I.1 Latar Belakang Ilmu perekonomian merupakan salah satu ilmu yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Di dalamnya mencakup banyak hal, yang berhubungan dengan proses produksi, distribusi, maupun konsumsi barang ataupun jasa. Selain mencakup tiga hal besar (produksi, distribusi dan konsumsi) tersebut, di dalam ilmu perekonomian juga dipelajari mengenai biaya produksi yang berkaitan dengan proses produksi. Produsen dalam memproduksi barang ataupun jasa tentunya ingin menerapkan efisiensi produksi untuk menghasilkan optimalisasi laba atau profit. Hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan kebijakan yang mengacu pada terciptanya efisiensi dan efektivitas kerja. Kebijakan tersebut dapat berupa penetapan harga pokok produksi, yaitu dengan cara menekan biaya produksi serendah mungkin dan tetap menjaga kualitas dari barang atau produk yang dihasilkan sehingga harga pokok produk satuan yang dihasilkan perusahaan lebih rendah dari yang sebelumnya. Kebijakan ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk menetapkan harga jual yang tepat dengan laba yang ingin diperoleh perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahaanperusahaan lain yang memproduksi produk sejenis. Hal ini tentunya tidak terlepas dari tujuan didirikannya perusahaan yaitu agar modal yang ditanamkan dalam perusahaan dapat terus berkembang atau dengan kata lain mendapatkan laba semaksimal mungkin. Biaya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini disebabkan biaya sangat menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Biaya adalah merupakan semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.
Sedangkan biaya produksi merupakan bagian dari proses produksi sebab biaya produksi merupakan masukan atau input dikalikan dengan harganya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ongkos produksi adalah semua pengeluaran atau semua beban yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang atau jasa yang siap untuk dipakai konsumen. I.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pengukuran supply pada proses produksi pembuatan martabak goreng? 2. Bagaimanakah analisis biaya produksi pada proses produksi pembuatan martabak goreng? 3. Bagaimanakah perhitungan Break Event Point (BEP) pada proses produksi pembuatan martabak goreng? I.3 Tujuan Melakukan perhitungan analisis biaya produksi pada proses produksi pembuatan martabak goreng dengan menerapkan dasar ilmu perekonomian yang didapat di bangku perkuliahan. I.4 Manfaat Mengetahui mengenai analisis biaya produksi pada pembuatan martabak goreng sehingga dapat diketahui mengenai keuntungan maupun kerugian dari penjualan produk martabak goring tersebut.
II.1 Pengertian Biaya Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam akuntansi manajemen dan akuntansibiaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biayadigunakan untuk proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan. Menurut Hansen dan Mowen (2004:40), biaya didefinisikan sebagai kas atau nilaie kuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagiorganisasi. Menurut Supriyono (2000:185), biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. Menurut Harnanto dan Zulkifli (2003:14) adalah sesuatu yang berkonotasi sebagai pengurang yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir yaitu mendatangkan laba. Jadi menurut beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba di masa mendatang. II.2 Pengertian Biaya Produksi Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit, biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost). 3
II.3 Hubungan Biaya II.3.1 Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai Hubungan ini diklasifikasikan antara lain : a. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi karena ada sesuatu yang dibiayai. b. Biaya variabel adalah biaya yang terjadi tidak tergantung kepada ada atau tidak adanya sesuatu yang dibiayai. II.3.2 Hubungan biaya dengan volume kegiatan Dibagi menjadi tiga hal, antara lain : a. Biaya variabel (variable cost) Biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari sedikit banyaknya jumlah output yang dihasilkan dan yang termasuk dalam biaya variabel ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar, listrik dan lain-lain. b. Biaya tetap (fix cost) Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu, yang mana biaya tersebut besarnya tetap tidak tergantung dari output yang dihasilkan dan yang termasuk dalam biaya tetap ini misalnya gaji tenaga administrasi, penyusutan mesin, penyusutan gedung dan peralatan lain, sewa tanah, sewa kantor dan sewa gudang. Dalam jangka panjang biaya tetap ini akan mengalami perubahan. Biaya tetap dan biaya variabel ini jika dijumlahkan hasilnya merupakan biaya total. Jika digambarkan dalam kurva, maka pola biaya tetap total (TFC), biaya variabel total (TVC) dan biaya total (TC) dapat dilihat sebagai berikut :
Biaya Tetap Total / Total Fxed Cost (TFC) : Biaya tetap total (TFC) dilukiskan sebagai garis lurus (horizontal) sejajar dengan sumbu kuantitas. Hal ini menunjukkan bahwa berapapun jumlah output yang dihasilkan, besarnya biaya tetap total (TFC) tidak berubah yaitu sebesar n.
Biaya Variable Total / Total Variabel Cost (TVC) : Biaya variabel total (TVC) adalah biaya yang besar kecilnya mengikuti banyak sedikitnya output yang dihasilkan. Gambar yang menunjukkan bahwa kurva biaya variabel total terus menerus naik. Jadi semakin banyak output yang dihasilkan maka biaya variabel akan semakin tinggi. Misalnya adalah pengeluaran untuk pembelian bahan baku. Semakin banyak barang yang dihasilkan, maka semakin besar pula pengeluaran untuk pembelian bahan baku. Namun demikian laju peningkatan biaya tersebut berbeda-beda (tidak konstan ) . Laju peningkatan mula-mula dari titik asal adalah menurun hingga titik A. Pada titik A ini tidak terjadi peningkatan sama sekali. Kemudian sesudah titik A laju kenaikannya terus menerus naik.
II.3.3 Hubungan biaya atas dasar waktu Dibagi menjadi dua hal, antara lain : a. Biaya periode sekarang atau pengeluaran penghasilan (revenue expenditure), adalah biaya yang telah dikeluarkan dan menjadi beban pada periode sekarang untuk mendapatkan penghasilan periode sekarang. b. Biaya periode yang akan datang atau pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya yang telah dikeluarkan dan manfaatnya dinikmati selama lebih dari satu periode. II.3.4 Hubungan biaya dengan perencanaan , pengendalian , dan pembuatan keputusan 1. Biaya standar dan biaya dianggarkan. a. Biaya standar merupakan biaya yang ditentukan di awal (predetermine cost) yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk. b. Biaya yang dianggarkan, merupakan perkiraan total pada tingkat produksi yang direncanakan. 2. Biaya terkendali dan biaya tidak terkendali a. Biaya terkendali (controllable cost), merupakan biaya yang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer tertentu. b. Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost), merupakan biaya yang tidak secara langsung dikelola oleh otoritas manajer tertentu. 3. Biaya tetap commited dan discretionary a. Biaya tetap commited merupakan biaya tetap yang timbul dan jumlah maupun pengeluarannya dipengaruhi oleh pihak ketiga dan tidak bisa dikendalikan oleh manajemen.
b. Biaya tetap discretionary merupakan biaya tetap yang jumlahnya dipengaruhi oleh keputusan manajemen. 4. Biaya variabel teknis dan biaya kebijakan a. Biaya variabel teknis (engineered variabel cost) adalah biaya variabel yang sudah diprogramkan atau distandarkan seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. b. Biaya variabel kebijakan (discretionary variabel cost) adalah biaya variabel yang tingkat variabilitasnya dipengaruhi kebijakan manajemen. 5. Biaya relevan dan biaya tidak relevan a. Biaya relevan (relevan cost), dalam pembuatan keputusan merupakan biaya yang secara langsung dipengaruhi oleh pemilihan alternatif tindakan oleh manajemen. b. Biaya tidak relevan (irrelevant costs), merupakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh keputusan manajemen. 6. Biaya terhindarkan dan biaya tidak terhindarkan a. Biaya terhindarkan (avoidable costs), adalah biaya yang dapat dihindari dengan diambilnya suatu alternatif keputusan. b. Biaya tidak terhindarkan (unavoidable costs), adalah biaya yang tidak dapat dihindari pengeluarannya. 7. Biaya diferensial dan biaya marjinal a. Biaya deferensial (differensial cost), adalah tambahan total biaya akibat adanya tambahan penjualan sejumlah unit tertentu. b. Biaya marjinal (marjinal costs), adalah biaya dimana produksi harus sama dengan penghasilan marjinal jika ingin memaksimalkan laba.
III. 1. Analisis Jumlah Supply Usaha Martabak Goreng III.1.1 Supply Maksimal Jenis usaha yang akandiamati adalah usaha home industry penjualan martabak goreng. Usaha ini bertempat di Sidomulyo 3A no. 14, Surabaya. Usaha ini buka setiap hari Senin Jumat pukul 08.00 12.00 WIB. Pada perhitungan jenis resources atau sumber daya yang paling berpengaruh terhadap proses produksi martabak goreng ini adalah wajan penggorengan karena memegang peranan yang penting dalam proses pemasakan martabak dan apabila terdapat wajan penggorengan yang lebih dari satu maka jumlah martabak yang diproduksi pun juga akan semakin banyak. Pada perhitungan supply maksimal usaha martabak goring ini dapat dipaparkan sebagai berikut : Pembuatan Martabak Goreng I. Biaya tetap 1. Kompor gas 1 buah 2. Wajan penggorengan 1 buah 3. Sutil 2 buah @ 10.000,00 4. Penyaring minyak 3 buah @ Rp 7.500,00 Total II. Biaya Variabel 1. Elpiji 3kg 2. Minyak goreng 1 L 3. Kulit martabak 1 kg (isi 65 buah) 4. Daun bawang 1 kg 5. Tepung terigu Rp 13.000,00 Rp 9.000,00 Rp 8.000,00 Rp 6.000,00 Rp 6.000,00 8 Rp 400.000,00 Rp 30.000,00 Rp 20.000,00 Rp 22.500,00 Rp 472.500,00
Total biaya tetap + biaya variabel = Rp 472.500 + Rp 51.000,00 = Rp 523.500,00 Biaya tetap digunakan dalam jangka waktu 1 tahun. Waktu yang tersedia dalam 1 periode untuk pembuatan martabak goreng adalah 2 jam, mulai pukul 04.00-06.00 WIB. Proses produksi adalah 20 menit dengan menghasilkan 10 martabak. Supply maksimal = 2x60 x 10 (jumlah martabak yang dihasilkan) = 60 buah/hari 20 (waktu berproduksi) Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk pembuatan martabak goring tersebut, supply maksimalnya adalah dihasilkannya 60 buah martabak per hari. III.1.2 Supply Actual Pada perhitungan supply actual merupakan perhitungan mengenai rata-rata produksi martabak yang dihasilkan setiap harinya. Rata-rata produksi martabak goring setiap harinya adalah 50 buah/hari.
III. 2 Analisis Biaya Produksi Usaha Martabak Goreng A. Biaya Tetap (Fixed Cost) No Jenis Barang Kuantitas Harga satuan Total harga Lama pemaka ian (tahun) 5 1 1 1 Harga per hari
1. 2. 3. 4.
B. Biaya Variabel (Variable Cost) No Jenis Barang Kuantitas Harga satuan Total harga Harga per produksi (per hari) Rp 433,00
Gas Elpiji
2 3 4 5 6 7 8 9
Minyak goring Kulit martabak Daun bawang Tepung terigu Bumbu Wortel Telur Kemasan plastik
1 buah (3 kg) untuk 30 kali produksi 1 buah (1 liter) 1 pak (65 buah) 1 kg 1 kg kg kg 1 pak TVC
Rp 13.000,00
Rp 13.000,00
C. Total Keseluruhan Biaya (TC) = TFC+TVC = Rp 423,00 + Rp 43.433,00 = Rp 43.856,00 D. Unit Cost Actual (UC) = TC/Q actual = Rp 43.856,00/50 = Rp 877,00 E. Unit Cost Normatif = (TFC/Q kapasitas) + (TVC/Q actual) = (423/60) + (43.433/50) = 7+ 868 = Rp 875,00 10
Rp 1.500,00 = Rp 875,00 + keuntungan Keuntungan = Rp 625,00 G. Break Event Point (BEP) Prinsip analisis BEP adalah menggunakan formula pendapatan (total revenue : TR) sama dengan total biaya (TC). TR = TC TR (harga x jumlah terjual) = TC (biaya investasi + biaya variable) BEP harga = total biaya = Rp 523.500,00 = Rp 10.470,00 / buah Produksi 50 buah
BEP produksi = total biaya = Rp 523.500,00 = Rp 349 buah Harga jual Rp 1.500,00
Artinya usaha martabak goring akan mengalami titk impas dengan jumlah martabak terjual sebanyak 349 buah, apabila harga per buah Rp. 1.500,00. Bila harga Rp 10.470,00 / buah BEP 50 harus terjual dalam waktu 1 tahun (12 bulan). H. Biaya Depresiasi Menggunakan metode garis lurus : Harga beli Lama pemakaian
1. Kompor gas
2. Wajan penggorengan
3. Sutil
4. Penyaring minyak
Total penyusutan
12
BAB IV KESIMPULAN
Pada perhitungan supply, baik supply maksimal maupun supply actual untuk usaha martabak goreng didapatkan hasil bahwa untuk supply maksimal dihasilkan 60 buah martabak per hari, sedangkan untuk supply actual dihasilkan 50 buah martabak per hari. Dari hal ini dapat diketahui bahwa proses produksi martabak dapat ditingkatkan menjadi 60 buah per hari apabila dilakukan penambahan wajan penggorengan karena jenis resources ini merupakan yang paling berpengaruh terhadap jumlah produksi martabak yang dihasilkan. Dengan adanya penambahan wajan penggorengan, maka jumlah martabak goreng yang diproduksi pun akan lebih banyak sehingga bisa mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Pada perhitungan Break Event Point (BEP) pun diketahui bahwa martabak goreng akan mengalami titik impas ketika terjual sebanyak 349 buah dengan harga Rp 1.500,00 per buahnya. Dari hasil perhitungan supply dan analisis biaya produksi ini maka akan dapat diketahui bagaimana agar usaha martabak goreng tersebut bisa mencapai keuntungan yang maksimal.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rahardja,Pratama.dkk. Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar. 2002. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga. Samuelson,Paul. Mikroekonomi. 1992. Jakarta : Airlangga Yasinta. 2009. Biaya Produksi. http://yasinta.net/biaya-produksi / Sitasi tanggal 3 Juni 2011 pukul 19.10 Nainggolan, Hotden L. 2008. ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA KOMODITI KOPI DI SUMATERA UTARA. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7187/1/057018011.pdf Sitasi tanggal 3 Juni 2011 pukul 20.15
14