Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN TERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN

RUMAH TANGGA DESA DEMPET KABUPATEN DEMAK Latar Belakang Kesehatan Indonesia diarahkan untuk mencapai visi Indonesia sehat 2010 yaitu masa depan di mana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, penduduknya berperilaku bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Perilaku sehat adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah faktor resiko, terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, 2002:1). Pembangunan dibidang kesehatan juga berjalan dengan cepat, untuk itu diperlukan arah kebijakan dan prioritas pembangunan dibidang kesehatan. Pencapaian kemajuan pembangunan dibidang kesehatan dapat dinilai dengan pencapaian target pembangunan kesehatan, salah satu target pembangunan dibidang kesehatan adalah tercapainya 65% rumah tangga yang mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat (Departemen Kesehatan RI, 2004:1). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan sikap, perilaku melalui pendekatan pimpinan, bina suasana dan pemberdayaan agar masyarakat mengenali dan mengatasi masalah sendiri dalam tatanan rumah tangga, institusi pendidikan dan tempat ibadah, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2006:3). Seiring dengan cepatnya pekembangan dalam era globalisasi serta adanya transisi demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan berperilaku dan sosial budaya cenderung akan semakin kompleks (Jean Henry Raule, 2004). Perbaikan tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan atau faktor keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku yang secara teoritis memiliki andil 30-35% terhadap derajat kesehatan (Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan,

2002:2). Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program ini telah dilaksanakan mulai tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat yang saat ini disebut Pusat Promosi Kesehatan. Program PHBS dilaksanakan dalam berbagai tatanan, seperti tatanan rumah tangga, tatanan pasar dan sebagainya. Provinsi Jawa Tengah memfokuskan pada tiga tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat ibadah dan institusi pendidikan. Alasan pemilihan pada tiga jenis tatanan tersebut karena ketiganya mempunyai daya ungkit yang besar dalam pencapaian derajat kesehatan (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2004:2). Perilaku sehat merupakan salah satu pilar utama dalam upaya pencapaian Indonesia sehat 2010, oleh karena itu data perilaku perlu sungguh-sungguh diupayakan dan perlu didapatkan secara berkesinambungan melalui program PHBS yang telah dilakukan selama ini adalah bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat, yang bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatan fisik, mental dan spiritual (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2004:1). Upaya peningkatan perilaku sehat di rumah tangga belum menunjukan hasil optimal, hal ini antara lain dapat dilihat dari data hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2004 menunjukan bahwa Indonesia sebesar 35% masyarakat merokok dalam rumah ketika bersama anggota keluarga yang lain. Perokok laki-laki lebih tinggi dari perempuan (63% dibanding 45%). sebanyak 82% penduduk usia 15 tahun keatas kurang melakukan aktivitas fisik, dengan katagori (75%) kurang bergerak dan (9%) tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2006:2). Berdasarkan hasil pendataan untuk PHBS tatanan rumah tangga provinsi Jawa Tengah 73% keluarga belum menjadi peserta dana sehat dan sebesar 68% keluarga belum bebas asap rokok (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2006:2). Berdasarkan hasil survey cepat pemetaan PHBS yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2004, dari 16 indikator PHBS Kabupaten Demak hanya 8 indikator yang mencapai target. Indikator yang belum memenuhi syarat yaitu cakupan bebas asap rokok, NAPZA, air bersih, sampah, saluran

pembuangan air limbah, pemberantasan sarang nyamuk, dana sehat dan tanaman obat keluarga, sehingga Kabupaten Demak untuk PHBS dikategorikan sehat madya (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2004:56). Rekapitulasi data pengkajian PHBS tatanan rumah tangga Kabupaten Demak dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 belum terdata, jadi untuk indeks potensi keluarga sehat belum dapat diklasifikasikan dan dipersentasekan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, dari hasil survey yang dilakukan terhadap 14 puskesmas Kabupaten Demak di tahun 2005, Kabupaten Demak dikategorikan sehat paripurna. Berdasarkan data dari puskesmas Dempet Kelurahan Dempet dikategorikan sehat madya, hasil survey tersebut diambil dari sampel 34 rumah. Berdasarkan dari uraian di atas maka akan diadakan penelitian dengan judul Hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan terapan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga masyarakat Desa Dempet Kabupaten Demak.

Anda mungkin juga menyukai