disusun oleh: Rahmawati Alina Dzulchilda Titien Indah S 22030111130038 22030111130043 22030111130044
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Salah satu ciri makanan yang baik adalah aman untuk dikonsumsi.1 Menurut Undang-Undang No.7 tahun 1996, keamanan pangan didefinisikan sebagai suatu kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain pada produk pangan yang dapat mengganggu dan membahayakan
kesehatan manusia. Makanan yang menarik, nikmat, dan tinggi gizinya, akan berubah menjadi tidak berarti sama sekali jika tak aman untuk dikonsumsi oleh manusia.1 Makanan yang aman adalah yang tidak tercemar, tidak
mengandung mikroorganisme dan bahan kimia berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar sehingga sifat dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak bertentangan dengan kesehatan manusia. 2 Oleh karena itu, kualitas makanan, baik secara bakteriologi, kimia, dan fisik, harus selalu diperhatikan. Pertumbuhan mikroorganisme dalam makanan memegang peran penting dalam pembentukan senyawa yang memproduksi bau tidak enak dan menyebabkan makanan menjadi tak layak makan. Beberapa mikroorganisme yang mengontaminasi makanan dapat menimbulkan bahaya bagi yang mengonsumsinya. Mikroorganisme yang dapat mencemari makanan tersebut dapat berasal dari golongan bakteri, kapang, khamir, ataupun virus.2 Bahan pangan dikatakan busuk atau rusak jika sifat-sifatnya telah berubah sehingga tidak dapat diterima lagi sebagai makanan. Kerusakan pangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme, kerusakan karena serangga atau hewan pengerat, aktivitas enzim pada tanaman atau hewan, reaksi kimia
nonenzimatik, kerusakan fisik misalnya karena pembekuan, hangus, pengeringan, tekanan, dan lain-lain.3
1.2
Rumusan Masalah 1.2.1 Apa pengertian foodborne? 1.2.2 Bagaimana sejarah awal ditemukannya bakteri Alcaligenes viscolactis? 1.2.3 Bagaimana deskripsi bakteri Alcaligenes viscolactis? 1.2.4 Bagaimana mekanisme pembusukan susu oleh bakteri
Alcaligenes viscolactis? 1.2.5 Apa dampak negative dan gejala yang ditimbulkan akibat mengonsumsi susu yang terkontaminasi Alcaligenes viscolactis? 1.2.6 Bagaimana pencegahan kontaminasi Alcaligenes viscolactis?
1.3
Tujuan 1.3.1 Mengetahui pengertian foodborn. 1.3.2 Mengetahui sejarah awal ditemukannya bakteri Alcaligenes viscolactis. 1.3.3 Mengetahui deskripsi bakteri Alcaligenes viscolactis. 1.3.4 Mengetahui mekanisme pembusukan susu oleh bakteri
Alcaligenes viscolactis. 1.3.5 Mengetahui dampak negative dan gejala yang ditimbulkan akibat mengonsumsi susu yang terkontaminasi Alcaligenes viscolactis. 1.3.6 Mengetahui pencegahan kontaminasi Alcaligenes viscolactis.
1.4
Manfaat Mengetahui sejarah, deskripsi, dan mekanisme Alcaligenes viscolactis dalam membusukan susu dan pengaruhnya bagi kesehatan manusia.
BAB II PEMBAHASAN Foodborne illness disebut juga foodborne disease merupakan macammacam penyakit hasil dari konsumsi makanan yang telah terkontaminasi, bakteri pathogen, virus, atau parasit yang terkontaminasi.4 Hal ini terlihat pada makanan lembab yang diketahui mengandung air cukup tinggi. Air yang terkandung di dalam bahan dapat digunakan oleh mikroba untuk tumbuh dan berkembang biak. Apabila tidak diberi perlakuan atau penambahan bahan tambahan, makanan relatif cepat mengalami proses kerusakan. Proses kerusakan diawali penurunan kualitas dan diakhiri dengan pembusukan. Proses kerusakan lebih dominan disebabkan oleh aktivitas fisik dan kimiawi, sedangkan proses pembusukan lebih didominasi oleh kegiatan kimiawi dan mikrobiologis. Kegiatan kimiawi selama proses pembusukan ditandai dengan proses oksidasi yang menyebabkan ketengikan (rancidity) dan perubahan warna (browning). Proses pembusukan ditandai dengan adanya aktivitas enzim yang merombak komponen bahan pangan hingga terbentuk senyawa yang aromanya tidak disukai.5 Salah satu mikroba perusak makanan adalah Alcaligenes viscolactis. Bakteri ini berpengaruh pada kekentalan susu. Susu merupakan salah satu bahan pangan yang kaya akan zat gizi. Kandungan protein, glukosa, lipida, garam mineral, dan vitamin dengan pH sekitar 6,80 menyebabkan mikroorganisme mudah tumbuh dalam susu. 6
Sejarah ditemukannya Alcaligenes viscolactis Susu berlendir cukup sasaran biasa sebelum tahun 1960 sehingga menjadi bagi kesehatan, yang
menyenangkan
membuatnya tidak diinginkan. Ahli Mikrobiologi memberkan jawaban bahwa strain tertentu dari bakteri yang memproduksi
7
menyebabkan penggumpalan
Awal Identifikasi Para peneliti pada tahun 1920 baru memulai mengidentifikasi dan
mengklasifikasi organisme yang mereka temui. Selama jangka waktu ini, mereka berpikir bahwa sifat lekat dalam susu disebabkan oleh dua strain Bacillus viscosum. Dengan teknik mikrobiologi yang semakin canggih dan klasifikasi taksonomi, ditemukan oleh beberapa bahwa kekentalan sebenarnya tahun 1950-an dan disebabkan 1960-an,
anggota genus Acinetobacter diidentifikasi sebagai kelompok tambahan susu berurat yang patogen.7
Diakui Patogen Strain dari Alcaligenes viscolactis dan Enterobacter aerogenes adalah
dua mikroba yang paling sering dikaitkan dengan susu berlendir. Bakteri lain yang dapat menyebabkan kondisi seperti ini adalah berbagai strain basil, Klebsiella, Pseudomonas, Lactobacillus, Pediococcus dan Streptococcus.7
Transmisi Umum Setelah diputuskan umum bahwa susu kental itu disebabkan oleh sejumlah hal
organisme lingkungan,
yang mudah
Namun,
faktor lingkungan baru yang berkembang dan susu berlendir muncul kembali di awal abad 21.7
Alcaligenes viscolactis merupakan bakteri gram negatif, aerobik, tidak membentuk spora dan berbentuk batang. Bakteri ini memiliki kapsul yang berupa lendir yang terdapat di sekeliling sel. Kapsul-kapsul tersebut yang menyebabkan susu berlendir atau disebut ropy.8 Alcaligenes viscolactis akan tumbuh dalam medium basal yang mengandung garam, 0,2 g asparagin, 0,2 g natrium laktat, dan 2,0 g glukosa per liter.9
Gambar: Strain Alcaligenes viscolactis8 A.viscolactis dapat ditanamkan pada media kimia tertentu dan tidak hanya pada laktosa atau glukosa, tapi pada nitrogen kompleks yang mengandung zat seperti albumin, pepton, atau whey yang diperlukan dalam pertumbuhan dan produksi lendir. 9 Perlendiran sering terjadi jika susu disimpan pada suhu yang rendah (500F) sedangkan pada suhu yang lebih tinggi pertumbuhannya dikalahkan oleh bakteri asam laktat.8 Selain Alcaligenes viscolactis bakteri yang biasa menyebabkan susu berlendir antara lain, Enterobacter aerogenes dan Streptococcus cremoris. Bakteri pembentuk lendir tersebut secara alami terdapat dalam tanah dan perairan terbuka. Bila bakteri tersebut berada dalam alat-alat pengolahan susu, maka bakteri tersebut akan tetap terpelihara terus-menerus selama tidak dilakukan sterilisasi secara sempurna.8
Klasifikasi Alcaligenes viscolactis10 : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Binomial : : : : : : : Bacteria Proteobacteria Beta- proteobacteria Burkholderiales Alcaligenaceae Alcaligenes Alcaligenes viscolactis
Alcaligenes sp. merupakan bakteri pembusuk yang dapat menjadi patogen dalam keadaan tertentu. Alcaligenes sp. memiliki enzim lipolitik, seperti lipase, yang ditemukan pada hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme lainnya. Lipase menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Dan dibawah kondisi tertentu mengkatalisis reaksi sebaliknya, memproduksi
glyceride dari gliserol dan asam lemak. Pemecahan asam lemak bebas ini akan menyebabkan perubahan rasa/tengik. Beberapa lipase juga mampu mengkatalisis esterifikasi, trans esterifikasi, dan reaksi, hidrolisis.11 Alcaligenes sp dan bakteri batang gram negatif psikotrofik
seperti Pseudomonas sp, dan Acinetobacter sp, merupakan kontaminan pasca - pasteurisasi, yang dapat menyebabkan pembusukan susu pasteurisasi. Tanda-tanda pembusukan susu, antara lain 1) 2) 3) 4) 5) 6)
12
Adanya perubahan rasa susu menjadi asam Susu menggumpal Terbentuknya gas Terbentuknya lendir Adanya perubahan rasa menjadi tengik Tumbuhnya kapang pada produk olahan susu Alcaligenes viscolactis merupakan bakteri yang dapat menyebabkan
kekentalan pada susu. Alcaligenes viscolactis juga berserabut (roppiness), sebagai pada hasil eksresi susu
Roppiness
terjadi
skim
yang
telah
diinokulasi Alcaligenes setelah 5-13 hari inkubasi tersebut pada temperatur 4 C. Adanya zat tersebut menyebabkan peningkatan viskositas dari produk
padat
seperti
keju.
Roppiness merupakan kekurangan dari produk-produk seperti susu, krim, sari apel (chider), wine, namun disisi lain hal tersebut diharapkan pada produk tertentu seperti yoghurt untuk meningkatkan teksturnya.12 Pada sebuah percobaan dijelaskan bahwa Alcaligenes dan Lactobacillus mampu menimbulkan roppiness pada sari apel pada temperatur 15 C, namun pada temperatur sama pada susu yang diberi tambahan garam tidak terjadi hal tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa selain temperatur, roppiness juga dipengaruhi oleh komposisi NaCl substrat. Hal ini untuk menghilangkan kontaminan penyebab roppiness dengan membersihkan dan mendesinfeksi media dan lingkungan pembuatan susu, keju, serta produk olahannya.12 Ciri khas Alcaligenes viscolactis didapatkan dari fakta bahwa hanya 6 dari 27 asam amino yang diuji dapat dimetabolismekan oleh Alcaligenes viscolactis. Bakteri ini menggunakan karbohidrat umum secara
oksidasi. Alcaligenes viscolactis akan tumbuh pada media nutrien agar yang mengandung garam basal asparagin, natrium laktat dan glukosa serta membutuhkan nitrogen kompleks seperti zat albumin, pepton, atau whey yang diperlukan untuk pertumbuhan dan produksi lendir. Serangkaian media yang digunakan pada percobaan tersebut adalah media yang mengandung garam basal dengan atau tanpa laktosa dan berbagai sumber nitrogen organik dan anorganik. Pepton, yeast dan asam amino mendukung pertumbuhan dan pembentukan lendir oleh A. viscolactis dengan baik.9
Tabel 1. Pertumbuhan dan Produksi Lendir Alcaligenes viscolactis pada 75 macam media.9 Albumin sangat diperlukan untuk memproduksi lendir dan menggunakan whey 8% untuk pertumbuhan dan produksi lendir oleh bakteri. Reaksi alkalin dihasilkan sebagai pertumbuhan dan perkembangan pembentukan lendir. A. viscolactis dapat menggunakan L-prolin atau L-tirosin sebagai nitrogen tunggal, karbon, dan energi serta membutuhkan laktosa atau glukosa.12 Sebuah penelitian dilakukan untuk menentukan tingkat populasi dari 57 kultur bakteri yang berbeda saat terjadi perubahan rasa atau perubahan fisik dalam susu pasteurisasi. Alcaligenes viscolactis adalah satu-satunya kultur
yang menghasilkan kekentalan dalam susu tanpa terdeteksi adanya perubahan rasa. Kekentalan pada susu dalam jumlah sedikit, dilaporkan rata-rata sebanyak 4,1 juta/mililiter pada suhu 20 0C dan 4,2 juta/mililiter pada suhu 60
0
C. Bahkan pada kekentalan susu yang berat (rata-rata, 9,8 juta/mililiter pada
200C dan 27,5 juta/mililiter pada 60C) tidak terjadi perubahan rasa. 9
Tabel 2. Pertumbuhan dan Produksi Lendir Alcaligenes viscolactis pada Media yang Mengandung Garam Basal, L-proline dan L-tyrosine dengan dan tanpa Laktosa.9 Berdasarkan tabel 1, laktosa tidak mempengaruhi pertumbuhan dan produks lendir. Data ini didukung oleh data pada tabel 2. Sebagaimana ditunjukkan ketiga kultur dari A.viscolactis menunjukkan pertumbuhan dan viskositas yang setara dalam media yang mengandung garam basal, L-prolin, dan L-tyrosin dengan atau tanpa menambahkan laktosa.9
Dampak negatif dan gejala yang ditimbulkan akibat mengonsumsi susu yang terkontaminasi Alcaligenes viscolactis. Susu yang terkontaminasi bakteri Alcaligenes viscolactis tidak
membahayakan bagi manusia. Akan tetapi, mempengaruhi selera yang akan meminumnya.14 Meskipun bakteri ini tidak membahayakan bagi kesehatan manusia, meminum susu yang sudah berlendir atau dapat dikatakan sudah basi akan menimbulkan gejala-gejala seperti berikut : 1. 2. 3. 4. Kepala pusing Mual Badan lemas dan dingin Diare
Pencegahan Kontaminasi Alcaligenes viscolactis Mencegah keracunan setelah minum susu dapat dilakukan dengan memperbaiki proses penerimaan bahan baku atau susu segar, penanganan, pemrosesan, dan penyimpanan.6 Kontaminasi pada susu dapat dikurangi antara lain6 : 1. 2. Menjaga kesehatan ternak Pendinginan Susu Pendinginan susu bertujuan untuk menahan mikroba perusak susu tidak berkembang, sehingga susu tidak mengalami kerusakan dalam waktu yang relatif singkat. Pendinginan susu ini biasanya menggunakan almari es atau alat pendingin khusus yang suhunya dibawah 10C.15 Susu cair yang sudah terbuka kemasannya harus segera dimasukkan ke dalam lemari pendingin (kulkas) untuk menjaga agar susah tidak gampang basi. Tetapi, di dalam kulkas pun ada waktu penyimpanannya. Penyimpanan susu di dalam kulkas dapat dilakukan paling lama 5-6 hari. Apabila susu sudah mulai terlihat mengental, sudah berbau dan berasa asam, jangan dikonsumsi. menunjukkan bahwa susu telah basi. Ciri-ciri tersebut
3.
Pemanasan Susu Pemanasan susu atau pemasakan susu dimaksudkan untuk membunuh mikroba perusak susu dan membunuh kuman-kuman yang terdapat pada susu yang dapat membahayakan kesehatan manusia. 15 Pemanasan susu dilakukan sampai mendidih kemudian disimpan pada tempat yang aman dan bersih.
4.
Menjaga higiene susu Higiene personal berperan penting pula dalam mencegah
keracunan setelah minum susu. Selama penanganan, susu ditempatkan pada suhu dingin dalam milk can tertutup sehingga terhindar dari kontaminasi lingkungan.6 Untuk susu segar yang telah memenuhi standar SNI, proses penyimpanan dan pendistribusiannya sampai ke tangan konsumen perlu diperhatikan. Penyimpanan harus dilakukan pada suhu dingin. 5. Pasteurisasi Pasteurisasi adalah perlakuan panas yang digunakan pada bahan baku dengan suhu di bawah titik didih. Teknik ini digunakan untuk mengawetkan bahan makanan yang tidak tahan terhdap suhu
6
tinggi,misalnya susu. Proses ini tidak mematikan semua mikroorganisme, tetapi hanya bersifat patogen dan tidak membentuk spora. Oleh sebab itu teknik ini sering dibarengi dengan teknik lain misalnya pendinginan atau pemberian gula dengn konsentrsi tinggi. 6 Pasteurisasi merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mematikan bakteri patogen. Meskipun telah melalui proses pasteurisasi, susu masih mengandung bakteri pembusuk. Produk pasteurisasi bila disimpan pada suhu kamar hanya bertahan selama 1-2 hari. Bakteri pembusuk akan berkembang pada suhu ruang. Oleh karena itu susu pasteurisasi harus disimpan pada kondisi dingin. 6 Susu yang dipasteurisasi dapat membunuh kapang,khamir,bakteri gram negatif,dan kebanyakan sel vegetatif bakteri gram positif.6
Ada 2 cara pasteurisasi yaitu:15 a. Pasteurisasi temperatur rendah Pemanasan susu dilakukan pada temperatur yang tidak begitu tinggi dengan waktu yang relatif lama (pada temperatur 72C selama 30 menit). b. Pasteurisasi singkat Pemanasan susu dilakukan pada temperatur tinggi dengan waktu yang relatif singkat (pada temperatur 80C selama 30 detik saja). Pasteurisasi memiliki tujuan16 : a. Untuk membunuh bakteri patogen, yaitu bakteri yang berbahaya karena dapat menimbulkan penyakit pada manusia. b. c. d. Untuk memperpanjang daya simpan bahan atau produk Dapat menimbulkan citarasa yang lebih baik pada produk Pada susu proses ini dapat menginaktifkan enzim fosfatase dan katalase yaitu enzim yang membuat susu cepat rusak 6. Ultra High Temperature (UHT) Susu yang melalui proses UHT akan memiliki masa kedaluwarsa lebih panjang dibandingkan dengan susu pasteurisasi. Susu dengan proses UHT akan steril dari bakteri pembusuk, patogen, dan berspora. Karena penyebab kerusakan susu tersebut akan mati sehingga susu aman dikonsumsi.6 7. Penggunaan Bakteriosin Bakteriosin merupakan antimikroba yang digunakan untuk
menonaktifkan mikroba. Pengendalian bakteri patogen dapat dilakukan dengan kombinasi antara bakteriosin yang dihasilkan bakteri asam laktat dan suhu tinggi. Cara ini sudah diterapkan pada industri keju di Spanyol.6 8. Pencucian dengan Neutral Electrolysed Water (NEW) Pencucian peralatan yang digunakan dalam proses pasteurisasi dapat menggunakan Neutral Electrolysed Water (NEW). Efektivitas NEW sama dengan sodium hipoklorit (NaOCl) dan metode ini efektif untuk menonaktifkan E. coli, L. monocytogenes, Pseudomonas aeroginosa,
dan S. aureus . Peralatan yang terbuat dari baja tahan karat yang digunakan selama proses pasteurisasi, bila tidak segera dicuci akan berpotensi terbentuknya biofilm atau koloni bakteri yang berbentuk seperti lendir sehingga akan lebih tahan terhadap proses pencucian biasa.6
3.1. Kesimpulan Foodborne illness disebut juga foodborne disease merupakan macammacam penyakit hasil dari konsumsi makanan yang telah terkontaminasi, bakteri pathogen, virus, atau parasit yang terkontaminasi. Para peneliti pada tahun 1920 baru memulai mengidentifikasi dan
mengklasifikasi organisme yang mereka temui. Selama jangka waktu ini, mereka berpikir bahwa sifat lekat dalam susu disebabkan oleh dua strain Bacillus viscosum. Dengan teknik mikrobiologi yang semakin canggih dan klasifikasi taksonomi, ditemukan bahwa oleh beberapa kelompok kuman. Pada kekentalan sebenarnya disebabkan tahun 1950-an dan 1960-an,
anggota genus Acinetobacter diidentifikasi sebagai kelompok tambahan susu berurat yang patogen. Strain dari Alcaligenes viscolactis dan Enterobacter paling sering dikaitkan dengan
Alcaligenes viscolactis merupakan bakteri gram negatif, aerobik, tidak membentuk spora dan berbentuk batang. Bakteri ini memiliki kapsul yang berupa lendir yang terdapat di sekeliling sel. Kapsul-kapsul tersebut yang menyebabkan susu berlendir atau disebut ropy. Roppiness terjadi pada susu skim yang telah diinokulasi Alcaligenes setelah 5-13 hari inkubasi tersebut pada temperatur 4 C. Tanda-tanda pembusukan susu, antara lain : 1. Adanya perubahan rasa susu menjadi asam 2. Susu menggumpal 3. Terbentuknya gas 4. Terbentuknya lender 5. Adanya perubahan rasa menjadi tengik 6. Tumbuhnya kapang pada produk olahan susu
3.2 Saran Mencegah keracunan setelah minum susu dapat dilakukan dengan memperbaiki proses penerimaan bahan baku atau susu segar, penanganan, pemrosesan, dan penyimpanan. Kontaminasi pada susu dapat dikurangi antara lain: 1. Menjaga kesehatan ternak 2. Pendinginan susu 3. Pemanasan susu 4. Menjaga hygiene susu 5. Pasteurisasi 6. Ultra High Temperature 7. Penggunaan bakteriosin 8. Pencucian dengan Neutral Electrolysed Water (NEW)
DAFTAR PUSTAKA
1. Asep Candra. Waspadai Bakteri Patogen pada Makanan (cited 2012 May 5). Available from: http://health.kompas.com/read/2010/06/02/13501471/Waspadai.Bakteri.P atogen.pada.Makanan 2. Made Astawan. Waspadai Bakteri Patogen pada Makanan(Online). (Cited 2012 May 5). Available from: http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Nutrition&y=cyb ermed%7C0%7C0%7C6%7C425 3. Arisman. Diagnosis Keracunan Makanan(Online).(Cited 2012 May 9).Available from: http://databaseartikel.com/kesehatan/201215684-
en.wikipedia.org/wiki/Foodborne_illness 5. Ngatenin.Kerusakan Pangan terhadap Aktivitas Mikroorganisme(internet). (update 2011 August 9;cited 2012 May 9). Available from: http://tekpan.unimus.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&i d=96:kerusakan-pangan-terhadap-aktivitas mikroorganisme&catid=34:tugas-mahasiswa&Itemid=55 6. Widodo Suwito. Bakteri yang Sering Mencemari Susu:Deteksi,
Patogenesis, Epidemiologi, dan Cara Pengendaliannya. (cited 2012 May 6). Available from: http://xa.yimg.com/kq/groups/22975017/1816931659/name/Kerusakan+m akanan+oleh+mikroba.pdf 7. Susan Kerr. What Are the Causes of Ropy Milk?(internet).(updated 2011 May 31;cited 2012 May 9).Available from:
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kim_055480_chapter2.pdf 9. J. D. Punch, J. C. Olson, JR., AND J. V. Scaletti. Journal of Bacteriology. Amino Acid Utilization by Alcaligenes viscolactis for Growth and Slime
Production(internet).1965 March 3(cited 2012 May 9);89(6):1521-1525. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC277687/ 10. Alcaligenes viscolactis(internet).(cited 2012 May 6).Available from: http://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Alcaligenes_viscolactis 11. Masahiro Mori, Ehsan Ali, Dongning Du, and Enoch Y. Park.
Characterization and Optimization of Extracellular Alkaline Lipase Production by Alcaligenes sp. Using Stearic Acid as Carbon Source. Biotechnology and Bioprocess Engineering. 2009;14(2):193-
201.doi: 10.1007/s12257-008-0178-. Available from: http://www.springerlink.com/content/q086v62717828726/ 12. Bakteri Psikotrof Alcaligenes sp dalam Makanan(internet).2011 July 3(cited 2012 May 7).Available from: http://efkanino.blogspot.com/2011/07/bakteri-psikotrof-alcaligenes-spdalam.html. 13. Section C, Arthur R. Hill. Milk(internet). Dept. of Food Science : University of Guelph (Canada) (cited 2012 May 8). Available from:
http://www.foodsci.uoguelph.ca/cheese/sectionc.htm 14. Anonim.Mikrobiologi Industri(internet). (cited 2012 May 8). Available from: http://www.scribd.com/doc/22353656/09-MIKROBIOLOGI-INDUSTRIgema 15. Yulias Sulistyowati. Pemeriksaan mikrobiologik susu sapi murni dari kecamatan musuk kabupaten Boyolali.(cited 2012 May 10).Available from: http://etd.eprints.ums.ac.id/5125/1/K100050045.pdf 16. Anonim. Uji Kualitas Susu (internet).(cited 2012 May 7).Available from: http://www.scribd.com/doc/34800797/Bab-10-Uji-Kualitas-Susu