Anda di halaman 1dari 12

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PROSES KIMIA

Materi : Hidrolisa Minyak Jarak

Disusun oleh: Dr. Istadi, S.T , M.T Asisten: Bhagus Alfiyan Diah Ayu R.

LABORATORIUM PROSES KIMIA TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lemak dan minyak adalah trigliserida yang berarti triester (dari) gliserol. Perbedaan antara suatu lemak adalah pada temperature kamar, lemak akan berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Sebagian besar gliserida pada hewan merupakan lemak yang biasa disebut lemak hewani. Sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak dan disebut sebagai minyak nabati. Pohon jarak (Ricinus communis) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil nonedible oil. Hasil utama dari pohon jarak adalah bijinya, apabila dikeringkan biji jarak akan menghasilkan minyak jarak. Hidrolisa minyak jarak menjadi asam lemak dan gliserol dilakukan dengan cara memanaskan campuran minyak jarak dan sedikit asam sulfat. Asam lemak yang diperoleh dari hidrolisis suatu minyak atau lemak umumnya mempunyai : rantai karbon panjang dan tidak bercabang. Penggunaan langsung minyak jarak terbatas pada industri genteng, obatobatan, minyak rem, dan minyak lincir. B. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa mampu menjelaskan mengenai beberapa hal berikut: 1. Mekanisme reaksi Hidrolisa Minyak Jarak.
2. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Hidrolisa Minyak Jarak. 3. Pengaruh variabel terhadap konversi hidrolisa minyak jarak. 4. Pengaruh variabel terhadap nilai konsatanta kecepatan reaksi hidrolisa

minyak jarak ( k ).
5. Pengaruh variabel terhadap arah kesetimbangan reaksi hidrolisa minyak

jarak ( K ).

BAB II LANDASAN TEORI A. Hidrolisa Minyak secara Umum Hidrolisa merupakan pengikatan gugus hidroksil (-OH) oleh suatu senyawa. Gugus OH dapat diperoleh dari air. Hidrolisis dapat digolongkan menjadi hidrolisis murni, hidrolisis katalis asam, hidrolisis katalis basa, gabungan alkali dengan air dan hidrolisis dengan katalis enzim. Berdasarkan fase reaksi hidrolisis dikelompokkan menjadi hidrolisis fase cair dan fase uap. Hidrolisa minyak nabati dapat dilakukan pada tekanan rendah akan tetapi reaksinya berlangsung lambat sehingga diperlukan katalisator, misalnya H2SO4. Katalisator tidak diperlukan, jika hidrolisis dilakukan pada tekanan sangat tinggi yaitu 700 psia dan 485oF (Groggins,1985) dan konversi yang dicapai >90%. Pada proses hidrolisis, air memecah gugus alkil dalam trigliserida minyak menjadi asam lemak dan gliserol. Pada reaksi dengan air reaksi dimungkinkan terjadi pada fase cair dan fase minyak, akan tetapi menurut Lascaray (1949) reaksi pada fase minyaklah yang dominan sehingga kinetika reaksi ditentukan oleh kecepatan difusi air ke dalam fase minyak dan reaksi antara air dan minyak di fase minyak yang dapat disajikan ke dalam persamaan matematik - Kecepatan difusi air ke fase minyak: -rA = k1a (CA* - CA1) Dengan : CA = konsentrasi air di fase minyak yang seimbang dengan konsentrasi air difase air atau CA* = k CA2 CA1 = konsentrasi air di fase minyak , mgrek / g minyak CA2 = konsentrasi air di fase air k1a = konstanta kecepatan difusi air ke fase minyak, menit-1 - Kecepatan reaksi di fase minyak: rA = rB = kr CA1 CB dengan : CA1 = konsentrasi air di fase minyak CB = konsentrasi minyak / trigliserida (2) mgrek/gminyak/menit (1)

Untuk mencari langkah yang mengontrol pada kinetika reaksi, disusun neraca massa air dan neraca massa minyak di fase minyak sebagai berikut : Neraca massa air dalam fase minyak : = k1a (CA* - CA1) kr CA1 CB (3)

Asumsi : dengan adanya pengadukan, kecepatan transfer massa pada persamaan di atas [k1a (CA* - CA1)] dianggap jauh lebih besar daripada kecepatan reaksi kimia [kr CA1 CB] maka dianggap hanya kecepatan reaksi kimia saja yang menentukan kecepatan reaksi keseluruhan. Neraca massa minyak dalam fase minyak : = kr CA1 CB (4)

Bila jumlah air berlebihan dan transfer massa air ke fase minyak sangat cepat, maka fase minyak dianggap selalu jenuh dengan air, maka CA1 = CA* yang bernilai konstan pada suhu tertentu, k1 CA1 = k sehingga : -rB = -k CB = -k CB = - k ln dimana : CB0 = banyaknya trigliserida mula mula , mgrek/gr minyak CB= banyaknya trigliserida suatu saat = CB0 banyaknya asam lemak bebas yang terjadi, mgrek/gr minyak Bila X = X= = ln (1-X) = - k t dimana: k = konstanta kecepatan reaksi tingkat satu, j-1 = (1 X) , maka (7) (8) (9) = - k t (5) (6)

t = waktu reaksi, j Nilai konstanta kecepatan reaksi kimia sebagai fungsi suhu dapat dinyatakan dengan persamaan Arrhenius : k = Ae-Ea/RT dimana : k = konstanta kecepatan reaksi, j-1 T = suhu oK R = tetapan gas Ea = energi aktivasi B. Minyak Jarak Minyak jarak merupakan minyak nabati yang diperoleh dengan cara pemerasan dari tanaman Ricinus Communis, kegunaan langsung minyak jarak terbatas pada industry genteng, obat obatan , minyak rem, minyak lincir. Sifat fisik dari minyak jarak adalah cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, bau lemak, rasa sedikit menggigit, viscositas tinggi dan bilangan asam akan tinggi sesuai dengan waktu yang ditandai dengan biji rusak dan cara pemerasan yang tidak baik. Sifat kimia dari minyak jarak adalah mengandung 46 53% minyak. Minyak jarak mengandung 80% gliserida, asam asinolat, stearat isoresinolat, dihidroksi stearat dan palmiat. Minyak jarak juga mengandung 20% protein, 0,2 alkaloid piridin beracun, risinin serta enzim lipase minyak jarak mengandung zat toksin risin. C. Hidrolisa Minyak Jarak Hidrolisa minyak jarak menjadi asam asam lemak dan gliserol dilakukan dengan cara memanaskan campuran minyak jarak dan sedikit asam sulfat di dalam sebuah labu leher tiga. Pemanasan dilangsungkan sampai suhu yang diinginkan sebelum air panas dimasukkan. Contoh diambil setiap waktu tertentu (10 menit) untuk dianalisa asam bebasnya, kecepatan hidrolisis terutama ditentukan oleh kecepatan reaksi antara air dan trigliserida di fase minyak. Penggunaan air yang

berlebihan memungkinkan fase minyak

selalu jenuh dengan air sehingga reaksi

hidrolisis bertingkat satu semu terhadap konsentrasi gliserida. D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hidrolisa Minyak Jarak 1. Suhu Kenaikan suhu akan memperbesar nilai konstanta kecepatan reaksi Suhu yang semakin tinggi akan memperbesar kelarutan air di dalam fase minyak, sehingga makin banyak pula trigliserida yang bereaksi. Menurut Rahayu (1999) hubungan antara konstanta kecepatan reaksi dengan suhu dapat dinyatakan dengan persamaan : k = 1,2515 . 108 e-8022/T = 1,2515 e-15939/RT Dengan: k = konstanta kecepatan reaksi T = suhu absolut oK R = tetapan gas = 1,987 cal/gmol oK
2. Katalisator

Katalisator yang dipakai dapat berupa enzim atau asam. Katalisator pada percobaan ini dipilih katalisator asam. Semakin banyak katalis asam yang ditambahkan, konversi akan semakin besar demikian juga terhadap konstanta kecepatan reaksinya. Bila katalisator makin banyak, makin banyak pula molekul molekul trigliserida yang teraktifkan. Menurut Rahayu (1999) hubungan antara konstanta kecepatan reaksi (Kc) dengan konsentrasi asam (c) mgmol H2SO4/ grminyak dapat dinyatakan dengan persamaan : Kc = 0,14525 c13 Dengan c = mgmol H2SO4/ grminyak 3. Pencampuran Agar zat dapat saling bertumbukan dengan baik, maka perlu adanya pencampuran. Untuk proses batch, hal ini dapat dicapai dengan bantuan pengaduk. Apabila prosesnya kontinyu maka pengadukan dilakukan dengan cara mengatur aliran dalam reaktor agar terjadi olakan. 4. Perbandingan Zat Pereaksi

Bila salah satu zat pereaksi berlebihan jumlahnya, maka kesetimbangan dapat bergeser ke sebelah kanan dengan baik, begitu pula sebaliknya, jika produk diambil, maka reaksi akan bergeser ke kanan. BAB III PELAKSANAAN PERCOBAAN A. Bahan dan Alat yang Digunakan 1. Bahan yang Digunakan a. Minyak jarak b. Aquadest Menggunakan H2O dari proses Reverse Osmosis (RO). c. Katalis Katalis yang digunakan adalah katalis asam di antaranya HCl dengan kemurnian 25% atau H2SO4 dengan kemurnian 98% yang diproduksi oleh MERCK KGaA. d. NaOH Menggunakan NaOH teknis berbentuk kristal dan berwarna putih, diproduksi oleh PT. BRATACO CHEMIKA. e. Alcohol Menggunakan Alcohol dengan kemurnian 96% f. Surfaktan Menggunakan Sunlight yang diproduksi oleh PT. UNILEVER Tbk g. Indikator titrasi Menggunakan PP
2. Alat Percobaan

a. Labu leher tiga b. Statif c. klem d. buret e. Heater, magnetic stirrer f. Thermometer

g. Pendingin balik h. Waterbath i. erlenmeyer

Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH

19

B.

Gambar Alat

C.

Variabel Operasi a. Variabel tetap 1. 2.


3. 4. 5.

Basis campuran total : 300 ml Volume emulsifier Interval waktu Konsentrasi NaOH Suhu titrasi : 5 ml : 5 menit : .... N, .... ml : 60C

b. Variabel berubah D. Respon Uji Hasil Respon yang diambil berupa kadar asam lemak bebas yang terbentuk sebagai hasil dari hidrolisa minyak jarak, sehingga besarnya konversi dan konstanta kecepatan reaksi dapat ditentukan. E. Prosedur Percobaan A. Menghitung densitas Densitas Minyak Jarak Timbang picnometer kosong (m1), masukkan minyak jarak kedalam picnometer yang telah diketahui volumenya (V), timbang beratnya (m2). Hitung densitas minyak jarak.

Laboratorium Proses Kimia 2011

Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH

20

Densitas Katalis Timbang picnometer kosong (m1), masukkan HCl teknis dilaboratorium kedalam picnometer yang telah diketahui volumenya (V), timbang beratnya (m2). Hitung densitas katalis HCl. B. Analisa Kadar Asam Lemak dalam Bahan Baku
1. Masukkan ... mL minyak jarak ke dalam Erlenmeyer. 2. Menambahkan ... mL alkohol 96% dan memanaskannya sambil

diaduk pada suhu 60oC.


3. Menambahkan 3 tetes indicator PP dan menitrasi dengan NaOH

sampai warna berubah menjadi merah muda.


4. Mencatat kebutuhan titran.

C. Hidrolisa Minyak Jarak 1. 3. Memasukkan minyak jarak ke dalam labu leher tiga
2. Memasukkan katalis HCl ... N ke dalam labu leher tiga

Mengalirkan air pendingin selama proses hidrolisa


4. Memanaskan campuran tersebut sampai suhu ...oC kemudian

menambahkan aquadest yang telah dipanaskan ke dalam labu leher tiga,dan emulsifier (sabun) ... ml
5. Mengambil sampel dalam selang waktu 5 menit untuk dianalisa asam

lemak dan asam total selama 20 menit. D. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas
1. Memasukkan ... mL minyak jarak yang telah dihidrolisa ke dalam

Erlenmeyer
2. Menambahkan alcohol 96% ... mL dan dipanaskan sambil diaduk

pada suhu 60oC


3. Menitrasi dengan NaOH : penambahan 3 tetes indicator PP, kemudian

dititrasi sampai warna merah muda. 4. Mencatat kebutuhan titran

Laboratorium Proses Kimia 2011

Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH

21

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Laporkan hasil percobaan Anda (bisa dalam bentuk grafik atau tabel) dan bahas dengan bantuan pustaka untuk menajamkan pembahasan Anda, yaitu:
1. Kadar asam lemak bebas terbentuk pada hidrolisa minyak jarak sebagai

fungsi waktu, pengaruh variabel yang dikaji terhadap waktu.


2. Profil nilai konversi terhadap variabel yang dikaji. 3. Profil nilai konstanta kecepatan reaksi (k) terhadap variabel yang dikaji. 4. profil arah kesetimbangan reaksi (K) terhadap variabel yang dikaji. 5. Pembandingan nilai konstanta kecepatan reaksi (k) secara analitis dan

grafis. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Simpulkan percobaan Anda dengan menjawab semua hal yang tertulis dalam tujuan percobaan ini. B. Saran Jika Anda menemukan kekurangan atau kelemahan dalam percobaan ini, sampaikan saran Anda agar percobaan ini dapat dilaksanakan dengan lebih baik di kemudian hari. DAFTAR PUSTAKA Agra, S. B. dan Warnijati S. 1972 Hidrolisis Minyak Kelapa Dengan Katalisator Asam. Forum Teknik.2 (1). Hal 31 40. Griflin, R. C. 1927. Technical Method of Analysis. 2nd ed. P. 307 311. Mc Graw Hill Book Company, Inc. New York. Rahayu, S. 1999. Hidrolisis Minyak Jarak Dengan Katalisator Asam Sulfat. Presiding Seminar Nasional Rekayasa Dan Proses.

Laboratorium Proses Kimia 2011

Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH

22

Sven, Tj And Chien, T.P. 1941. Reaction Mechanism Of The Acid Hydrolysis Of Fatty Oils. Ind. Eng. Chem, 33.1893. Daftar pustaka bisa bertambah , disesuaikan dengan kebutuhan, terutama pustakapustaka yang mendukung ketika Anda membahas hasil percobaan.

Laboratorium Proses Kimia 2011

Anda mungkin juga menyukai