1.1
Latar Belakang
Bentuk-bentuk geometri yang terdapat pada kulit bumi yang terbentuk
oleh pengaruh gaya-gaya endogen, baik berupa tekanan maupun tarikan. Para ahli geologi menyebutnya Struktur Geologi, dan dikenal dengan Kekar, Sesar, serta Lipatan.
1.2
1.2.1
akan pengetahuan tentang struktur geologi yang terdapat di alam. Serta agar praktikan dapat mengaplikasikan langsung di lapangan. 1.2.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah : Agar praktikan dapat mengetahui pengertian struktur geologi Agar praktikan dapat mengetahui kegunaan mempelajari struktur geologi Agar praktikan dapat mengetahui menghitung cadangan sutau bahan galian.
Resiko geologi merupakan resiko yang berkaitan dengan adanya akumulasi minyak bumi yang mungkin dapat diproduksi. Terdapat 4 (empat) faktor independen yang berperan dalam penilaian resiko geologi. Ke empat faktor tersebut adalah: 1. Adanya batuan induk yang matang (P source) 2. Adanya batuan reservoar (P reservoir) 3. Adanya perangkap (P trap) 4. Dinamika Play (P dynamics) Ataupun pada saat pembentukan perangkap/ cebakan relatif terhadap waktu migrasi, jalur migrasi hidrokarbon dari batuan induk ke batuan reservoar, dan preservasi Hidrokarbon hingga saat ini. Probabilitas kesuksesan geologi (Pg) ditentukan dengan mengalikan setiap faktor probabilitas kehadiran ke empat faktor dari konsep akumulasi hidrokarbon.
1.
Analisis Longsoran
Longsoran merupakan bagian dari gerakan tanah yang menyebabkan
berpindah atau bergesernya massa tanah dari daerah energi potensial tinggi ke daerah dengan potensial rendah. longsoran merupakan hal umum terjadi sejak bumi ada. jadi longsoran adalah fenomena alam yang biasa dalam sejarah bumi. Perencanaan, pengembang, insinyur atau ahli dalam ilmu kebumian selalu berusaha untuk mengenali bahaya yang ditimbulkan oleh bekas longsoran, tanda-tanda pergerakan lereng atau daerah yang berpotensi terjadinya longsoran. Bahaya longsoran terjadi dalam waktu yang cepat, keadaan yang menghancurkan dengan mengenali ukuran, kecepatan dan efek
penghancurannya. Ada beberapa jenis longsoran yang umum dijumpai pada massa batuan di tambang terbuka (Hoek and Bray, 1981) yaitu : a. Longsoran bidang (plane failure) Longsoran bidang merupakan suatu longsoran batuan yang terjadi disepanjang bidang luncur yang dianggap rata.Bidang luncur tersebut dapat berupa rekahan, sesar maupun bidang perlapisan batuan. Longsoran jenis ini akan terjadi jika kondisi dibawah ini terpenuhi : Jurus (strike) bidang luncur mendekati paralel terhadap jurus bidang permukaan lereng. Kemiringan bidang luncur harus lebih kecil daripada kemiringan bidang permukaan lereng. Kemiringan bidang luncur lebih besar daripada sudut geser dalam. Terdapat bidang bebas yang merupakan batas lateral dari massa batuan atau tanah yang longsor.
b.
Longsoran baji (wedge failure) Longsoran baji terjadi bila terdapat dua bidang lemah atau lebih
berpotongan sedemikian rupa sehingga membentuk baji terhadap lereng (gambar di bawah).Longsoran baji ini dapat dibedakan menjadi dua tipe longsoran yaitu longsoran tunggal (single sliding) dan longsoran ganda (double sliding).Untuk longsoran tunggal, luncuran terjadi pada salah satu bidang, sedangkan untuk longsoran ganda luncuran terjadi pada perpotongan kedua bidang. Longsoran baji tersebut akan terjadi bila memenuhi syarat sebagai berikut: Kemiringan lereng lebih besar daripada kemiringan garis potong kedua bidang lemah. Sudut garis potong kedua bidang lemah lebih besar daripada sudut geser dalamnya.
c. d.
3.1
3.1.1 3.1.2
Tugas
Buatlah peta top dan bottom batubara yang telah terpengaruh oleh sesar. Hitunglah volume cadangan dengan dua metode, yaitu metode isoline dan metode penampang.
3.1.3 3.1.4
Gambarkan netslip dari sesar yang terjadi. Buatlah peta sebaran lapisan
3.2
3.2.1
Pembahasan
Peta top dan bottom batubara yang telah terpengaruh oleh sesar akan dilampirkan. Peta top dan bottom batubara digambarkan dengan interval kontur 2 Perhitungan untuk peta top batubara : JK = DH 01 DH 05 = = 2.3
DH 05 DH 02 = = 1.542
DH 01-DH 02 = = 1.99
Dh 02 DH 01 = = 2.03
Dh-08 DH 11 = = 0.5
DH 06-DH 08 = = 1.7
DH 07 DH 08 = = 1.9
DH 09-DH 12 = = 3.06
DH 12 DH 08 = = 1.79
DH 08 DH 09 = = 2.15
DH 01 DH 04 = = 1.542
DH 01 - DH 05 = = 2.169
Dh 05 DH 04 = = 2.03
Dh-08 DH 11 = = 1.07
DH 06-DH 08 = = 1.7
DH 01 DH 02 = = 1.95
DH 09-DH 12 = = 3.06
DH 02 DH 03 = = 2.21
DH 04 DH 02 = = 1.12
3.2.2
L1
= 1120.30 m2 L2 = ( )
= 1533.817 m2 L = L1 + L2 = 1120.30 + 1533.817 = 26545.117 m2 Throw = 2.2 x 27.03 = 59.466 m Heave = 9.8 x 27.03 = 264.894 m
Penampang 2
L1
= 1031.58 m2 L2 = ( )
= 1248.79 m2 L = L1 + L2 = 1031.58 + 1248.79 = 2280.37 m2 Throw = 2.9 x 27.03 = 78.387 m Heave = 8.8 x 27.03 = 237.864 m
Penampang 3
L1
= 1066.2 m2 L2 = ( )
= 1847.23 m2 L = L1 + L2 = 1066.2 + 1847.23 = 2913.43 m2 Throw = 1.9 x 27.03 = 51.357 m Heave = 6 x 27.03 = 162.18 m Perhitungan volume dengan menggunakan metode penampang : V1 = = = 380130.7503 m3 V2 = = ( ) ( )
= 393087.5592 m3
Volume total
Perhitungan cadangan menggunakan metode isoline : L1 = 13.35 x (27.03)2 = 9680.727 m2 L2 = 24.85 x (27.03)2 = 18155.929 m2 L3 = 34.25 x (27.03)2 = 25023.767 m2 L4 = 47.7 x (27.03)2 = 34850.617 m2 L5 = 65.25 x (27.03)2 = 47673.014 m2 L6 = 5.1 x (27.03)2 = 3726.167 m2 V1 = V1 = = = 13918.328 m3 V2 = V2 = = = 21589.848 m3 V3 = V3 = = = 29937.192 m3 H H H
V4 = V4 = = = 41261.816 m3 H
V5 = V5 = = = 25699.591 m3 H
3.2.3
3.2.4
BAB IV ANALISA
Dari pembahasan diatas dapat dianalisa bahwa dari pemboran yang dilakukan dapat dibuat peta top dan bottom suatu bahan galian, dalam laporan ini yang akan dibahas adalah bahan galian batubara. Dari data bore hole tersebut juga dapat dibuat peta isopach yang dapat memperkirakan perhitungan cadangan batubara tersebut. Dalam peta top batubara dan bottom batubara dapat dilihat adanya keanehan atau anomaly yang terjadi. Hal ini dapat dilihat jelas dengan membuat penampang dari peta tersebut. Dalam penampang terlihat jelas bahwa lapisan batubara tergambar tidak menerus, padahal dalam kondisi normal batubara merupakan bahan galian yang memiliki sifat menerus atau kontinu. Dari ketidaknormalan tersebut dapat diasumsikan bahwa daerah ini telah terpengaruh oleh struktur, yaitu sesar. Penggambaran peta top dan bottom batubara juga sangat dipengaruhi oleh adanya struktur yang terjadi pada daerah tersebut. Pembuatan peta top dan bottom batubara yang telah dipengaruhi struktur, dapat dilakukan dengan mengetahui elevasi batubara di top sesar dan pada bottom sesar terlebih dahulu. Sehingga dalam langkah penarikan segitiga akan berbeda pada daerah yang satu dengan daerah yang lainnya lagi. Pembuatan peta top batubara, bottom batubara serta peta isopach sebenarnya digunakan sejalan. Untuk peta top sendiri digunakan untuk mengetahui pada elevasi mana batubara itu berada sehingga, mine plan dapat merencanakan bagaimana metode penambangan yang ekonomis. Sedangkan untuk peta bottom digunakan untuk mengetahui batubara itu terdapat sampai elevasi yang keberapa. Peta isopach juga digunakan untuk menghitung cadangan batubara tersebut, sehingga mine plan dapat merencanakan berapa lama umur tambang tersebut. Perhitungan cadangan dapat digunakan dua cara yaitu metode penampang dan metode isoline. Perhitungan cadangan dengan metode penampang dilakukan pertama dengan menggambarkan penampang tersebut berdasarkan lubang lor. Dan top dan bottom di plot ke dalam penampang lalu
hitung volume pada penampangnya. Sedangkan menggunakan metode isoline dilakukan pertama dengan menghitung volume pada peta isopach pergaris kontur yang ada. Perhitungan cadangan dengan metode ini seharusnya dapat menghasilkan volume cadangan yang hampir mendekati.
BAB V KESIMPULAN
Struktur geologi merupakan struktur-struktur yang terdapat di alam yang diakibatkan oleh gaya-gaya tektonik yang terjadi. Struktur geologi tersebut seperti adanya kekar, adanya lipatan, adanya sesar, dan lain-lain. Pengaplikasian pembelajaran struktur geologi terhadap disiplin ilmu pertambangan seperti perhitungan cadangan suatu bahan galian pada suatu daerah serta dapat dicari arah sebaran suatu bahan galian. Untuk menghitung cadangan harus didapatkan data elevasi top dan bottom batubara yang pengambilannya dengan pemboran. Perhitungan
cadangan dapat dilakukan dengan dua metode. Metode-metode yang dipakai antara lain metode penampang dan metode isoline.
DAFTAR PUSTAKA