Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Di zaman modern seperti sekarang ini, industri makin maju dan berkembang pesat. Berbagai macam perusahaan dan industri berdiri dengan berbagai macam produksinya. Dalam suatu proses produksinya, hal terpenting yang harus diutamakan ialah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Bahkan di seluruh perindustrian dunia, K3 menjadi aspek paling penting yang perlu diperhatikan karena secara tidak langsung dapat meningkatkan produktivitas perusahaan tersebut. Oleh sebab itu isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan. Memandang pentingnya K3 maka diperlukan komponen alat yang dapat melindungi anggota tubuh para pekerja yang disebut Alat Pelindung Diri (APD) yang harus selalu ada serta digunakan oleh pekerja dalam proses produksi suatu perusahaan. Perlu diketahui pula bahwa APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan-pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya dit e m p a t kerja. APD merupakan cara terakhir untuk m e l i n d u n g i t e n a g a k e r j a s e t e l a h dilakukan beberapa usaha. Untuk lebih memahami mengenai APD, maka kami melakukan praktikum ini, agar dalam melakukan suatu pekerjaan dapat lebih mengutamakan aspek K3.
1

1.2

Tujuan Praktikum

Adapun beberapa tujuan praktikum dari penggunaan Alat Pelindung Diri adalah:
1. Untuk mengenal Alat Pelindung Diri. 2. Untuk mengetahui macam-macam Alat Pelindung Diri. 3. Untuk mengetahui fungsi dari Alat Pelindung Diri. 4. Untuk memahami cara menggunakan Alat Pelindung Diri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana para pekerja beraktifitas sehari hari mengandung banyak bahaya, langsung maupun tidak langsung, bagi keselamatan dan kesehatan pekerja. Bahaya bahaya tersebut dapat diklasifikasikan sebagai:
1. Bahaya biologis dan penyakit biologis (biological hazards and diseases), 2. Bahaya kimia (chemical hazards), 3. Tempratur udara dan panas (heat and air temperature), 4. Kualitas udara (air quality), 5. Cahaya dan pencahayaan (light and lighting), 6. Warna (colour), dan 7. Kebisingan (noise).

Penggunaan alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia. Menurut Balai K3 Bandung, 2008 adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya atau kecelakaan pada lingkungan kerja.APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.

2.1 Dasar Hukum APD


Penggunaan APD juga memiliki dasar hukum yaitu: 1. Undang-undang No.1 tahun 1970.
a. Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat

untuk memberikan APD.

b. Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD.
c. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak

tenaga kerja untuk memakai APD. Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma-cuma.
2. Permenakertrans No. \Per.01/MEN/1981

Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja. 3. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982 Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja. 4. Permenakertrans No.Per.03/Men/1986 Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus memakai alat-alat pelindung diri yg berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan, kacamata pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernafasan.
2.2

Syarat-syarat APD

Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat alat pelindung diri adalah harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja, yaitu: 1. 2. 3. 4.
5.

Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel. Bentuknya harus cukup menarik. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam menggunakannya.

6.

Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.

7.

Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.

8.

APD atau alat pelindung diri terbagi atas beberapa jenis yaitu: 1. Alat Pelindung Kepala Safety helmet adalah alat pelindung kepala secara umum, bila kita bekerja pada mesin-mesin yang berputar, safety helmet melindungi terpuntirnya rambut oleh putaran mesin bor atau rambut terkena percikan api pada saat mengelas. jenisnya helm pengaman dapat terbuat dari plastik, fiberglass, bakelite. Seperti Gambar 2.1 safety helmet berikut ini:

Gambar 2.1 2. Alat Pelindung Muka dan Mata

safety helmet

Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan debu. Berbagai jenis kacamata pengaman mempunyai kegunaan yang berbeda. Kacamata debu berguna melindungi mata dari bahaya debu, bram (tatal) pada saat menggerinda, memahat dan mengebor. Kacamata las berguna melindungi mata dari bahaya sinar yang menyilaukan (kerusakan retina mata) pada saat melaksanakan pengelasan. Kacamata las dapat dibedakan terutama pada kacanya, antara pekerjaan las asetilin dan las listrik. Kacamata las listrik lebih gelap dibandingkan dengan kacamata las asetilin. Selain kacamata las terdapat juga kedok yang lazim disebut helm las atau kacamata las yang dipadukan dengan helm. Alat pelindung muka dan mata yaitu berupa safety glasses dan face shields. Seperti Gambar 2.2 safety glasses dan face shields berikut ini:

Gambar 2.2 3. Alat Pelindung Telinga

safety glasses dan face Shields

Alat pelindung telinga ialah alat yang melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang bising, dan juga penahan bising dari letupan / letusan. Selain itu, alat ini melindungi pemakainya dari bahaya percikan api atau logam panas misalnya pada saat pengelasan. Seperti Gambar 2.3 Ear Plug dan Gambar 2.4 Ear Muff berikut ini:

Gambar 2.3 4. Alat Pelindung Pernafasan

Ear Plug

Gambar 2.4

Ear Muff

Alat pelindung pernafasan berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu atau beracun) serta Alat ini berguna terisapnya gas-gas yang beracun pada saat mengelas. Bahkan untuk tempat kerja khusus diperlukan Alat pelindung pernafasan yaitu berupa masker atau respirator. a. Penahan debu / masker Penahan debu memberi perlindungan pernafasan dari debu, debu metalik yang kasar atau partikel lainnya yang bercampur dengan udara. Yakinlah bahwa pemakaian pelindung ini sudah rapat betul, sehingga udara yang dihirup melalui saringan (filter). Seperti Gambar 2.5 masker berikut ini:

Gambar 2.5 b. Saringan Cartridge / respirator

masker

Pemakaian saringan cartridge bila jalannya pernafasan mendapat pengotoran dari embun cairan beracun yang berukuran 0,5 mikron. Saringan cartridge diberi tanda oleh pabrik guna menerangkan kegunaannya. Bila terasa pernafasan sangat sesak segera saringan diganti. Yakinlah bahwa melekatnya alat ini pada bagian kulit muka benar-benar melekat dengan baik. Agar tidak meragukan cobalah dengan melekatkan lembaran kertas atau ditutup telapak tangan pada lubang udara, kemudian dihirup. Jika penghirupan terasa sesak, bearti tidak ada kebocoran, ini menunjukkan perlekatan pada bagian kulit muka baik. Seperti Gambar 2.6 respirator berikut ini:

Gambar 2.6 5. Alat Pelindung Tangan Alat Pelindung Tangan merupakan

respirator

alat

yang

paling

banyak

digunakan

karenakecelakaan pada tangan adalah yang paling banyak dari seluruh kecelakaan

yang terjadi di tempat kerja. Alat pelindung tangan (sarung tangan) terbuat dari bermacam-macam bahan disesuaikan kebutuhan. Yang sering dijumpai adalah: a. Sarung tangan kain Digunakan untuk memperkuat pegangan. Hendaknya dibiasakan bila memegang benda yang berminyak, bagian-bagian mesin atau bahan logam lainnya. Seperti Gambar 2.7 Sarung tangan kain berikut ini:

Gambar 2.7 b. Sarung tangan asbes

Sarung tangan kain

Sarung tangan asbes digunakan terutama untuk melindungi tangan terhadap bahaya pembakaran api. Sarung tangan ini digunakan bila setiap memegang benda yang panas, seperti pada pekerjaan mengelas dan pekerjaan menempa (pandai besi). Seperti Gambar 2.8 Sarung tangan asbes berikut ini:

Gambar 2.8 c. Sarung tangan kulit

Sarung tangan asbes

Sarung tangan kulit digunakan untuk memberi perlindungan dari ketajaman sudut pada pekerjaan pengecoran. Perlengkapan ini dipakai pada saat harus mengangkat atau memegang bahan tsb. Seperti Gambar 2.9 Sarung tangan kulit berikut ini:

Gambar 2.9

Sarung tangan kulit

d. Sarung tangan karet Terutama pada pekerjaan pelapisan logam seperti pernikel, perkhrom, dsb. Sarung tangan ini menjaga tangan dari bahaya pembakaran asam atau melindungi dari kepedasan cairan pada bak atau panic dimana pekerjaan tersebut berlangsung. Sarung tangan karet digunakan pula untuk melindungi kerusakan kulit tangan karena hembusan udara pada saat membersihkan bagian-bagian mesin dengan menggunakan kompresor. Seperti Gambar 2.10 Sarung tangan karet berikut ini:

Gambar 2.10 Sarung tangan karet 6. Safety Belt Safety belt berfungsi untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler berupa tali pengaman (safety harness). Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter. Selain itu ada pula safety belt yang berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain). Seperti Gambar 2.11 Safety Belt dan Gambar 2.12 Safety Harness berikut ini:

Gambar 2.11 Safety Belt 7. Safety Clothes

Gambar 2.12 Safety Harness

Safety Clothes, berfungsi untuk melindungi tubuh dari kondisi lingkungan kerja yang kurang baik seperti suhu, debu ataupun hal lain yang membahayakan tubuh. Pakaian ini dilengkapi dengan bahan yang memantulkan cahaya sehingga jika digunakan pada malam hari dapat memperlihatkan posisi si pemakai. a. Apron Ketentuan memakai sebuah apron pelindung harus dibiasakan diluar baju kerja. Apron kulit dipakai untuk perlindungan dari rambatan panas nyala api. Seperti Gambar 2.13 apron berikut ini:

Gambar 2.13 apron b. Pakaian pelindung Dengan menggunakan pakaian pelindung yang dibuat dari kulit, maka pakaian biasa akan terhindar dari percikan api terutama pada waktu mengelas dan menempa. Lengan baju jangan digulung, sebab lengan baju akan melindungi tangan dari sinar api. Seperti Gambar 2.14 Safety Clothes berikut ini:

10

Gambar 2.14 Safety Clothes 8. Alat Pelindung Kaki Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda-benda berat, terinjak benda yang berputar melalui kaki, kepercikan larutan asam dan basa yang korosif atau cairan panas, menginjak benda tajam. Untuk menghindarkan kerusakan kaki dari tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia, maka sebagai pelindung digunakan sepatu. Sepatu ini harus terbuat dari bahan yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan. a. Sepatu pengaman Sudah menjadi kebiasaan memakai sepatu pengaman pada waktu bekerja di bengkel logam. Gambar dibawah menunjukkan sepatu pengaman yang bentuknya seperti sepatu biasa, hanya pada bagian ujungnya dilapisi dengan baja. Seperti Gambar 2.15 Safety Clothes berikut ini:

Gambar 2.15 Safety Clothes b. Sepatu yang beralas karet Khusus untuk menginjak daerah yang licin seperti permukaan seng digunakan sepatu yang beralaskan karet agar tidak mudah terpeleset. Seperti Gambar 2.16 Safety shoes dan Gambar 2.12 Sepatu boot berikut ini:

Gambar 2.16 Safety Shoes 9. Pakaian dan cara berpakaian

Gambar 2.17

Sepatu Bot

11

Pada umumnya pakaian yang patut dipakai ketika bekerja adalah baju kerja yang dalam keadaan rapi dan baik. Bagian pakaian yang sobek dapat menyebabkan tersangkutnya pada bagian-bagian mesin yang bergerak. Menggunakan dasi sama halnya dengan menggunakan pakaian sobek yang dapat mengakibatkan tersangkutnya pada mesin yang berputar. Melipat lengan baju adalah salah satu cara menghindarkan tersangkutnya lengan baju atau lebih baik lengan baju dibuat pendek diatas siku.

11

12

BAB III METODOLOGI


3.1 Lokasi dan Waktu Studi
Lokasi yang digunakan bertempat di Workshop Teknik dan waktu studinya adalah hari Sabtu tanggal 12 November 2011, pada pukul 08.00 WITA dan lama pertemuan 180 menit.

3.2 Tahapan Kegiatan


Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut: 1. Studi Literatur Pada tahap ini praktikan mempelajari tentang macam-macam APD dan kegunaannya. Hal ini dimaksudkan agar praktikan dapat lebih memahami praktikum yang akan dilakukan. 2. Tugas Pendahuluan Pada tahap ini praktikan diberi beberapa pertanyaan yang terkait dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya tentang APD. Hal ini dimaksudkan agar praktikan dapat lebih memahami tentang APD sebelum mengahadapi responsi. 3. Responsi Pada tahap ini praktikan menjalani responsi mengenai pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar praktikan telah siap dalam mempelajari APD. 4. Praktikum Pada tahap ini praktikan melakukan kegiatan praktikum, seperti cara menggunakan alat pelindung diri dengan baik dan benar. 5. Laporan Akhir Pada tahap ini praktikan membuat laporan akhir yang berisi tentang seluruh kegiatan yang dilakukan pada proses praktikum Proses Produksi.

13

3.3

Diagram Alir

Studi Literatur

Tugas Pendahuluan

Responsi

Praktikum

Laporan Akhir Gambar 3.1 Diagram Alur Kegiatan

14

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Alat Pelindung Diri

Hal-hal yang dilakukan pada pembahasan tentang APD (Alat Pelindung Diri) adalah memperkenalkan alat-alat pelindung diri yang digunakan pada saat bekerja agar mengurangi dampak dari kecelakaan yang mungkin menimpa pekerja, bukan menghilangkan sumber resiko bahaya. Macam-macam alat-alat pelindung diri yaitu: 1. Pelindung kepala Pelindung kepala dikenal sebagai safety helmet. pelindung kepala yang dikenal ada 4 jenis, yaitu Hard hat kelas A , kelas B , kelas C dan bump cap. klasifikasi masing masing jenis adalah sebagai berikut: a. Kelas A Hard hat kelas A dirancan untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh dan melindungi dari arus listrik sampai 2.200 volt. b. Kelas B Hard hat kelas B dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh dan melindungi dari arus listrik sampai 20.000 volt. c. Kelas C Hard hat kelas C melindungi kepala dari benda yang jatuh, tetapi tidak melindungi dari kejutan listrik dan tidak melindungi dari bahan korosif. d. Bump cap Bump cap dibuat dari plastik dengan berat yang ringan untuk melindungi kepala dari tabrakan dengan benda yang menonjol. Bump cap tidak menggunakan sistem suspensi, tidak melindungi dari benda yang jatuh, dan tidak melindungi dari kejutan listrik. Karenanya bump cap tidak boleh digunakan untuk menggantikan hard hat tipe apapun. 2. Pelindung mata Pelindung mata disebut dengan Safety Glasses. Safety Glasses berbeda dengan kaca mata biasa, baik normal maupun kir (Prescription glasses), karena pada bagian atas
15

kanan dan kiri frame terdapat pelindung dan jenis kacanya yang dapat menahan jenis sinar UV (Ultra Violet) sampai persentase tertentu. Selain itu melindungi juga dari gas, uap, debu, dan percikan larutan kimia atau percikan api. 3. Pelindung wajah Pelindung wajah yang dikenal adalah; a. Goggles Goggles memberikan pelindungan lebih baik dari pada safety glasses karena goggles terpasang dekat wajah.karena goggles mengitari area mata, maka goggles melindungi lebih baik pada situasi yang mungkin tejadi percikan cairan, uap logam, uap, serbuk, debu, dan kabut. b. Face Shield Face shield memberikan perlindungan wajah menyeluruh dan sering digunakan pada operasi peleburan logam,percikan bahan kimia ,atau partikel yang melayang. Banyak Face shield yang dapat digunakan bersamaan dengan pemakaian Hard Hat. Walaupun Face Shield melindungi wajah, tetapi Face Shield bukan pelindung mata yang memadai, sehingga pemakaian safety glasses harus dilakukan dengan pemakaian Face Shield.
c. Welding Helmets

Jenis Pelindung Wajah yang lain adalah Welding Helmets (Topeng Las). Topeng las memberikan perlindungan pada wajah dan mata. Topeng las memakai lensa absorpsi khusus yang menyaring cahaya yang terang dan energi radiasi yang dihasilkan selama operasi pengelasan. Sebagaimana Face Shield, Safety Glasses atau Goggles harus dipakai saat menggunakan Helm Las.
d. Masker wajah

Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari zat zat berbau menyengat dan dari debu yang merugikan.
4. Pelindung Tangan

Pekerjaan mengelas selalu berhadapan dengan benda-benda panas dan arus listrik. Untuk melindungi jari-jari tangan dari benda panas dan sengatan listrik, maka tukang las harus memakai sarung tangan yang tahan panas dan bersifat isolasi. Sarung tangan harus lemas sehingga tidak mengganggu pekerjaan jari-jari tangan. Sarung
16

tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda. Waktu mengelas harus selalu memakai sepasang sarung tangan. 5. Alat pelindung kaki Alat pelindung kaki dapat berupa sepatu kerja yang disebut juga safety shoes. Fungsi dari safety shoes yaitu untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda-benda tajam dan percikan cairan logam serta goresan-goresan benda-benda tajam, benda panas, kontrak listrik dan menjaga keseimbangan tubuh dilantai yang licin. Syarat-syarat dari safety shoes yaitu kuat dan tahan api, penutup ujung sepatu terbuat dari baja, dan bahan dari kulit yang dilapisi asbes.
6. Alat pelindung tubuh

Alat pelindung tubuh dapat berupa pakaian kerja yang berfungsi melindungi tubuh dari bahaya percikan api, suhu panas maupun dingin, percikan zat kimia. Pakaian kerja yang bagus biasanya terbuat dari kain katun atan kulit, dikarenakan jenis kain tersebut tidak cepat bereaksi bila bersentuhan dengan api. Selain itu pakaian kerja tidak terlalu longgar dan tidak terlalu sempit akan membuat nyaman pekerjanya, karena kalau terlalu longgar akan menambah ruang gerak anggota badan, terlalu sempit akan mengurangi gerak anggota badan.

17

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan yaitu: 1. APD didefinisikan suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan-pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya ditempat kerja. 2. Macam-macam APD antara lain: a. Pelindung Kepala (Safety helmet) Untuk melindungi kepala seperti benda benda keras yang terjatuh. b. Pelindung Mata (Kacamata las dan Goggles) Untuk melindungi mata seperti dari partikel partikel kecil maupun gas. c. Pelindung Wajah (Face shield) Untuk melindungi seluruh permukaan wajah dari resiko kecelakaan kerja seperti terkena percikan api. d. Pelindung telinga ( Ear plug, Ear muff dan canal cap ) Untuk melindungi telinga dari intensitas suara yang berlebih. e. Pelindung tangan ( Safety gloves) Untuk melindungi permukaan tangan seperti dari bahaya benda tajam maupun paparan bahan kimia. f. Pelindung kaki (Safety shoes, safety boots dan legging) Untuk melindungi kaki seperti bahaya terhadap benda - benda terjatuh. g. Pelindung pernapasan (Respirator dan Masker) Untuk melindungi pernapasan seperti dari bahaya uap logam dan asap. h. Pelindung tubuh (Safety apron, boiler suits, chemical suits, vest, full body suit dan jacket) Untuk melindungi bagian tubuh seperti suhu panas maupun dingin. i. Tali keselamatan (Safety belt / Safety harness) Untuk melindungi pekerja seperti ketika berada di ketinggian.

18

3.

APD berfungsi sebagai pelindung seseorang dari bahaya di tempat kerja tetapi APD tidak dapat menghilangkan secara penuh potensi bahaya yang dapat ditimbulkan di lingkungan kerja.

4. Cara menggunakan APD ialah sesuai dengan jenis pekerjaan di tempat kerja, dengan

penggunaan yang benar dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja.

5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum yang telah dilakukan yaitu dalam melakukan kegiatan praktikum sebaiknya kita tidak hanya memahami cara penggunaan Alat Pelindung Diri, tetapi memahami cara merawat Alat Pelindung Diri (APD). Serta, meningkatkan kenyamanan praktikan dalam memakai APD.

19

Anda mungkin juga menyukai