Anda di halaman 1dari 9

Mengenal IFRS

IFRS (International Financial Reporting Standards) merupakan suatu standar akuntansi keuangan yang dijadikan dasar bagi perusahaan-perusahaan yang beroperasi dalam ruang lingkup internasional. Dalam IFRS, tidak hanya standar, namun juga terdapat interpretasi, kerangka kerja untuk persiapan (framework), dan penyajian dari laporan keuangan. IFRS merupakan standar yang diadopsi dari standar sebelumnya, yaitu IAS (International Accounting Standards) oleh IASB (International Accounting Standard Board). International Accounting Standards, yang lebih dikenalsebagai International Financial Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuatdengandisclosures yang jelas dan transparan mengenaisubstansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapaikesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait transaksitersebut. Dengan demikian, pengguna laporan keuangandapat dengan mudah membandingkan informasi keuanganentitas antarnegara di berbagai belahan dunia.Implikasinya, mengadopsi IFRS berarti mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuatsuatu perusahaan dapat dimengerti oleh pasar global.Suatu perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam laporankeuangannya. Tidak mengherankan, banyak perusahaanyang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yangsignifikan saat memasuki pasar modal global.

Karakteristik IFRS IFRS memiliki karakteristik, diantaranya :

IFRS menggunakan Principles Base sehingga lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.

Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.

Membutuhkan proffesional judgment pada penerapan standar akuntansi. Menggunakan fair value dalam penilaian Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak

Struktur IFRS

Sebagai suatu kesatuan standar, IFRS memiliki beberapa bagian di dalamnya, yaitu:

Standar internasional laporan keuangan (IFRS) diterbitkan setelah tahun 2001 Standar akuntansi Internasional (IAS) diterbitkan sebelum tahun 2001 Interpretasi yang berasal dari komite IFRS diterbitkan setelah tahun 2001 Komite Tetap Interpretasi (SIC)

Adopsi terhadap IFRS IFRS telah diadopsi di banyak negara, seperti European Union, Hongkong, Australia, Malaysia, Pakistan, India, negara-negara GCC (Cooperation Council for the Arab States of The Gulf), Russia, South Africa, Singapore and Turkey. Per Agustus 2008, lebih dari 100 negara telah mewajibkan atau mempebolehkan penggunaan IFRS. Sekitar 85 negara telah mewajibkan perusahaan go public di negaranya untuk menggunakan IFRS. Daftar IFRS statements

Berikut ini IFRS statements yang telah dikeluarkan:


IFRS 1 First time Adoption of International Financial Reporting Standards IFRS 2 Share-based Payment IFRS 3 Business Combinations IFRS 4 Insurance Contracts IFRS 5 Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources IFRS 7 Financial Instruments: Disclosures IFRS 8 Operating Segments IAS 1: Presentation of Financial Statements IAS 2: Inventories IAS 7: Cash Flow Statements IAS 8: Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors IAS 10: Events After the Balance Sheet Date. IAS 11: Construction Contracts IAS 12: Income Taxes IAS 14: Segment Reporting (superseded by IFRS 8 on January 1, 2008) IAS 16: Property, Plant and Equipment IAS 17: Leases IAS 18: Revenue IAS 19: Employee Benefits IAS 20: Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance IAS 21: The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates IAS 23: Borrowing Costs IAS 24: Related Party Disclosures IAS 26: Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans IAS 27: Consolidated Financial Statements IAS 28: Investments in Associates IAS 29: Financial Reporting in Hyperinflationary Economies IAS 31: Interests in Joint Ventures

IAS 32: Financial Instruments: Presentation (Financial instruments disclosures are in IFRS 7 Financial Instruments: Disclosures, and no longer in IAS 32)

IAS 33: Earnings Per Share IAS 34: Interim Financial Reporting IAS 36: Impairment of Assets IAS 37: Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets IAS 38: Intangible Assets IAS 39: Financial Instruments: Recognition and Measurement IAS 40: Investment Property IAS 41: Agriculture

Daftar Intepretasi

Preface to International Financial Reporting Interpretations (Updated to January 2006) IFRIC 1 Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities (Updated to January 2006)

IFRIC 7 Approach under IAS 29 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies (Issued February 2006)

IFRIC 8 Scope of IFRS 2 (Issued February 2006) IFRIC 9 Reassessment of Embedded Derivatives (Issued April 2006) IFRIC 10 Interim Financial Reporting and Impairment (Issued November 2006) IFRIC 11 IFRS 2-Group and Treasury Share Transactions (Issued November 2006) IFRIC 12 Service Concession Arrangements (Issued November 2006) SIC 7 Introduction of the Euro (Updated to January 2006) SIC 10 Government Assistance-No Specific Relation to Operating Activities (Updated to January 2006)

SIC 12 Consolidation-Special Purpose Entities (Updated to January 2006) SIC 13 Jointly Controlled Entities-Non-Monetary Contributions by Venturers (Updated to January 2006)

SIC 15 Operating Leases-Incentives (Updated to January 2006)

SIC 21 Income Taxes-Recovery of Revalued Non-Depreciable Assets (Updated to January 2006)

SIC 25 Income Taxes-Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders (Updated to January 2006)

SIC 27 Evaluating the Substance of Transactions Involving the Legal Form of a Lease (Updated to January 2006)

SIC 29 Disclosure-Service Concession Arrangements (Updated to January 2006) SIC 31 Revenue-Barter Transactions Involving Advertising Services (Updated to January 2006)

RUANG LINGKUP STANDAR Standar ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk pertama kalinya melalui suatu pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaian dengan IFRS. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan keuangan perusahaan yang pertama kalinya berdasarkan IFRS (termasuk laporan keuangan interim untuk periode pelaporan tertentu) menyediakan titik awal yang memadai dan transparan kepada para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang seluruh periode disajikan.

KONSEP POKOK 1. Tanggal pelaporan (reporting date) adalah tanggal neraca untuk laporan keuangan pertama yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut sesuai dengan IFRS (sebagai contoh 31 Desember 2006). 2. Tanggal transisi (transition date) adlah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan komparatif tahun sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan adalah 31 Desember 2006).

Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk perioda-perioda yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang: 1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan (comparable) sepanjang periode yang disajikan 2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS. 3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna

Konfergensi IFRS telah membawa dunia accounting ke level baru, ada tiga perbedaan mendasar PSAK dengan IFRS, yaitu: 1. PSAK yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya menjadi Fair Value based. Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali keakuratan berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Fair Value based mendominasi perubahan-perubahan di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain hal-hal lainnya. Sebagai contoh perlunya di lakukan penilaian kembali suatu aset, apakah terdapat penurunan nilai atas suatu aset pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini untuk memberikan keakuratan atas suatuatas suatu laporan keuangan. 2. PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana USGAAP) berubah menjadi Prinsiple Based. Apa itu Rule Based? Rule based adalah manakala segala sesuatu menjadi jelas diatur batasan batasannya. Sebagai contoh adalah manakala sesuatu materiality ditentukan misalkan diatas 75% dianggap material dan ketentuan-ketentuan jelas lainnya. Apa itu Prinsiple Based? IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana yang diatur dalam PSAK update untuk mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat dijadikan bahan pertimbagan Akuntan / Management perusahaan sebagai dasar acuan untuk kebijakan akuntansi perusahaan. 3. Pemutakhiran (Update) PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan yang dikeluarkan untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan internal. Pihak perusahaan harus mengeluarkan pengungkapan pengungkapan (disclosures) penting dan

signifikan sehingga para pihak pembaca laporan yang dikeluarkan ke eksternal benar-benar dapat menganalisa perusahaan dengan fakta yang lebih baik. Perbedaan lain antara IFRS dgn standar yang berlaku saat ini antara lain : 1. Jenis laporan keuangan berdasarkan PSAK terdiri dari 4 elemen (Neraca, Rugi-Laba dan Perubahan Ekuitas, Cashflow, dan Catatan atas Laporan keuangan). Dalam draft usulan IFRS menjadi 6 elemen (Neraca, Rugi-Laba Komprehensif, Perubahan Ekuitas, Cashflow, Catatan atas Laporan keuangan, dan Neraca Komparatif). Penyajian Neraca dalam IFRS tidak lagi didasarkan pada susunan Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas, tapi dengan urutan Aktiva dan Kewajiban usaha, Investasi, Pendanaan, Perpajakan dan Ekuitas. Laporan Cashflow tidak disajikan berdasarkan kegiatan Operasional, Investasi dan Pendanaan, melainkan berdasarkan Cashflow Usaha (Operasional dan investasi), Cashflow perpajakan dan Cashflow penghentian usaha. 2. Perpajakan perusahaan, terutama terkait pajak atas koreksi laba-rugi atas penerapan IFRS maupun atas revaluasi aktiva berdasarkan fair-value basis.

. Perbedaan Spesifik antara IFRS dengan US GAAP Perbedaan terbesar antara US GAAP dan IFRS adalah bahwa keseluruhan menyediakan kurang detail. panduan tentang pengakuan pendapatan, misalnya, secara signifikan lebih kecil dari GAAP luas. IFRS juga mengandung relatif sedikit instruksi spesifik industri. Karena proyek yang sudah berjalan lama konvergensi antara IASB dan FASB, sejauh mana perbedaan spesifik antara IFRS dan GAAP telah mengecil.. Namun perbedaan yang signifikan lakukan tetap, paling salah satu dari yang dapat menghasilkan hasil yang dilaporkan sangat berbeda, tergantung pada perusahaan industri dan individu fakta-fakta dan keadaan.Contoh: IFRS tidak mengizinkan Last In, First Out (LIFO). IFRS menggunakan metode langkah tunggal untuk write-downs kerusakan daripada langkah kedua metode yang digunakan dalam US GAAP, membuat write-downs lebih mungkin. IFRS memiliki batas probabilitas yang berbeda dan pengukuran objektif untuk kemungkinan. IFRS tidak mengizinkan utang untuk pelanggaran perjanjian yang telah terjadi harus diklasifikasikan sebagai non-arus pengabaian kecuali kreditur diperoleh sebelum tanggal neraca.

secara ringkas dapat dilihat perbedaan dan persamaan IFRS dengan GAAP, yaitu sebagai berikut: 1. IFRS dan GAAP untuk debt securities memiliki perlakuan akuntansi yang sama 2. IFRS dan GAAP menggunakan pengujian yang sama untuk menentukan apakah methode equity digunakan yaitu berdasarkan pengaruh yg signifikan dg patokan lebih dari 20% kepemilikan. 3. Reklasifikasi securities adalah sama antar keduanya. 4. Dasar konsolidasi, IFRS dan GAAP mendasarkan pada persentasi kepemilikan (50%) 5. IFRS dan GAAP sama dalam akuntansi untuk pemilihan Fair Value yaitu pilihan menggunakan fair value harus dilakukan di awal pengakuan. 6. GAAP tidak mengizinkan reversal untuk beban impairment yang telah terjadi untuk available for sale debt and equity securities. 7. IFRS tidak mengizinkan hal yg sama untuk available for sale equity , namun mengizinkan reversal untuk available for sale debt securities dan held-tomaturity securities.

Munculnya IFRS tak bisa lepas dari perkembangan global, terutama yang terjadi pada pasar modal. perkembangan teknologi informasi (TI) di lingkungan pasar yang terjadi begitu cepat dengan sendirinya berdampak pada banyak aspek di pasar modal, mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan modal, hingga ketersediaan jaringan informasi ke seluruh dunia.

Dengan kemajuan dan kecanggihan TI pasar modal jutaan atau bahkan miliaran investasi dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia. Pergerakan mereka tak bisa dihalangi teritori negara. Perkembangan yang mengglobal seperti ini dengan sendirinya menuntut adanya satu standar akuntansi yang dibutuhkan baik oleh pasar modal atau lembaga yang memiliki agency problem. http://nina-gusnedy.blogspot.com/2012/03/fenomena-ifrs-di-indonesia.html http://lindha1309.blogspot.com/2011/11/international-financial-reporting.html

http://reizkisya.wordpress.com/ http://himasifeuntan.blogspot.com/2010/08/mengenal-ifrs.html http://natawidnyana.wordpress.com/2008/10/28/international-financial-reporting-standards-ifrsa-brief-description/ http://khairunnisafathin.wordpress.com/2011/10/page/2/

Anda mungkin juga menyukai