Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keragaman hayati yang tinggi. Salah satu hasil hutan yang sangat penting adalah kayu dengan sekitar 4000 jenis kayu yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Salah satu kegunaan kayu adalah untuk bahan bangunan yang dibedakan sebagai kayu struktural (memikul beban) dan non struktural (tidak memikul beban). Baik untuk tujuan struktural maupun non struktural, diperlukan dukungan data teknis di antaranya sifat mekanis. Sifat mekanis kayu atau sifat kayu yang berhubungan dengan kekuatan kayu merupakan ukuran kemampuan kayu untuk menahan gaya dari luar yang bekerja padanya. Yang dimaksud gaya luar adalah gaya yang datangnya dari luar benda yang bersangkutan yang bekerja pada benda tersebut dan gaya ini cenderung untuk merubah ukuran atau bentuk benda tersebut. Sifat mekanis ada beberapa macam yang berhubungan dengan macam penggunaannya antara lain sebagai bahan bangunan, misalnya untuk tiang diperlukan data keteguhan tekan sejajar serat, untuk kuda-kuda diperlukan data keteguhan lentur statik, keteguhan tekan sejajar serat, keteguhan geser (Abdurachman, 2009). Kayu merupakan salah satu jenis komoditi hasil hutan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai keperluan yang sederhana (korek api, peti sabun) samapai kepada bahan lux/mewah (furniture, bahan interior kapal dan bngunan, ukiran, dll) serta bahan bagunan. Setiap kayu jenis mempunyai ciri tersendiri baik sifat kimia, fisik, atau mekaniknya. Sebagai contoh kayu jenis fast growing spesies mempunyai sifat mekanik yang lebih lemah jika dibandingkan dengan jenis non fast growing spesies, karena kondisi set-set kayunya berbeda. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu diantaranya adalah faktor biologis (microorganisme yang menyerang kayu), kadar air, berat jenis kayu. Faktor-faktor tersebut pada dasarnya dapat dimanipulasi sehingga upaya pencengahan gangguan kekuatan kayu dapat dipertahankan, misalnya upaya pengawetan dengan zat kimia, pengeringan, dan manipulasi percepatan tumbuh (Damanik, 2005).

Kayu telah digunakan selama ribuan tahun sebagai bahan kontriksi untuk tempat tinggal, kapal dan jambatan. Ketersediaan dan kemudahan dalam pengerjaannya pada awalnya telah membuat kayu menjadi pilihan yang logis untuk bahan konstruksi. Belakangan, pilihan ini juga disebabkan oleh biayanya yag lebih rendah dan rasio kekuatan terhadap berat yang tinggi dibandingkan dengan bahan dari logam dan semen. Kayu merupakan bahan yang memiliki keragaman dalam sifat-sifatnya, yang melekat secara inheren. Kayu dikenal sebagai bahan yang bersifat ortotropis. Sifat-sifat struktur kayu tidak hanya bergantung kepada arah orientasinya, ketika dipotong dari bentuk log tetapi juga pada distribusi, ukuran dan bentuk karakteristik yang dapat mengurangi kekuatan dan sel pembentuk kayu yang bervariasi antar jenis. Disamping itu, kondisi lingkungan dimana kayu digunakan akan mempengaruhi kadar air kayu yang akan berpengaruh pula pada sifat-sifat mekanis dan kerentanannya terhadap degradasi oleh pembusukan (Herawati, 2008). Jenis kayu adalah salah satu sifat fisika kayu yang paling penting. Kebanyakan sifat mekanik kayu sangat berhubungan dengan berat jenis dan kerapatan. Di dalam bahasan-bahasan umum istilah berat jenis dan kerapatan sering digunakan secara campur aduk. Namun, seperti yanga akan dibahas kemudian istilah-istilah ini mempunyai arti yang tepat dan berbeda meskipun keduanya mengacu pada konsep yang sama. Kekuatan maupun kekakuan kayu naik dengan berat jenis. Ciri transmisi panas kayu naik dengan berat jenis seperti halnya panas per satuan volume yang dihasilkan dalam pembakaran. Kelakuan penyusutan dan pengembangan kayu juga terpengaruh, meskipun hubungannya tidak begitu langsung seperti halnya sifat-sifat kekuatan. Sifat-sifat fisik lainnya adalah kadar air, kembang susut dan kekuatan kayu (Dumanauw, 1993). Tujuan Tujuan praktikum Sifat Fisis dan Mekanis Kayu yang berjudul Sifat Ortotropis Kayu adalah Untuk mengetahui arah radial, logitudinal, dan tangensial kayu

TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa sifat kekuatan kayu berhubungan erat dengan kerapatannya. Misalnya keteguhan lentur statis dan keteguhan tekan sejajar serat maksimum meningkat secara linier dengan kenaikan kerapatan kayu. Sedangkan sifat kekuatan kayu lainnya meningkat secara fungsi pangkat. Kayu merupakan bahan yang bersifat ortotropis, yaitu bahan yang memperlihatkan sifat yang berbeda dalam tiga sumbu yang saling tegak lurus, dalam hal ini arah radial, tangensial dan longitudinal (Abdurachman, 2009). Kembang susut kayu mempunyai arah tertentu karena adanya perbedaan struktur pori-pori kayu atau trakeida pada kayu berdaun jarum. Pada umumnya terdapat 3 arah penyusutan utama pada kayu, yaitu tangensial, radial, dan logitudinal (aksial) Tangensial, merupakan arah penyusutan searah dengan arah lingkaran tahun. Besar pnyusutan pada arah ini adalah 4,3 %-14% atau rata-rata 10% Radial, merupakan arah penyusutan searah dengan jari-jari kayu atau memotong tegak lurus lingkaran tahun. Penyusustan pada arah ini berkisar antara 2,1 %-8,5% atau rata-rata 5% Logitudinal (aksial), merupakan arah penyusutan searah dengan panjang kayu atau serat batang kayu. Penyusutan arah ini berkisar antara 0,1% sampai 0,3% atau biasa siperhitungkan 0,3% (Budianto, 1996). Laju penyusutan tangensial untuk spesies ini adalah 7,4 %- 30%, atau penyusutan 0,25% perubahan kadungan air. Perhitungan ini menganggap bahwa TJS adalah 30%, suatu anggapan yang beralasan dalam kebanyakan situasi. Karena perubahan kandungan air adalah 7% penyusutan total yang diharapkan kira-kira 7 x 0,25 atau 1,75%. Jika potongan tersebut dikeringkan dari TJS 30% ke KA 8%, penyusutan yang diramalkan akan menjadi 22 x 0,25 atau 5,4%. Perkiraan penyusutan radial dari KA 15 ke 8% akan sama dengan 4,8/30 x 7 atau 1,1 % (Haygreen dan Bowyer, 1989).

Kayu dapat dianggap ortotropis, yaitu mempunyai tiga bidang simetri elastis yang tegak lurus satu dengan lainnya, yaitu longitudional, tangensial, dan radial,dimana sumbu longitudinal adalah sejajar serat serat, sumbu tangensial adalah garis singgung cincin cincin pertumbuhan dan sumbu radial adalah tegak lurus pada cincin cincin pertumbuhan. Perubahan dimensi kayu akibat dari pengeringan dari perubahan suhu, kelembaban, pembebanan mekanis juga menunjukkan sifat kayu anisotropis. Susunan kayu terdiri dari susunan sel-sel, dan sel-sel tersebut terdiri dari susunan cellose yang diikat dan disatukan oleh lignine. Perbedaan susunan sel-sel inilah yang menyebabkan perbedaan sifatsifat dari berbagai jenis (Surbakti, 2011). Papan tangensial (Flat Sawn Timber) dibuat untuk menonjolkan keindahan struktur serat kayu atau pola tekstur kayu. Perbedaan struktur pori kayu gubal yang kosong dan pori kayu teras yang keras dan padat berisi mempengaruhi arah penyusutan kayu dan perubahan dimensi kayu. Bentuk kayu jenis ini labil dan cenderung cekung (cupping) bila arah serat memanjangnya tidak lurus (beserat bolak-balik), kayu akan cenderung melengkung (bowing) bila tidak disususn dengan teratur. Banyak orang ingin menggergaji log untuk mendapatkan sebanyak mungkin papan radial karena jenis papan ini paling stabil digunakan sebagai bahan konsruksi. Akana tetapi, sanagtlah sulit untuk mencapainya karena

rendeman (hasil) gergajiannya kecil, berkisar antara 5%-15%. Hasil penggergajian juga akan menghasilkan juga papan semiradial. Lingkaran tahunnya mempunyai arah diagonal pada penampang papan. Papan semiradial ini memiliki arah penyusutan sesuai denagn lingkaran tahunnya serta letak kayu gubal dan kayu terasnya (Budianto, 1996).
Bila sebatang pohon dipotong melintang dan permukaan potongan melintang itu dihaluskan, maka akan tampak suatu gambaran unsur-unsur kayu yang tersusun dalam pola melingkar dengan suatu pusat di tengah batang serta deretan sel kayu dengan arah mirip jari-jari roda ke permukaan batang. Sebuah sumbu dapat dibayangkan melewati pusat itu dan merupakan salah satu sumbu arah utama yang disebut sumbu longitudinal; sumbu ini disebut sumbu arah radial. Selanjutnya yang tegak lurus dengan jari-jari kayu, tetapi tidak memotong sumbu longitudinal, dinamakan sumbu arah tangensial. Ketiga sumbu arah utama ini sangat penting artinyabagi keperluan mengenal sifat-sifsat kayu hyang khas. Yaitu antara lain sifat anisotropik yang telah disebut, perbedaan dalam kekuatan kayu, kembang susut kayu dan aliran zat cair di dalam kayu

. Bidang tangensial : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu tegaklurus

salah satu jari-jari kayu, searah serat, tidak melalui sumbu kayu. Bidang radial : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu searah serat melalui sumbu kayu. Bidang aksial/ kepala kayu : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu tegaklurus dengan sumbu kayu. (Adriani, 2012).

Anda mungkin juga menyukai