Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.

Y DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA BARU MENIKAH DI PURWOMARTANI RT 05/RW 02 KALASAN, SLEMAN YOGYAKARTA

I.

IDENTITAS UMUM KELUARGA a. Identitas Kepala Keluarga Nama Umur Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Alamat : Tn. Y : 32 Tahun : Protestan : Jawa : D3 Teknik Sipil : Pegawai Swasta : Purwomartani RT/RW 05/02 Kalasan Sleman Yogyakarta No.Telp Tanggal Pengkajian : 0856473***** : 13 November 2011

b. Komposisi Keluarga Status Imunisasi Jenis Kelamin No Nama Hub. Dg. KK Ca BCG DPT 1 2 3 1 Polio 2 3 4 Hib 1 2 3 mp ak Ny. S lupa kapan tepatnya masing2 imunisasi diberikan. c.
1

Umur (thn)

Ny. S

ist 27 ri ta hu n

S1

Pendidikan

Ket

d. Tipe Keluarga Keluarga Tn. Y termasuk keluarga dyad yang terdiri dari kepala keluarga dan istri.

e. Suku Bangsa Seluruh anggota keluarga berasal dari suku jawa, Indonesia.

f. Agama Semua anggota keluarga menganut agama Katolik dan mereka selalu taat beribadah dan menjalankan perintah Tuhan.

g. Status Sosial Ekonomi Keluarga Hanya kepala keluarga yang memiliki penghasilan perbulannya tinggi, yaitu lebih dari Rp 1.000.000,-/bulan dengan rata-rata pengeluaran Rp 1.100.000,-/bulan. Dilihat dari penghasilan anggota keluarga yang sudah bekerja dan harta benda yang dimiliki dalam keluarga, keluarga tersebut mempunyai status ekonomi menengah.

h. Aktivitas Rekreasi Keluarga Setiap hari klien dan istri dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi dan hiburan biasanya menonton tv, melepas lelah di kamar tidur dan berbincang-bincang. Pada hari libur, mereka pergi ke pantai atau jalanjalan di sekitar malioboro.

II.

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini : Keluarga Tn.Y baru menikah 10 bulan yang lalu dan belum mempunyai anak maka keluarga Tn.Y berada pada tahap

perkembangan pembentukan keluarga (pasangan baru).

b. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum Terpenuhi : Ny.S belum dapat membina hubungan sosial dengan anggota keluarga Tn.Y (adik ipar). Tn.Y dan keluarga belum bisa membina hubungan sosial dengan masyarakat sekitar karena jarak rumah yang berjauhan.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti : Kepala keluarga : tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien berobat dan rawat inap di Rumah Sakit. Istri : klien mempunyai riwayat penyakit gastritis. Biasanya penyakit kambuh jika klien merasa pusing memikirkan masalah dan kecapekan.

d. Riwayat kesehatan Keluarga Sebelumnya : Istri pernah menderita penyakit hepatitis A tepatnya pada usia 7 tahun.

III.

PENGKAJIAN LINGKUNGAN a. Kharakteristik Rumah Luas tanah : 15 x 25 m2 luas rumah : 15 x 15 m2 Tipe rumah : permanent dengan rumah 2 lantai, jumlah ruang 4 kamar tidur, 1 ruang tamu sekaligus ruang keluarga, 1 dapur, 2 kamar mandi dan WC jadi satu, 1 garasi. Perletakan perabot rumah tangga tertata rapi. Jarak septi tank dengan sumber air 10 meter. Sumber air minum yang digunakan adalah air isi ulang dan air sumur untuk MCK.

b. Denah

I K F H J G

D
O

C A

Bawah Keterangan : A : Halaman B : Pintu C : Pintu Garasi D : Ruang Keluarga & Ruang Tamu E : Garasi F : Kamar Mandi 1 G : Kamar Tidur 1 H : Kamar Tidur 2 I : Dapur J : Kamar Mandi 2 K : Sumur L : Tangga M : Kamar Tidur 3 N : Kamar Tidur 4 O : Blankon

Atas

c. Kharakteristik Tetangga Dan Komunitas RW Tetangga yang ada disekitar rumah bersifat individual karena jarak rumah satu dengan yang lainnya cukup jauh. Sehingga interaksi dengan tetangga kurang.

d. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat Perkumpulan keluarga jarang namun komunikasi tetap berjalan dan interaksi dengan masyarakat kurang karena jarak rumah jauh.

e. Sistem Pendukung Keluarga Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat. Antar keluarga saling menyayangi satu sama lain. Keluarga klien memiliki fasilitas kesehatan meliputi : sarana MCK, tempat tidur yang nyaman, sumber air bersih, motor sebagai sarana transportasi.

f. Mobilitas Geografis Keluarga Sejak Tn.Y menikah dengan Ny.S, mereka tinggal di rumah keluarga Tn.Y selam 2 bulan dan pindah ke tempat tinggal sekarang yaitu di Purwomartani RT/RW 05/02 Kalasan Sleman Yogyakarta.

IV.

STRUKTUR KELUARGA a. Pola/Cara Komunikasi Keluarga Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan masyarakat adalah bahasa jawa dan Indonesia. Komunikasi dengan keluarga lebih sering mulai sore hari karena kepala keluarga pulang kerja sore hari.

b. Struktur Kekuatan Keluarga Untuk kekuatan keluarga masih berada di Tn.Y dan saling mendukung dengan istrinya.

c. Struktur Peran (Peran Masing-Masing Anggota Keluarga ) Tn.Y : - Peran informal : pegawai swasta - Peran formal : menjadi kepala keluarga Ny.S : - Peran informal : - Peran formal : ibu rumah tangga dan istri

d. Nilai dan Norma Keluarga Keluarga menyakini bahwa kesehatan sangat penting sehingga mereka membiasakan cuci tangan sebelum makan, menjaga kebersihan dan memperhatikan kecukupan gizi dalam keluarga.

V.

FUNGSI KELUARGA a. Afektif Fungsi Keluarga klien saling memberikan perhatian dan kasih sayang. Klien selalu medukung apa yang dilakukannya selama dalam batas kewajaran dan tidak melanggar etika dan sopan santun. Diterapkannya demokrasi dalam mengatasi permasalahan keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi Interaksi antar suami istri berjalan baik, dengan anggota keluarga berjalan baik walaupun Ny.S memiliki masalah dengan adik iparnya karena salah paham. Masing-masing anggota keluarga masih memperhatikan dan menerapkan etika atau sopan santun dalam berperilaku.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan a) Kemampuan Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan Keluarga cukup mengetahui mengenai penyakit dan pengetahuan mengenai penanganan awal jika mengalami sakit.

b) Kemampuan

Keluarga

Mengambil

Keputusan

Tindakan

Kesehatan Yang Tepat - Keluarga cukup mengerti tentang kesehatan pada anggota keluarganya - Anggota keluarga cukup peka terhadap anggota keluarga yang sakit. - Anggota keluarga tidak menganggap sepele masalah kesehatan yang muncul bila ada yang sakit langsung membelikan obat. Jika sakit tidak sembuh-sembuh atau dipikir semakin memburuk maka akan langsung dibawa ke Rumah Sakit. - Keluarga selalu menanggapi setiap masalah kesehatan secara positif - Keluarga mendapat informasi yang tepat mengenai tindakan yang dilakukan jika masalah kesehatan muncul dalam keluarga, sehingga digunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan

c) Kemampuan Keluarga Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit - Pengetahuan keluarga mengenai penyakit cukup baik, keluarga sedikit mengerti mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan sakit. - Jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu penanganan tenaga kesehatan, maka keluarga akan

mempercayakan perawatan dan penyembuhan kepada tenaga kesehatan. Namun apabila sakitnya masih tergolong ringan, keluarga cukup menganjurkan istirahat, pemenuhan kebutuhan

dan mengkonsumsi obat dari apotek kepada anggota keluarga yang sakit. - Untuk berjaga-jaga, keluarga hanya menyediakan obat-obatan yang sering dikonsumsi dan cocok bagi masing-masing anggota keluarga. Sampai saat ini Tn. Y dan Ny. S tidak pernah mengalami penyakit yang sangat parah sehingga mengharuskan mereka untuk dibawa ke tenaga kesehatan. - Setiap anggota keluarga mengerti akan fungsi dan tanggung jawab masing-masing sumber keuangan yang dimiliki anggota keluarga. Fasilitas-fasilitas penunjang yang ada di rumah sudah memenuhi kriteria standar. - Keluarga selalu memberikan perhatian, kasih sayang, dan support satu sama lain

d) Kemampuan Keluarga Memelihara Lingkungan Rumah Yang Sehat - Anggota keluarga mengerti potensi yang ada pada setiap anggota keluarga dan mengerti tentang sumber-sumber keluarga yang dimiliki. - Keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih dapat mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit. - Keluarga mengerti dan menyadari tentang pentingnya hygiene sanitasi untuk menciptakan rumah yang sehat. - Keluarga, secara bersama-sama mempertahankan kondisi kesehatan mereka dengan cara makan teratur, memenuhi gizi seimbang, menjaga kondisi fit tubuh, tidur teratur dan cukup, mengatur waktu antara bekerja, berkumpul bersama keluarga, rekreasi atau berkumpul bersama teman, sanak saudara dan bersilaturahmi.

e) Kemampuan Keluarga Menggunakan Fasilitas Kesehatan di Masyarakat - Keluarga mengetahui dengan jelas tentang segala fasilitasfasilitas kesehatan yang ada di sekitar. - Keluarga memahami dan mengerti keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan optimal. - Keluarga percaya terhadap tenaga dan fasilitas kesehatan. - Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.

d. Fungsi Reproduksi Tn. Y dan Ny. S belum memiliki anak. Keluarga merencanakan mempunyai 3-4 orang anak dengan jarak 2-3 tahun antara anak yang satu dengan anak yang lain. Tn. Y dan Ny. S tidak menggunakan metode KB.

e. Fungsi Ekonomi Keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan dari pendapatan yang diterima per bulan serta mampu menyisihkan pendapatannya untuk keperluan tidak terduga. VI. STRES DAN KOPING KELUARGA a. Stresor Jangka Pendek Ny. S Tn. Y : salah paham dengan adik ipar : banyak pekerjaan Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, seperti rumah sakit, poliklinik, dan lain-lain.

b. Stresor Jangka Panjang Ny. S Tn. Y : keinginan untuk memiliki anak segera : keinginan untuk segera untuk dapat naik jabatan

10

c. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor Untuk stress jangka pendek, Ny. S menyadari hubungannya dengan adik iparnya kurang baik namun dirasakan bukan masalah besar sehingga membiarkan saja untuk sekarang ini dan tidak mau ambil pusing atau tidak perduli dengan masalah tersebut. Ibu mertuanya pernah berusaha untuk memediasi namun tidak berhasil dan sampai sekarang masih ada kecanggungan untuk berbicara satu sama lain. Sedangakan Tn. Y juga merasa beban dengan banyaknya pekerjaan di tempat kerjanya. Untuk stress jangka panjang, Ny. S cemas karena belum hamil juga dan mengatasinya dengan berdoa dan pernah sekali kedokter setelah 2 bulan menikah namun setelah itu sudah tidak pernah lagi. Sedangkan Tn. B merasa cemas karena masih banyak pekerjaan yang belum diselesaikan dan adanya keinginan untuk dapat segera naik jabatan. Tn Y berusaha bekerja dengan baik dan bersabar untuk menunggu waktu diangkat jabatannya. Pada saat menceritakan masalah yang membuat merasakan cemas, tampak wajah yang mengekspresikan kecemasan. Mereka mengatakan memiliki keinginan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Mereka berdua berusaha mengatasi dengan mencari hiburan bersama seperti menonton tv, jalan-jalan di sekitar malioboro dan kepantai namun tidak terlalu efektif karena jika teringat lagi dengan masalah tersebut cemas akan timbul kembali.

d. Strategi Koping Bila ada permasalahan dalam keluarga, sering diselesaikan dengan musyawarah, tapi untuk permasalahan masing-masing anggota keluarga diselesaikan sendiri-sendiri selama bisa diatasi.

11

e. Strategi Adaptasi Disfungsional Keluarga tidak pernah menggunakan kekerasan atau perlakuan kejam dan mengkambinghitamkan satu sama lain, maupun memberikan ancaman-ancaman dalam menyelesaikan masalah.

VII.

PEMERIKSAAN FISIK 1. Tn. Y TD RR N S :110/70 mmHg : 22x/menit : 84x/menit : 370C

a. Kepala Rambut dan Kulit Kepala Inspeksi : rambut lurus, pendek, hitam, dan tidak beruban. Kulit kepala bersih. Mata Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak tinggi. Hidung Inspeksi : hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran polip. Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan krepitasi. Mulut dan Faring Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada faringitis, lidah bersih. Palpasi : Lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan. Telinga Inspeksi : kedua telinga simetris, tidak ada serumen pada telinga.

12

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

b. Leher Inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul. Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.

c. Dada Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada sikatrik, tidak ada nodul. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur tulang iga. Perkusi : resonan pada paru, redup pada jantung. Auskultasi : vesikuler pada paru.

d. Abdomen Inspeksi : tidak ada nodul, tidak ada ascites. Auskultasi : peristaltic usus 25 x/menit. Perkusi : suara timpany Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limfe. Panggul Bentuk panggul. Genitalia Tidak ada keluhan. Anus Tidak terdapat hemorrhoid.

e. Ekstremitas Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, tidak ada bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari tangan dan kaki. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

13

2. Ny. S TD RR N S : 110/70 mmHg : 20x/menit : 86x/menit : 36,50C

a. Kepala Rambut dan Kulit Kepala Inspeksi : rambut lurus, pendek, hitam, dan tidak beruban. Kulit kepala bersih. Mata Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak tinggi. Hidung Inspeksi : hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran polip. Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan krepitasi. Mulut dan Faring Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi palsu, tidak ada faringitis, lidah bersih. Palpasi : Lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan. Telinga Inspeksi : kedua telinga simetris, tidak ada serumen pada telinga. Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

b. Leher Inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul. Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjaran tiroid.

14

c. Dada Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada sikatrik, tidak ada nodul. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur tulang iga. Perkusi : resonan pada paru, redup pada jantung. Auskultasi : vesikuler pada paru.

d. Abdomen Inspeksi : tidak ada nodul, tidak ada ascites. Auskultasi : peristaltic usus 25 x/menit. Perkusi : suara timpany Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limfe. Panggul Bentuk panggul Gynecoid. Genitalia Tidak ada keluhan. Anus Tidak terdapat hemorrhoid.

e. Ekstremitas Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, tidak ada bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari tangan dan kaki. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

VIII. HARAPAN KELUARGA Keluarga berharap agar petugas kesehatan lebih professional, tidak membedakan kaya maupun miskin, agar prosedur pelayanan lebih mudah.

15

IX.

PENGKAJIAN FOKUS Tn.Y bertemu dengan Ny.S karena dikenalkan oleh temannya. Mereka saling berteman dan menjalin hubungan yang serius menuju ke jenjang pernikahan. Tn.Y dan Ny.S memutuskan untuk menikah karena sudah saling cocok dan mencintai satu sama lain. Dalam mempersiapkan pernikahan mereka tidak ada hambatan yang berarti. Semua berjalan dengan lancar. Setelah menikah mereka tinggal dengan keluarga Tn.Y selam 2 bulan dan masih menjaga hubungan yang baik dengan keluarga istri. Hubungan dengan saudara ipar kurang baik antara Ny.S dengan adik ipar karena adanya salah paham sejak 3 bulan yang lalu namun Ny. S mengatakan tidak peduli. Tn.Y dan Ny.S merencanakan punya anak secepatnya antara 3-4 anak karena istri sudah tak sabar ingin punya anak. Istri merasa cemas karena belum hamil juga. Keyakinan istri mempunyai keluarga bahagia jika sudah mempunyai anak. Anggota keluarga berinteraksi setiap hari mulai sore hari dan pagi karena KK pulang kerja sore hari. Dan rutinitas setelah pernikahan KK mencari nafkah dan istri mengurus rumah. Pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga masih berjalan dengan baik

ANALISA DATA No Ds: Ny. S mengatakan merasa cemas karena belum hamil juga. Tn.Y mengatakan Symptom Etiologi Ketidakmampuan keluarga untuk mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat atas kecemasan Problem Cemas pada keluarga Tn. Y

16

merasa cemas karena banyak pekerjaan yang belum diselesaiakan dan keinginan untuk segera naik jabatan. Do: Pada saat menceritakan tentang kecemasannya, ekspresi wajah keluarga menunjukkan kecemasan

yang dialami

Ds: Ny.S mengatakan ada salah paham dengan adik iparnya sejak 3 bulan yang lalu. Ny.S mengatakan ibu mertuanya sudah berusaha memediasi untuk menyelesaikan masalahnya dengan adik iparnya namun tidak dirasa ada manfaatnya. Ny.S mengatakan masih ada

Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang dialami.

Kerusakan interaksi sosial pada keluarga Tn. Y

17

kecanggungan untuk berkomunikasi satu sama lain. Keluarga mengatakan interaksi dengan tetangga kurang karena bersikap individual dan jarak rumah yang jauh.

SKORING 1. Cemas berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga untuk mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat atas kecemasan yang dialami No 1 Kriteria Sifat Masalah Skala : Aktual Perhitungan 3/3x1=3/3 Skor 1 Pembenaran Masalah sudah terjadi

Kemungkinan Masalah Dapat Diubah. Skala : Sebagian

1/2x2=1

Adanya keinginan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Namun tidak dapat menghilangkan kecemasan yang dialami karena tidak adanya kepastian.

Potensial Masalah

2/3x1=2/3

2/3

Klien tidak dapat

18

Untuk Dicegah. Skala : Cukup

mencegah masalah, ada keinginan untuk menyelesaikan masalah namun tindakan yang diambil baru sekedar dapat mengatasi cemas untuk sementara.

Menonjolnya Masalah Skala : Masalah dirasakan dan harus segera ditangani

2/2x1=1

Cemas merupakan salah satu tanda keadaan psikologis yang terganggu

Jumlah Skor

: 3 2/3

2. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan ketidakmampuan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang dialami. No 1 Kriteria Sifat Masalah Skala : Aktual Perhitungan 3/3x1=3/3 Skor 1 Pembenaran Masalah sudah terjadi

Kemungkinan Masalah Dapat Diubah. Skala : Sebagian

1/2x2

Keluarga lain perduli dengan masalah yang terjadi dan siap untuk membantu menyelesaikannya.

19

Potensial Masalah. Skala : cukup

2/3x1=1

2/3

Klien tidak dapat mencegah masalah. Baru sekedar menyadari adanya masalah namun tidak ada usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah. Masalah cuma karena salah paham dan ada keluarga yang perduli agar masalah terselesaikan.

Menonjolnya Masalah Skala : Ada masalah tapi tidak perlu ditangani

1/2x1=1/2

1/2

Klien menyadari adanya masalah namun tidak mau peduli dengan masalah tersebut dan tidak menganggapnya penting.

Jumlah Skor

:3

PRIORITAS MASALAH 1. Cemas berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga untuk mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat atas kecemasan yang dialami 2. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan ketidakmampuan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang dialami.

20

PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN DIAGNOSA KEP.KELUARGA Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat atas kecemasan yang dialami. UMUM Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari diharapkan keluarga mampu mengatasi cemas yang dialami dengan kriteria hasil: - Menyebutkan penyebab cemas -Mengidentifikasi tanda dan gejala cemas -Tidak menunjukkan cemas -Dapat mengatasi TUJUAN KHUSUS 1. Keluarga mengenal masalah cemas dalam keluarga 2. Keluarga mampu memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi kecemasan 3. Keluarga mampu melakukan tindakan keperawatan mencegah dan Afektif -keluarga berpendapat cemas dapat diatasi dengan menyelesaikan masalah KRITERIA EVALUASI KRITERIA Kognitif -keluarga STANDART -Keluarga menyebutkan RENCANA INTERVENSI -Kaji penyebab cemas yang dialami keluarga - Kaji tingkat cemas yang dialami keluarga -Bantu keluarga untuk mengungkapkan perasaan cemasnya -Dorong keluarga untuk menggunakan koping adaptif untuk mengatasi cemas -Ajarkan keluarga teknik

NO 1

menggungkapkan penyebab cemas perasaannya -keluarga menyebutkan penyebab cemas yang dirasakannya -Keluarga mengidentifikasi tanda dan gejala cemas -keluarga tidak menyatakan sedang cemas -keluarga tidak menunjukkan adanya gejala cemas -keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi cemasnya

mengatasi cemas penyebab cemas 4. Keluarga


21

Keluarga

cemas

mampu memelihara

memutuskan untuk

-keluarga menggunakan koping adaptif untuk mengatasi cemas

relaksasi/ aktivitas fisik untuk mengurangi kecemasan (menonton tv, yoga dsb)

lingkungan fisik, menggunakan psikis dan sosial untuk mempertahanka n derajat kesehatan 5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada Psikomotor -keluarga tidak menunjukkan ekspersi cemas -keluarga berekreasi untuk menghilangkan cemas -keluarga berdiskusi untuk mencari solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi cemas koping efektif dalam mengatasi cemas

-Sampaikan informasi yang diperlukan keluarga sesuai dengan kebutuhannya agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi cemas -Libatkan orang dekat sebagai sumber koping/dukungan

22

sosial -kolaborasi dengan tim psikolog untuk mengatasi kecemasan bila diperlukan

Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan ketidakmampuan dalam

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

Kognitif -keluarga mengetahui masalah kerusakan 1. Keluarga mampu mengenal masalah interaksi sosial yang dialaminya 2. Keluarga mampu interaksi yang dialaminya dengan anggota keluarga daa masyarakat -keluarga mengungkapkan penyebab

-Keluarga mampu menyebutkan manfaat interaksi sosial -Keluarga mampu mengambil keputusan untuk berinteraksi sosial -keluarga melakukan

-Kaji penyebab kerusakan interaksi sosial -Kaji tingkat kerusakan interaksi sosial yang terjadi - Dorong keluarga untuk mengungkapkan perasaannya yang berkaitan dengan interaksi

mengambil keputusan yang selama 2 hari tepat untuk menyelesaikan masalah yang dialami. diharapkan keluarga mampu berinteraksi sosial dengan baik dengan kriteria hasil: -Mengetahui manfaat interaksi sosial

23

-mampu berinteraksi sosial -suasana yang mendukung untuk berinteraksi -mampu mempertahankan hubungan sosial yang berkualitas

memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah interaksi sosial yang dialaminya 3. Keluarga mampu melakukan tindakan keperawatan mengatasi kerusakan interaksi sosial yang dialami 4. Keluarga mampu memelihara

kerusakan interaksi dengan anggota keluarga dan masyarakat yang dialami -keluarga mengungkapkan keinginan untuk menyelesaiakn masalah

interaksi sosial -keluarga menciptakan suasana yang mendukung untuk berinteraksi (nyaman, aman, tenang dsb)

dengan keluarga dan masyarakat -Bantu keluarga untuk mencari solusi menyelesaikan masalah interaksi sosial yang dialaminya -Beri pengertian pada keluarga

Afektif -keluarga berpendapat interaksi sosial dengan keluarga maupun masyarakat sekitar sangat

tentang manfaat dan pentingnya untuk berinteraksi sosial -Anjurkan keluarga menciptakan suasana yang kondusif untuk melakukan

lingkungan fisik, penting psikis dan sosial untuk -keluarga memutuskan

24

mempertahanka n derajat kesehatan 5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada

untuk mengatasi masalah dengan dibicarakan secara baik-baik -keluarga saling mendukung dalam proses interaksi sosial yang dilakukan

interaksi sosial -Libatkan anggota keluarga yang lain atau orang dekat sebagai pendukung dalam melakukakan interaksi sosial

Psikomotor -kelurga berinteraksi dan menjalin hubungan yang baik dengan keluarga maupun masyarakat sekitar

25

IMPLEMENTASI No 1 Tgl/Jam 13 Diagnosa Keperawatan Cemas berhubungan Implementasi 1. Menanyakan masalah yang sedang dialami keluarga 2. Menanyakan bagaimana perasaan keluarga mengenai masalah yang dialaminya 3. Menanyakan cara yang dilakukan keluarga untuk mengatasi cemas 4. Memberi dukungan moral keluarga untuk menyelesaikan masalah yang menyebabkan cemas 5. Memberi semangat keluarga untuk tetap berusaha memiliki anak dan optimis terhadap apa yang ingin dicapai 6. Menyarankan keluarga memeriksakan diri kedokter spesialis obstetry genecology lagi dan mengikuti saran atau terapi yang dianjurkan dokter 7. Menyampaikan pada keluarga bahwa berdoa, rekreasi, menonton, yoga, dsb dapat membantu untuk mengurangi cemas yang dirasakan Paraf icha/lisa

November dengan ketidakmampuan 2011 keluarga mengambil untuk keputusan

mengenai tindakan yang tepat atas kecemasan yang dialami.

26

13

Kerusakan interaksi sosial dengan dalam

1. Menanyakan adanya masalah interaksi atau komunikasi yang agus sedang dialami keluarga 2. Menanyakan perasaan keluarga tentang masalah interaksi dengan anggota keluarga dan masyarakat sekitar yang dialaminya 3. Menjelaskan kepada keluarga manfaat dan pentingnya berinteraksi dan membina hubungan baik antara anggota keluarga dan masyarakat 4. Mendorong Ny.S untuk menyelesaikan masalah salah paham dengan adik iparnya agar tidak berlarut-larut 5. Mendorong Tn.Y untuk membantu menyelesaikan masalah salah paham yang terjadi antara istrinya dan adiknya

November berhubungan 2011 ketidakmampuan mengambil yang tepat

keputusan untuk masalah

menyelesaikan yang dialami.

14

Cemas

berhubungan 1. Menanyakan bagaimana perasaan keluarga mengenai masalah yang siska dialaminya

November dengan ketidakmampuan 2011 keluarga mengambil

untuk 2. Menanyakan apakah sudah konsultasi ke dokter lagi keputusan 3. Menanyakan apakah sudah mendapat hiburan unrtuk mengatasi perasaan cemas keluarga

mengenai tindakan yang

tepat atas kecemasan yang 4. Memberi dukungan moral keluarga untuk menyelesaikan masalah
27

dialami.

yang menyebabkan cemas 5. Memberi semangat keluarga untuk tetap berusaha memiliki anak dan optimis terhadap apa yang ingin dicapai

14

Kerusakan interaksi sosial 1. Menanyakan apakah sudah ada komunikasi dan interaksi dengan cici/sri dengan anggota keluarga dan masyarakat apakah Tn.Y sudah mendukung dan ikut

November berhubungan 2011 ketidakmampuan mengambil yang tepat

dalam 2. Menanyakan

keputusan

menyelesaikan salah paham dengan anggota keluarga (adik ipar)

untuk 3. Mendorong Ny.S untuk tetap menjaga interaksi dengan anggota masalah keluarga dan masyarakat

menyelesaikan yang dialami.

EVALUASI NO 1 TANGGAL 15 November 2011 Cemas DIAGNOSA berhubungan EVALUASI

dengan S : Ny.S mengatakan masih merasa cemas menunggu ketidakmampuan keluarga untuk kehamilan. mengambil keputusan mengenai Tn.Y mengatakan masih merasa cemas karena masih banyak tindakan yang tepat atas kecemasan yang dialami.
28

pekerjaan yang belum diselesaikan dan keingina menjadi

dosen tetap. O : Pada saat menceritakan tentang kecemasannya, ekspresi wajah keluarga menunjukkan kecemasan. A : masalah belum teratasi P : lanjutkan Intervensi 1 2 3 Kaji tingkat cemas yang dialami keluarga Bantu keluarga untuk mengungkapkan perasaan cemasnya Dorong keluarga untuk menggunakan koping adaptif untuk mengatasi cemas 4 Ajarkan keluarga teknik relaksasi/ aktivitas fisik untuk mengurangi kecemasan (menonton tv, yoga dsb) 5 Sampaikan informasi yang diperlukan keluarga sesuai dengan kebutuhannya agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi cemas 6 Libatkan orang dekat sebagai sumber koping/dukungan sosial 7 kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat anti cemas bila diperlukan 2 15 November 2011 Kerusakan interaksi sosial berhubungan S : Ny.S mengatakan masalah dengan adik iparnya belum selesai dalam O : mengambil keputusan yang tepat untuk A : masalah belum teratasi menyelesaikan masalah yang dialami. P : lanjutkan intervensi dengan ketidakmampuan
29

1. Kaji tingkat kerusakan interaksi sosial yang terjadi 2. Dorong keluarga untuk mengungkapkan perasaannya yang berkaitan dengan interaksi dengan keluarga dan masyaraka 3. Bantu keluarga untuk mencari solusi menyelesaikan masalah interaksi sosial yang dialaminya 4. Beri pengertian pada keluarga tentang manfaat dan pentingnya untuk berinteraksi sosial 5. Anjurkan keluarga menciptakan untuk melakukan interaksi sosial 6. Libatkan anggota keluarga yang lain atau orang dekat sebagai pendukung dalam melakukakan interaksi sosial 1 15 November 2011 Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat atas kecemasan yang dialami. S : Ny.S mengatakan masih merasa cemas menunggu kehamilan. Tn.Y mengatakan masih merasa cemas karena masih banyak pekerjaan yang belum diselesaikan dan keingina menjadi dosen tetap. O : Pada saat menceritakan tentang kecemasannya, ekspresi wajah keluarga menunjukkan kecemasan. A : masalah belum teratasi P : lanjutkan Intervensi 1. Kaji tingkat cemas yang dialami keluarga
30

suasana yang kondusif

2. Bantu keluarga untuk mengungkapkan perasaan cemasnya 3. Dorong keluarga untuk menggunakan koping adaptif untuk mengatasi cemas 4. Ajarkan keluarga teknik relaksasi/ aktivitas fisik untuk mengurangi kecemasan (menonton tv, yoga dsb) 5. Sampaikan informasi yang diperlukan keluarga sesuai dengan kebutuhannya agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi cemas 6. Libatkan orang dekat sebagai sumber koping/dukungan sosial 2 15 November 2011 Kerusakan interaksi sosial berhubungan S : Ny.S mengatakan masalah dengan adik iparnya belum selesai dalam O : mengambil keputusan yang tepat untuk A : masalah belum teratasi menyelesaikan masalah yang dialami. P : lanjutkan intervensi dengan ketidakmampuan 1. Kaji tingkat kerusakan interaksi sosial yang terjadi 2. Dorong keluarga untuk mengungkapkan perasaannya yang berkaitan dengan interaksi dengan keluarga dan masyaraka 3. Bantu keluarga untuk mencari solusi menyelesaikan masalah interaksi sosial yang dialaminya 4. Beri pengertian pada keluarga tentang manfaat dan pentingnya untuk berinteraksi sosial 5. Anjurkan keluarga menciptakan
31

suasana yang kondusif

untuk melakukan interaksi sosial 6. Libatkan anggota keluarga yang lain atau orang dekat sebagai pendukung dalam melakukakan interaksi sosial

32

Anda mungkin juga menyukai