Anda di halaman 1dari 15

A. Konsep Dasar Gizi Buruk (Malnutrisi) 1.

Definisi Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrisi) maupun karena kelebihan gizi (overnutrisi). Keduanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi esensial (www.medicastore.com, 2004) Malnutrisi adalah keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relative maupun absolute satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2002 : 18) 2. Etiologi a. Konsumsi makanan yang kurang b. Adanya ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dalam makanan baik kuantitas maupun kualitas c. Penyakit infeksi d. Penyakit saluran pencernaan pernafasan atau campak keadaan gizi kurang menjadi bertambah, sebaliknya penyakit-penyakit tersebut dapat menjadi pemula untuk kurang energi protein karena adanya anoreksi sehingga timbul gangguan penyerapan dalam saluran pencernaan Penyebab tak langsung Faktor ekonomi, faktor fasilitas perumahan dan sanitasi, factor pendidikan dan pengetahuan, faktor fasilitas pelayanan kesehatan, factor pertanian. Beberapa penyebab langsung maupun tidak langsung a. Tinggi badan dan BB tidak diukur secara rutin b. Sarana dan ketrampilan yang belum memadai dalam menilai status gizi secara antoprometri

c. Mengabaikan pertambahan kebutuhan nutrisi pada trauma, sakit dan stress d. Kurangnya tenaga dalam pelaksanaan, sehingga perhatian dalam pemberian makanan berkurang e. Belum ada pencatatan pada rekam medik berapa banyak klien menghabiskan makanan, jenis asupan gizi dan protein f. Belum ada peraturan dan pedoman pelaksanaan asuhan gizi 3. Tanda dan gejala a. Badan kurus b. Rambut tipis c. Pucat d. Kulit kering e. Kulit kusam f. Berat badan tidak sesuai dengan umur 4. Prinsip dasar tunjang nutrisi pada anak a. Selama sakit klien kehilangan nitrogen b. Bayi dan anak perlu tambahan energi untuk mengatasi deficit nitrogen dan defisiensi nutrient c. Diet seimbang meliputi : 1) 7-5 % protein 2) 30-35 % lemak 3) 40-50 % karbohidrat 5. Faktor - faktor Yang Menyebabkan Gizi Buruk

Menurut Suryanah (1996), gizi buruk merupakan penyakit lingkungan, oleh karena itu faktor-faktor yang bersama-sama menjadi penyebab timbulnya penyakit tersebut antara lain : a. Peranan diit Menurut konsep klasik gizi yang mengandung cukup energi tapi kurang protein menyebabkan anak menjadi kwashiorkor sedangkan diit kurang energi walaupun zat-zat esensialnya seimbang akan menyebabkan marasmus tetapi dalam penelitian Gopalan dan Narasanya (1971) terlihat bahwa diit yang kurang pada anak yang lain timbul marasmus. Mereka menyimpulkan peranan diit merupakan faktor yang penting. b. Peranan faktor sosial Pantangan untuk menggunakan bahan makanan tertentu dapat mempengaruhi, penyakit gizi buruk. Faktor-faktor sosial lain yang mempengaruhi terjadinya KEP adalah : 1) Perceraian yang sering terjadi antara wanita yang sudah mempunyai anak banyak dengan suaminya sehingga merupakan pencari nafkah tunggal. 2) Para pria dengan penghasilan kecil mempunyai banyak istri dan anak, sehingga dengan pendapatan kecil tidak dapat memberi cukup makan pada anggota keluarga yang cukup besar itu. 3) Para ibu mencari nafkah tambahan pada waktu tertentu misalnya bekerja pada musim panen, sehingga perhatian ke anak kurang, terutama soal makan.

c. Peranan kepadatan penduduk MC Laren (1982) memperkirakan bahwa marasmus terdapat dalam jumlah yang banyak, jika suatu daerah padat penduduknya dengan keadaan higiene buruk, sedang kwashiorkor terdapat jumlah yang banyak di desa-desa dengan penduduk yang mempunyai kebiasaan makanan tambahan berupa tepung terutama pada anak-anak yang tidak mau atau tidak mendapat cukup ASI. d. Infeksi Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi, pada daya tahan tubuh terhadap infeksi. e. Peranan kemiskinan Pentingnya kemiskinan dalam laporan Oda Advisory Commite on Protein tahun 1974. Mereka menganggap kemiskinan merupakan dasar penyakit gizi buruk, dengan kemiskinan dan mempunyai penghasilan yang rendah, ketidak mampuan menambahkan makanan sendiri, ditambah dengan timbulnya gizi buruk lebih dipercepat (Pudjiadi, 2000). 6. Akibat Gizi Buruk Menurut Almatsier (2003) akibat gizi buruk terhadap proses tubuh tergandung pada zat-zat gizi yang kurang. Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas) menyebabkan gangguan pada proses : a. Pertumbuhan Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya, protein digunakan sebagai zat pembakar kurang, sehingga otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok.

b. Produksi tenaga Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebakan seseorang kekurangan tenaga untuk bekerja dan melakukan aktivitas. c. Ketahanan tubuh Daya tahan terhadap tekanan/stres menurun. Sistem imunitas dan antibodi berkurang sehingga mudah terserang infeksi. d. Struktur dan fungsi otak Gizi buruk pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan kemampuan berfikir. Otak mencapai bentuk maksimal setelah 2 tahun, gizi buruk dapat berakibat terganggunya otak secara permanen. e. Perilaku Bagi anak-anak maupun orang dewasa yang mengalami gizi buruk menyebabkan perilaku tidak tenang. Mereka mudah tersinggung, cengeng dan apatis. 7. Pencegahan gizi buruk Menurut Almatsier (2003), gizi buruk dapat dicegah melalui : a. Meningkatkan produksi pertanian, supaya persediaan bahan makanan cukup sekaligus merupakan tambahan penghasilan. b. Penyediaan makanan formula yang cukup tinggi protein dan tinggi energi pada anak balita.

c. Memperbaiki infrastruktur pemasaran, infrastruktur yang tidak baik akan berpengaruh pada kualitas bahan makanan. d. Subsidi harga bahan makanan, hal tersebut dapat membantu mereka yang sangat terbatas penghasilannya. e. Pemberian makanan suplemen dalam hal ini makanan diberikan cuma-cuma atau dijual dengan harga yang minim. f. Pendidikan gizi bertujuan untuk mengajar rakyat untuk mengubah kebiasaan mereka dalam menghidangkan makanan supaya mendapatkan makanan yang baik mutunya. 8. Jenis gangguan malnutrisi a. 1) Marasmus Definisi Adalah kekurangan energi pada makanan yang menyebabkan caddangan protein lebih terpakai sehingga anak menjadi kurus

danemosional dan tanda-tanda kurus (simpanan lemak dan protein yang disertai gangguan fisiologi sampai terjadinya oedem aktivitas metabolic normal/rendah) Marasmus umumnya dialami masyarakat yang menderita kelaparan. Marasmus adalah permasalahan serius yang terjadi di negara-negara berkembang. Menurut data WHO sekitar 49 % dari 10,4 juta kematian yang terjadi pada anak-anak dibawah usia 5 tahun dinegara berkembang berkaitan dengan defisiensi energi dan protein sekaligus. Marasmus juga umum terjadi pada anak-anak miskin perkotaan, anak-anak dengan penyakit kronik

dan akan-anak dipenjara. Tingginya jumlah penderita marasmus tak hanya menimbulkan resiko kematian tapi juga menyebabkan syaraf otak tidak berkembang optimal (www.yahoo.com, 2007) 2) Patofisiologi Pada keadaan ini yang menyolok adalah pertumbuhan yang kurang atau terhenti disertai otot dan menghilangnya lemak dibawah kulit. Pada mulanya kelainan demikian merupakan proses fisiologis. Untuk

kelangsungan hidup jaringan, tubuh memerlukan energi yang dapat dipenuhi oleh makanan yang diberikan, sehingga harus dapat dari tubuh sendiri, sehingga cadangan protein digunakan juga untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut. Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak saja membantu memenuhi kebutuhan energi, akan tetapi juga untuk memungkinkan sintesis glukosa dan meatbolit esensial lainnya seperti asam amino untuk komponen homeostatik. Oleh karena itu pada marasmus berat kadang-kadang masih ditemukan asam amino yang normal sehingga hati masih dapat membentuk cukup albumia. 3) Tanda dan gejala

Tanda-tanda marasmus adalah : a) Otot akan mengecl/atrofi b) Apatis c) Sangat kecil/kurus d) BB kurang, tidak sesuai umur

e) Kulit kedodoran f) Muka seperti orang tua dan kulit kering g) Perut buncit dengan gambaran usus yang nyata h) Vena superfisialis tampak jelas, ubun-ubun cekung, tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol Menurut Pudjiadi (2002), gejala klinis marasmus adalah : a) Penampilan Muka seorang penderita marasmus menunjukkan wajah tua. Anak terlihat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot-ototnya. b) Kelainan pada kulit tubuh Kulit biasanya kering, dingin dan mengendor disebabkan kehilangan lemak di bawah kulit serta otot-ototnya. c) Kelainan pada rambut kepala Walaupun tidak sering penderita kwashiorkor, ada kalanya tampak rambut yang kering tipis dan mudah rontok. d) Lemak bawah kulit Lemak subkutan menghilang hingga hergor kulit mengurang. e) Otot-otot Otot-otot atofis, hingga tulang-tulang terlihat lebih jelas.

b. 1) Definisi

Kwashiokor

Adalah gizi disertai dengan edema. Sebab utama penyakit ini adalah defisiensi protein. Penyakit kwashiokor umumnya terjadi pada anak dari keluarga dari sosial ekonomi yang rendah karena tidak mampu membeli bahan makanan yang mengandung protein hewani seperti : daging, hati, usus, susu, dsb. Sebenarnya selain protein hewani protein nabati terdapat pada kedelai, kacang-kacangan juga dapat menghindarkan kekurangan protein tersebut apabila diberikan, tetapi karena kurangnya pengetahuan orang tua anak menderita defisiensi protein ini. Selin kurangnya pengetahuan juga adanya faktor takhayul turut menjadi penyebab pula. Kwashiokor biasanya dijumpai pada golongan umur tertentu yaitu bayi pada masa disapih dan pada anak pra sekolah yang merupakan golongan umur yang relatif memerlukan lebih banyak protein untuk tumbuh sebaikbaiknya (Ngastiyah, 1998). 2) Etiologi Penyebab utama makanan tidak (hampir tidak) mengandung protein hewani dengan alasan : a) Kemiskinan b) Mengetahui dan mengerti penambahan makanan pada bayi dan anak c) Pemikiran yang salah d) Macam-macam infeksi : diare, cacingan, anoreksia e) Khusus ibu kekurangan ASI, ibu meninggal, ibu dengan sakit berat, ibu hamil lagi, penghentian tiba-tiba dari ASI, penitipan anak. 3) Patofisiologi

Pada kwashiokor yang klasik, gangguan metabolik dan perubahan sel menyebabkan edema dan perleman hati. Kelainan ini merupakan gejala yang mencolok. Kekurangan protein dalam diet akan menimbulkan kekurangan berbagai asam amino essesnsial yang dibutuhkan untuk sintesis. Karena dalam diet terdapat cukup karbohidrat, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan ke otot. Berkurangnya asam amino dalam serum merupakan penyebab kurangnya ke otot. Berkurangnya asam amino dalam serum merupakan penyebab kurangnya pembentukan albumin oleh hepar sehingga kemudian timbul edema. 4) Gejala klinis Menurut Suryanah (1998), gejala klinis kwashiorkor adalah : a) Oedem di seluruh tubuh terutama kaki. b) Wajah membulat dan sembab. c) Otot-otot mengecil lebih nyata apabila diperiksa dalam posisi berdiri dan duduk. d) Perubahan status mental, cengeng, rewel, kadang apatis. e) Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia) f) Pembesaran hati. g) Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut. h) Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas. i) Pandangan mata anak nampak sayu. 5) Penatalaksanaan

Prinsip pengobatan kwashiokor adalah : a) Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai biologi tinggi, tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral. b) Makanan harus mudah dicerna dan diserap c) Makanan diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan sangat rendah. d) Penanganan terhadap penyakit penyerta e) Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi tambahan. Pemberian terapi a) Bila ada dehidrasi, atasi dahulu b) Perbaiki diit c) Formula harus mudah dicerna, murah, pekat kalori/protein d) Bila ada intoleransi mulailah dengan susu skim yang diencerkan (2,5-57,5) + glukosa. e) Vitamin A 100.000-200.000 IU IM 1 kali. Vitamin B komplek, C, A, D tetes per oral. f) Bila perlu beri transfusi sel darah merah padat (PRC) atau plasma

g) Pengobatan penyakit penyerta atau penyebab. Bila lemah, ada hipotermi, hipertensi dan gangguan pembekuan darah ada kemungkinan infeksi kuman gram negatif serta endotksemia h) Resiko meningkat bila disertai kekurangan vitamin A

i)

Terapi gentamisin 6-7,5 mg/kg perhari dibagi 2 x amikin 15 mg/kg/hr dibagi 2 x

j)

Kontrol di poliklinik anak

6) Pemeriksaan penunjang a) Pemeriksaan darah b) Pada pemeriksaan darah meliputi albumin, globulin, protein total, elektrolit serum, biakan darah. c) Pemeriksaan urin d) Pemeriksaan urin meliputi urin lengkap dan kultur urin e) Uji faal hati f) EKG g) Foto sinar X h) Konsul THT : adanya otitis medias

9. Pengkajian a. Lakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan masalah nutrisi b. Libatkan keluarga atau orang terdekat dengan klien perihal : kebiasaan, budaya, keyakinan, pola makan, dll. c. Lakukan pengkajian fisik (head to toe) data laboratorium skriining nutrisi. d. Kaji ada tidaknya gangguan fisiologis 10. Diagnosa yang muncul

a. Kebutuhan nutrisi kurang berhubungan dengan rendahnya kadar nutrient makanan b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi atau status metabolik c. Gangguan pola eliminasi (diare/konstipasi) berhubungan dengan

kemampuan aborsi usus menurun/intake cairan d. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan kondisi tubuh yang lemah 11. Fokus intervensi a. Kebutuhan nutrisi kurang berhubungan dengan rendahnya kadar nutrient makanan Tujuan : Kebutuhan nutrien klien meningkat ditandai dengan peningkatan kadar nutrien dalam darah secara bertahap, membran mukosa merah muda, turgor kulit baik, rambut tidak mudah patah dan BB ideal. Intervensi : 1) 2) Timbang BB setiap hari Catat riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai, hangat

dengan penyajian yang menarik. 3) 4) 5) klien Catat masukan makanan Catat latihan dan anjuran istirahat dan batasi aktivitas jika anak lelah Konsultasikan pada ahli gizi untuk menentukan kebutuhan kalori

b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi atau status metabolik Tujuan : dalam waktu 3 x 24 jam mengembalikan kelembaban kulit dan mencegah komplikasi ditandai dengan kulit lembab dan elastis, rambut dan kuku tidak mudah patah, kulit bersih dan tidak gatal-gatal. Intervensi : a) b) Catat perubahan pada kulit Agar keadaan kulit terutama dibagian yang tertekan selalu bersih

dan kering, pasien dimandikan 2 x sehari dengan air hangat dan jika basah atau kotor harus segara diganti. c) d) Berikan pendidikan kesehatan tentang : Gizi adalah bahan makanan yang berhubungan dengan kesehatan

tubuh dari sinilah penilaian apakah makanan tersebut, bernilai gizi cukup, baik atau kurang e) Nutrien adalah zat penyusun bahan makanan yang diperlukan tubuh

untuk metabolisme yaitu : karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin dan mineral seperti : beras, gula, susu, daging, telur. f) g) Requirement jalan kebutuhan akan jumlah nutrien Menjelaskan bahwa penyakit anaknya disebabkan karena anak

kurang mendapat makanan yang mengandung cukup gizi bukan asal diberi banyak makanan saja. h) i) Tekankan pentingnya masukan nutrisi atau cairan adekuat Berikan makanan tinggi kalori protein dan mineral

j)

Memberikan vitamin

c. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan kondisi tubuh yang lemah Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam waktun 24 jam mengembalikan fungsi hati dan mencegah komplikasi dengan kriteria hasil : 1) Klien dapat menunjukkan status hidrasi yang kuat 2) Nafsu makan meningkat 3) Turgor kulit normal Intervensi 1) 2) Kaji kebutuhan nutrisi untuk terapi Kaji status hidrasi (mis : edema, turgor kulit, tekanan darah, berat

jenis urin) 3) Berikan obat antiemetik

Anda mungkin juga menyukai