Anda di halaman 1dari 14

Anak-Anak dan Olahraga

By Admin2 on September 12, 2008 Ketika sebagian orang dewasa ditanya mengenai olahraga, pastinya yang ada dalam pikiran mereka adalah mengenai berlatih di gym atau angkat beban. Tetapi untuk anak-anak, olahraga berarti melakukan kegiatan bermain dan aktif secara fisik. Anak-anak melakukan olahraga ketika ada pelajaran olahraga di sekolahnya, berlatih sepakbola, atau kelas dansa. Mereka juga melakukan olahraga ketika waktu istirahat, mengendarai sepeda, atau bermain kartu. Keuntungan olahraga Setiap orang mendapatkan keuntungan ketika melakukan olahraga secara teratur. Anak-anak yang aktif akan :

Mempunyai otot dan tulang yang kuat Mempunyai bentuk badan yang ramping karena olahraga akan membantu mengendalikan lemak Mengurangi resiko overweight Mengurangi resiko mengidap penyakit diabetes tipe 2 Menurunkan kemungkinan adanya tekanan darah rendah atau tingkat kolesterol tinggi Mempunyai pandangan hidup yang lebih baik Tambahan keuntungan olahraga teratur bagi kesehatan bagi anak-anak, yaitu kualitas tidur yang lebih baik sehingga mereka mampu mengatasi petualangan fisik dan emosi yang lebih baik juga dalam kegiatan sehari-hari, seperti berlari mengejar bis sekolah, mengikat tali sepatu, atau belajar untuk menghadapi ujian.

Elemen dalam Fitness : Ada tiga elemen penting dalam latihan yaitu mencakup : 1. Daya tahan (Endurance) 2. Kekuatan (Strength) 3. Fleksibilitas (Flexibility) Orang tua harus mendorong anak-anak untuk melakukan berbagai aktivitas sehingga tiga elemen itu tercapai secara keseluruhan. Daya tahan (endurance) dibangun ketika anak-anak terikat pada kegiatan aerobik. Selama berlatih aerobik, jantung berdetak cepat dan bernapas dengan berat. Ketika aerobik dilakukan secara teratur dan kontinyu, maka akan memperkuat jantung dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk mengalirkan oksigen ke setiap selnya. Aerobik dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan baik bagi dewasa dan anak-anak. Contoh dari kegiatan aerobik meliputi :

Basket

Bersepeda Ice skating In-line skating Sepakbola Berenang Tenis Walking Jogging Berlari

Meningkatkan Kekuatan (Strength) tidak selalu berarti mengangkat beban. Meskipun beberapa anak mendapatkan keuntungan dari mengangkat beban, tapi kegiatan ini mesti dilakukan dalam pengawasan orang dewasa yang berpengalaman. Tetapi kebanyakan anak-anak tidak membutuhkan program latihan berat untuk menjadi kuat. Push up, pull up, dan latihan lain membantu menguatkan otot. Anak-anak juga menggabungkan kegiatan kekuatan dengan bermain ketika mereka memanjat, berdiri dengan dua tangan, dan gulat. Berlatih peregangan membantu meningkatkan fleksibilitas, membuat otot lentur dan bergerak dengan mudah. Anak-anak berkesempatan untuk melakukan peregangan setiap hari ketika mereka mencoba menggapai mainan , berlatih split, atau jungkir balik. Masalah Menetap Persentase anak-anak yang overweight berlipat ganda selama lebih dari 30 tahun. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi epidemi ini, anak-anak melakukan kegiatan duduk terus menerus dibandingkan yang seharusnya. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), secara rata-rata anak-anak melakukan kegiatan menonton televisi selama 3 jam sehari. Dan menurut Kaiser Family Foundation ratarata anak-anak menghabiskan 5,5 jam pada semua jenis media. Anak-anak yang lebih kecil seharusnya tidak non aktif dalam jangka waktu yang lama diatas 1 jam kecuali dalam keadaan tidur. Sedangkan untuk anak-anak usia sekolah seharusnya tidak non aktif dalam jangka waktu yang lebih lama dari 2 jam. Salah satu jalan terbaik untuk anak-anak agar lebih aktif adalah membatasi waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang memerlukan duduk terus menerus, khususnya menonton televisi atau bermain video game. Rekomendasi AAP menyatakan bahwa anak-anak dibawah umur 2 tahun semestinya tidak menonton televisi sama sekali dan adanya waktu penayangan dari program televisi berkualitas untuk anak-anak tidak lebih dari 1-2 jam setiap harinya untuk anak-anak diatas 2 tahun. Seberapa perlu olahraga? Orangtua harus memastikan bahwa anak-anak mereka perlu olahraga yang cukup. Yang jadi pertanyaan, seberapa cukupkah olahraga untuk anak-anak? Berdasarkan tatalaksana dietary dari U.S Department of Agriculture (USDA) dan Department of Health and Human Services (HHS), semua anak-anak yang berumur 2 tahun atau lebih harus mendapatkan paling sedikit 60 menit olahraga yang intensitasnya sedang hinga bersemangat, sebaiknya dilakukan setiap hari. Sebagai tambahan untuk menyediakan diet yang seimbang dan sehat, tatalaksana dietary juga menyarankan anak-anak untuk mengkonsumsi lebih banyak buah-buahan, sayuran, dan whole grains.

Dibawah ini adalah kegiatan-kegiatan yang direkomendasikan untuk anak-anak, berdasarkan National Association for Sport and Physical Education (NASPE) : Umur Infant Toddler Preschooler Minimum Daily Activity Tidak ada persyaratan 1,5 jam 2 jam

Usia sekolah 1 jam atau lebih

Komentar Kegiatan fisik dapat mendorong perkembangan motoriknya 30 menit kegiatan fisik yang direncanakan DAN 60 menit kegiatan y terstruktur (bermain bebas) 60 menit kegiatan fisik terencana DAN 60 menit kegiatan yang tidak (bermain bebas) Dipisah menjadi setiap 15 menit atau lebih

Membesarkan anak yang Sehat Memadukan kegiatan fisik secara teratur dengan diet yang sehat adalah kunci untuk pola hidup yang sehat. Berikut adalah beberapa tips yang bisa digunakan dalam membesarkan anak yang sehat :

Membantu anak untuk berpartisipasi dalam berbagai macam kegiatan yang sesuai dengan umurnya. Membuat skedul untuk kegiatan fisik dengan teratur. Menyatukan kegiatan menjadi kegiatan yang rutin, seperti menggunakan tangga dibandingkan dengan lift. Terapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat dijadikan acuan buat keluarga. Terapkan dengan cara yang menyenangkan, sehingga anak akan terus mencoba lagi. (DO)

Direview oleh : Mary L. Gavin, MD Tanggal review : April 2008 Sumber : http://kidshealth.org/parent/nutrition_fit/fitness/exercise.html

OLAH RAGA ANAK < 5 TAHUN.

Ada orang tua yang beranggapan bahwa anak akan selalu sehat bila ia cukup nutrisi atau banyak makan makanan yang bergizi dan selalu terjaga kebersihannya. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar mengingat ada satu hal penting yang dapat diterapkan orang tua agar anaknya dapat sehat selalu yakni dengan olahraga/fitnes teratur pada anak. Emang anak perlu olahraga?. Welll so pastilah Perkembangan TV, videogames dll membuat anak menjadi kurang aktif dan lebih banyak duduk di depan televisi atau alat mainnya ketimbang bergerak. Untuk itu, penting bagi orang tua untuk mengajak anaknya BERGERAK terutama berolah raga

Mengapa begitu? Well see for your self Olah raga atau fitnes pada anak ternyata merupakan suatu investasi jangka panjang yang baik untuk kesehatan dan kehidupan anak berikutnya. Anak-anak yang banyak berolah raga dan banyak beraktivitas, banyak bergerak memiliki kemungkinan untuk tetap sehat dan aktif selama masa hidupnya. Selain itu anak seperti itu juga memiliki resiko lebih rendah untuk menderita penyakit jantung, stroke, hipertensi maupun diabetes pada kelak kehidupannya ketika ia dewasa. Olah raga tidak hanya menghindarkan sang anak dari berbagai penyakit jasmani, namun juga membawa anak untuk lebih percaya diri, memiliki perilaku hidup sehat, dan memiliki penghargaan terhadap dirinya sendiri. Anak dengan aktifitas fisik yang teratur pada berbagai usia lebih bisa bergaul, bermain dan berhubungan dengan orang lain serta lebih berani menghadapi tantangan bila dibandingkan dengan anak yang kurang beraktifitas fisik. Selain itu olah raga pada anak juga membuat orang tua menjadi lebih aktif, lebih banyak bergerak dan mengurangi waktu-waktunya untuk duduk dan beristirahat. Hal ini karena untuk membiasakan anak agar mau olah raga teratur membutuhkan orang tua sebagai contoh dalam melakukannya. Bila orang tua malas-malasan dan tidak suka berolah raga, maka tidak ada gunanya memaksa atau menyuruh putraputrinya untuk berolah raga.

Olah raga teratur dapat membantu anak dengan gangguan kesehatan kronis misalnya asma pada anak atau gangguan dan cacat fisik anak untuk belajar dan lebih banyak bergerak. Bermain di air, berlari di lapangan dan bergerak membantu anak dengan asma untuk lebih bisa mengatur nafas dan mengurangi frekuensi serangan asma. Anak dengan cacat fisik, bila banyak berolah raga dan banyak bergerak dapat membantunya untuk lebih mengenal lingkungan, lebih berinteraksi dan lebih melatih bagian-bagian lain dari tubuhnya yang masih dapat digunakan sehingga mampu menonjolkan kemampuan dirinya sendiri dibandingkan kekurangannya. Hal ini akan membawa anak lebih percaya diri dan lebih mampu menghadapi kekurangan yang dimilikinya.

Mengingat banyaknya manfaat olah raga untuk anak bahkan pada usia dini, maka ada baiknya bila orang tua mulai melakukan dan melatih anak untuk berolah raga secara teratur agar anak dapat tetap fit dan sehat. Namun masalahnya hanya sedikit orang tua yang mengerti dan memahami olahraga macam apa dan seperti apa yang dapat dilakukan pada anaknya yang masih kecil.

USIA 2-3 tahun


Olah raga dapat dimulai sejak sang anak mulai dapat bergerak, berjalan dan berlari dengan mantap. Umumnya hal ini dicapai pada anak berusia 1,5- 2 tahun. Pada usia dini seperti ini, anak dapat mulai diperkenalkan dengan olahraga atau aktifitas fisik yang dilakukan secara teratur. Anak dapat mulai dengan banyak bermain dan mempelajari hal-hal baru yang ditemuinya. Dengan memberikan semangat pada anak untuk aktif bermain (bahkan pada usia yang sangat muda sekalipun), orang tua dapat membantu anak untuk melakukan olahraga dan aktifitas fisiknya.

Anak di usia 2-3 tahun cenderung untuk suka bermain dalam tingkah laku atau permainan yang tidak terstruktur. Maksudnya bermain dengan bebas, tidak teratur, tidak terstruktur dan tanpa peraturan yang memusingkan. Pada usia seperti ini, olah raga dapat dilakukan sambil mengajak anak bermain misalnya berlari-lari kecil mengejar mainan, mendorong ayunan, bermain pasir, bermain air atau melakukan banyak gerakan yang menurut mereka menyenangkan namun juga secara fisik menyehatkan. Pada usia 2 tahun, anak yang aktif dan sehat akan mulai belajar untuk melompat dengan kedua kakinya, melompat dengan satu kaki, berjalan cepat, meloncat dan berlari. Sedangkan anak pada usia 3 tahun dapat melakukan hal tersebut dan dapat mengubah arah gerakannya misalnya belok kanan, kiri, arah depan atau belakang. Dengan kemampuan seperti diatas, anda dapat melatih putra putri anda berolah raga dengan mengajaknya berlari-lari kecil tiap hari sekitar 5-10 menit. Lakukan dengan teratur tiap hari walau bukan dalam jam yang sama. Lakukan variasi gerakan dan ajaklah anak untuk selalu berbicara dan berkomunikasi dengan anda sambil anda melakukannya. Hal ini disamping bagus untuk perkembangan gerak motorik anak, juga dapat membuat anak lebih gembira dan lebih sehat. Beberapa ahli mengatakan bahwa sejak usia ini anak dapat diajarkan untuk mulai belajar berenang, senam, bermain baseball atau berbagai permainan yang memiliki aturan permainan. Namun umumnya anak cenderung lebih suka bermain saja. Untuk itu, bila berada di air, anda dapat mengajaknya untuk belajar berjalan di air, mengambang, bermain kapal-kapalan dan meniupnya sampai ke ujung, maupun hanya sekedar berendam dan menggerak-gerakkan tangannya. Yang harus diingat bahwa, anak pada usia ini cenderung lebih suka bermain sehingga inti dari semua gerakan fisik atau olah raga yang dilakukan harus memiliki unsur bermain dan rasa senang. Dan itulah olah raga bagi anak-anak.

USIA 4-5 tahun


Anak pada usia 4 dan 5 tahun dapat bermain dalam aturan yang lebih terkoordinasi dan dapat bermain dalam permainan-permainan dengan peraturan yang lebih banyak. Anak pada usia ini dapat bermain dan belajar menggelindingkan bola, menangkap bola, dan bahkan bermain sepeda roda 3 walaupun mereka umumnya belum mampu membedakan daerah-daerah mana yang berbahaya dan tidak untuk bermain. Untuk itu, selalu katakan dan perhatikan dimana sang anak bermain. Bila si anak bermain dekat jalan raya atau tempat yang

membahayakan, selalu ingatkan dan katakan untuk menjauhinya. Awasi, larang dan pindahkan anak bila ia mulai bermain di tempat-tempat yang berbahaya. Bermain di dalam air mungkin masih dapat menarik perhatian mereka. Berenang juga sudah mulai dapat anda ajarkan. Belilah pelampung yang dapat membuatnya mudah mengapung. Sebaiknya anda membelikan semacam jaket pelampung bila anda ingin mengajarkan putra-putri anad belajar berenang pada usia ini. Permainan lain seperti menari, bermain ski maupun ice skating juga dapat mulai diajarkan. Sepak bola, baseball, bermain sembunyi-sembunyian, atau permainan lain yang dilakukan pada usia 2-3 tahun juga dapat diterapkan. Yang penting, anak anda merasa senang melakukannya. Jika mereka tidak suka, tanyakan mengapa mereka tidak suka kemudian gantilah pemainan. Dalam Permainan seperti sepakbola basebal atau permainan dengan banyak peraturan umumnya membuat anak merasa harus bertanding dan bersaing dengan yang lain. Hal ini membuat anak merasa tertekan dan mungkin malakukan hal-hal yang melukai dirinya sendiri untuk menyenangkan orang tuanya. Buatlah anak mengerti dan memahami bahwa apapun yang dilakukannya saat itu, adalah suatu permainan dan itu untuk bersenang-senang. Pastikan juga bahwa aktifitas fisik yang anak anda lakukan tidak terlalu berlebihan atau terlalu banyak dan dalam waktu-waktu bebas dimana ia dapat melakukannya sesuka hatinya. Yang penting dilakukan secara reguler, dalam artian setiap hari anak bergerak dan beraktifitas olah raga yang menyenangkan itu walau hanya 15 menit saja.
* IAN/RHM
http://www.dr-eams.com/olah-raga-anak-5-tahun/

Permainan Tradisional
Oleh: AsianBrain.com Content Team
Permainan tradisional sudah hampir terpinggirkan dan tergantikan dengan permainan modern. Hal ini terjadi terutama di kota-kota besar. Sebaiknya ada upaya dari orang-orang tua/dewasa yang pernah mengalami fase bermain permainan tradisional untuk memperkenalkan dan melestarikan kembali permainan tradisional. Sebab, permainan-permainan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa, fisik, dan mental anak.

Pengaruh dan manfaat permainan tradisional terhadap perkembangan jiwa anak

Anak menjadi lebih kreatif Permainan tradisional biasanya dibuat langsung oleh para pemainnya. Mereka menggunakan barang-barang, benda-benda, atau tumbuhan yang ada di sekitar para pemain. Hal itu mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat-alat permainan. Selain itu, permainan tradisioanal tidak memiliki aturan secara tertulis. Biasanya, aturan yang berlaku, selain aturan yang sudah umum digunakan, ditambah dengan aturan yang disesuaikan dengan kesepakatan para pemain. Di sini juga terlihat bahwa para pemain dituntut untuk kreatif menciptakan aturan-aturan yang sesuai dengan keadaan mereka.

Bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak Saat bermain, anak-anak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa, dan bergerak. Kegiatan semacam ini bisa digunakan sebagai terapi untuk anak-anak yang memerlukannya kondisi tersebut.

Mengembangkan kecerdasan majemuk anak


o

Mengembangkan kecerdasan intelektual anak Permainan tradisional seperti permainan Gagarudaan, Oray-Orayan, dan Pa Cici-Cici Putri mampu membantu anak untuk mengembangkan kecerdasan intelektualnya. Sebab, permainan tersebut akan menggali wawasan anak terhadap beragam pengetahuan.

Mengembangkan kecerdasan emosi dan antar personal anak Hampir semua permainan tradisional dilakukan secara berkelompok. Dengan berkelompok anak akan: 1. mengasah emosinya sehingga timbul toleransi dan empati terhadap orang lain, 2. nyaman dan terbiasa dalam kelompok.

Beberapa permainan tradisional yang dilakukan secara berkelompok di antaranya: 3. Bebentengan, 4. Adang-Adangan, 5. Anjang-Anjangan 6. Kasti. Mengembangkan kecerdasan logika anak Beberapa permainan tradisional melatih anak untuk berhitung dan menentukan langkah-langkah yang harus dilewatinya, misalnya: 1. Engklek 2. Congkak 3. Macan/Dam Daman 4. Lompat tali/Spintrong 5. Encrak/Entrengan 6. Bola bekel 7. Tebak-Tebakan Mengembangkan kecerdasan kinestetik anak Pada umumnya, permainan tradisional mendorong para pemainnya untuk bergerak, seperti melompat, berlari, menari, berputar, dan gerakan-gerakan lainnya. Contoh permainannya adalah: 1. Nakaluri 2. Adang-Adangan 3. Lompat tali 4. Baleba 5. Pulu-Pulu 6. Sorodot Gaplok 7. Tos Asya 8. Heulang jeung Hayam 9. Enggrang Mengembangkan kecerdasan natural anak Banyak alat-alat permainan yang dibuat/digunakan dari tumbuhan, tanah, genting, batu, atau pasir. Aktivitas tersebut mendekatkan anak terhadap alam sekitarnya sehingga anak lebih menyatu terhadap alam. Contoh permainannya adalah: 1. Anjang-Anjangan/dadagangan dengan membuat minyak dari daun bunga sepatu, mie baso terbuat dari tumbuhan parasit berwarna kuning yang bisanya tumbuh di tumbuhan anak nakal. 2. Mobil-mobilan terbuat dari kulit jeruk bali 3. Engrang terbuat dari bambu 4. Encrak menggunakan batu

5. Bola sodok menggunakan bambu 6. Parise terbuat dari bambu 7. Calung terbuat dari bambu 8. Agra/sepak takraw, bolanya terbuat dari rotan Mengembangkan kecerdasan spasial anak Bermain peran dapat ditemukan dalam permainan tradisional Anjang-Anjangan. Permainan itu mendorong anak untuk mengenal konsep ruang dan berganti peran (teatrikal). Mengembangkan kecerdasan musikal anak Nyanyian atau bunyi-bunyian sangat akrab pada permainan tradisional. Permainan-permainan yang dilakukan sambil bernyanyi di antaranya: 1. Ucang-Ucang Angge 2. Enjot-Enjotan 3. Calung 4. Ambil-Ambilan 5. Tari Tempurung 6. Berbalas Pantun 7. Wayang 8. Pur-Pur Sadapur 9. Oray-Orayan Mengembangkan kecerdasan spiritual anak 1. Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang dan kalah. Namun menang dan kalah ini tidak menjadikan para pemainnya bertengkar atau minder. Bahkan ada kecenderungan, orang yang sudah bisa melakukan permainan mengajarkan tidak secara langsung kepada teman-temannya yang belum bisa. 2. Permainan tradisional dilakukan lintas usia, sehingga para pemain yang usianya masih belia ada yang menjaganya, yaitu para pemain yang lebih dewasa. 3. Para pemain yang belum bisa melakukan permainan dapat belajar secara tidak langsung kepada para pemain yang sudah bisa, walaupun usianya masih di bawahnya. 4. Permainan tradisional dapat dilakukan oleh para pemain dengan multi jenjang usia dan tidak lekang oleh waktu. 5. Tidak ada yang paling unggul. Karena setiap orang memiliki kelebihan masing-masing untuk setiap permainan yang berbeda. Hal tersebut meminimalisir pemunculan ego di diri para pemainnya/anak-anak.

http://www.anneahira.com/permainan/permainan-tradisional.htm

Permainan Anak
Oleh: AsianBrain.com Content Team "Permainan anak tidak terlepas dengan masa kanak-kanak yang indah dan menggembirakan." --Filosof Anak-Apabila kita ditanya tentang masa kanak-kanak, tentu kita akan dengan suka cita menceritakan berbagai pengalaman menyenangkan yang pernah dialami. Semuanya begitu indah dan menggembirakan. Mengapa demikian? Karena masa kanak-kanak adalah masa bermain. Hampir atau bahkan semua aktivitas anakanak adalah bermain! Namun masih ada orang tua yang beranggapan bahwa bermain adalah aktivitas membuang-buang waktu. Mereka lebih suka melihat anaknya belajar dengan duduk rapih tanpa keributan, daripada bergerak (moving) dan bersuara (noice). Bermain cara efektif untuk belajar Padahal, jika semua orangtua tahu dan menyadari bahwa aktivitas gerak dan suara anak (bisa disebut bemain) adalah cara yang paling efektif untuk anak belajar sesuatu. Sebab, bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Lewat permainan, anak akan mengalami rasa bahagia. Dengan perasaan suka cita itulah syaraf/neuron di otak anak dengan cepat saling berkoneksi untuk membentuk satu memori baru. Itulah sebabnya mengapa anak-anak dengan mudah belajar sesuatu melalui permainan. Perlunya bermain

Belajar dari permainan (Learning by playing) Permainan seharusnya memiliki nilai seimbang dengan belajar. Anak dapat belajar melalui permainan (learning by playing). Banyak hal yang dapat anak pelajari dengan permainan, keimbangan antara motorik halus dan motorik kasar sangat memengaruhi perkembangan psikologi anak. Seperti kata Reamonn O Donnchadha dalam bukunya The Confident Child "Permainan akan memberi kesempatan untuk belajar menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus belajar memecahkan masalah". Permainan mengembangkan otak kanan Disamping itu tentu saja anak mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya berhadapan dengan teman sebayanya dan mengembangkan perasaan realistis akan dirinya. Bermain melalui permaianan memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan otak kanan, kemampuan yang mungkin kurang terasah di sekolah maupun di rumah.

Permainan mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak Dalam permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi yang menenpatkan dirinya sebagai mahluk sosial. Anak mempelajari nilai keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu kelompok. Ketika anak memainkan peran 'baik' atau 'jahat' membuat anak kaya akan pengalaman emosi, anak akan memahami perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari situasi yang dia hadapi.

Dengan kegiatan bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk mempraktikkan rasa percayanya kepada orang lain dan kemampuan dalam bernegosiasi, memecahkan masalah (problem solving) atau sekedar bergaul dengan orang sekitarnya. Jenis permainan Pada dasarnya, semua jenis permainan mempunyai tujuan yang sama yaitu bermain dengan menyenangkan! Yang membedakan adalah pengaruh atau efek dari jenis permainan tersebut. Ada dua jenis permainan, yaitu: Permainan Aktif dan Permainan Pasif. Permainan aktif dan pasif iini hendaknya dilakukan dengan seimbang.

Permainan olah raga (sport): Bagi orang dewas, olah raga bukan lagi menjadi sebuah permainan tetapi sesuatu yang serius dan kompetitif. Namun bagi anak, olah raga bisa menjadi satu permainan yang menyenangkan yang mengandung kesenangan, hiburan, dan bermain, tetapi tidak juga terlepas dari unsur partisipatif dan keinginan untuk unggul. Dalam permainan olah raga anak mengembangkan kemampuan kinestetik dan pengembangan motivasi untuk menunjukkan keungulan dirinya (penekanan bukan pada persaingan tapi pada kemampuan) memberi kekuatan pada dirinya sendiri serta belajar mengembangkan diri setiap waktu. Permainan perkelahian (body contact): Jenis permainan ini termasuk permainan modern, tapi banyak orang tua maupun guru memandangnya skeptic dan cemas, ini beralasan dari efek yang mungkin serius. Permainan ini merupakan jenis permainan modifikasi yang menuntut keseriusan anak untuk memenuhi kebutuhan akan kekuasaan. Hal tersebut sehat dan positf bagi anak, berguna untuk menguji keunggulan dan kekuatan di lingkungan sekitar. Jenis permainan ini adalah untuk menguji kemampuan dan pemikiran anak dalam dunia nyata dengan segala akibatnya.

Katagori permainan pasif

Permainan mekanis Seiring perkembangan, jaman dan teknologi memberi pengaruh besar dalam perkembangan jenis permainan untuk anak. Alat teknologi canggih seperti komputer bukan lagi milik orang dewasa, tapi telah menjadi barang biasa buat anak-anak.

Berbagai games atau permainan virtual telah tersedia di dalamnya (computer). Bermain computer tidak sama dengan bermain bersama teman, anak bermain sendiri dengan kesenangannya. Sisi negatif Sisi negatif permainan mekanis ini adalah kurangnya pembentukan sikap anak untuk menerima dan memberi (take and give). Anak memegang kendali penuh atas 'teman mainnya' dan 'si teman mainnya' akan melakukan apapun yang diinginkan anak. Kendali penuh ini akan menimbulkan reaksi serius bila anak menyalurkannya dalam pertemanan di lingkungan sosialnya. Sisi positif Namun, hal positif anak memiliki keterampilan komputer yang akan diperlukan anak sebagai sarana hidupnya.

Permainan fantasi Fantasi merupakan praktik permainan yang khusus dilakukan sendiri. Anak dapat membentuk dunia sesuai dengan keinginannya (imaginasi).Sebaiknya, orang tua tidak memaksa anak untuk selalu bermain dengan teman-temannya karena akan menciptakan kesan bahwa bermain sendiri itu salah. Permainan fantasi selain proses kreatif mengembagkan kemampuan sisi otak kanan, juga untuk pembentukan kecerdasan interpersonal (salah satu dari delapan kecerdasan teori multiple intelligence, Howard Garner)

http://www.anneahira.com/permainan/index.htm

Anda mungkin juga menyukai