Anda di halaman 1dari 12

MELON ( Cucumis melo L.

1.

Nama Umum
1.1

Nama Latin : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Cucurbitales : Cucurbitaceae : Cucumis Daerah Asal Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili

Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Genus 1.2

Spesies: C. Melo

Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Dan tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah dan ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya ditanam luas di Colorado, California, dan Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia. 1.3 Karakteristik Morfologi Tumbuhan semusim, merambat tetapi menjalar, tidak memanjat. Daun berbentuk menjari dengan lekuk moderat sehingga seperti lingkaran bersudut. Batangnya biasanya tidak berkayu. Tumbuhan ini berumah satu dengan bunga dua tipe: bunga jantan dan hermafrodit. Bunga jantan muncul biasanya pada saat tanaman masih muda atau bila tumbuhnya kurang baik. Buah bertipe pepo. Bagian yang
1

dimakan adalah daging buah (mesokarp). Teksturnya lunak, berwarna putih sampai merah, tergantung kultivarnya. 1.4 Jenis Kultivar Jenis-jenis melon yang terkenal adalah: melon Christianism (1850); melon Sill Hybrid (1870); melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller Cream, Netted Gem, Hacken Sack dan Osage (18811890); melon Honey Rock dan Improved Perfecto (1933); melon Imperial (1935); melon Queen of Colorado dan Honey Gold (1939). Untuk memudahkan sistem penanaman dan pengelompokan melon, para ahli mengklasifikasikan melon dalam dua tipe, yaitu: 1. Tipe Netted-Melon a. Ciri-ciri: kulit buah keras, kasar, berurat dan bergambar seperti jala (net); aroma relatif lebih harum dibanding dengan wintermelon; lebih cepat masak antara 7590 hari; awet dan tahan lama untuk disimpan. b. Varietas: (1) Cucumis melo var. reticulatus, buah kecil, berurat seperti jala dan harum; (2) Cucumis melo var. cantelupensis, buah besar, kulit bersisik dan harum. 2. Tipe Winter-Melon a. Ciri-ciri: kulit buah halus, mengkilat dan aroma buah tidak harum; buah lambat untuk masak antara 90120 hari; mudah rusak dan tidak tahan lama untuk disimpan; tipe melon ini sering digunakan sebagai tanaman hias. b. Varietas: (1) Cucumis melo var. inodorous, kulit buah halus, buah memanjang dengan diameter 2,57,5 cm; (2) Cucumis melo var. flexuosus, permukaan buah halus, buah memanjang antar 3570 cm; (3) Cucumis melo var. dudain, ukuran kecil-kecil, sering untuk tanaman hias; (4) Cucumis melo var. chito, ukuran buah sebesar jeruk lemon, sering digunakan sebagai tanaman hias. 1.5 Arti Penting Ekonomi Buah melon dimanfaatkan sebaga makanan buah segar dengan kandungan vitamin C yang cukup tinggi. Banyak dijual di pasaran dengan peminat dari kalangan atas sampai bawah. 2. Pembiakan Melon lebih senang tumbuh di dataran menengah yang suhunya agak dingin, yakni pada ketinggian 300-1.000 m dpl. Di dataran rendah yang ketinggiannya kurang dari 300 m dpl, buah melon berukuran lebih kecil dan dagingnya agak kering (kurang berair). Sedangkan tanah yang baik untuk budidaya
2

melon adalah jenis tanah andosol atau tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik untuk memudahkan akar tanaman berkembang. Tanaman melon akan tumbuh baik apabila pH-nya 5,87,2. Pada dasarnya, melon membutuhkan air yang cukup banyak. Namun, sebaiknya air itu berasal dari irigasi, bukan dari air hujan. Waktu yang dinilai tepat untuk menanam melon adalah, antara bulan Mei hingga September. Untuk pertumbuhannya, melon membutuhkan suhu yang sejuk dan kering. Suhu ideal bagi pertumbuhan melon berkisar 25-30 C. Melon tidak dapat tumbuh jika suhu kurang dari 18C. Melon susah tumbuh di tempat yang kelembapan udara rendah (kering) dan ternaungi. Tanaman ini lebih senang di daerah terbuka, tetapi sinar matahari tidak terlalu terik, cukup dengan penyinaran 70%. 3. Teknik Budidaya 1. Pengadaan Benih Untuk menanam melon, ketahui dengan baik sumber benihnya terlebih dahulu. Sebaiknya, gunakan selalu benih asli (F1 hibrid). Benih yang dibutuhkan sesuai dengan luas lahan tanam ditambah 10% untuk cadangan penyulaman. Pilih benih yang berasal dari melon yang sehat dan berproduksi optimal. Rendam benih dalam larutan fungisida, seperti Furadan G yang ditambah Atonik selama 2 jam. Benih yang baik berada di dasar air, sedangkan benih yang mengapung tergolong benih yang harus segera disingkirkan. Karena itu, pembibitan keberhasilan budi daya melon. Sebelum disemai, rendam benih dalam air hangat kuku (400C) yang telah dicampur fungisida berbahan aktif propamokarb hidroklorida (Previcur N) dengan konsentrasi 2 ml/liter air atau Benomyl (Benlate dengan konsentrasi 0.5 g/liter air selama 4--6 jam. Untuk benih yang sudah diberi perlakuan fungisida (biasanya berwarna merah) tidak perlu lagi diberi perlakuan ini. Selanjutnya, tiriskan benih dan letakkan di atas kertas koran basah selama 36 jam (1 hari s/d 2 malam) pada suhu 25300C. Kemudian, menyemaikan benih melalui tahapan sebagai berikut.
a. Siapkan

merupakan kunci

media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan

perbandingan 2 : 1. b. Masukkan media ke dalam polibag berukuran 8 x 10 cm. c. Tanam benih di dalam polibag yang berisi media tanam.

d. Atur

dan letakkan polibag di dalam sungkup. Sungkup ini terbuat dari

rangka bambu dengan lebar bawah 1-1.25 m, tinggi 0.5-0.6 m, sedangkan panjang sungkup disesuaikan dengan kebutuhan bibit. 2. Pemeliharaan Bibit Jaga pesemaian agar selalu dalam kondisi lembap, tetapi tidak boleh terlalu basah (becek). Karena itu, siram bibit di pesemaian setiap pagi. Gunakan tangki semprot saat menyiram. Jangan menyiram bibit pada siang hari, karena air dan zat-zat makanan tidak dapat terserap sehingga bibit menjadi kurus, kering, dan layu. Kemudian, sortir bibit. Penyortiran ini bertujuan untuk memilih dan menyiapkan bibit-bibit yang sehat dan kekar. Penyortiran dilakukan tiga hari sebelum penanaman bibit di lapangan. 3. Persiapan Lahan Berikut ini tahapan penyiapan lahan untuk penanaman melon. Bersihkan lahan dari sisa tanaman dan sampah.
a. Bajak

lahan sedalam 20-30 cm hingga gembur, lalu biarkan lahan selama

5-7 hari. b. Haluskan bongkahan tanah hasil bajakan dan biarkan selama 4-5 hari.
c. Buat bedengan

dengan panjang maksimum 15 m, lebar 100-120 cm, tinggi

30-50 cm, dan lebar parit 50-60 cm.


d. Taburkan

kapur pertanian bila diperlukan. Dosisnya sesuai dengan derajat

keasaman (ph) tanah setempat (rata-rata 1.5-2.5 ton/ha). Cangkul bedengan agar kapur tercampur rata dengan tanah.
e. Taburkan

pupuk dasar berupa pupuk kandang sebanyak 2 ton/ha, pupuk

ZA 250 kg/ha, SP-36 450 kg/ha, dan KCI 25 kg/ha ke seluruh bedengan.
f. Cangkul

bedengan hingga pupuk tercampur rata dengan tanah, lalu siram

hingga bedengan basah merata. g. Pasang mulsa plastik hitam perak berukuran lebar 100-125 cm.
h. Gunakan

pasak penjepit dari bambu atau kayu untuk mengaitkan sisi-sisi

mulsa di bedengan. 4. Penanaman Pindahkan bibit ke lapangan setelah berumur 10-14 hari atau telah memiliki 2-3 pasang daun sejati. Penanaman bibit sebaiknya pada pagi hari sebelum

pukul 09.00 atau sore setelah pukul 15.30. Tujuannya, untuk menghindari stres akibat terik matahari. Sehari sebelum dipindahtanamkan, siram bedengan hingga basah. Buat lubang tanam sedalam 2-3 cm di bedengan sesuai dengan lubang pada mulsa 5. plastik. Jika dalam waktu dua minggu setelah tanam bibit tumbuh Pemeliharaan a. Pemupukan Pemupukan melon dilakukan secara bertahap dan mengikuti fase pertumbuhannya. Berikut ini jenis pupuk, waktu, dan dosis pemupukan melon :

abnormal segera sulam dengan bibit baru yang berumur sama.

Pupuk susulan I diberikan pada umur 7 hari setelah tanam berupa NPK dengan konsentrasi 20 g/l air. Pupuk susulan II diberikan pada umur 14 hari setelah tanam berupa NPK dengan konsentrasi 40 g/l air. Pupuk susulan III diaplikasikan pada umur 21 hari setelah tanam atau menjelang pembungaan. Pupuk susulan IV diberikan pada umur 28 hari setelah tanam ari atau atau setelah pembungaan. b. Pengairan Sampai berumur 2 minggu, penyiraman melon harus dilaksanakan

tiap hari atau 2 hari sekali pada pagi atau sore hari. Caranya, genangi parit antarbedengan hingga mencapai dua per tiga tinggi bedengan. Siramkan air di parit tersebut ke masing-masing tanaman atau lubang tanam. Gunakan gembor jika air di parit tidak cukup untuk menggenangi semua bedengan. c. Pengikatan dan Pemangkasan Setelah tanaman berumur 12 hari atau setelah memiliki 5 daun, ikat batang tanaman pada ajir. Pengikatan ini dilakukan setiap 3 hari sekali hingga ikatan mencapai ujung ajir. Pangkas cabang lateral yang tumbuh dari pangkal batang hingga ruas ke-8 dan setelah ruas ke-11. Pelihara cabang di ruas ke-9 hingga ke-11. d. Sanitasi Kebun Sanitasi kebun dilakukan pada saat gulma mulai tumbuh. Bersihkan jua kebun dari pemangkasan. 4. Organisme Pengganggu Tanaman
5

sisa-sisa kotoran, daun, rantin dan cabang sisa

4.1

Hama 1. Kutu aphids (Aphis gossypii Glover ) Ciri: Hama ini mempunyai getah cairan yang mengandung madu dan di

lihat dari kejauhan mengkilap. Hama ini menyerang tanaman melon yang ada di lahan penanaman. Aphids muda yang menyerang melon berwarna kuning, sedangkan yang dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman. Gejala: daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun yang dihisap hama. Pengendalian: a. b. Gulma harus selalu dibersihkan agar tidak menjadi inang hama Tanaman yang terserang parah harus disemprot secara serempak dengan insektisida Perfekthion 400 EC (dimethoate) dengan konsentrasi 1,02,0 ml/liter
c.

Tanaman yang telah terjangkit virus harus dicabut dan dibakar (dimusnahkan). 2. Thirps (Thirps parvispinus Karny) Ciri: Hama ini menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman

dewasa. Nimfa thirps berwarna kekuning-kuningan dan thirps dewasa berwarna coklat kehitaman. Thirps berkembang biak sangat cepat secara partenogenesis (mampu melahirkan keturunan meskipun tidak kawin). Serangan dilakukan di musim kemarau. Gejala: daun-daun muda atau tunas-tunas baru menjadi keriting, dan bercaknya kekuningan; tanaman keriting dan kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Kalau gejala ini timbul harus diwaspadai karena telah tertular virus yang dibawa hama thirps. Pengendalian: menyemprot dengan racun kontak, 34 hari sekali. 4.2 Penyakit 1. Layu bakteri Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky). Gejala: daun dan cabang layu dan terjadi pengkerutan pada daun, warna daun menguning, mengering dan akhirnya mati; daun tanaman layu satu per satu, meskipun warnanya tetap hijau, kemudian tanaman layu secara keseluruhan. Apabila batang tanaman yang dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti benang. Pengendalian:
6

a.

Sebelum ditanami, lahan disterilisasi dengan Basamid G dengan dosis 40 g/m2 Benih di rendam dalam bakterisida Agrimyciin (oxytetracycline dan streptomycin sulfate) atau Agrept (streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter

b.

c.

Penyemprotan bakterisida ini pada umur 20 HST. 2. Penyakit busuk pangkal batang (gummy stem bligt) Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et

Walker. Gejala: pangkal batang yang terserang mula-mula seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat dan kemudian tanaman layu dan mati; daun tanaman yang terserang akan mengering apabila diremas seperti kerupuk dan berbunyi kresek-kresek apabila diterpa angin. Pengendalian:
a.

Penggunaan mulsa PHP untuk mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang dan mencegah luka di perakaran maupun pangkal batang karena penyiangan

b.

Daun-daun tanaman yang terserang dibersihkan lalu disemprot dengan fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dengan konsentrasi 12 ml/liter Pangkal batang yang terserang dioles dengan larutan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi 5 m/liter.

c.

5.

Panen 5.1 Ciri dan Umur Panen a. Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal b. Serat jala pada kulit buah sangat nyata/kasar c. Warna kulit hijau kekuningan. d. Umur Panen + 3 bulan setelah tanam. e. Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari. 5.2 Cara Panen
a. Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk

memperpanjang masa simpan buah.


b. Tangkai dipotong berbentuk huruf T, maksudnya agar tangkai buah

utuh dan kedua sisi atasnya merupakan tangkai daun yang telah dipotong daunnya.

c. Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah

yang benarbenar telah siap dipanen. d. Buah yang telah dipanen dikumpulkan disuatu tempat untuk disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual terutama di swalayan. 5.3 dipanen. Penanganan Pasca Panen Kesalahan penanganan dalam pascapanen akan mempengaruhi Pascapanen merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah melon kwalitas/penampilan buah melon. 1. Pengumpulan Buah-buah melon yang telah dipanen dikumpulkan pada suatu tempat untuk segera disortir. Saat panen kerusakan buah sebaiknya dihindari akibat terbentur atau cacar fisik lainnya, karena akan mengurangi harga jual terutama untuk konsumsi pasar swalayan. 2. Penyortiran dan Penggolongan Melon yang telah dipanen, diangkut dan dikumpulkan di suatu tempat kemudian di sortasi. Buah yang sehat dan utuh dipisahkan dari buah yang cacat fisik maupun cacat karena serangan hama dan penyakit. Buah melon yang berkualitas bagus kemudian di lakukan penggolongan melon berdasarkan tiga kelas : a. b.
c.

Kelas M1 yaitu melon berbobot 1,5 kg/lebih jaring berbentuk sempurna. Kelas M2 yaitu melon berbobot 11,5 kg jaringnya terbentuk hanya 70% saja. Kelas M3 yaitu bobot buahnya bervariasi dengan jaring sedikit atau tidak berbentuk sama sekali. Hal ini terjadi karena tanaman belum saatnya dipanen tapi telah mati terlebih dahulu akibat serangan hama. 3. Penyimpanan Buah melon yang sudah dipetik, tidak boleh ditumpuk satu sama lain,

dan buah yang belum terangkut dapat disimpan dalam gudang penyimpanan. Buah ditata secara rapi dengan dilapisi jerami kering. Tempat penyimpanan buah harus bersih, kering dan bebas dari hama seperti kecoa atau tikus. Melon yang sudah terlalu masak jangan disatukan dengan buah yang setengah masak (mengkal). Bila ada buah yang mulai busuk harus di jauhkan dari tempat penyimpanan. 4. Pengemasan dan Pengangkutan Kemasan untuk melon dapat dibuat dari kayu biasa dan banyak memiliki lubang angin. Cara menyusunnya, bagian dasar kotak diberi jerami kering
8

yang cukup tebal, kemudian melon diberikan jerami juga dibagian atas buahnya. Sebelum kotak ditutup, buah melon diberi lapisan jerami lagi. Selain dari kotak, pengemasan bisa juga menggunakan rajutan benang yang mirip jala, kemudian dimasukkan dalam kemasan karton. Dalam karton masih dilapisi dengan jerami kering atau kertas hancuran. Dengan kemasan seperti ini akan lebih terjamin dibanding dengan menggunakan kotak dari kayu (cara tradisional). Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut buah melon yang akan dibawa ke pasar tergantung jarak yang ditempuh. Buah yang akan di ekspor biasanya dipak secara khusus dengan peti kemas yang terbuat dari kayu, karton atau kotak plastik. Di kargo pesawat, peti kemas melon dimasukkan ke dalam kontainer pendingin agar buah tetap segar jika sampai ke tempat tujuan. 6. Permasalahan Tanamam melon (Cucumis melo) merupakan salah satu jenis tanaman holtikultura yang perlu mendapatkan perhatian besar karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, dimana melon memiliki rasa yang enak dan aroma yang khas, sehingga banyak digemari oleh masyarakat. Masalah yang banyak dihadapi oleh petani dalam perbanyakan tanaman melon adalah mahalnya harga benih melon, terutama benih yang bermutu baik, karena benih yang dipakai adalah benih impor, serta sifat tanaman melon yang rentan terhadap penyakit layu fusarium, terutama pada masa perkecambahan benih. 7. Alternatif Solusi Panduan teknik membuat benih melon sendiri yang bermutu berkualitas. Untuk menghasilkan benih yang baik, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah 1: Tanaman Sehat Untuk menghasilkan benih yang berkualitas, langkah pertama adalah dengan menanam tanaman yang sehat. Untuk ini dibutuhkan tanah yang sehat, kompos dan mulsa yang cukup. Langkah 2: Pilih Benih yang Paling Baik Selalu ambil bibit dari tanaman yang terbaik. Ciri tanaman ini biasanya: a. Menghasilkan buah atau daun yang lezat dan sehat. b. Bebas dari penyakit dan secara alamiah tahan hama.
c. Tahan terhadap kondisi ekstrem. Misalnya, mampu bertahan terhadap kondisi

yang sangat kering atau panas, atau masih bisa tumbuh pada tanah yang berbatu.
9

Langkah 3: Cara Memanen Benih Berilah label pada tanaman yang akan diambil benihnya sehingga tanaman itu tidak dipanen untuk dikonsumsi. Tunggulah sampai tanaman itu masak sebelum dipetik benihnya. Ini berarti membiarkan tanaman tersebut melewati tahapan yang layak untuk dikonsumsi. Buah yang masih muda memiliki benih yang muda juga sehingga tidak bisa berkecambah. Waktu yang terbaik untuk memetik benih adalah menjelang tengah hari, saat matahari bersinar dan cuaca cerah. Bila memanen benih pada musim hujan, Anda bisa memetik buah, benih, atau lebih baik lagi dengan mencabut seluruh tanamannya dan menggantungnya dekat perapian. Kelembaban sedikit saja akan membuat benih itu menjadi rusak. Langkah 4: Membersihkan Benih Benih yang terbungkus dengan kulit atau cangkang dapat dikupas dan dipisahkan dengan tangan. Benih-benih yang kecil berkulit dapat disimpan dalam sebuah tas, kemudian dilipat dan dengan hati-hati diremas untuk memisahkan bijinya. Setiap sisa tanaman apapun harus dipisahkan dari benih/biji dengan cara menampi atau dengan tangan. Langkah 5: Mengeringkan Benih Mengeringkan benih merupakan bagian yang sangat penting dari proses penyimpanan benih. Jika benih tidak dikeringkan dengan baik maka benih akan membusuk ketika disimpan. Benih dapat dikeringkan dengan cara apapun yang bisa Anda lakukan. Namun, sangat penting untuk mengikuti beberapa langkah praktis berikut ini untuk mendapatkan hasil yang terbaik:
a. Beberkan dan angin-anginkan benih itu. Loyang ceper, nampan anyaman,

kertas bekas, tikar atau yang lainnya dapat digunakan sebagai alas. Untuk benih yang besar, tempatkan pada tas anyaman dan digantung untuk dikeringkan. Balik-balikkan sekali atau dua kali sehari sehingga semua benih itu kering. b. Lindungi benih itu dari gangguan binatang, khususnya tikus.
c. Untuk benih-benih yang kecil dan ringan, berilah perlindungan ekstra karena

benih ini gampang terbang.


d. Benih yang kecil umumnya membutuhkan waktu 1 minggu dan benih yang

besar butuh waktu sekitar 1-2 minggu untuk kering sempurna.


e. Awalilah proses pengeringan dengan menempatkan benih selama dua hari di

tempat teduh atau di dalam ruangan. Kemudian pindahkan ke bawah terik


10

matahari selama setengah hari untuk hari-hari berikutnya. Ini akan membantu membunuh serangga dan telurnya. Masukkan benih itu ke dalam rumah di malam harinya. Pada musim hujan, akan lebih baik untuk melakukan pengeringan dekat perapian. Gunakan uji gigit untuk mengetahui apakah benih itu sudah kering atau belum. Gigitlah sebuah benih secara perlahan. Jika benih itu keras dan tidak meninggalkan bekas gigitan, berarti benih itu telah siap disimpan. Jika ada bekas gigitan pada benih itu, berarti benih itu belum kering benar dan butuh dikeringkan lagi. Jika gigi Anda patah ketika menggigit, berarti untuk pengujian berikutnya jangan terlalu keras menggigitnya. Langkah 6: Menyimpan Benih Setelah benih itu kering, perlu dilakukan penyimpanan yang baik. Bila iklim tidak mendukung, benih bisa membusuk dengan cepat jika penyimpanannya salah. Dalam penyimpanan, benih harus dilindungi dari: a. Udara, yang akan mengurangi umur hidup benih. b. Kelembaban, yang akan membuat benih membusuk. c. Panas, yang akan mengurangi jumlah benih yang dapat tumbuh waktu ditanam. d. Binatang, yang dapat merusak benih.
e. Serangga, yang dapat memakan atau merusak benih. Jika telur serangga ada

dalam wadah penyimpanan maka telur itu bisa menetas dan anakan serangga bisa memakan benih itu.
f. Cahaya/sinar, yang juga bisa merusak benih. Untuk mencegah masalah

tersebut, pastikan bahwa benih-benih itu telah betul-betul kering dan bersih. Kemudian, pada saat cuaca cerah, tempatkan benih dalam suatu wadah yang kedap udara. Untuk mengurangi masalah kelembaban, bisa ditambahkan abu kayu bakar pada bagian bawah wadah itu (tentu saja abu kayu bakar yang sudah dingin). Bisa juga digunakan bubuk susu atau bijian lain yang sudah sangat kering, ini akan menyerap kelembaban berlebih.

DAFTAR PUSTAKA Final, Prajnanta, Ir., Melon Pemeliharaan Secara Intensif Kiat Sukses Beragribisnis Cetakan ke-2, (Jakarta: Penebar Swadaya, 1998).
11

Setiadi, Bertanam Melon, Cetakan ke-4, (Jakarta: Penebar Swadaya, 1998) Sudarsono dan Winata, Livy, Fakultas Pertanian IPB. Pemakaian Teknik Kultur Jaringan Sebagai Perbanyakan Melon (Cucumis melo L.) Tjahjadi, Nur, Ir.,Bertanam Melon, 24352, (Jakarta: Kanisius, 1987). Fakultas Pertanian IPB, Bogor, 1984. Karya Ilmiah Mahasiswa Jurusan Budidaya Pertanian. Redaksi Agromedia Pustaka. 2009. Buku Pintar Budi Daya Tanaman Buah Unggul Indonesia. AgroMedia Pustaka http://id.wikipedia.org/wiki/Melon (diakses tanggal 24 Maret 2011 pukul 08.25) http://www.harianjoglosemar.com/berita/gagal-panen-warga-colomadu-ganti-tanammelon-22971.html (diakses tanggal 24 Maret 2011 pukul 09.10)

12

Anda mungkin juga menyukai