Anda di halaman 1dari 17

1.

Latar Belakang

Energi listrik umumnya dibangkitkan pada tempat - tempat tertentu karena berbagai persoalan teknis, sedangkan pelanggan energi listrik tersebar diberbagai tempat. Kabupaten Aceh Utara menyuplay energy listrik dari PLTG di Sicanang Sumatra utara melalui transmisi 150 KV. Energy listrik disalurkan keban di Aceh Utara melalui Gardu Induk yang berada di Bayu dan diturunkan tegangan ke 20KV. Energi listrik disalurkan dari GI Bayu ke distribusi melalui beberapa feeder diantaranya feeder ke Gedong LW - 6 GH Lhoksukon. Luasnya daerah dan kepadatan penduduk yang tidak merata sehingga jarak beban ke beban berpengaruh terhadap penjang penghantar dan luas penampamg, sehingga terjadi rugi daya persatuan waktu menjadi pemanaasan yang tebuang tidak dapat digunakan.

Sistem distribusi yang digunakan untuk melayani adalah konfigurasi feeder radial, konfigurasi feeder radial ini sangat sulit memenuhi aspek teknisekonomis dari keseluruhan keadaan beban, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan kerapatan beban dan penyebaran beban yang tidak merata, menyebabkan tingginya rugi rugi daya nyata dalam distribusi tersebut. Energi listrik yang di salurkan ke beban mengalami penurunan, disebabkan adanya penyusutan energi. Susut energi listrik merupakan suatu pemborosan energi, apabila tidak dikendalikan secara optimal. Susut energi tidaklah semata-mata terkait dengan konstruksi jaringan distribusi, serta pola operasional unit-unit pengelolanya, akan tetapi terkait juga dengan sikap sebagian pengguna energi

listrik, yang melakukan tindakan yang kurang benar. Oleh karena itulah muncul istilah susut teknik dan susut nonteknik.

Susut energi teknis merupakan susut yang secara alamiah terjadi di jaringan, sebagian energi yang disalurkan akan terkonversi menjadi panas di saluran sehingga tidak dapat dimanfaatkan. Susut non-teknis merupakan akibat dari kekeliruan manusia (disengaja ataupun tidak) untuk kepentinga sendiri, seperti pencurian dan mengutak- atik kWh meter.

Melakukan perhitungan berapa besar susut yang terjadi, baik di seluruh jaringan distribusi maupun bagian-bagiannya, merupakan hal yang penting agar upaya menekan susut energi listrik dapat tepat sasaran.

1.1

Permasalahan

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang, maka rumusan masalah untuk penelitian adalah bagaimana:

Susut energi teknis pada feeder distribusi primer LW - 6 GH Lhoksukon dengan penyebaran beban dan konfigurasi feeder yang tidak merata apabila luas beban beban yang besar penghantar diparalel.

1.2

Keaslian Penelitian

Penelitian tentang susut energi telah banyak dilakukan peneliti bidang kelistrikan, terbukti dari banyaknya penelitian dan literatur yang megangkat masalah susut energi

1. Ljungberg (2006), melakukan simulasi dengan software Power System Simulator for Engineering (PSS/E) untuk melihat rugi-rugi energi pada jaringan distribusi. Penelitian dilakukan pada Grid Sattlement Group at E.ON Eln t.

Hasilnya semakin panjang saluran distribusi semakin besar rugi-rugi energi dan setiap group pembebanan berbeda besar rugi-rugi energinya.

2. Das (2004), telah melakukan penelitian tentang pembebanan maksimum dan biaya susut energi pada jaringan distribusi radial. Penelitian yang dilakukan menggunakan formula matematis arus cabang, tanpa melanggar kemampuan arus maksimum feeder. Tegangan minimum feeder dapat diperbaiki dengan mengambil pertumbuhan beban pada priode tertentu. Formula matematis digunakan untuk menghitung harga rugi energi feeder, untuk beban yang berbeda dipertimbangkan efek dari pertumbuhan beban, faktor beban dan biaya energi. Formula yang diusulkan untuk menghitung harga dari rugi energi feeder sangat bermanfaat untuk perencanaan sistem distribusi, penempatan optimal kapasitor parel, konfigurasi jaringan dan lain-lain 3. Kaur dan Sharma (2008) telah melakukan penelitian tentang optimasi ukuran penghantar dalam perencanaan sistem distribusi radial. Pemilihan penghantar mempertimbangakan perbedaan beban, pertumbuhan beban, faktor beban, biaya energi, biaya pembangkitan, dan keberagaman berbagai beban puncak di sepanjang feeder. Ukuran konduktor ditentukan

dengan meminimalkan biaya total yang terdiri dari harga konduktor, biaya rugi-rugi, batasan drop tegangan pada sisi terjauh titik beban, dan arus maksimum yang mengalir pada feeder. 4. Mendoza, dkk (2006) telah melakukan penelitian tentang optimasi pemilihan ukuran penghantar dalam sistem distribusi radial dengan menggunakan strategi evolusi. Penelitian yang dilakukan meminimalkan biaya susut energi tebesar dengan menggunakan formula matematis evolution strategy (ES).

Hasilnya ES mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mencari optimasi kapasitas konduktor.

5. Khedkar, dkk (2003) telah melakukan penelitian tentang mengurangi rugirugi energi pada jaringan distribusi dengan cara optimal load transfer. Penelitian dilakukan dengan ilustrasi 33 titik pembebanan. Penyelsaian permasalahan konfigurasi jaringan menggunakan lagrange multiplier method.

Hasilnya mengindikasikan terjadi pengurangan rugi energi pada sistem transmisi dan distribusi saat transfer beban antara feeder atau antara transformator.

Dari studi literatur banyak usaha untuk menekan susut energi, penulis mengambil susut energi teknis pada jaringan distribusi primer, dengan mengambil salah satu feeder LW - 6 GH Lhoksukon pada jaringan distribusi primer

1.3

Faedah

1. Pengembangan ilmu pengetahuan sistem distribusi daya listrik, kususnya tetang susut energi teknis pada jaringan distribusi dan dapat menekan rugirugi energi listrik. 2. Pembangunan Bangsa dan Negara, sehingga dapat dilakukan penghematan energi, juga dapat digunakan dalam perencanaan suatu sistem distribusi tenaga listrik.

2. Tujuan Penelitian

Mengetahui besar susut energi teknis pada feeder LW - 6 GH Lhoksukon distribusi primer dengan penyebaran beban dan konfigurasi feeder tidak merata apabila feeder pada beban besar diparalelkan.

3.

Tinjauan pustaka

Mengacu pada hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode perkiraan rugi-rugi oleh Grid Satlement Group, adanya perbedaan besarnya rugi rugi antara jaringan yang satu dengan yang lain selama tiap bulan . Model yang digunakan membagi konsumsi energi tahunan kedalam bulanan. Model yang digunakan berbeda untuk konsumen yang jenis berbeda, bagaimanapun juga tidak mungkin membuat model yang tetap. Semakin panjang saluran distribusi semakin

besar rugi-rugi energi dan setiap group pembebanan, berbeda besar rugi-rugi energinya (Ljungberg).

Pembuatan formula matematis yang sederhana untuk memperoleh pembebanan maksimum pada jaringan distribusi radial. Dengan asumsi sistem tiga fasa setimbang dengan metode perhitungan arus cabang. Tegangan minimum pada jaringan dapat diperbaiki dengan mengijinkan jaringan mengambil kenaikan beban pada priode waktu tertentu. Formula yang hasilkan dapat digunakan menghitung rugi energi, perencanan sistem distribusi, penempatan kapasitor optimum, dan lain lain (Das).

Ukuran optimal penghantar diperoleh dengan meminimalkan biaya total yang terdiri dari biaya penghantar, biaya rugi rugi dan mematuhi batasan batasan tertentu terhadap rugi rugi tegangan pada titik ahir beban dan kemampuan hantar arus feeder digunakan untuk formula matematis zero-one variable. Metode

pendekatan ini sederhana untuk mengimplentasikan optimasi pemilihan ukuran konduktor (Kaur dan Sharma , 2008)

Pemilihan ukuran optimal untuk sebuah penghantar sistem distribusi radial menggunakan metode heuristic, disebut juga dengan evolution strategy (ES). Penlitian menggunakan metode ES terbukti lebih baik dalam menyelsaikan masalah pemilihan ukuran penghantar jika dibandingkan dengan metode iterasi lainnya (Mendoza, dkk 2006)

Usaha untuk mengurangi rugi daya pada saat transfer beban antara feeder atau transformator sistem distribusi dengan cara mengilustrasikan suatu sistem dengan 33 titik pembebanan. Penyelsaian konfigurasi sistem menggunakan lagrange multiplier method dapat mengurangi rugi energi pada sistem transmisi dan distribusi (Khedkar, dkk 2003)

4.

Landasan teori

4.1

Sistem distribusi tenaga listrik

Tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit tenaga listrik. Pusat umumnya terletak jauh dari pusat-pusat beban, yang terdiri dari beban rumah tangga, komersil, dan industri. Oleh karena itu listrik didistribusikan melalui sistem transmisi dan distribusi ke pusat-pusat beban tersebut.

Pembangkit

Saluran Transmisi

Saaluran Distribusi Primer

Saaluran Distribusi Skunder

Utilitas

GI TM TT & TET

GI TM

GD TR

PTL

Trafo Step-up

Trafo Step-down

Trafo Distribusi

Pengukur kWh

Instalasi pemakai

Pemakai TM

GD

Gambar 1. Diagram satu garis sistem tenaga listrik dari pusat pembangkit ke konsumen akhir

4.2

Konfigurasi Jaringan Distribusi Primer

Konfigurasi jaringan distribusi tegangan menengah, secara umum konfigurasi jaringan distribusi tegangan menengah yaitu:

1. Konfigurasi feeder Radial 2. Konfigurasi feeder Ring 3. Konfigurasi feeder Mesh

Didalam prakteknya penerapan konfigurasi dari feeder, dapat berupa kombinasi dari ketiga feeder. Pemilihan konfigurasi feeder jaringa tegangan menengah (JTM), tergantung kepada kualitas pelayanan yang diinginkan.

Konfigurasi feeder radial adalah bentuk jaringan yang paling sederhanan, yang menghubungkan beban beban ketitik sumber, dan biaya relatif murah. Konfigurasi feeder radial ini, tidak adanya pasokan alternatif daya lain. Konfigurasi feeder radial dapat dilihat pada gambar 2

JTM 20 kV

Gambar 2. Konfugurasi feeder radial

Jaringan distribusi radial dimodelkan berdasarkan pembebanan yaitu

1. Beban merata sepanjang jaringan 8

2. Beban semakin ke ujung semakin membesar 3. Beban semakin ke ujung semakin mengecil 4. Beban acak

4. 3

Pengertian susut energi

Proses penyaluran energi listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban, terjadi rugi rugi teknis yaitu rugi daya dan rugi energi. Dari gambar 1, pada saluran transmisi dan distribusi adanya tahanan penghantar yang dialiri arus, timbul rugi teknis (I2 R), pada mesin mesin listri seperti transformator, motor dan generator adanya arus pusar (histerisis) pada peralatan tersebut merupakan rugi teknis.

Menetukan susut energi dalam sistem distribusi, yang dilakukan oleh perusahaan listrik ialah membandingkan energi yang disalurkan dari gardu induk dengan energi yang terjual selama selang waktu tertentu, misalnya setahun. Selisih energi yang disalurkan dengan energi terjual dianggap sebagai rugi energi tahunan.

Susut energi dapat dirumuskan:

Energi yang disalurkan adalah sama dengan beban rata-rata untuk priode tertentu dikalikan jumlah jam priode tersebut.

Susut energi dalam % di defenisikan:

( ) Perhitungan susut energi pada feeder distribusi sistem tenaga listrikadalah: ( )

Secara matematis:

4. 4

Faktor rugi (loss faktor)

Faktor rugi adalah perbandingan antara rugi daya rata-rata dengan rugi daya pada beban puncak, selamawaktu priode tertentu. Secara matematis dapat dinyatakan;

( )

Bila priode 1 hari atau 24 jam maka (I2 R) rata rata adalah:

10

Rugi daya yang biasa disebut rugi tembaga (coper loss) adalah I2R, bebanding lurus dengan kwadrat arus (beban).

4.5

Penghantar

Sistem distribusi arus bolak balik konstanta jaringan yang mempengaruhi susut adalah resistansi (R), induktasi (L) dan kapasitansi (C) penghantar.

Resistansi penghantar penghantar didefenisikan secara matematis

R = Resistansi () = resistivitas (-m) A = luas penampang penghantar (mm2)

Induktansi penghantar pilin secara persamaan matematis

(/km)

GMD = jarak rata-rata antar penghantar

GMR = jarak jari-jari rata-rata penghantar

11

(meter)

(meter)

r = jari jari (m)

5.

Cara penelitian

5.1

Bahan atau Materi Penelitian

1. Buku teks dan jurnal, sebagai acuan yang berkaitan dengan penelitian yaitu susut energi teknis. 2. Pemilihan salah satu feeder LW - 6 GH Lhoksukon 3. Data kurva beban harian 4. Data penghantar AAAC dengan luas penampang nominal 70, 95, 120, 150, 180,dan 240 mm2 5. Data operasi sistem (beban dan sumber energi listrik)

5.2

Alat yang Dipakai

1. Komputer AMD 64 Athlon HDD 80GB RAM 1G 2. Windows XP 3. Microsoft office 4. Software EDSA

12

5. Printer Canon MP 145

6. Jalan Penelitian

Cara penelitian dimulai dengan studi literature, perumusan masalah, diteruskan dengan kegiatan penyiapan komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak EDSA dan selanjutnya melalui beberapa tahapan berikut:

1. Mengambil data beban dari kurva beban, pada LW - 6 GH Lhoksukon. 2. Memasukan data penghantar, impedansi dari feeder dengan luas penampang nominalnya 3. Membuat diagram satu garis, LW - 6 GH Lhoksukon 4. Memasukkan data beban rata rata 5. Memasukan data awal feeder dan memparalel feeder pada beban besar 6. Menjalankan software EDSA dengan dengan aliran daya dan megamati data yang ditampilkan software EDSA untuk kemudian dianalisa susut energinya. 7. Mengamati data yang ditampilkan Software EDSA dan menghitung susut energinya serta membandingkan hasilnya dengan sebelumnya. 8. Membuat laporan hasil penelitian

Penelitian yang dilakukan untuk menghitung susut energi, pada LW - 6 GH Lhoksukon dengan konfigurasi (pola) feeder yang penyebaran beban tidak meratal, dapat dilihat pada gambar 3.1 diagram alir penelitian

13

Mulai

Merumuskan masalah

Studi literatur

Mengumpulkan data Menbuat diagram satu garis

AFA(1) = data awal AFP(2) = beban besar diparalel

n=1

Hitung aliran daya P(n),Q(n)


Tidak

n = n+1

Konvergen ?
Ya

Periksa data

Tampilkan hasil perhitungan

Simpan

Tidak

n=2
Ya

Bandingkan susut energi Keterangan AFA : Luas Penampang Feeder Awal AFP : Luas Penampang Feeder Paralel

Selsai

Gamabr 3. Diagram alir cara penelitian

14

7. Variabel

Arus, tegangan, daya, dan energy

8. Analisis

Analisis dilakukan terhadap variabel variabel tegangan, arus, dan daya yang peroleh dari hasil simulasi. Dengan membandingkan penampang awal dan setelah diparalelkan, yaitu pengaruh parallel feeder pada beban besar terhadap susut energi teknis.

9.

Jadwal Penelitian

Tabel jadwal penelitian Bulan No Uraian I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 2 Pengumpulan bahan Konsultasi pembimbing Pembuatan proposal Konsultasi pembimbing Pengambilan data lapangan Konsultasi pembimbing Pengolahan data Konsultasi pembimbing Pembuatan simulasi EDSA Konsultasi pembimbing Pengolahan data simulasi Konsultasi pembimbing Pembuatan laporan 3 II 4 III 5 IV 6 V 7 VI 8 VII 9 VIII 10 IX 11

15

10.

Daftar Pustaka:

Abdul K., 2000. Distribusi Dan Utilisasi Tenga Listrik, Universitas Indonesia, Jakarta Basri. H., 1997, Sistem Distribusi Daya Listrik, ISTN, Jakarta Selatan. Marsudi. D., 2006. Operasi System Tenga Listrik, Graha Ilmu, Yogyakarta EDSA Micro Corporation, 2005. Users Guide/Tutorial, San Diego, U.S.A Gonen, T., 1988, Modern Power System Analysis, John Wiley & Sons, California. Gupta, J.B., 1997, Transmission And Distribution, S.K. Kataria & Son Saadat, H, 1999, Power System Analysis, Milwaukee School of Engineering, WCB McGraw-Hill. Stevenson, W.D., and Grainger, J.J, 1994, Analysis Power System, Singpura Mc Graw Hill Ljungberg, L., 2006, Loss Variation Calculatios in Distribution Grids, Malm, Sweden Das, D., 2004, Maximum Loading and Cost of Energy Loss of Radisl Distribution Feeders, SceinceDirect, Electrical Power and Energy system 26 (2004) 307-314

16

Kaur, D., dan Sharma, J., 2008, Optimal Conductor Sizing in Radial Distribution Systems Planning, ScienceDirect, Electrical Power and Energy system 30 (2008) 261-271

Mendoza, F., Requena, D., Jos L, Bernal-Agustin and Jos A, DominguezNavaro, 2006, Optimal Conductor Size Selection in Radial Power Distribution Systems Using Evolutionary Strategies, 2006 IEEE PES Transmisission and Distribution Conference and Exposition Latin America, Venezuela

Khedkar, M.K, Dhole,G.M and Ingle, V.S. 2003.Optimal Load Transfer : Strategy For Loss Reduction of Distribution Network. IE(I) JournalEL Vol : 84 December 2003.

17

Anda mungkin juga menyukai