Anda di halaman 1dari 5

TUGAS DOSEN

: :

FILSAFAT ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Prof. Dr. Veni Hadju, Ph.D

KONSTRUKSI BERPIKIR
Oleh : SEPTIYANTI P1803211401

KONSENTRASI GIZI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

EFEKTIVITAS TEH HIJAU DALAM MENCEGAH KEJADIAN SINDROM METABOLIK


Masalah yang diteliti : teh hijau dan sindrom metabolik 1. Sindroma metabolik merupakan masalah kesehatan yang jumlah penderitanya terus meningkat tidak hanya di negara-negara industri namun juga di negara-negara berkembang. 2. Salah satu faktor penyebab kejadian sindrom metabolik adalah gaya hidup. 3. Teh merupakan salah satu jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. 4. Beberapa studi menunjukkan efektivitas teh hijau dalam mengatasi komponen sindrom metabolik. 5. Salah satu mekanisme aksi teh hijau terhadap sindroma metabolik adalah melalui aktivitasnya sebagai antioksidan.

Paragraf 1 Sindroma metabolik merupakan masalah kesehatan yang jumlah penderitanya terus meningkat tidak hanya di negara-negara industri namun juga di negara-negara berkembang (1). Sindrom metabolik telah dianggap sebagai pandemi di hampir semua negara. Sindrom metabolik berhubungan erat dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan hampir 30% peningkatan risiko kematian (2). Prevalensi sindrom metabolik pada orang dewasa di Amerika Serikat 23% (3). Besarnya prevalensi meningkat dengan bertambahnya usia baik pada pria maupun wanita dan mencapai 45% untuk usia di atas 60 tahun (3). Saat ini diperkirakan satu dari empat penduduk Amerika menderita sindrom metabolik (4). Kemudian penelitian lain menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara prevalensi sindrom metabolik di negara Barat dengan di negara Asia (5). Di

Indonesia sendiri penelitian mengenai sindrom metabolik masih kurang, namun diketahui prevalensi sindrom metabolik meningkat seiring dengan perubahan pola dan taraf hidup (6). Paragraf 2 Salah satu faktor penyebab kejadian sindrom metabolik adalah gaya hidup. Peningkatan kesejahteraan masyarakat berdampak terhadap perubahan gaya hidup (6). Gaya hidup masyarakat modern yang cenderung sedentari, seperti pola makan yang cenderung mengonsumsi karbohidrat tinggi, aktivitas fisik yang kurang, dan kebiasaan merokok disebut sebagai faktor penyebab sindrom metabolik (7). Beberapa penelitian menunjukkan hal yang sama, bahwa gaya hidup sedentari, merokok, alkohol, dan kebiasaan konsumsi makanan tidak sehat berhubungan dengan sindrom metabolik (8,9,10). Bahkan

dikatakan bahwa tingginya prevalensi sindrom metabolik sangat berhubungan dengan perubahan gaya hidup pada masyarakat perkotaan (8). Makanan instant menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat yang terpapar dengan kehidupan modern. Padahal makanan tersebut tidak mengandung komposisi zat gizi sebagaimana yang dibutuhkan tubuh (6). Paragraf 3 Teh merupakan salah satu jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia (11). Di masyarakat dikenal berbagai jenis teh antara lain teh hijau dan teh hitam. Teh hitam paling banyak dikonsumsi (80%), sedangkan teh hijau sekitar 20% saja (12). Padahal berdasarkan hasil penelitian, bahwa teh hijau memiliki kapasitas antioksidan yang lebih tinggi daripada teh hitam (12). Senyawa antioksidan pada teh hijau adalah

catechin (C), catechin gallate (GC), gallocatechin gallate (GCG), epicatechin (EC), epicatechin gallate (ECG), epigallocatechin (EGC), dan epigallocatechin gallate (EGCG) (13). Setiap daun teh hijau normalnya mengandung 10% hingga 20% catechin, terutama EGCG. Fungsi fisiologis dari catechin teh terutama dari ester galat catechin, terutama ECG dan EGCG (14). Selain kandungan antioksidan, teh hijau juga mengandung protein (15-20% berat kering), karbohidrat (5-7% berat kering), mineral dan trace elemen (5% berat kering) (16). Paragraf 4. Beberapa studi menunjukkan efektivitas teh hijau dalam mengatasi komponen sindrom metabolik. Manfaat yang paling banyak disebutkan adalah dapat menurunkan berat badan, kadar trigliserida, gula darah (17,18). Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa teh hijau dapat meningkatkan anti-inflamasi (19), bersifat antihipertensi, menurunkan stres oksidatif (20), dan meningkatkan sensitivitas insulin (19). Penelitian di Jepang menyatakan bahwa konsumsi teh hijau tidak hanya mengurangi kematian karena penyakit cardiovaskuler, tetapi juga kematian karena sebab yang lain (21). Paragraf 5 Salah satu mekanisme aksi teh hijau terhadap sindroma metabolik adalah melalui aktivitasnya sebagai antioksidan (15). Polifenol dalam teh hijau bertindak sebagai antioksidan melalui berbagai mekanisme, di antaranya adalah dengan cara Metal chelation, scavenging radikal dan oksidan, penghambatan faktor transkripsi sensitif redoks, penghambatan enzim-enzim pro-oksidan dan induksi enzim fase II (22). Penelitian pada hewan yang menderita sindrom metabolik yang diberikan diet tinggi lemak, catechin dilaporkan menyebabkan penurunan signifikan dari peroksidasi lipid plasma, oksidasi gugus sulfhidril dan kerusakan oksidatif DNA (22). Asupan ekstrak teh hijau pada penelitian in vivo

juga meningkatkan aktivitas superoksida dismutase dalam serum dan ekspresi katalase di aorta, enzim tersebut terlibat perlindungan seluler terhadap oksigen reaktif (22). Melihat aktivitas antioksidan tersebut dan telah banyak penelitian secara in vivo mengenai aktivitas antioksidan teh hijau terhadap sindrom metabolik itu sendiri, maka perlu adanya penelitian lanjutan mengenai efektivitas ekstrak teh hijau terhadap sindrom metabolik pada manusia.

Reference 1. Florez H, Ana P, Leonardo T. Metabolic syndrome, diabetes and cardiovaskular disease: a serious link. Diabetes Voice. 2008; 53: 21-4. 2. Sidorenkov O, Odd N, Tormod B, Sergey M, Vadim LA, Andrej MG. Prevalence of the metabolic syndrome and its components in Northwest Russia: the Arkhangelsk study. BMC Public health. 2010; 23(10): 1-9. 3. Ford ES, Wayne HG, William HD. Prevalence of the Metabolic Syndrome among US adults. JAMA. 2002 Jan; 287(3): 356-9. 4. Cao H. Green tea increases anti-inflammatory tristetraprolin and decreases proinflammatory tumor necrosis factor mRNA levels in rats. Journal of Inflammation. 2007; 4(1): 1-5. 5. Nestel P, Ramon L, Ling PL, Wayne HS, Wannee N, Ikuo S, et al. Metabolic syndrome: recent prevalence in East and Southeast Asian population. Asia Pac J Clin Nutr. 2007; 16 (2):362-7. 6. Jafar N. Sindroma metabolik di Indonesia potret gaya hidup masyarakat perkotaan. Yogyakarta: Penerbit Ombak; 2011. 7. Liu J, Young TK, Bernard Z, Stewart BH, Philip WC, Anthony JGH. Lifestyle variables, non-traditional cardiovascular risk factors, and the metabolic syndrome in an aboriginal canadian population. Obesity. 2006; 14(3): 500-8. 8. Wang C, Daying W, Bin W, Jianhua Z, Konglai Z, Mingju M, et al. Effect of lifestyle on the prevalence of the metabolic syndrome among farmers, migrants with Yi ethnicity and the Han population in Sichuan province of China. Asia Pac J Clin Nutr. 2010;19 (2):26673. 9. Kudo Y, Mitsushi O, Masashi T, Toshihiko S, Yoshiharu. A Lifestyle to Prevent or Combat the Metabolic Syndrome among Japanese Workers: Analyses Using the Health Belief Model and the Multidimensional Health Locus of Control. Industrial Health. 2011; 49:365-73. 10. Mohebbi H, Mehrzad M, Farhad R, Sadegh H, Hamid N. Association among lifestyle status, plasma adiponectin level and metabolic syndrome in obese middle aged men. Brazilian Journal of Biomotricity. 2009; 3(3):243-52.

11. Dewi M. Efektivitas teh hijau (Camellia sinensis) kondisi asam untuk mencegah kelainan terkait sindrom metabolik pada tikus sprague-dawley (thesis). Bogor: Institut Pertanian Bogor: 2008. 12. Dewi PP, Rina H, Reni P. Pengukuran kapasitas antioksidan pada teh komersial serta korelasinya dengan kandungan total fenol. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor; 2008. 13. Nagao T, Tadashi H, Ichiro T. A green tea extract high in catechins reduces body fat and cardiovascular risks in humans. Obesity. 2007; 6(15): 1473-83. 14. Ikeda I. Multifunctional effects of green tea catechins on prevention of the metabolic syndrome. Asia Pac J Clin Nutr. 2008; 17(S1): 273-4 15. Dewi K. Pengaruh ekstrak teh hijau (Camellia sinensis var. Assamica) terhadap penurunan berat badan, kadar trigliserida, dan kolesterol total pada tikus jantan galur wistar. JKM. 2008; 2(7): 156-63. 16. Chacko SM, Priya TT, Ramadasan K, Ikuo N. Beneficial effects of green tea: A literature review. Chinese medicine. 2010; 5:13. 17. Bait Y. Efektivitas pemberian seduhan hitam, teh hijau (Camelia sinensis var.assamica), teh daun murbei (Morus kanva) dan campurannya dalam aktivitas hipoglikemik pada tikus (Rattus norvegicus) diabetes (thesis). Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2008. 18. Cao H, Bolin Q, Kiran SP, Richard AA. Tea and cinnamon polyphenols improve the metabolic syndrome. Agrofood Industry hi-tech. 2008; 6(19): 14-7. 19. Isabelle HF, Rachida B, Sara C, Richard AA, Anne MR. Green tea extract decreases oxidative stress and improves insulin sensitivity in an animal model of insulin resistance, the fructose-fed rat. Journal of the American College of Nutrition. 2009; 4(28): 355-61. 20. Antonello M, Domenico S, Lusia G, Spiridione G, Gian PR. Prevention of Hypertension, Cardiovascular Damage and Endothelial Dysfunction with Green Tea Extracts. 2007; 20(1): 1321-8. 21. Kuriyama S, Taichi S, Kaori O, Nobutaka K, Naoki N, Yoshikazu N, et al. Green Tea Consumption and Mortality Due to Cardiovascular Disease, Cancer, and All Causes in Japan. The Ohsaki Study. 2006; 10(296): 1255-65. 22. Frei B, Jane VH. Antioxidant Activity of Tea Polyphenols In Vivo: Evidence from Animal 2003. Studies. J nutr. 133: 3275-84.

Anda mungkin juga menyukai

  • Soal Filsafat Ilmu
    Soal Filsafat Ilmu
    Dokumen1 halaman
    Soal Filsafat Ilmu
    Septiyanti T. Naid
    Belum ada peringkat
  • Rps Analisis b3
    Rps Analisis b3
    Dokumen11 halaman
    Rps Analisis b3
    Septiyanti T. Naid
    Belum ada peringkat
  • Soal
    Soal
    Dokumen1 halaman
    Soal
    Septiyanti T. Naid
    Belum ada peringkat
  • Blood Pressure
    Blood Pressure
    Dokumen9 halaman
    Blood Pressure
    Septiyanti T. Naid
    Belum ada peringkat
  • Daftar Milai Aigi
    Daftar Milai Aigi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Milai Aigi
    Septiyanti T. Naid
    Belum ada peringkat
  • Deklarasi Ikatan Sarjana Gizi
    Deklarasi Ikatan Sarjana Gizi
    Dokumen1 halaman
    Deklarasi Ikatan Sarjana Gizi
    Septiyanti T. Naid
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 2
    Kelompok 2
    Dokumen1 halaman
    Kelompok 2
    Septiyanti T. Naid
    Belum ada peringkat
  • Analisis Swot
    Analisis Swot
    Dokumen6 halaman
    Analisis Swot
    Septiyanti T. Naid
    Belum ada peringkat
  • 640
    640
    Dokumen26 halaman
    640
    Septiyanti T. Naid
    Belum ada peringkat