Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KMB III ACNE

DOSEN : BU SITI KAMDIAH

Disusun oleh : CHOLIFAH HANUM NILAM SARI 2120101703 DESI RIA PRAWATI EKA PUJIASTUTI 2120101704 2120101709

KELAS : IIA

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO 2012

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb Pertama tama marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita sehingga dapat terselesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada : Ibu Siti Kamdiah S.Kep,.Ners selaku dosen mata kuliah KMB III Anggota kelompok 15 yang telah berkerjasama untuk menyelesaikan makalah ini Sumber sumber dalam pembuatan makalah ini Kami beraharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sarana belajar. Saran dan kritik yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat kami harapkan dari semua pembaca. Demikian yang dapat kami sampaikan dan kami ucapkan terimakasih.

Yogyakarta, Maret 2012

DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar................................................................................................. Daftar Isi......................................................................................................... Bab I PENDAHULUAN ............................................................................... A. Latar Belakang...................................................................... B. Tujuan Pembahasan.............................................................. C. Rumusan Masalah................................................................. Bab II PEMBAHASAN ................................................................................ A. Definisi.................................................................................. B. Epidemilogi........................................................................... C. Etiologi................................................................................. D. Patofisiologi......................................................................... E. Manifestasi Klinik................................................................ F. Pemeriksaan Penunjang........................................................ G. Penatalaksanaan Medis........................................................ H. Komlikasi............................................................................. Bab III PENUTUP......................................................................................... A. Kesimpulan........................................................................... Daftar Pustaka.................................................................................................. ii iii 1 1 1 1 3 3 3 4 5 6 6 7 8 9 9 10

-3-

BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Salah satu penyakit kulit yang selalu ngetren bagi para remaja dan dewasa muda adalah jerawat atau dalam bahasa medisnya acne. Penyakit ini tidak fatal, tetapi cukup merisaukan karena berhubungan dengan menurunnya kepercayaan diri akibat berkurangnya keindahan wajah penderita. Jerawat adalah istilah awam untuk acne vulgaris, yang biasa terjadi pada usia remaja ketika terjadi perubahan hormon sehingga menghasilkan lebih banyak minyak. Keadaan ini cenderung diturunkan dalam kelurga dan sama sekali tidak berbahaya. Tetapi beberapa orang yang mengalami kasus yang berat mungkin merasa sangat tertekan dan kehilangan kepercayaan pada diri sendiri. Sayang sekali, sampai saat ini belum ada cara penyembuh yang tuntas, meskipun ada beberapa cara yang sangat menolong. Untungnya, kondisi ini akan mengalami perbaikan dengan bertambahnya usia. Orang yang sudah menginjak masa pubertas umumnya pernah mengalami jerawat. Dalam dunia medis, jerawat dikenal sebagai acne vulgaris. Merupakan peradangan kronis dari folikel pilocebaceous (salah satu kelenjar pada kulit), disertai penyumbatan dan penimbunan keratin, ditandai dengan adanya komedo, pustula, nodula, dankista.Daerah yang terkena bukan hanya wajah, namun juga bahu, dada, punggung, dan lengan bagian atas. B. RUMUSAN MASALAH Apa Definisi Acne ? Apa Epidemiologi Acne ? Apa Etiologi Acne ? Bagaimana Patofisiologi Acne ? Bagaimana Manifestasi Klinik Acne ? Apa Saja Pemeriksaan Penunjang Acne ? Bagaimana Penatalaksanaan Medis Acne ? Apa Saja Komplikasi Acne ? C.TUJUAN PEMBAHASAN

Mengetahui Definisi Acne Mengetahui Epidemiologi Acne Mengetahui Etiologi Acne Mengetahui Patofisiologi Acne Mengetahui Manifestasi Acne Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Untuk Acne Mengetahui Pelaksanaan Medis Acne Mengetahui Kompikasi Dari

BAB II

PEMBAHASAN
DEFINISI Acne ( Jerawat ) adalah penyakit peradangan kelenjar yang sering dijumpai dalam berkaitan dengan folikel rambut ( Nit pilo sebasa ) ( Corwin, Elisabeth. 2001 : 598 ). Acne vulgaris adalah perangsangan kronik flikel polisebasea yang ditandai dengan adanya komedo, postula dan kista pada daerah prodi leksi, seperti muka, bah bagian atas dari ekternitas superior, dada dan punggung. ( Mawardi , 2000 : 35 ). Acne vulgaris adalah penyakit radang menahun dari unit polisebaseus dan dapat ditemukan diberbagai efloresensi kulit yang disebut komedo, pustel, kertas abses. ( Masjoer, A. 2000:483 ). Acne Vulgularis merupakan penyakit dermatologis yang dapat menyebabkan kecacatan baik fisik maupun psikologis ( Golstein. B. 1998 : 49 ). Axcne vulgaris adalah penyakit radang kronik flikel polisebasea dengan gambaran khas : Komedo, nodus dan nodul pada tempat tempat tertentu. ( Djuanda, A. 1993 : 209 ).

EPIDEMIOLOGI Insiden akne vulgaris 80-100% pada usia dewassa muda, yaitu umur (14-17 tahun pada wanita, dan 16-19 tahun pada pria). Meskipun demikian akne vulgaris dapat pula terjadi pada usia lebih muda atau lebih tua dari pada usia tersebut. Meskipun kebanyakan jerawat terjadi pada masa remaja atau dewasa muda, tetapi dalam kenyataannya jerawat juga timbul pada berbagai golongan usia lainnya. Antara lain pada bayi, anak, bahkan pada manula. Jerawat seringkali dihubungkan dengan kondisi tubuh, baik pada saat stress karena banyak masalah, atau dapat pula sebaliknya pada saat sedang sangat berbahagia.

Pada waktu pubertas terdapat kenaikan dari hormon androgen yang beredar dalam darah yang dapat menyebabkan hiperplasia dan hipertrofi dari glandula sebasea. ETIOLOGI Faktor resiko dan penyebab akne sangat banyak yaitu multifaktorial antara lain : Sebum. Merupakan faktor utama penyebab timbulnya akne. Genetik. Faktor herediter yang sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar glandula sebasea. Apabila kedua orang tua mempunyai parut bekas akne, kemungkinan besar anaknya akan menderita akne. Usia. Umumnya insiden terjadi pada sekitar umur 14 17 tahun pada wanita, 16 19 tahun pada pria dan pada masa itu lesi yang predominan adalah komeda dan papul dan jarang terlihat lesi beradang penderita (Djuanda, Hamzah dan Aisyah, 1999). Jenis kelamin. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan Akne vulgaris. (Nami, 2009). Kebersihan wajah. Meningkatkan perilaku kebersihan diri dapat mengurangi kejadian akne vulgaris pada remaja (Nami, 2009). Psikis. Pada beberapa penderita, stres dan gangguan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi akne. Kecemasan menyebabkan penderita memanipulasi aknenya secara mekanis, sehingga terjadi kerusakan pada dinding folikel dan timbul lesi yang beradang yang baru (Goggin et al, 1999). Hormon endokrin: a) Androgen. Konsentrasi testosteron dalam plasma penderita akne pria tidak berbeda dengan yang tidak menderita akne. Berbeda dengan wanita, pada testosteron plasma sangat meningkat pada penderita akne (Pochi, Frorstrom & Lim James, 2006). b) Estrogen. Pada keadaan fisiologi, estrogen tidak berpengaruh terhadap produksi sebum. Estrogen dapat menurunkan kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar hipofisis. Hormon gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum. c) Progesteron. Progesteron, dalam jumlah fisiologis tidak mempunyai

efek terhadap efektivitas terhadap kelenjar lemak. Produksi sebum tetap selama siklus menstruasi, akan tetapi kadang-kadang progesteron dapat menyebabkan akne premenstrual (Suyono, 2002). 8. Diet. Pada penderita yang makan banyak karbohidrat dan zat lemak, tidak
dapat dipastikan akan terjadi perubahan pada pengeluaran sebum atau komposisinya karena kelenjar lemak bukan alat pengeluaran lemak yang kita makan. 9. Iklim. Di daerah yang mempunyai empat musim, biasanya akne bertambah hebat pada musim dingin, sebaliknya kebanyakan membaik pada musim panas. Bertambah hebatnya akne pada musim panas tidak disebabkan oleh sinar UV melainkan oleh banyaknya keringat pada keadaan yang sangat lembab dan panas tersebut. 10.Bakteria. Mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalah corynebacterium acnes, Stafilococcus epidermidis, dan pityrosporum ovale. 11. Kosmetika. Pemakaian bahan-bahan kosmetika tertentu seperti, bedak dasar (faundation), pelembab (moisturiser), krem penahan sinar matahari (sunscreen), dan krem malam secara terus menerus dalam waktu lama dapat menyebabkan suatu bentuk akne ringan yang terutama terdiri dari komedo tertutup dan beberapa lesi papulopustular pada pipi dan dagu.

PATOFISIOLOGI Empat hal yang penting yang berhubungan dengan terjadinya acne yaitu : peradangan, kenaikan eksresi sebum, bakteri dan kreatifitas folikel. Acne mulai timbul pada masa purbetas pada waktu kelenjar sebasea membesar dan mengeluarkan sebvum lebih banyak. Pertumbuhan kelenjar palit dan produksi sebum ada dibawah pengaruh hormone endrogen. Pada penderita acne terdapat peningkatan konversi hormone androgen yang normal beredar dalam darah ( testoteron ) kebentuk metabolic yang lebih aktif ( s-self dihidrofesteron ). Hormon ini mengikat reseptor endrogen distoplasma dan akhirnya menyebabkan proliferasi sel penghasil sebum. Meningkatnyab produiksi sebum pada penderita acne disebabkan olehrespon rgan akhir uang berlebih lebihnan ( end organ hyperespone ) pada kelenjar palit terhadap kadfar normal androgen dalam darah. Penderita lesi acne hanya ditemukan debeberapa tempat yang kaya akan kelenjar

pal;it. Sebum yang bwersifat komedogenik tersusun dari campuran sekualen, lilin ( Wak ) ester dari sterol, kolesterol, lipid polar dan trigliserida. Kreatinisan pada saluran pilosebasea disebabkan leh adanya penumpukan krneosit dalam saluran pilosebasea. Hal ini dapat disebabkan oleh bertambahnya produksi kornesit pada saluran sebasea, pelepasan korneosit yang tdak adekuat. Bertambahnya produksi korsenoit dan sel kreatinosit merupakan salah sati sifat komeso. Kemudian jika disebabkan acne peningkatan jumlah ( orynobacterium acnes biasanya terjadi pada masa purbetas karena adanya sebore ) Menurut hipotresisn sanit leger, skualen yang dihasilkan oleh kelenjar palit dioksidasi didalam folikel dan hasil oksidasi iniu menjadi penyebab terjadi komedo. Kadar folikel nberkurang dan terjadi kolonisasi. Corynobacterium acnes (corynobacterium acnes memproduksi porfirin yang bila dilepaskan dalam folikel semakin berkurang, Penurunan O2 danb tingginya jumlah bakteri dapat menyebabkan peradangan folikel ) ( Marwali, Harahap. 2000 : 38 ) MANIFESTASI KLINIS Bentuk leksi acne vulgaris adalah polimorf. Lesi agn khas ialah komedo. Jika terjadi peradangan untuk berbentuk papula, pustule, nodula dan kista. Bila sembuh lesi dapat meninggalkan eritrema dan hiperpigmentasi pacainflamasi. Penderita biasanya mengeluh adanya erupsi kulit muka, bahu, dada dan punggung bagian atas. Pada komedo berisi sebum yang kental atau padat sedangkan, kista biasanya berisi pur dan darah. ( Marwali. H. 2000 : 39; Gold Stein. B. 1998:49 )

PEMERIKSAAN PENUNJANG Tak diperlukan pemeriksaan laboratorium.

PENATALAKSANAAN MEDIS Tujuan pengobatan akne adalah untuk mencegah timbulnya sikatrik dan mengurangi frekuensi serta hebatnya eksaserbasi. Akne komedonal : hanya diperlukan terapi topikal saja yang dapat mengadakan pengelupasan kulit. Asam Retinoat 0,05% dalam bentuk krem atau gel. Bensoil Pewroksida gel 2,5% - 5%. Asam salisilat 05 2% dalam larutan hidroalkoholik. Untuk komedo terbuka dapat dilakukan ekstraksi komedo. Akne papulo-pustuler : Ringan (gr 1-2) : umumnya dipakai kombinasi obat : Pengelupasan kulit : bensoil peroksida, tretinoin & as. Salisilat antibiotika topikal: klindamisin 1% atau eritromisin 2%. Berat (gr 3-4) Obat pengelupas kulit. Antibiotika oral : Tetrasiklin: 4 x 250 mg/h atau 2 x 500 mg/h. Dosis diturunkan setelah ada perbaikan klinis, dosis meintenance 250 500 mg/hr. Eritromisin stearat : dosis & cara dengan tetrasiklin Klindamisin : paling bagus untuk akne papulo-pustuler (efek samping : pseudomembran kolitis) Dosis : 2 x 150 mg/h. Di literatur disebutkan minosin 50 100 mg/hr. Akne konglobata/akne berat lainnya : Rx seperti pada akne bentuk papulo-pustuler berat Kortikosteroid oral

untuk jangka waktu yang pendek. Dapat diberikan prednison 10 mg/h pagi hari selama 2 3 mg. Pada bentuk-bentuk tertentu diperlukan tindakan tambahan : Kortikosteroid dapat diberikan pada bentuk nodulokistik dengan konsentrasi 2,5 mg/ml dan tiap-tiap lesi diberikan 0,01 0,05 ml. Dermabrasi dan khemabrasi untuk mengurangi parut akne.

KOMPLIKASI sikatrik oleh karena bekas jerawat dan keloid.

KLASIFIKASI Tingkat keseluruhan ( Overall Grading ) Pilsburg membagi berdasarkan derajat penyakitnya, yaitu : a. Stadium I : Komedo yang terbatas dimuka dan hanya sedikit. b. Stadium II : Masih terbatas dimuka, terdapat tanda radang. c. Stadium III : Meluas kedada dan punggung. d. Stadium IV : Conglobata kista yang berdekatanm saling menyambung dibawah kulit. Penghilang lesi Plewig dan Kligman membagi akne (dimuka) menjadi : Akne komedonal Akne papulo-pustuler Akne konglobata/akne berat Acne sejati : 1). Acne vulgaris : terdapat pada purbetas. 2). Acne venerate karena bahan bahan dari luar. e. Acne fisik : Ditandai dengan lesi meradang beberapa popula/Pustula

11

( Mawardi, H, 2000 : 40 )

BAB III PENUTUP


Jerawat adalah istilah awam untuk acne vulgaris, yang biasa terjadi pada usia remaja ketika terjadi perubahan hormon sehingga menghasilkan lebih banyak minyak. Keadaan ini cenderung diturunkan dalam kelurga dan sama sekali tidak berbahaya. Tetapi beberapa orang yang mengalami kasus yang berat mungkin merasa sangat tertekan dan kehilangan kepercayaan pada diri sendiri. Sayang sekali, sampai saat ini belum ada cara penyembuh yang tuntas, meskipun ada beberapa cara yang sangat menolong. Untungnya, kondisi ini akan mengalami perbaikan dengan bertambahnya usia. Faktor resiko dan penyebab akne sangat banyak yaitu multifaktorial antara lain : Sebum. Merupakan faktor utama penyebab timbulnya akne. Genetik. Faktor herediter yang sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas

kelenjar glandula sebasea Usia. Umumnya insiden terjadi pada sekitar umur 14 17 tahun pada wanita, 16 19 tahun pada pria Jenis kelamin. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan Akne vulgaris. (Nami, 2009). Kebersihan wajah. Meningkatkan perilaku kebersihan diri dapat mengurangi kejadian akne vulgaris pada remaja. Psikis. Pada beberapa penderita, stres dan gangguan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi akne. Hormon endokrin: Androgen, Estrogen, Progesteron
Diet. Pada penderita yang makan banyak karbohidrat dan zat lemak, Kosmetika Bakteria. Mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalah corynebacterium acnes, Stafilococcus epidermidis, dan pityrosporum ovale. Iklim. Di daerah yang mempunyai empat musim, biasanya akne bertambah hebat pada musim dingin, sebaliknya kebanyakan membaik pada musim panas.

DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, P., dan Sukardi, E. 1988. Kapita Selekta Dermato-Venerologi, Akne Vulgaris. EGC. Jakarta. Djuanda, Adhi. 2005. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Edisi 4.Jakarta :FKI http//www.medicastio.com http/www.pom.go.id

13

15

Anda mungkin juga menyukai