); atau Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah); atau Dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)
Selanjutnya, berdasarkan ketentuan BI, yang dapat menjadi pemilik bank adalah pihak-pihak yang : a. Tidak termasuk dalam daftar orang-orang yang dilarang menjadi pemegang saham dan atau pengurus bank, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BI. b. Menurut penilaian BI, yang bersangkutan memiliki integritas yang baik yaitu antara lain adalah pihak-pihak yang : Memiliki akhlak dan moral yang baik Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku Memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat c. Pemegang Saham Pengendali wajib memenuhi persyaratan bahwa yang bersangkutan bersedia untuk mengatasi kesulitan permodalan dan likuiditas yang dihadapi Bank dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berdasarkan ketentuan BI, bank yang telah mendapatkan izin beroperasi sebagai Bank Syariah dilarang melakukan kegiatan usaha perbankan secara konvensional dan dilarang mengubah kegiatan usaha menjadi bank konvensional.
b. Menyusun Guidelines atau panduan produk syariah yang bersumber dari hukum Islam yang dijadikan dasar pengawasan bagi Dewan Pengawas Syariah lembaga-lembaga keuangan syariah. c. Memberikan rekomendasi para ulama yang akan ditugaskan menjadi Dewan Pengawas Syariah pada suatu lembaga keuangan Syariah. d. Meneliti dan member fatwa terhadap produk-produk yang dikembangkan lembaga keuangan syariah.
Unit-Unit Syariah
Dibutuhkan suatu unit kerja khusus yang disebut dengan Unit Usaha Syariah (UUS) yang berfungsi sebagai kantor induk dari seluruh kantor cabang syariah. Unit tersebut berada di kantor pusat bank dan dipimpin oleh seorang anggota direksi atau pejabat satu tingkat dibawah direksi. Secara umum tugas UUS mencakup : a. Mengatur dan mengawasi seluruh kegaiatan kantor cabang syariah b. Melaksanakan fungsi treasury dalam rangka pengelolaan dan penempatan dana yang bersumber dari kantor-kantor cabang syariah. c. Menyusun laporan keuangan konsolidasi dari seluruh kantor-kantor cabang syariah. d. Melaksanakan tugas penatausahaan laporan keuangan kantor-kantor cabang syariah.