Anda di halaman 1dari 12

OBLIGASI

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 Nama: Nur Qalbi Namla Elfa Syariati Nurisnaeni seftiani Mutmainnah Yuliana Adila Lutfi

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR T.A 2012

OBLIGASI
Pada ilmu keuangan, bond atau obligasi merepresentasikan pinjaman yang diberikan oleh investor kepada perusahaan atau pihak berkepentingan lainnya yang telah mengeluarkan obligasi untuk menarik dana segar tanpa harus menyerahkan kendali manajemen perusahaan. Pemegang obligasi sebagai timbal balik memegang surat utang/obligasi. Menurut Arthur OSullivan dan Sheffrin (2003), obligasi adalah: In finance, a bond is a debt security, in which the authorized issuer owes the holders a debt and, depending on the terms of the bond, is obliged to pay interest (the coupon) and/or to repay the principal at a later date, termed maturity. A bond is a formal contract to repay borrowed money with interest at fixed intervals.

Pemegang surat utang tidak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Akan tetapi mereka mendapatkan pendapatan tetap dari investasi mereka. Pendapatan ini, yang mana dinyatakan sebagai tingkat bunga dari obligasi, disebut sebagai bunga kupon dan merupakan persentase dari harga penawaran awal dari obligasi.

Obligasi dikeluarkan pada kurun waktu tertentu. Ketika obligasi memasuki waktu akhir dari perjanjian dan investasi awal telah kembali, obligasi dikatakan telah mencapai masa akhir. Obligasi bisa berumur 30 tahun untuk berakhir masa peminjaman. Waktu akhir dan kemampuan dari penerbit obligasi untuk memenuhi kewajiban pembayarannya adalah dua elemen paling penting yang diperhatikan oleh investor untuk membeli surat obligasi mereka.

Setiap obligasi membawa resiko tersendiri ketika pembayaran yang dijanjikan tidak akan dibayar secara penuh atau tepat waktu. Seiring dengan ketidakpastian pembayaran meningkat,

investor menginginkan tingkat pengembalian yang tertinggi sebagai ganti dari perkiraan resiko besar yang dihadapi.

Pembeli obligasi yang potensial bisa mencari tahu kemampuan penerbit obligasi untuk memenuhi kewajiban pembayaran utangnya dengan memperhatikan tingkat obligasi yang dikeluarkan oleh bursa. Rating A mengindikasikan tingginya keinginan untuk membayar kembali dan dengannya akan memberikan penerbit obligasi kesempatan untuk menjual obligasinya dengan tingkat pengembalian yang lebih rendah daripada yang memilik rating lebih rendah. Obligasi seperti halnya saham berfluktuasi pada nilai pasarnya dan jika dijual pada masa akhir bisa menghasilkan pendapatan atau bahkan kerugian pada nilai dasar yang dibeli.

Baik obligasi dan saham adalah sekuritas, akan tetap perbedaan terbesarnya dari dua sekuritas diatas adalah pemegang saham akan mempunyai kekayaan dalam perusahaan atau mereka menjadi pemilik, sementara pemegang obligasi mempunyai piutang pada perusahaan. Perbedaan lainnya adalah obligasi mempunyai waktu hidup yang setelah lewat masanya akan tidak berlaku lagi, sementara saham tidak akan dibatasi masa kepemilikannya. Pengecualian hanya pada consol bond, yang merupakan obligasi tanpa masa akhir.

Fitur-fitur dalam Obligasi

Dalam obligasi terdapat beberapa faktor penting yang harus diperhatikan yaitu:

1. Nominal, merupakan nilai dimana penerbit obligasi membayar bunga. 2. Harga Penawaran, merupakan harga dimana investor membeli obligasi ketika obligasi itu pertama kali dikeluarkan yang biasanya sama dengan nilai nominalnya.

3. Masa Berlaku, merupakan tanggal dimana penerbit obligasi harus membayar nilai nominalnya. 4. Kupon, merupakan tingkat bunga yang penerbit obligasi bayar terhadap pemegang obligasi. Biasanya tingkat bunga ini adalah tetap sepanjang umur obligasi tersebut. Kupon juga bisa bervariasi tergantung pada indeks pasar. 5. Kualitas, merupakan terkait dengan kualitas penerbit obligasi untuk membayar kewajibannya kepada pemegang obligasi tepat waktu. 6. Tanggal Kupon, merupakan tanggal dimana penerbit obligasi membayar kupon kepada pemegang obligasi.

Jenis-jenis Obligasi

Jenis-jenis obligasi bisa dibedakan dalam beberapa jenis, tergantung dimana kita melihatnya, diantaranya dari cara pengalihannya, jangka waktu, jaminan atas obligasi dan bungan yang dibayarkan. Adapun jenis-jenis obligasi lebih lanjut akan dibahas lebih lanjut.

1. Obligasi Berdasarkan Cara Pengalihannya

a. Obligasi atas unjuk, yang pada umumnya obligasi di Indonesia berbentuk seperti ini. Ciri-cirinya adalah: tidak ada nama pemilik dalam sertifikat obligasi, kupon bunga tercantum dalam sertifikat, dan mudah dipindahtangankan. b. Obligasi atas nama, pada obligasi atas nama untuk pokok pinjaman, nama pemilik dan kupon bunga tercantum dalam sertifikat, sedangkan obligasi atas nama untuk bunga, nama pemilik tidak tercatat dalam sertifikat.

2. Obligasi Berdasarkan Jaminan yang Diberikan

a. Guaranted bond(jaminan obligasi) obligasi ini biasanya dikeluarkan oleh perusahaan kecil yang kekurangan dana, tapi terafiliasi atau merupakan anak perusahaan dari perusahan yang lebih besar. Perusahaan besar inilah yang memberikan jaminan obligasi. b. Mortgage bond, atau obligasi dengan jaminan hipotik. Nilai jaminan yang diberikan perusahaan penerbit obligasi tentu melebihi dari obligasi yang diterbitkan. c. Collateral trust bond, obligasi ini dijamin dengan efek yang dimiliki emiten dalam bentuk pertofolio. d. Equipment trust bond, jaminan yang diberikan bagi pemegang obligasi ini adalah berupa equipment yang dimiliki oleh perusahaan penerbit obligasi dan equipment tersebut digunakan sehari-hari.

Adapula obligasi yang tanpa jaminan yaitu:

a. Debenture bond, pada obligasi ini tidak ada asset yang menjadi jaminan kecuali kejujuran, nama baik, dan kesediaan membayar seperti obligasi pemerintah. b. Subordinate debenture, biasanya memiliki tingkat klaim yang lebih rendah dari semua obligasi emiten yang beredar. Obligasi ini bunganya sangat tinggi, karena tingkat resiko tinggi dan keamanannya paling rendah.

3. Obligasi Berdasarkan Cara Penetapan dan Pembayaran Bunga

a. Obligasi dengan bunga tetap, yang memberikan bunga tetap yang dibayar setiap periode tertenu, dan pada waktu jatuh tempo pokok pinjaman dibayarkan kepada pemegang obligasi. b. Obligasi dengan bunga tidak tetap, dimana penetapan bunga dari obligasi ini bermacam-macam, misalnya bunga dikaitkan dengan indeks atau tingkat bunga deposito. c. Obligasi tanpa bunga, obligasi ini hanya mendapatkan selisih dari nilai jatuh tempo dan nilai pembelian. d. Perpetual bond, dimana obligasi tanpa masa jatuh tempo, sehingga perusahaan tidak mempunyai kewajiban mengembalikan utang kecuali jika perusahaan dilikuidasi. Keuntungan yang diharapkan berasal dari bunga periodik.

Obligasi yang Diterbitkan dengan Mata Uang Asing

Beberapa perusahaan, bank, pemerintah dan monarki mungkin akan memilih untuk mengeluarkan obligasi dengan mata uang asing karena mata uang asing dianggap lebih stabil dan bisa diprediksi dari pada mata uang local mereka. Mengeluarkan obligasi dengan nilai tertentu pada mata uang asing akan memberikan penerbit obligasi kemampuan untuk mengakses modal investasi yang tersedia di pasar asing. Proses penerbitan obligasi ini juga bisa digunakan sebagai cara untuk menembus pasar asing, atau bisa dikonversi kepada mata uang local dari perusahaan penerbit untuk digunakan pada operasi yang sedang berjalan melalui penggunaan foreign exchange swap hedges. Obligasi dengan penerbit asing juga bisa digunakan sebagai lindung nilai dari resiko nilai tukar.

Perdagangan dan Penilaian Obligasi

Tingkat bunga yang penerbit obligasi harus bayar dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tingkat bunga pasar tertentu, waktu hidup obligasi dan kemampuan bayar dari penerbit. Faktor-faktor ini tampaknya seiring waktu terus berubah, karenanya harga pasaran dari obligasi akan bervariasi setelah pertama diterbitkan. Harga ini ditunjukkan melalui persentase dari nilai nominalnya. Harga pasar dari obligasi adalah nilai sekarang dari seluruh bunga masa depan yang diharapkan dan pembayaran prinsipil dari obligasi yang didiskonto pada bonds redemption yield, atau rate of return.

Berinvestasi pada Obligasi

Obligasi dibeli dan diperdagangkan oleh institusi-institusi seperti Bank Sentral, sovereign wealth funds, dana pension, perusahaan asuransi, dan bank-bank. Kebanyakan individual yang ingin memiliki obligasi melakukannya melalui bond funds. Akan tetapi di USA, hampir 10% dari seluruh obligasi yang ada dipegang oleh rumah tangga. Kadang kala, pasar obligasi meningkat (sementara imbal hasil menurun) ketika pasar saham mengalami penurunan. Lebih relevan lagi, ketidakseimbangan obligasi (khususnya obligasi jangka pendek dan menengah) lebih rendah daripada saham. Karenanya obligasi pada umumnya dilihat sebagai investasi yang aman daripada saham, tapi persepsi ini hanya sebagian yang benar. Obligasi juga menghadapi ketidakseimbangan pada masa-masa akhirnya, dan pembayaran bunga dari obligasi juga kadang lebih tinggi dari level umum pembayaran dividen. Obligasi juga bersifat lancar atau cair, maksudnya adalah mudah untuk menjual investasi obligasi walaupun tidak semudah menjual saham.

Karakteristik Obligasi: 1. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo. 2. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase. 3. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi Kupon / bunga nya. 4. Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia.

Harga Obligasi: Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal. Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu: 1. Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.

2. at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta. 3. at discount (dengan Discount): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.

Yield Obligasi: Pendapatan atau imbal hasil atau returnyang akan diperoleh dari investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor harus mempertimbangkan besarnya yieldobligasi, sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima. Ada 2 (dua) istilah dalam penentuan yield yaitu current yield dan yield to maturity. 1. Currrent yield adalah yield yang dihitung berdasrkan jumlah kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut. Current yield = Contoh: Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal Rp 1.000.000.000, maka: Current Yield = Rp 170.000.000 atau 17% Rp 980.000.000 = 17.34% 98%

2. Sementara itu yiled to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian atau pendapatan yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula YTM yang seringkali digunakan oleh para pelaku adalah YTM approximation atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut: YTM approximation = C+ RP n R+P 2 Keterangan: C = kupon n = periode waktu yang tersisa (tahun) R = redemption value P = harga pemeblian (purchase value) Contoh: Obligasi XYZ dibeli pada 5 September 2003 dengan harga 94.25% memiliki kupon sebesar 16% dibayar setiap 3 bulan sekali dan jatuh tempo pada 12 juli 2007. Berapakah besar YTM approximationnya? C = 16% n = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3.853 tahun R = 94.25% P = 100% x 100%

YTM approximation

= 16 + 100 94.25 3.853 = 100 + 94.25 2 = 18.01 %

KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan, obligasi mudahnya dapat dianggap sebagai pinjaman yang mana penerbit adalah peminjam (debitur), pemegang adalah pemberi pinjaman (kreditur), dan kupon adalah bunganya. Obligasi memberikan peminjam dana dari eksternal untuk investasi jangka panjang atau pada kasus obligasi pemerintah, untuk membiayai belanja modal. Obligasi juga harus dibayar kembali pada interval waktu tertentu pada periode waktu tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Martono: Harjito. Agus. (2004). Manajemen Keuangan, Ekonisia, Yogyakarta O'Sullivan, Arthur; Sheffrin, Steven M. (2003). Economics: Principles in action. Upper Saddle River, New Jersey 07458: Pearson Prence Hall. pp. 197,507.

Anda mungkin juga menyukai