Anda di halaman 1dari 15

KHUTBAH JUMAT PERTAMA

. . Hadirin Rahimakumullah wa Aazzakumullah! Takwa adalah anugerah yang paling agung setelah hidayah iman yang telah dimasukkan oleh Allah Taala ke dalam kalbu. Dengan bersyukur yang sebenar-benarnya, Allah Taala akan meningkatkan kenikmatan yang agung itu, insya Allah. Dia hujamkan keimanan ke dalam hati kita dan mengangkat tinggi derajat ketakwaan kita. Amin, Allahumma, amin Hadirin Rahimakumullah! Jika keimanan itu laksana burung, maka jiwa kita akan terbang menuju ke hadirat Allah Taala dengan dua sayap yang kokoh, yaitu sayap syukur dan sayap sabar. Hakikat sabar adalah teguh dan kokoh mempertahankan jiwa untuk selalu berada pada ketentuan syariat Allah, dengan tetap menjalankan ketaatan dan menahan diri dari larangan serta berlapang dada pada setiap ketentuan ujian dari Allah Taala. Maka orang yang bersabar akan senantiasa teguh dan selalu menambah kekuatan tenaga jasmani dan rohaninya untuk meningkatkan amal ketaatan, terus mengokohkan dan menambah tekun amal ibadah dan amal shalih mereka. Allah Taala berfirman, Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (Ali Imran: 200). Mereka juga bersabar di dalam menahan penderitaan dengan tetap melaksanakan ketaatan, sehingga Allah Taala amat memuji dan menyanjung mereka. Dengan bersabar, seseorang akan menyadari dan ridha bahkan cinta terhadap ketentuan ujian penderitaan yang telah ditakdirkan oleh Allah pada dirinya. Allah Taala berfirman,
1

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah: 155). Bagaimana tidak, padahal orang-orang kafir, orang-orang musyrik dan orang-orang atheis mampu bertahan dengan penderitaan-penderitaan yang menimpa mereka, maka orang beriman pasti lebih kokoh, tahan dan ridha, bahkan cinta pada ketentuan takdir itu, kemudian dengan kekuatan jiwa dan imannya, orang-orang yang beriman mencari kebaikan di dunia dan di akhirat dari penderitaan itu dengan beristirja hanya kepada Allah. Istirja maksudnya, meyakini, mengakui, menyadari sepenuhnya serta menyerahkan segenap kebaikan urusannya hanya kepada Allah, sehingga Allah Taala berkenan membalasnya dengan yang lebih indah. Allah Taala berfirman, (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. (Al-Baqarah: 156). Hadirin Rahimakumullah wa Aazzakumullah! Itulah hakikat kesabaran yang intinya adalah teguh bertahan sekokoh-kokohnya dalam memperkuat jiwa, kemudian memperjuangkan segenap kemampuan jiwanya itu dalam menempuh keridhaan Allah, dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya dalam kondisi apapun. Kesabaran yang demikian itulah yang disediakan bagi penyandangnya berbagai kemuliaan, keagungan, ketinggian derajat, kekuasaan, bahkan berbagai balasan yang dijanjikan oleh Allah dalam Firman-firman-Nya, Mari kita simak beberapa pujian dan balasan yang disediakan dan diberikan kepada orang-orang yang bersabar, yang kita kutip dari Firman Allah Taala,

Allah akan mengantarkannya menuju kepada keberuntungan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Firman Allah Taala,

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (Ali Imran: 200).

Pahala orang-orang yang bersabar akan dilipatgandakan dengan hitungan yang tanpa batas. Sebagaimana yang diperkuat oleh Firman Allah Taala,

Katakanlah, Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Rabbmu.Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas. (Az-Zumar: 10).

Mencapai kejayaan dan kepemimpinan, sebab tanpa kesabaran, cita-cita yang sudah di depan mata dan sedikit lagi akan tergapai menjadi sirna dan hilang. Cobalah perhatikan pemimpin-pemimpin besar dunia, mereka adalah orang-orang yang gigih memperjuangkan cita-citanya, di samping senjata utama yang tidak pernah lekang dari mereka yaitu kesabaran menghadapi berbagai rintangan yang menghadang mereka. Firman Allah Taala,

Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan mereka meyakini ayat-ayat Kami. (As-Sajadah: 24).

Dengan kesabaran, kekuatan akan selalu bersanding bersamanya, kemenangan akan selalu hadir di hadapannya, dan pertolongan Allah akan selalu menyertainya. Firman Allah Taala,

Dan taatlah kepada Allah dan Rasulnya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu. Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Anfal: 46).

Kesabaran merupakan perisai kokoh dan tangguh, yang dapat digunakan menangkal berbagai makar yang diluncurkan musuh, bahkan dengan kesabaran itu, makar-makar musuh akan menjadi lemah dan tak mempunyai daya serang yang berarti. Firman Allah Taala,

Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (Ali Imran: 120).

Sebagai penghormatan yang sangat istimewa bagi para penyabar. Dikarenakan ketangguhan mereka di dalam bersabar, maka para malaikat menyambut dan mengucapkan salam kepada mereka. Firman Allah Taala,

(Sambil mengucapkan), Salamun alaikum bima shabartum. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (Ar-Rad: 24).

Menjadi golongan yang dicintai Allah merupakan cita-cita dan tujuan seorang mukmin, maka dengan kesabaran, kecintaan Allah Taala dengan sendirinya tersandang kepadanya. Firman Allah Taala,

Dan berapa banyak nabi yang berperang, bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Ali Imran: 146). Dan masih banyak lagi keutamaan-keutamaan yang akan diperoleh oleh seorang penyabar, yang tidak memungkinkan bagi khatib untuk menyebutkan satu persatu dan merincinya dengan detil pada khutbah ini, tapi di antara keutamaan-keutamaan itu adalah mencapai puncak derajat tertinggi dan kebaikan yang paling agung di dunia maupun akhirat, mendapat kejayaan dan keberuntungan, jauh dari kerugian dan penyesalan, diistimewakan oleh Allah bersama para dermawan yang penuh cinta kasih, dan dimasukkan ke dalam golongan Kanan (,) serta dapat memperkuat sendi-sendi keislamannya dengan kesabarannya tersebut. Hadirin Rahimakumullah wa Aazzakumullah! Itulah berbagai kemuliaan, keutamaan yang dikaruniakan, pahala yang tiada terhitung, kemudian ampunan dan surga yang pasti akan diperoleh orang-orang yang bersabar. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, . Tidaklah menimpa seorang Muslim dari keletihan atau penyakit, kecemasan, kesedihan, penderitaan, tidak pula duka cita, sampai pada duri yang menusuknya, kecuali Allah meleburkan dengannya dari dosa-dosanya. (HR. al-Bukhari: 5641 5642; Muslim: 2573). Bahkan Nabi Shallallahu alaihi wasallam meriwayatkan satu hadits Qudsi yang beliau riwayatkan dari Sang Maha Penyabar, bahwa Allah Taala berfirman, . Bila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua kekasihnya (matanya) kemudian bersabar, maka Aku ganti baginya dengan surga. (HR. al-Bukhari : 5653). Hadirin Rahimakumullah wa Aazzakumullah!

Itulah keutamaan kesabaran, maka marilah kita memohon taufik dan inayah-Nya, semoga Allah Taala menjadikan kita semua sebagai hambaNya yang penyabar.

KHUTBAH JUMAT KEDUA


Hadirin Rahimakumullah! Kesabaran adalah kebahagiaan hidup yang sesungguhnya, beberapa orang sahabat datang memohon sesuatu kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, beliau memberinya, maka mereka datang memohon lagi, Rasul Shallallahu alaihi wasallam memberi lagi, kemudian mereka datang lagi, beliau Shallallahu alaihi wasallam memberi lagi, sampai akhirnya beliau kehabisan sesuatu untuk diberikan kepadanya, kemudian beliau Shallallahu alaihi wasallam bersabda, . Tidak ada suatu benda berharga pun yang aku sembunyikan dari kalian semua, maka siapa yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan menjaganya. Siapa yang mencukupkan diri (dari meminta-minta), maka Allah akan mencukupinya, dan siapa yang menyabarkan dirinya, maka Allah akan menjadikannya bersabar. Dan tidaklah seseorang mendapat karunia yang lebih baik dan lebih luas melebihi dari kesabaran. (HR. al-Bukhari-Muslim dari Abi Said alKhudri). Kesabaran itulah perhiasan akhlak yang harus kita mohonkan kepada Allah, Sayyidina Umar Radhiyallahu anhu berkata, . Kita temukan sebaik-baik kehidupan kita adalah dengan kesabaran. Maka marilah kita memohon tambahan kokohnya kesabaran itu dengan menambah ilmu tentang keutamaan kesabaran dan menambah kokohnya iman kita tentang sifat, anugerah dan janji-janji Allah serta kehidupan dan balasan di akhirat kelak. . Bersabarlah (hai Muhammad), dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu
5

bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang.)821-721 :orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. (An-Nahl . . . .

Download Naskah Materi Khutbah Jumat

SEBAB-SEBAB PENYAKIT HATI


KHUTBAH JUMAT PERTAMA
.
Maasyiral muslimin rahimakumullah. Marilah kita mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu wa Taala yang telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kita terutama nikmat memeluk agama Islam dan nikmat berada di atas jalan kebenaran, jalannya para salafus shalih, generasi pertama Islam. Dan kita berharap dengan syukur kita ini, maka Allah Subhanahu wa Taala menambah nikmat-Nya dan memang demikianlah janji-Nya kepada kaum muslimin, dan Allah Subhanahu wa Taala tidak pernah menyalahi janjinya. Allah Subhanahu wa Taala berfirman,


Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim: 7) Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Taala Telah kita ketahui bersama, bahwa setiap anggota badan kita diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Taala untuk suatu tugas khusus, seperti mata diciptakan untuk meluhat, telinga untuk mendengar, dan begitulah seterusnya. Adapun tanda sakit anggota badan adalah apabila dia itu tidak bisa melaksanakan tugas tersebut dengan baik. Sebagai contoh mudah, mata yang tidak bisa digunakan untuk melihat dengan jelas maka dia adalah mata yang sakit, telinga yang tidak bisa digunakan untuk mendengar dengan baik, maka dia adalah telinga yang sakit. Demikian pula hati atau hati, hati yang sakit terlihat dari ketidakmampuannya melaksanakan tugas khusus yang karenanya Allah Subhanahu wa Taala menciptakannya yaitu mengenal Allah Subhanahu wa Taala untuk mencinta-Nya serta untuk beribadah kepada-Nya semata. Maka barangsiapa yang lebih mencintai dan lebih mementingkan sesuatu selain Allah Subhanahu wa Taala berarti hatinya sakit. Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Taala. Sungguh sudah menjadi fitrah manusia apabila ia ditimpa suatu penyakit dia akan berusaha mencari obatnya, benarlah kata pepatah mencegah lebih baik dari mengobati. Dan untuk mencegah suatu penyakit maka kita harus mengetahui penyebab-penyebabnya. 7

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah. Ada suatu penyakit yang lebih berbahaya dari semua penyakit jasmani yang paling berbahaya. Sungguh suatu kerugian bila seseorang ditimpa suatu penyakit tapi ia sendiri tidak menyadarinya. Penyakit ini mudah sekali menular dan mudah tertanam ini mudah sekali menular dan mudah tertanam dalam tubuh, dan tidak menutup kemungkinan kita mengidap penyakit yang sangat berbahaya itu. Penyakit itu adalah penyakit hati. Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Taala. Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita mempelajari penyebab-penyebab penyakit hati dengan senantiasa memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Taala agar terhindar dari penyakitpenyakit Allah Subhanahu wa Taala agar terhindar dari penyakit-penyakit tersebut dan bisa berusaha mengobatinya bila kita telah terlanjur terjangkit penyakit tersebut. Ada enam penyakit hati yang akan kami sebutkan pada kesempatan yang berbahagia ini, yang kesemuanya adalah penyakit-penyakit yang sangat berbahaya yang sering menjangkit umat. Di antara penyakit-penyakit tersebut adalah: Sebab penyakit hati pertama, berbuat syirik kepada Allah Subhanahu wa Taala. Syirik adalah jika seorang menyekutukan Allah Subhanahu wa Taala dalam ibadah kepada-Nya. Di samping dia beribadah kepada Allah Subhanahu wa Taala dia juga beribadah kepada selain Allah. Perbuatan syirik adalah perbuatan yang sangat tercela dan terlaknat. Orang yang terkena penyakit ini ia akan menjalani hidupnya di dunia ini dengan iman dan aqidah yang cacat, hatinya akan selalu sakit, semua yang dilakukannya hanya berkisar nafsu belaka, dia tidak akan mengenal agama Islam ini dengan baik, sebaliknya dia akan mendapatkan kesedihan, perasaan takut, dan kehancuran, bahkan Allah Subhanahu wa Taala menyifati orang-orang yang berbuat syirik kedudukannya lebih rendah dari binatang-binatang ternak. Allah Subhanahu wa Taala berfirman,


Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). (QS. Al-Furqan: 44) Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Disebutkan di dalam Alquran, orang yang berbuat syirik seperti seorang yang jatuh dari langit, kemudian disambar oleh burung-burung, dan dicabik-cabiknya, atau dilemparkan oleh angin ke tempat yang jauh dan hina. Nasalullaha al-afiyah. Maasyiral muslimin rahimakumullah Sebab penyakit hati kedua, perbuatan maksiat kepada Allah Subhanahu wa Taala.

Apabila kemaksiatan sudah bertumpuk dalam hati seseorang, maka dia akan menghalangi pandangan hati sehingga dia tidak dapat melihat, menyadari, memahami serta berfikir tentang ayat-ayat Allah Subhanahu wa Taala. Jika maksiat telah berkumpul dalam hatinya, maka dia akan mencengkramnya sehingga hatinya tidak menyenangi kebaikan dan tidak mau berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Taala, lalu yang paling menyedihkan ia akan dikuasai oleh hawa nafsurnya yang jahat, sebagaimana Allah Subhanahu wa Taala berfirman,


Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya dijuurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (QS. Al-Araf: 176) Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Taala Sebab penyakit hati ketiga adalah kelalaian dari berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Taala. Manusia yang lengah akan terkejut tatkala mendengar dzikir atau nasihat dari seseorang, meskipun dia seorang penuntut ilmu, apalagi orang awam Hal ini disebabkan kelalaian dari merenungi ayat-ayat-Nya sehingga setan masuk melalui peredaran darahnya menuju hatinya. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Taala senantiasa mengingatkan hal ini sebagaimana dalam firman-Nya,


Dan telah dekat kedatangan janji yang benar (hari berbangkit). Maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (mereka berkata): Aduhai, celakalah Kami, Sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Anbiya: 97) Orang yang lengah atau lalai diibaratkan seperti orang yang masuk ke dalam masjid lalu setan menekannya sehingga orang tersebut tidak berdzikir kepada Allah sedikit pun, seperti orang yang datang ke sebuah majelis talim dia malah tertidur atau memikirkan hal-hal dunia, sehingga ia tidak memahami isi dari kajian tersebut. Kelengahan menyerang hati seseorang, sehingga membuatnya berpaling dari taat kepada Allah Subhanahu wa Taala, tidak senang berdzikir, tidak senang mendengar suatu kebaikan dan tidak mau mendekat kepada ahli dzikir yaitu para ulama. Sidang Jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Taala Sebab penyakit hati keempat adalah berpaling dari mempeajari ilmu agama, mendalami, dan mempelajari sunah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Pada zaman sekarang ini, kita sering mendapati orang lebih faham ilmu dunia daripada ilmu agama, bahkan masalah-masalah yang ringan dalam agama mereka tidak mengetahuinya, tata-cara berwudhu atau 9

mandi sesuai sunah atau yang lebih sederhana dari pada itu mereka tidak memahaminya, mereka lebih mendahulukan urusan dunia yang fana ini. Kemudian ada sebagian kaum muslimin yang berpaling dari membaca dan memahami Alquran dan alHadis, sehingga hati mereka terjangkit suatu penyakit berbahaya. Reaita membuktikan pada zaman sekarang ini, banyak para pemuda muslim yang buta akan huruf Alquran dan tidak bisa membacanya. Mereka enggan belajar ilmu agama Islam yang benar, yang digali dari Alquran dan sunah berdasarkan pemahaman para pendahulu mereka yang shaleh seperti para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Mereka lebih menyukai mempelajari buku-buku hasil karya musuh-musuh Islam, padahal Allah Subhanahu wa Taala telah berfirman,

{124} }{124} 421{


Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia, Ya Robbku, mengapa Engkau menghimpunkan akud alam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat? Allah berfirman: Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan. (QS. Toha: 124-126)

.
KHUTBAH JUMAT KEDUA


Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Taala Sebab penyakit hati kelima, sibuk dengan urusan dunia dan mengabaikan agama. Apabila seorang telah terjangkit penyakit ini, maka waktu-waktunya, baik siang atau malam ia habiskan untuk mengejar dunianya, pikirannya terfokus agar tercapai semua keinginannya. Adapun akhirat mereka kesampingkan sehingga tidak heran kalau kita dapati di masjid-masjid kaum muslimin ketika khutbah Jumat mereka tertidur, tidak memperhatikan dan mendengarkan khutbah, padahal mendengarkan dua khutbah tersebut hukumnya wajib, yang demikian karena mereka telah kelelahan dengan urusannya. Kalaupun mata mereka tidak tertidur pikirannyalah yang terbang melayang bersama angan-angan dan lamunannya. Naudzubillah Kita khawatir inilah sifat yang difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Taala bahwa ia termasuk orangorang yang lari dari berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Taala. Dalam Alquran Allah Subhanahu wa Taala berfirman,


Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran ataukah hati mereka terkunci? (QS. Muhammad: 24)

10

Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang-orang yang lalai hati kita dari berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Taala dan mudah-mudahan Allah menolong kita sehingga senantiasa kita dapat menghindari penyebab-penyebab sakit hati tersebut dan senantiasa diberikan petunjuk dan hidayah-Nya. Amin.

. . . .

Download Naskah Khutbah Jumat

11

OBAT KESEDIHAN
KHUTBAH JUMAT PERTAMA
. . Maasyiral Muslimin Rahimakumullah, Marilah kita bersyukur kehadirat Allah Subhanahu wa Taala atas segala nikmat yang telah tercurah kepada kita. Semoga Allah Subhanahu wa Taala memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang bersyukur, sehingga Allah akan menambah pemberiaan nikmat-Nya. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dengan tanpa batas, Allah Subhanahu wa Taala berfirman, Maka Rabb-nya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata, Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini. Maryam menjawab,Makanan itu dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (QS. Ali Imran: 37) Kaum Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah, Keimanan seseorang bisa berubah-ubah, dapat meningkat juga dapat merosot tajam. Keimanan akan meningkat dengan amalan shalih yang dikerjakan. Dan kemerosotannya disebabkan terjadinya pelanggaran syariat dan maksiat. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam menggambarkan keimanan dengan hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim dalam Mustadrak dengan sanad hasan, Sesungguhnya keimanan dapat menjadi lekang, bagaikan baju yang bisa berubah usang. Karena itu, mintalah kepada Allah agar Allah memperbaharui iman dalam hati kalian. Kita harus memonitor keimanan yang merupakan barang paling berharga yang kita miliki. Kita mesti mengontrol amalan yang selama in biasa kita lakukan. Jangan sampai terjadi kemerosotan, apalagi sampai keimanan hilang dari dada. Kemerosotan iman saja sangat merugikan manusia, apalagi jika seseorang murtad, keluar dari agama Islam, sudah tentu kerugian dunia akhirat pasti
12

didapat. Sahabat Abu Darda Radhiallahu anhu berpesan, Termasuk tanda kecerdasan seorang (hamba) Muslim, ia selalu mengetahui apakah imannya sedang naik ataupun menurun. Oleh karena itu marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah Taala karena takwa adalah sebaik-baik bekal bagi seorang hamba dalam mengarungi kehidupan dunia dan akhirat. Kaum Muslimin Rahikumullah, Kehidupan manusia tidak selamanya bahagia. Manusia tidak terlepas dari yang namanya kesedihan, kesusahan, kesempitan dan berbagai macam musibah yang menimpa hati. Kondisi yang seperti ini menimpa seluruh manusia, kecuali orang-orang yang dijaga oleh Allah. Dan setiap manusia memiliki cara tersendiri untuk mengobati penyakit tersebut. Dan tidak jarang cara-cara tersebut hanya bisa menghilangkan kesedihan sementara, lalu setelah itu justru mendatangkan kesengsaraan yang bertambah parah. Maka kita dapatkan kebanyakan mereka menghilangkan kesedihan dengan minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba, merokok mendatangi dukun, mendengarkan musik dan lain-lain yang jelas-jelas diharamkan oleh Allah. Oleh sebab itu bukanlah ketenangan dan kelapangan hati yang mereka dapatkan tetapi justru kesempitan dan kesengsaraanlah yang mereka rasakan, karena mereka telah jauh dari tuntunan Islam. Sebagaimana firman Allah Taala, Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. (QS. Thaha: 124) Kaum Muslimin Rahimakumullah, Adapun kita kaum Muslimin, maka kita memiliki cara tersendiri untuk menghilangkan penyakit tersebut, tentunya dengan obat-obat yang telah diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Obat yang pertama adalah kita meyakini bahwa kesedihan dan kesusahan yang menimpa kita, sudah ditakdirkan oleh Allah, maka ketika kita menyadari hal tersebut akan tenanglah hati kita dan lapanglah dada kita. Kemudian obat berikutnya adalah doa yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam menghadapi kesedihan. Ini sebagaimana yang diriwayatkan dari sahabat Ibnu Masud Radhiallahu anhu bahwasannya Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda, : Tidaklah seorang hamba tertimpa kesusahan dan kesedihan kemudian dia berdoa, Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuanMu, ubun-ubunku di tangan-Mu, berlaku kepadaku hukum-Mu, adil atasku Qadha-Mu
13

(keputusan-Mu), aku meminta kepada-Mu dengan seluruh nama-nama-Mu (yaitu) yang Engkau namakan diri Engkau dengan nama tersebut, atau yang Engkau turunkan di kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada kepada salah satu hamba-Mu, supaya Engkau menjadikan Alquran penyiram hatiku, cahaya dadaku, pengusir kesedihanku, penghilang kecemasan dan kegelisahan, kecuali Allah akan menghilangkan kesusahannya dan menggantinya dengan kesenangan. Tentunya di dalam berdoa dengan doa di atas kita harus paham dengan makna yang terkandung di dalam doa tersebut, supaya kita menghadirkan hati kita di dalam berdoa. Karena Allah tidak menerima doa seorang yang hatinya lalai, dan salah satu sebab kelalaian tersebut adalah tidak fahamnya kita dengan kandungan makna doa tersebut. Maka, Ibnu al-Qayim Rahimahullah menjelaskan kandungan makna doa tersebut sebagai berikut:

Pengakuan seorang hamba bahwa dia adalah hamba Allah, seorang makhluk yang harus tunduk dan patuh terhadap semua perintah, dan ini menunjukkan bahwa dia tidak bisa lepas dari pertolongan Allah, walaupun hanya sekejap mata. Ini juga menumbuhkan keyakinan bahwa hanya Allahlah yang bisa menghilangkan kesedihannya. Persaksian dia bahwa ubun-ubunnya, dan ubun-ubun seluruh makhluk berada di tangan Allah, oleh sebab itu dia tidak merasa takut dengan makhluk karena dia sadar bahwa dia dan makhluk lain sama kedudukannya sebagai seorang hamba, dan makhluk yang lain tidak bisa memberikan manfaat maupun menimpakan mudharat kepada dirinya. Memulai doanya dengan tawassul yang disyariatkan, yaitu dengan bertawassul dengan nama-nama Allah, baik yang diketahui oleh manusia maupun yang tidak. Ini adalah dalil bahwa nama-nama Allah tidak terbatas jumlahnya, karena di antara nama-nama Allah ada nama-nama yang hanya Allah sendiri yang tahu, berarti sesuatu yang tidak bisa diketahui oleh manusia tidak mungkin bisa dihitung. Dalam doa ini terkandung permintaan seorang hamba supaya Allah Taala menjadikan Alquran sebagai Rabi bagi hatinya. Rabi adalah air hujan, maka Nabi menyerupakan menyerupakan Alquran dengan air hujan, karena sebagaimana air hujan menumbuhkan bumi, maka Alquran pun menghidupkan hati. Dan apabila hati kita hidup, maka hiduplah seluruh anggota badan kita. Kemudian permintaan hamba supaya Alquran dijadikan cahaya bagi dadanya, karena dada yang bercahaya dan hati yang hidup adalah sumber kelapangan dan kebahagiaan seseorang. Permintaan seorang hamba supaya Allah menjadikan Alquran penghilang kesedihannya, karena kalau kesedihan dihilangkan dengan Alquran , maka kesedihan tersebut tidak akan kembali. Berbeda halnya apabila dihilangkan dengan selainnya seperti harta, anak, istri, jabatan atau apapun selainnya, maka kesedihan akan kembali ketika obat-obat selain Alquran itu pergi. Dianjurkan bagi yang mendengar hadits ini untuk mengamalkannya sebagaimana perintah Nabi kepada para sahabatnya pada hadits di atas.

Maka kesimpulannya, kesedihan dan kesempitan hati tidak akan bisa dihilangkan kecuali dengan tauhid atau pemahaman yang benar tentang Allah, dan dengan Alquran yaitu dengan menjadikan

14

Alquran sebagai petunjuk bagi hidup kita, yang senantiasa kita pahami serta kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

KHUTBAH JUMAT KEDUA


. , ., Kaum Muslimin Rahimakumullah Itulah obat yang dicontohkan oleh nabi untuk menghilangkan kesedihan dan kesusahan dan ini menunjukkan betapa sempurnanya agama kita. Tidaklah ada satu kebaikan pun kecuali kita sudah dijelaskan dan tidaklah ada satu keburukan pun kecuali kita sudah diperingatkan untuk menjauhinya. Kemudian kita juga diharuskan untuk menjauhi sebab-sebab munculnya kesedihan dan kesempitan hati yaitu dengan menjauhi sikap berpaling dari Alquran sebagaimana firman Allah, Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. (QS. Thaha: 124) Akhirnya marilah kita berdoa semoga Allah memberikan kepada kita keistiqamahan di dalam ilmu yang shalih dan amal yang shalih. . . . . . .

Download Naskah Materi Khutbah Jumat

15

Anda mungkin juga menyukai