Anda di halaman 1dari 31

Politeknik negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemahaman teknologi dalam bidang teknik mesin perlu adanya penerapan. Yaitu antara teori maupun praktek diperkuliahan dengan kegiatan praktek yang dilaksanakan ditempat industri secara langsung. Dengan berlatih mengaplikasikan teori dan kegiatan praktek diperkuliahan perlu adanya kegiatan Praktek Kerja Industri (prakerin). Oleh karena itu mahasiswa diwajibkan untuk melakukan Praktek Kerja Industri pada semester VI dalam menempuh jenjang diploma di Politeknik Negeri Malang. Disamping itu juga untuk memberikan bekal mental maupun fisik terhadap mahasiswa dalam menghadapi tantangan yang harus diselesaikan dan dikembangkan di dunia industri. Selain kewajiban, Praktek Kerja industri (prakerin) yang ditujukan pada Mahasiswa Politeknik Negeri Malang adalah untuk melatih sikap lebih disiplin dan tanggung jawab untuk mendapat pengalaman kerja industri. Dalam pelaksanaannya mahasiswa diwajibkan mematuhi segala peraturan yang berlaku pada instansi atau industri tempat mahasiswa melakukan praktek kerja industri. Pada pelaksanaan praktek kerja industri ini, penyusun berkesempatan melakukan praktek kerja industri selama 3 bulan di PT. PINDAD (PERSERO). PT. PINDAD ( PERSERO ) merupakan perusahaan yang bertempat di TurenMalang Jawa Timur yang bergerak dalam bidang produksi Munisi, baik munisi ringan maupun munisi berat. Tujuan dan sasaran dari PT. PINDAD (PERSERO) adalah pembuatan produk bermutu tinggi (berkualitas). PT PINDAD (PERSERO) juga merupakan perusahaan yang tepat untuk melakukan kegiatan Praktek Kerja industri (prakerin) karena juga melatih disiplin, tanggung jawab, dan kejujuran. Selama Praktek Kerja Industri (prakerin) di PT. PINDAD (PERSERO), penyusun ditempatkan di bagian Sub Dep Perkakas yaitu bengkel pembuatan komponen-komponen pendukung proses produksi.

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

Politeknik negeri Malang

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang didepan, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimana cara dan langkah pembuatan komponen-komponen yang difungsikan untuk pendukung proses produksi munisi di PT. PINDAD (PERSERO). 1.2 Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah diatas laporan ini hanya menjelaskan cara dan langkah-langkah dalam pembuatan komponen-komponen pendukung proses produksi yaitu proses pembuatan poros penahan worg. 1.3 Tujuan Tujuan dilaksanakan praktek kerja industri ini adalah: 1) Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program studi Diploma III. 2) Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan. 3) Menghayati dan memahami suasana dan kondisi lapangan kerja. 4) Mendapatkan pengalaman kerja industri, memahami sistem kerja industri, proses produksi, perawatan dan perbaikan di industry.

1.5 Manfaat Prakerin 1) Bagi Mahasiswa Untuk memperoleh pengalaman operasional dalam suatu industri khususnya industri migas, mengenai penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan bidang yang ditekuni oleh penyusun. Untuk memperoleh kesempatan dalam menganalisis permasalahan

yang ada di lapangan berdasarkan teori yang diperoleh selama proses belajar. Memperoleh wawasan tentang dunia kerja dan sebagai proses

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

Politeknik negeri Malang

adaptasi di lingkungan kerja, khususnya di PT. PINDAD (PERSERO). 2) Bagi Politeknik Negeri Malang Menjalin kerja sama antara pihak Politeknik Negeri Malang dengan dunia industri. Mendapatkan bahan masukan pengembangan teknis pengajaran dalam rangka link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi.

3) Bagi Perusahaan Membina hubungan yang baik dengan pihak institusi pendidikan . Untuk merealisasikan partisipasi dunia usaha terhadap

pengembangan dunia pendidikan.

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

Politeknik negeri Malang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN


2.1 Sejarah singkat Perusahaan PT. PINDAD (PERSERO) adalah Perusahaan Industri Manufaktur Indonesia yang bergerak dalam bidang produk militer dan produk komersial. Kegiatan PT. PINDAD (PERSERO) Desain dan Pengembangan, Rekayasa, Perakitan, dan Fabrikan serta Perawatan. Berdiri pada tahun 1908 sebagai bengkel Peralatan Militer di Surabaya dengan nama Artilerie Constructie Wingkel (ACW), bengkel ini berkembang menjadi sebuah pabrik dan sesudah itu mengalami perubahan nama pengelola menjadi Artilerie Inrichtingen (AI) kemudian dipindahkan lokasinya ke bandung pada tahun 1921. Pada tahun 1942, dimasa penjajahan jepang, namanya diganti menjadi Dai Ichi Kozo (DIK) dan pada tahun 1947 namanya diganti lagi menjadi Productie Bredrijven (LPB) . Setelah kemerdekaan, pemerintah Belanda pada tahun 1950 menyerahkan perusahaan tersebut pada pemerintah Indonesia, dan pada tanggal 29 April 1950, yang selanjutnya diperingati sebagai hari jadi perusahaan, pabrik tersebut diberi nama Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM) yang berlokasi di PT. PINDAD sekarang ini. Pada tahun 1962 Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM) berubah menjadi sebuah industri peralatan militer yang dikelola oleh Angkatan Darat, sehingga namanya menjadi Perindustrian Angkatan Darat (PINDAD). PT. PINDAD berubah status menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan nama PT.PINDAD (PERSERO) pada tanggal 29 April 1983, kemudian pada tahun 1989 perusahaan ini dibawah pembinaan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang kemudian pada tahun 1999 berubah menjadi PT. Prakarya Industri (Persero) dan kemudian berubah lagi namanya menjadi PT. Bahana Prakarya Industri Strategis (PERSERO).
Laporan Praktek Kerja Industri

Leger

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

Politeknik negeri Malang

Tahun 2002 PT. BPIS (Persero) dibubarkan oleh pemerintah, sejak saat itu PT. PINDAD beralih status menjadi PT. PINDAD (Persero) yang langsung berada dibawah pembinaan kementerian BUMN. 2.1.1 Visi Dan Misi Perusahaan PT. PINDAD (PERSERO) mengembangkan misi untuk melaksanakan kegiatan usaha dalam bidang Alat dan Peralatan untuk Mendukung Kemandirian Pertahanan dan Keamananan Negara serta Alat dan Peralatan Industri dengan mendapatkan laba untuk pertumbuhan perusahaan melalui keunggulan teknologi dan efisien. Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan yang sehat yang mempunyai inti usaha terpadu beroperasi secara fleksibel serta mandiri secara financial. 2.1.2 Anak Perusahaan dan Kerjasama Patungan Anak Perusahaan PT. Cakra Mandiri Pratama (100% saham PINDAD) Bidang usaha : Industri Manufaktur, Niaga dan jasa serta Pelayanan Kesehatan (Rumah sakit). Perusahaan Patungan a. PT. Fanuc GE Automation Indonesia (20% saham PINDAD) Bidang Usaha : Penjualan dan Jasa Pemeliharaan Alat Kontrol mesin CNC dan Rekayasa Industri. b. PT. MAN Turbo Machinery (7,38% saham PINDAD) Bidang Usaha : Jasa Pemasangan dan Pemeliaharaan Mesin Turbo. c. PT. Goodrich Pindad Aeronautical System Indonesia (34% saham PINDAD) d. PT. Inti Pindad Mitra Sejati (IPMS) (25% saham PINDAD).

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

Politeknik negeri Malang

2.1.3

Struktur Organisasi Perusahaan Organisasi merupakan struktur internal yang menunjukkan kerjasama antara

individu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Maksud dan tujuan dari struktur organisasi adalah untuk mengadakan pendelegasian wewenang dan tugas yang jelas. Berikut ini adalah struktur organisasi PT. PINDAD (PERSERO):

Gambar 1. Struktur organisasi Divisi Munisi PT. PINDAD (PERSERO) Turen-Malang

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

Politeknik negeri Malang

2.2

Spesifikasi Mesin-Mesin di Sub Dep perkakas 1) 2) 3) 4) Takang CNC Turning Mesin bubut kecil : Horizon, Fritz Werner, Weiler Matador, Mesin bubut sedang : Weiler Comodor, Gema. Mesin bubut besar : Fritz Werner, Okuma, Maz.

2.2.1 Spesifikasi Mesin Bubut :

Lion, Erdman.

2.2.2 Spesifikasi Mesin Frais 1) Fritz Universal Deckel Axtiengsell Fp2 (type Fp2 Nr:2202-11631) 2) Takang CNC Milling 3) Fredrick Deckel Axtiengsell Schaft 4) Ringansetradbe 150 5) D8 Munchen 70 2.2.3 Spesifikasi Mesin Bor 1) 2) Mesin Bor (Jig Boring Type Hauser B3 DR) Mesin Bor (Otto Wenner, Alz Metal, Fritz Werner)

2.2.4 Spesifikasi Mesin Penyepuhan (Heat treatment) 1) V. 2) V. 3) Tempering Furnace (Type Salt Balt Durferit). Hardening Furnace (Type Degussa-Fritz-Werner) Temperatur maksimal 1000oC, maksimal ampere 53 A, 20 kW, 220 Anneling Furnace (Type Degussa-Fritz-Werner) Temperatur Maksimal 500o C, Maksimal Ampere 32 A, 12 kW, 220

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

Politeknik negeri Malang

2.2.5 Spesifikasi Mesin Gerinda 1) Mesin Gerinda Universal (Type : WMW dan Fritz werner) 2) Surface Grinding (Type Jung) 3) Internal Grinding (Type Overback) 2.3 Sistem Pemeliharaan Pemeliharaan dalam kegiatan produksi PT.PINDAD (PERSERO) merupakan kegiatan rutin perusahaan. Penerapan sistem pemeliharaan yang tepat terhadap mesin atau peralatan untuk proses produksi untuk kelancaran. Untuk kelancaran proses produksi akan sangat berpengaruh terhadap kondisi peralatan atau mesin tersebut. Perencanaan sistem pemeliharaan yang baik dan tepat akan memberikan keuntungan optimal bagi peralatan dan mesin sehingga terhindar dari penurunan keadaan mesin. Setiap pabrik atau perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur untuk dapat menjaga dan merawat mesin-mesin yang dimiliki oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut harus mempunyai bagian maintenance atau perawatan guna menunjang proses produksi agar terus berjalan dan beroperasi sesuai jadwal yang telah ditentukan. Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan, perawatan atau perbaikan yang dilakukan secara terjadwal dengan tujuan untuk menjaga atau mempertahankan suatu fasilitas agar tetap berfungsi sebagai mana mestinya. Untuk menunjang sistem pemeliharaan tersebut diperlukan factor-faktor yang ikut menentukan, yaitu : 1) Manajemen pemeliharaan yang terencana 2) Manajemen planning part store 3) Ahli teknik yang terampil dan berpengalaman 4) Alat-alat pemeliharaan yang memadai 5) Kerja sama yang baik antara tenaga kerja pemeliharaan

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

Politeknik negeri Malang

Adapun tujuan utama dari perawatan, antara lain : 1) Memperpanjang umur pakai fasilitas produksi 2) Menjamin tingkat ketersediaan yang optimum dari fasilitas. 3) Menjamin kesiapan operasional seluruh fasilitas yang diperlukan untuk pemakaian darurat. 4) Memberikan informasi tentang kapan suatu mesin tersebut harus diganti baik umur teknik maupun umur ekonomisnya. 5) Menjamin keselamatan operator dan pemakai fasilitas. 2.3.1 Jenis Tindakan Pemeliharaan Adapun jenis-jenis tindakan perawatan, yaitu : 1) Pemeliharaan Terencana (preventive maintenance) Pekerjaan di bidang maintenance yang terorganisir dan dilakukan dengan melihat jauh kedepan menyangkut juga masalah pengendalian dan pendataan. Misalnya keperluan-keperluan apa saja yang harus dikerjakan apabila menghadapi suatu peralatan yang diperkirakan mengalami kerusakan. Tujuan dilakukan kegiatan pemeliharaan ini adalah untuk menghindari terjadinya kerusakan yang tidak terduga, serta untuk menemukan kondisi yang dapat menyebabkan sistem mengalami kerusakan pada saat mengalami proses produksi. a. Pembersihan (cleaning) oleh operator b. Pemeriksaan (inspection) c. Pelumasan (lubrication) d. Penyetelan (adjustment) e. Pengetesan fungsi (function test) f. Penggantian periodic (replacement) 2) Pemeliharaan Tidak Terencana Pekerjaan maintenance yang dilakukan secara mendadak yang bersifat darurat karena terjadinya kerusakan secara tiba-tiba diluar perkiraan
Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

Politeknik negeri Malang

yang tidak drencanakan sebelumnya untuk mencegah kerusakan yang lebih serius lagi terhadap operator atau peralatan itu sendiri biasanya disebut curative maintenance. Tindakan yang diambil dapat berupa penggantian komponen, perbaikan komponen serta overhaul. Berdasarkan waktu pelaksanaan, maka pekerjaan maintenance dapat dibedakan yaitu : a. Running maintenance Yaitu pemeliharaan yang dapat dilaksanakan tanpa mematikan peralatan. b. Shut down maintenance Merupakan kebalikan dari running maintenance dimana perbaikan dilakukan pada peralatan yang sudah tidak bekerja. Shut down maintenance ini diusahakan dengan cepat agar tidak mengganggu kelancaran produksi perusahaan. c. Shut down maintenance Adalah suatu metode pemeliharaan dimana aktifitas perbaikan dilakukan pada saat peralatan sudah betul-betul tidak beroperasi atau tidak layak beroperasi, hal ini dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa keuntunganyang diperoleh akan lebih besar dengan mengoperasikan alat sampai rusak, daripada mematikan peralatan untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan. 2.4 Sistem Kendali Mutu Menghasilkan munisi ringan, munisi berat, dan munisi khusus yang handal dan baik fungsi sesuai keinginan pelanggan, regulasi yang berlaku serta persyaratan ISO 9001 : 2000 dengan berusaha : a. Mengoptimalkan biaya. b. Meningkatkan kualitas produk. c. Mengirimkan produk tepat waktu. d. Meningkatkan kepuasan pelanggan. Melalui peningkatan kemampuan sumber daya agar memberikan manfaat bagi pelanggan maupun perusahaan. Menjamin hak atas keselamatan, kesehatan,
Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

10

Politeknik negeri Malang

lingkungan kerja yang aman dan sehat kepada pegawai atau siapapun yang bekerja atas nama Divisi Munisi. Mengkomunikasikan dan memastikan bahwa seluruh pegawai memahami serta menerapkan kebijakan mutu, karena mutu merupakan tanggung jawab setiap orang yang bekerja diperusahaan tersebut. Meningkatkan efektifitas sistem manajemen mutu dengan cara meninjau dan mengevaluasi kesesuaian kebijakan mutu secara periodik. Sasaran mutu dari Divisi Munisi antara lain : a. Pencapaian efisiensi biaya produksi sampai dengan 60%. b. Menargetkan tingkat Kegagalan (reject rate) produksi sebesar 3,5%. c. Menurunkan jumlah keluhan pelanggan sampai 5 kali dalam setahun. d. Meningkatkan umur rata-rata produk sampai dengan 7 tahun. e. Mengurangi keterlambatan penyerahan produk terhadap pelanggan dengan target 2 hari. f. Target produktifitas tenaga kerja sebesar <80 juta/orang/tahun. 2.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2.5.1 Keselamatan Pada Area Kerja PT. PINDAD (PERSERO) Divisi Munisi mempunyai wilayah kerja dalam produksinya. Ketika pekerja memasuki wilayah kerja, semua pekerja diharuskan memakai alat pelindung diri dan mengikuti semua peraturan keselamatan yang ditetapkan, diantaranya : 1) Memakai kaca mata dan sepatu kerja. 2) Khusus untuk operator las, harus memakai sarung tangan, topeng las, dan masker. 3) Dilarang merokok dilingkungan kerja. 4) Memakai penutup telinga. 5) Memakai masker

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

11

Politeknik negeri Malang

2.5.2

Tanda Keselamatan Poster dan tanda harus diadopsi sebagai pertolongan visual untuk

pencegahan kecelakaan dan kebakaran. Poster harus ditulis Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Poster tersebut harus kelihatan mencolok mata tidak dapat dipindah atau diratakan kembali selama pekerjaan berlangsung. 2.5.3 Tata Tertib Di PT. PINDAD (Persero) 1) Yang tertua dalam 5R Ringkas Rapi Pilih singkirkan barang-barang yang tidak perlu dari tempat kerja. Menata barang-barang yang tidak perlu, dan atur penempatannya agar mudah mengambil kembali. Resik Rawat Rawatlah kondisi tempat kerja senyaman mungkin. Pelihara dan pertahankan terus kondisi tempat kerja yang sudah baik dan rapi. Rajin Latih karyawan agar rajin menaati peraturan yang disepakati. 2) Sasaran 5R adalah sebagai berikut Terciptanya tempat kerja yang bersih, cerah, dan menyenangkan. Terawatnya peralatan dan perlengkapan serta pembangunan Terwujudnya disiplin kerja yang dibutuhkan untuk mencapai Terjaganya keselamatan dan kestabilan kerja selama operasi Tercapainya perbaikan mutu kerja dengan mengurangi selama proses kerja. standart kerja. berlangsung. keragaman hasil kerja.
Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

12

Politeknik negeri Malang

Terselenggaranya perbaikan efisiensi masing-masing bagian. Terbinanya suasana kerja yang nyaman dan menyenangkan

dengan disiplin yang tinggi dan saling menghargai antar karyawan. 2.6 Sistem Utilitas Sistem utilitas di PT. PINDAD adalah penyediaan energi serta pemeliharaan bangunan. Energi yang disediakan adalah listrik, air dan angin. Semua diatur oleh sub Dep Har Utilitas, sistemnya adalah dengan pemeliharaan sistem perpipaan dan kelistrikan dan juga penyediaan sarana penunjang proses produksi seperti air, listrik dan angin dengan maksimal agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya gangguan atau kerusakan.

2.7 Tata Letak Pabrik PT. PINDAD (PERSERO) Turen-Malang terletak di Jl. Panglima sudirman No.1 Turen-Malang. Penentuan Turen sebagai lokasi perusahaan berdasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertimbangan ini merupakan wujud dari komitmen perusahaan dalam menyeimbangkan kepentingan usahanya dengan kepentingan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan, baik secara langsungh satau tidak langsung. Karena perusahaan berada di tengah-tengah suatu komunitas yang memiliki kedinamisan. Pertimbangan-pertimbangan berikut merupakan dasar dari penentuan daerah Turen sebagai lokasi perusahaan : a. Ditinjau dari letak daerahnya, lokasi perusahaan berdiri di daerah Turen yang jauh dari keramaian kota, sehingga aktivitas yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan tidak akan mengganggu aktivitas dari lingkungan sekitarnya. Karena pabrik membutuhkan tempat yang nyaman dan terhindar dari aktivitas kesibukan kota. b. Terdapat fasilitas pembangkit tenaga listrik dari PLN, dimana dengan kemudahan tersebut akan dapat menunjang proses produksi dalam menjalankan mesin-mesin dan fasilitas-fasilitas lain, selain itu juga tersedia potensi air yang sangat memadai.

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

13

Politeknik negeri Malang

c. Iklim daerah Turen yang cukup mendukung untuk menentukan lokasi perusahaan. Dalam arti kelembaban udara dan panas matahari atau variasi iklim yang tidak berpengaruh terhadap proses manufakturing perusahaan. d. Keadaan tanah di daerah Turen yang cukup baik bagi banguanandan untuk meletakkan atau menahan mesin-mesin berat milik perusahaan. Selain itu, keadaan tanah yang cukup tinggi, sehingga terhindar dari kemungkinan terkena banjir. pada

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

14

Politeknik negeri Malang

BAB III KEGIATAN PRAKERIN

3.1 Kegiatan Umum Kegiatan Praktek Kerja Industri (prakerin), Politeknik Negeri Malang dimulai pada tanggal 06 Februari 2012. Penyusun beserta kelompok yang berjumlah 4 orang berkesempatan melaksanakan Praktek Kerja Industri (prakerin) di PT. PINDAD (PERSERO). Dalam kegiatan awal masuk kegiatan yang dilakukan adalah mendapatkan arahan-arahan sebelum ditempatkan di tempat prakerin. Setelah mendapatkan arahan-arahan dan petunjuk kemudian diantar ketempat prakerin yaitu di Sub Dep Perkakas, kemudian mendapat arahan-arahan lagi berupa aturan-aturan dan tata cara prakerin di bagian Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO). Kegiatan umum yang dilaksanakan Penyusun dan kelompok sebelum memulai kegiatan prakerin adalah sebagai berikut : a. Kegiatan hari senin sampai hari kamis Jam 07.00 07.15 Apel pagi Berangkat ke lokasi praktek Persiapan sebelum bekerja 07.30 -ganti seragam praktek -absensi 07.45 11.00 11.45 15.30 16.00 Mulai melakukan pekerjaan Istirahat, makan, sholat Mulai melakukan pekerjaan Pembersihan lokasi kerja Pulang Kegiatan Keterangan Semua peserta praktek

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

15

Politeknik negeri Malang

b. Kegiatan hari jumat Jam 06.30 07.15 Senam Berangkat ke lokasi praktek Persiapan sebelum bekerja 07.30 -ganti seragam praktek -absensi 07.45 11.00 13.00 15.30 16.00 Mulai melakukan pekerjaan Istirahat, makan, sholat jumat Mulai melakukan pekerjaan Pembersihan lokasi kerja Pulang Kegiatan Keterangan Semua peserta praktek

3.2 Kegiatan Khusus Dalam melaksanakan prakerin di Sub Dep. Perkakas penyusun mendapat tugas untuk membuat poros penahan worg berjumlah 10 komponen. Poros penahan worg ini akan digunakan pada mesin produksi di SUNMAS yaitu bagian Penyusunan dan Pengemasan. 3.2.1 Pengertian Poros Penahan Worg Poros penahan worg adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menahan salah satu bagian dari susunan munisi pada saat proses produksi. Bentuk profil dari salah satu ujungnya adalah cekungan. Di Sub Dep Perkakas terdapat berbagai macam ukuran bentuk/profil pada ujung poros penahan yang berbeda-beda sesuai dengan bentuk munisi yang akan dproduksi.

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

16

Politeknik negeri Malang

Gambar 2. Poros penahan worg 3.2.2 Sifat-Sifat Poros Penahan Sifat-sifat yang terdapat pada poros penahan: 1) Bersifat keras, karena komponen ini fungsinya untuk menahan benda kerja yang menempel dan memberikan tekanan sehingga harus lebih keras dibandingkan benda yang ditahan tersebut. 2) Tahan aus, agar alat ini dapat awet digunakan dalam jangka waktu yang lama dan memiliki dimensi atau bentuk yang tetap. 3) Tidak getas, supaya alat ini tidak mudah pecah karena mendapat tekanan yang berulang-ulang.

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

17

Politeknik negeri Malang

3.2.3

Bahan Bahan yang dipilih harus sesuai dengan sifat-sifat dari poros penahan tersebut. Jenis bahan yang dikerjakan untuk pembuatan poros penahan worg adalah jenis baja paduan yaitu baja NiCr14 baja paduan Nikel dengan Crom. Sifat-sifat yang terkandung dalam baja ini antara lain kekuatan tarik yang tinggi, tahan terhadap korosi, tahan terhadap beban, dan kuat. Dari sifat-sifat diatas baja NiCr14 ini sesuai bila digunakan untuk pembuatan poros penahan worg.

3.2.4

Proses Pengerjaan Machining 3.2.4.1 Proses Pemotongan Bahan Pemotongan bahan/benda kerja menggunakan mesin gergaji di Sub Dep Perkakas. Ukuran panjang pada saat pemotongan benda kerja harus lebih panjang dari ukuran benda kerja yang sudah jadi. Dan tidak dibolehkan telalu panjang karena akan memperlambat proses pengerjaan di machining. No Langkah kerja 1 2 3 4 Persiapan mesin dan alat ukur Pengukuran material Pemotongan material 18 x 315 Pemeriksaan Keterangan - Jangka sorong - mesin gergaji pita Mistar baja, jangka sorong Mesin gergaji pita Mistar baja, jangka sorong

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

18

Politeknik negeri Malang

3.2.4.2 Proses Pembubutan Dalam proses pembubutan pertama-tama yang harus dilakukan adalah pemahaman tentang gambar kerja. Menentukan awal pengerjaan yang dirasa mudah dan dapat mempercepat proses pengerjaan di mesin bubut. Berikut ini adalah langkah kerja dalam proses pembubutan :

No Langkah Kerja 1 2 3 Persiapan mesin dan alat ukur Persiapan material Facing dan senter drill Dibubut 14 x 215 Dibubut 10,3 x 205 Dibubut 10 x 90 Dibubut 8 x 10 Dibalik

Keterangan - Mesin bubut - Jangka sorong - Micrometer - Asal rata - Pahat rata - Pahat rata - Micrometer - Jangka sorong - Pahat rata - Micrometer - Jangka sorong - Pahat rata - Micrometer - Jangka sorong - Pahat rata - Micrometer - Jangka sorong Untuk pembubutan yang lain ujung

Dibubut papras sampai mendapat - Pahat rata ukuran panjang keseluruhan - Jangka sorong material 309,3 mm

Dibubut

- Pahat rata 19

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

Politeknik negeri Malang

6,3 x 94 Bor profil Sampai kedalaman 3,5 mm Chamfer 1x 45o Dibubut ulir M10 x 80 Diperiksa

- Micrometer - Jangka sorong

10 11 12 13

2 bagian - Pahat ulir sudut 60o - Mur - jangka sorong - mikrometer

3.2.4.3 Proses Pengefraisan Proses pengefraisan dari bentuk silinder menjadi bentuk segi empat pada komponen ini bertujuan untuk mempermudah pengencangan komponen pada mesin produksi. Langkah-langkah dalam proses pengefraisan : No Langkah kerja Keterangan Jangka sorong Mesin frais

Persiapan mesin dan alat ukur

2 3 4 5

Piringan pembagi Pencekaman benda kerja pada ragum yang digunakan 40 kepala pembagi lubang Difrais 6 x 10 (segi empat) Menghilangkan mengikir Diperiksa sudut tajam dengan Pisau frais Kikir halus Jangka sorong

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

20

Politeknik negeri Malang

3.2.4.4 Proses Perlakuan Panas Setelah proses pengefraisan selesai dilanjutkan proses heat treatment. Di Sub Dep Perkakas biasanya kegiatan ini disebut penyepuhan atau pengerasan. Tujuan dari perlakuan panas di Sub Dep Perkakas adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan kekerasan material untuk memperoleh tingkat kekerasan yang dibutuhkan (Hardening). 2) Menurunkan kekerasan material untuk mencegah terjadinya tegangan yang menyebabkan material pecah. 3) Mengembalikan keadaan material ke keadaan normal untuk dilakukan pengerjaan ulang pemesinan.

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam proses perlakuan panas : a. Persiapan Persiapan-persiapan sebelum malakukan proses heatreatment antara lain : No Langkah kerja 1 2 Pengikatan material Pengisian kotak tempurung kelapa baja dengan Keterangan Dengan kawat beton arang Untuk menambah karbon

b. Proses Hardening Pada proses hardening bertujuan untuk mengeraskan benda kerja. Dan dalam proses ini poros penahan worg dikeraskan pada bagian ujungnya saja. Langkah-langkah dalam proses hardening : No Langkah Kerja Keterangan

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

21

Politeknik negeri Malang

1 2 3 4

Persiapan mesin Material dimasukkan ke dalam tungku pemanas/oven Pemanasan mesin hingga suhu 650oC Proses Heatreatment hingga suhu 850oC atau pemanasan - 60 menit 60 menit

Holding atau pertahankan suhu 850oC

- Untuk meratakan panas ke semua bagian material

8 9 10

Untuk memperoleh Masukan material dari tungku ke dalam struktur martensit larutan oli (Quencing) pada material Bersihkan material Pengecekan kekerasan untuk memperoleh HRC yang dibutuhkan yaitu mencapai Kekerasan 58-60 Pengecekan kekerasan menggunakan rockwell

c. Proses Tempering Hasil dari pengujian Rockwell didapat HRC material adalah 62. Proses tempering ini dilakukan karena untuk mendapatkan tingkat keuletan material yang diinginkan dan untuk menghilangkan tegangan akibat pendinginan dan untuk menurunkan tingkat kekerasan maupun kerapuhan dari proses hardening. Langkah-langkah dalam proses Tempering : No 1 2 3 4 5 6 Keluarkan material dari mesin tempering Pemeriksaan kekerasan dengan metode Langkah kerja Persiapan material Masukan material ke dalam mesin temper yang berisi air garam Naikan suhu hingga 200o-250o C Tahan suhu (Holding) pada 200o-250o C Agar panas merata pada semua bagian material Keterangan

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

22

Politeknik negeri Malang

Rockwell 7 Hasil pengujian HRC 58 d. Proses Pelurusan Poros penahan worg yang berukuran panjang 309 mm setelah mengalami proses perlakuan panas akan mengalami pemuaian dan pembengkokan. Hal ini terjadi karena akibat diameter benda kerja yang berukuran kecil dan pengaruh panas yang diterima benda. Proses pelurusan dilakukan menunggu sampai benda kerja dirasa sudah tidak panas lagi. Alat yang digunakan antara lain dial indikator, ragum, dan palu. Prinsip kerjanya mencari bagian-bagian yang bengkok menggunakan dial indikator pada saat benda kerja dicekam dan diputar. Setelah mengetahui ada pembengkokan diterukan dengan pemukulan benda kerja menggunakan palu sampai mendapat kelurusan benda kerja. 3.2.4.5 Proses Asah Benda kerja yang sudah disepuh ujungnya dan sudah diluruskan kemudian akan dilanjutkan dengan pengerjaan di mesin asah atau mesin silinder grinding. Dalam proses asah ini benda kerja akan dikerjakan sampai tingkat kekasaran N6. Berikut ini adalah langkah-langkah proses pengasahan : a. Persiapan material

b. Pemasangan material diantara dua senter c. Setting kegoyangan material dengan dial indicator d. Pengasahan 10h6 x 105

e. Pengasahan 6h6 x 94 f. g. Lepas material Ukur hasil pengasahan

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

23

Politeknik negeri Malang

3.2.4.6 Proses Polish Proses polish adalah proses penghalusan material sampai mengkilat sehingga sangat berpengaruh pada akuratnya hasil dari material yang sudah dikerjakan. Peralatan yang digunakan pada proses polish adalah a. b. c. d. e. Batu gosok Norton Amplas halus Amplas kasar Pasta gosok Kain halus

Langkah kerja dari proses polish adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. Persiapan material Penyetelan kegoyangan Gosok bagian yang perlu di polish (kecepatan tinggi) Gosok bagian ujung max R 0,2 dan R 0,3 Bersihkan dengan kain halus

3.2.5

Pemeriksaan Mutu Dalam proses pemeriksaan mutu produk yang sudah jadi akan diperiksa secara khusus, yang akan menentukan produk ini akan diterima atau tidak. Dan juga akan memeriksa produk yang masih perlu dikerjakan

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

24

Politeknik negeri Malang

ulang karena masih terdapat kekurangan mulai dari bentuk, ukuran, ada cacat atau tidak, dan kesesuaian dengan produk yang dipesan. Hal-hal yang diperiksa oleh mutu antara lain: a. Bentuk Bentuk telah sesuai dengan pesanan b. Ketepatan ukuran Kesesuaian ukuran produk dengan gambar kerja c. Kelurusan Apakah terjadi pembengkokan material sehingga harus dilihat kelurusan produk d. Kekasaran Tingkat kekasaran harus sama dengan kebutuhan e. Cacat produk Adakah cacat produk setelah proses pengerjaan f. Kesesuaian dengan pesanan Kesesuaian antara produk dengan gambar yang telah dibuat

Alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan poros penahan antara lain: Jangka sorong Digunakan untuk mengukur panjang. Micrometer Digunakan untuk mengukur diameter produk. Dial indicator Digunakan untuk melihat kelurusan produk. Alat uji kekerasan

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

25

Politeknik negeri Malang

Digunakan untuk mengetahui kekerasan dari produk (dengan metode Rockwell). Caliber(profil) Untuk mengukur kesesuaian profil.

Setelah pemeriksaan mutu selesai selanjutnya dilakukan penandaan untuk mengetahui produk yang telah lolos pemeriksaan dan yang tidak. Tanda yang diberikan antara lain: Hijau Digunakan untuk menandai produk yang telah diterima dari pemeriksaan mutu. Kuning Digunakan untuk menandai produk yang telah lolos namun perlu dilakukan perbaikan lagi.

Merah Digunakan untuk menandai produk yang tidak lolos pemeriksaan mutu atau afkir.

3.2.6

Proses Grafir Proses grafir dilakukan pada produk yang telah lolos dari pemeriksaan mutu. Dilakukan dengan penandaan permanen pada produk untuk memberi identifikasi produk. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengenalan produk tersebut. Alat-alat yang digunakan pada proses grafir antara lain: a. Ragum kecil 26

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

Politeknik negeri Malang

b. Adaptor c. Jarum grafir (jarum lubang api) diameter 0,9 mm

Langkah kerja dari proses grafir : a. Jepit produk pada ragum kecil yg berfungsi sebagai sebagai perantara anoda (-) benda kerja dan pemegangnya. b. Hidupkan arus dari adaptor. c. Lakukan penulisan pada produk seperti halnya mengelas dengan menggunakan jarum grafir dan diberi tanda sesuai label produk.

3.2.7

Kendala Yang Dihadapi Selama praktek di PT. PINDAD (Persero), penyusun mengalami beberapa kendala, tetapi kendala tersebut tidak menjadi halangan yang berarti bagi penyusun untuk menjalankan prakerin. Adapun kendala atau hambatan kecil yang dihadapi penyusun antara lain : 1) Saat melaksanakan pekerjaan seringkali peralatan ukur tidak berada di tempat karena tengah dipinjam oleh operator lain sehingga sedikit menghambat proses pengerjaan material. 2) Tidak adanya pahat khusus (yang jarang digunakan) membuat proses pengerjaan material tertunda untuk menunggu alat yang dibutuhkan. Sehingga harus meminjam pahat pada karyawan lain. 3) Pada proses penyepuhan tidak memiliki alat uji kekerasan sehingga menyulitkan operator untuk melihat pencapaian kekerasan dari hasil penyepuhan.

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

27

Politeknik negeri Malang

BAB IV PENUTUP

4.1

Kesimpulan Dari hasil kegiatan yang dilakukan selama praktek di PT. PINDAD maka

dapat disimpulkan: 1) Kegiatan yang dilakukan selama prakek kerja lapangan selalu diawali dengan apel pagi untuk diberikan pengarahan oleh petugas kecuali hari
Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

28

Politeknik negeri Malang

jumat karena melaksanakan senam untuk penyegaran badan dan penyegaran pikiran. 2) Sub Dep Perkakas merupakan bagian dari Dep Pendukung yang berfungsi sebagai pembantu proses produksi dengan pembuatan komponen-komponen untuk Dep Produksi. 3) Salah satu produk yang dibuat di Sub Dep Perkakas adalah poros penahan. Berfungsi untuk menahan salah satu bagian dari susunan munisi pada saat proses produksi. Bentuk profil dari salah satu ujungnya adalah cekungan sebagai tempat ujung munisi. 4) Poros penahan memiliki 3 sifat yang harus dimiliki yaitu : a. Bersifat keras, karena komponen ini fungsinya untuk menahan benda kerja yang menempel dan memberikan tekanan sehingga harus lebih keras dibandingkan benda yang ditahan tersebut. b. Tahan aus, agar alat ini dapat awet digunakan dalam jangka waktu yang lama dan memiliki dimensi atau bentuk yang tetap. c. Tidak getas, supaya alat ini tidak mudah pecah karena mendapat tekanan yang berulang-ulang. 5) Pembuatan poros penahan dikerjakan melalui 8 proses yaitu proses pemotongan, proses pembubutan, proses pengefaisan, proses perlakuan panas (heat treatment), proses asah, proses polish, proses pemeriksaan mutu, dan proses grafir. 6) Setiap selesai proses pengerjaan pada satu mesin harus dilakukan pemeriksaan mutu individu dari operator untuk mengurangi kemungkinan afkir. 7) Masih ada kendala yang harus dibenahi untuk lebih menunjang proses produksi di Sub Dep Perkakas antara lain : a) Saat melaksanakan pekerjaan seringkali peralatan ukur tidak

berada di tempat karena tengah dipinjam oleh operator lain sehingga sedikit menghambat proses pengerjaan material.

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

29

Politeknik negeri Malang

b)

Tidak adanya pahat khusus (yang jarang digunakan)

membuat proses pengerjaan material tertunda untuk menunggu alat yang dibutuhkan. Sehingga harus meminjam pahat pada karyawan lain. c) Pada proses penyepuhan tidak memiliki alat uji kekerasan

sehingga menyulitkan operator untuk melihat pencapaian kekerasan dari hasil penyepuhan.

4.2

Saran 1) Sebaiknya dilakukan pemeriksaan berkala untuk mesin-mesin perkakas untuk mencegah kerusakan terjadi. 2) Keselamatan kerja harus selalu diperhatikan agar tercipta rasa aman saat melaksanakan pekerjaan. Masih ada karyawan yang tidak memakai sepatu tetapi menggunakan sandal pada saat mengoperasikan mesin. 3) Lebih ditingkatkan lagi rasa kekeluargaan antara peserta praktek dengan karyawan agar tercipta rasa nyaman dilingkungan kerja. 4) Sebaiknya peserta praktek lebih aktif bertanya untuk memperoleh pengetahuan yang lebih banyak di perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

30

Politeknik negeri Malang

http://www.scribd.com/doc/83770827/kimia-amami-besii http://www.paulysteelspecialists.com/technology.php

Laporan Praktek Kerja Industri

Sub Dep Perkakas PT. PINDAD (PERSERO)

31

Anda mungkin juga menyukai