Anda di halaman 1dari 9

Resume Teori Akuntansi Nama : Berlina Ayu Suryana NIM : 142090235

Pendekatan Tradisional untuk Perumusan Teori Akuntansi


Pendekatan tradisional merupakan riset konvensional dan bukannya riset aliran baru yang mengandalkan pemikiran trdisional untuk merumuskan kerangka akuntansi konseptual. Kita dpat membedakan beberapa pendekatan tersebut menjadi : 1. Pendekatan nonteoritis 2. Pendekatan deduktif 3. Pendekatan induktif 4. Pendekatan secara etis 5. Pendekatan sosiologi 6. Pendekatan ekonomi

1. Hakikat Akuntansi : Berbagai Gambaran


Akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian dan kengikhtisaran dengan aturan baku dan dalam satuan uang, transaksi dan peristiwa yang paling tidak sebagian darinya, memiliki karakter keuangan dan selanjutnya interpretasi atas hasilnya Akuntansi merupakan ativitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai entitas ekonomi yang dimaksudkan untuk dapat memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan dan dalam membuat pilihan logis di antara serangkaian tindakan. Para akuntan menggunakan gambaran yang berbeda-beda dari suatu proses akuntansi dalam menguraikan teori akuntansi yang juga berbeda-beda. Sebelum memeriksa pendekatan tradisional dalam merumuskan teori akuntansi, akan berguna jika kita mempelajari pula beberapa gambaran yang telah membentuk perkembangan akuntansi keuangan. 1.1 Akuntansi sebagai ideologi Ideologi merupakan pandangan umum yang terlepas dari wawasan yang parsial dan mungkin penting, mencegah kita untuk memahami masyarakat di mana kita tinggal dan kemungkinan untuk mengubahnya. Hal-hal tersebut merupakan pandangan umum yang berhubungan dengan titip pandangan dari kelas-kelas.

Akuntansi dipandang sebagai suatu fenomena ideologi sebagai suatu sarana untuk mempertahankan dan melegitimasi aturan-aturan sosial, ekonomi dan politik yang berlaku saat ini. Presepsi akuntansi sebagai instrumen rasionalitas ekonomi digambarkan dengan sangat baik oleh weber, yang mendefinisikan resionalitas formal dari suatu tindakan ekonomi sebagai tingkat sampai sejauh mana perhitungan kuantitatif atau akuntansi mungkin dilakukan secara teknis dan secara nyata dapat diterapkan 1.2 Akuntansi sebagai bahasa Akuntansi dipandang suatu bahasa bisnis. Akuntansi adalah suatu alat mengomunikasikan informasikan suatu bisnis. Persepsi akuntansi sebagai suatu bhasa ditekankan dalam banyak buku teks akuntansi yang paling terkenal. Presepsi akuntansi sebagai bahsa ini juga diakui oleh profesi akuntansi, yang menerbitkan bulentin terminologi akuntansi. Hal ini juga diakui dalam literatur empiris, yang mencoba untuk mengukur komunikasi dari konsep akuntansi. Definisi lain menuntukan bahwa terdapat dua komponen dari bahas, yaitu simbol dan aturan tata bahasa. Jadi, pengakuan akuntansi sebagai bahasa terletak pada indentifikasi dari kedua komponen tersebut sebagai dua tingkat dalam akuntansi. 1. Simbol atau karakter leksikal dari suatu bahasa adalah unit-unit atau kata-kata yang memiliki arti dan dapat diidentifikasikan dalam bahasa manapun. 2. Aturan tata bahasa dari suatu bahasa mengacu pada ngeturan sintaktis pada bahsa apa pun. 1.3 Akuntansi sebagai catatan historis Umumnya akuntansi telah dipandang sebagai suatu sarana penyediaan sejarah/historis suatu organisasi dan transaksi-transaksinya dengan likungannya. Baik bagi pemilik manapun pemegang saham perusahaan, pencatatan akuntansi menyediakan suatu sejarah kepengurusan manajer terhadap sumber daya pemilik. Konsep kepengurusan pada dasarnya adalah suatu fitur dari hubungan prinsipal agen, dimana agen diasumsikan menjaga sumber dara dan prisipal. Pengukuran konsep kepengurusan ini terlah berevolusi dari waktu ke waktu. Birnberg membedakan menjadi empat periode : 1. Periode pemeliharaan murni 2. Periode pemeliharaan tradisional 3. Periode utilisasi aktiva 4. Periode terbuka 1.4 Akuntansi sebagai realisasi ekonomi masa kini Akuntansi juga telah dipandang sebagai suatu sarana untuk mencerminkan realitas ekonomi masa kini. Tesis utama pandangan ini adalah bahwa baik neraca maupun laporan laba rugi harus didasarkan pada suatu basis penilaian yang lebih mencerminkan kenyataan ekonomi dari pada biaya historis.

Metode yang dianggap paling benar mencerminkan kenyataan ekonomi berfokus pada harga masa kini dan masa depan, bukannya pada harga historis. Tujuan utama dari gambaran akuntansi ini adalah penentuan laba sebenarnya, suatu konsep yang mencerminkan perubahan kesejahteraan perusahaan pada suatu periode waktu. Metode mana yang paling baik dalang mengukur nilai ekonomi aktiva dan kewajiban serta pengukuran laba yang terkait adalah penyataan teoritis dan empiris yang telah menimbulkan perdebatan yang paling sering terjadi dalam literatur akuntansi. 1.5 Akuntansi sebagai sistem informasi Akuntansi selalu dipandang sabagai suatu sistem informasi. Akuntansi diasumsikan menjadi suatu proses yang menghubungkan sumber informasi atau pemancar, saluran komunikasi dan serangkaian penerima. Pada dasarnya, ketika dianggap sebagai suatu proses komunikasi, akuntansi paling baik didefinisikan sebagai proses pengodean observasi dalam bahsa sistem akuntansi, manipulasi tanda-tanda dan pelaporan sistem dan penerjemahan serta pengiriman hasilnya. Pandangan akuntansi ini memilikin konsep penting dan tambahan empiris. Pertama, mengasumsikan bahwa sistem akuntansi adalah satu-satunya sistem pengukuran formal yang ada di organisasi. Kedua, memperbesar kemungkinan perancangan suatu sistem akuntansi yang optimal dan mampu menyediakan informasi yang berguna. Perilaku pengirim adalah hal yang paling penting baik dari segi reaksi terhadap informasi maupun kegunaan dari informasi yang dibuat. 1.6 Akuntansi sebagai komoditas Akuntansi juga dipandang sebagai suatu komoditas yang merupakan hasil dari suatu aktiviatas ekonomi. Akuntansi ada karena terdapat permintaan akan informasi khusus dan akuntan mau dan mampu untuk menghasilkan. Sebagai suatu komoditas publik, akuntansi menyediakan dasar ideal untuk regulasi, memberikan dampak kepada kebijakan publik dan mengawasi seluruh jenis kontrak antara organisasi dengan lingkungannya. Gambaran akuntansi sebagai suatu komoditas ini telah dan akan terus memberikan dampak secara mendalam di pemikiran dan riset akuntansi. Sebagai contoh : Munculnya gambaran akuntansi sebagai suatu komoditas sekali lagi menyediakan suatu contoh langsung mengenai cara di mana pemikiran akuntansi mencerminkan sis sosialnya. Akuntansi telah bangkit dalam suatu era menjamurnya regulasi dan meningkatnya kepedulian terhadap kepentingan publik dalam situasi sumber daya yang langka dan banyak permintaan yang saling bersaing. Hal ini memberikan pemikiran bagi kebijakan akuntansi yang mencoba untuk mebantu pengalikasian dari sumber daya dalam melayani kepentingan publik. 1.7 Akuntansi sebagai mitos Akuntansi mungkin dapat dipandang sebagai mitos atau ritual simbolis. Akuntansi menciptakan mitos yang merupakan cara mudah memahami dunia ekonomi dan menjelaskan fenomena kompleks. Pengumpulan informasi menyediakan suatu jaminan yang bersifat ritual bahwa telah dilakukan sikap yang benar dalam pengambilan keputusan. Dengan sekenario kinerja tersebut,

informasi tidak hanya menjadi sekedar dasar untuk tindakan. Informasi adalah suatu penyajian kopentensi dan kengukuhan dari nilai sosial. Beberapa penulis telah melihat terlalu jauh dengan mengklaim bahwa mereka melihat akuntansi sebagai sarana utama praktik-praktik sihir. Seperti ilmu sihir, akuntansi mencakup sistem nilai yang mengatur tingkah laku manusia dan menjelaskan kepada manusia ketika terjadi suatu yang salah atau benar. 1.8 Akuntansi sebagai alasan logis Akuntansi mungkin dapat dipandang sebagai suatu alasan logis. Akuntansi mungkin digunakan melekatkan makna terhadap peristiwa dan karenanya menyediakan suatu justifikasi bagi kejadian mereka di masa mendatang. Dengan adanya ketidaktepatan dan ketidakpastian yang melingkupi kebanyakan angka akuntansi, akuntansi mungkin digunakan sebagai suatu cara untuk melegitimasi pemunvulannya Oleh sebab itu, akuntansi menjadi suatu perisai jaminan atau sertifikasi otoritas terhadap angka tersebut dan menyediakan suatu alasan pemikiran atas tindakan yang berdasar pada angka tersebut. 1.9 Akuntansi sebagai perumpamaan Akuntansi mungkin dipandang sebagai perumpamaan. Akuntansi memberikan kontribusi terhadap penciptaan suatu gambaran atau citra dari organisasi. Akuntansi bentindak sebagai suatu gambaran organisasi melalui peristiwa yang telah diseleksi dan transaksi yang terjadi di organisasi. Konsekuensinya adalah timbul perasaan akan pentingnya akuntansi dan konsepsi tertentu mengenai realitas organisasi. Askuntansi juga telah dipandang sebagai pembuat peta keuangan. Fenomena kompleks dipetakan ke dalam laporan keuangan. Semakin baik penyajian fakta-faktanya, maka petanya pun menjadi semakin baik. Namun, pemilihan mengenai apa yang hendak disajikan dapat merampas netralitas dari peta tersebut. 1.10 Akuntansi sebagai percobaan Akuntansi dapat dipandang sebagai percobaan. Akuntansi cukup fleksibel untuk mengakomodasi berbagai situasi, mengadaptasi solusi-solusi baru untuk masalah baru dan beradaptasi terhadap kasus-kasus yang palin kompleks. Perusahaan-perusahaan dapat melakukan percobaan malalui pemakaian data, teknik, laporan atau mengungkapan akuntansi yang berbeda agar susuai dengan lingkungan tertentu yang merka miliki dan untuk beradaptasi terhadap kondisi yang berubah dan bukannya terhambat atau terpaku kepada pendekatan konvensional yang sama. 1.11 Akuntansi sebagai distorsi Karena akuntansi digunakan untuk mengendalikan atau memengaruhi tindakan-tindakan baik dan pengguna internal maupun eksternal, akuntansi menjadi sasaran ideal bagi pihak-pihak yang mencoba untuk memanipulasi arti dari pesan yang akan dilihat oleh pengguna. Terdapat empak kelompok yang mungkin memengaruhi atau di pengaruhi oleh pesan-pesan akuntansi : subjek yang perilakunya memberikan data bagi pesan-pesan akuntansi, akuntan yang menyiapkan data, akuntan yang memeriksa datan dan penerima data.

2. Penyusunan dan Verivikasi Teori


Walaupun akuntansi adalah kumpulan teknik-teknik yang dapat digunakan di area-area khusus akuntansi dipraktikan dalam suatu kerangka teoritis implisit yang terdiri atas prinsip dan praktik yang telah diterima oleh profesi karena dugaan kegunaan dan logikanya. Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum ini memandu profesi akuntansi dalam memilih teknik akuntansi dan pembuatan laporan keuangan dengan cara yang dianggap sebagai praktik akuntansi yang baik. Sebagai respon terhadap lingkungan, nilai dan kebutuhan informasi yang berubah, prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum menjadi subjek dari pemeriksaan ulang dan alakisis kritis yang konstan. Perubahan-perubahan pada prinsip terjadi sebagai akibat dari berbagai usaha yang dilakukan untuk memberikan solusi kepada masalah-masalah akuntansi yang muncul dan untuk merumuskan suatu kerangka teoretis bagi disiplin ilmu tersebut. Jadi suatu hubungan yang jelas terjadi di antara usaha percobaanpenyusunan teori akuntansi baik untuk menjutifikasi ataupun untuk menyangkal praktik yang ada. Penyusunan teori akuntansi timbul dari adanya kebutuhan untuk memberikan pemikiran mengenai apa yang dilakukan atau diharapkan dilakukan oleh pada akuntan.

3. Hakikat Teori Akuntansi


Tujuan utama teori akuntansi adalah memberikan basis bagi peramalan dan penjelasan perilaku dan peristiwa akuntansi. Kita asumsikan, sebagai salah satu pasal dari kepercayaan, bahwa teori akuntansi adal suatu hal yang mungkin. Teori didefinisikan sebagai suatu rangkaian gagasan (konsep), definisi dan usulan yang saling berhubungan yang melambangkan suatu pandangan sistematis atas fenomena malalui menentuan hubungan yang ada di antara variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Teori akuntansi di tingkat menegah berasal dari perbedaan cara peneliti melihat antara pengguna data akuntansi dan lingkungan di mana para pengguna dan pembuat dari data akuntansi seharusnya berperilaku. Perbedaan opini ini memancing Komite Konsep dan Standar atau Laporan Keuangan Eksternal dari American Accounting Association untuk menyimpulkan bahwa : 1. Tidak ada satupun teori yang mengatur tentang akuntansi keuangan yang cukup kaya untuk mencakup secara menyeluruh spesifikasi lingkunagn pengguna dengan efektif; sehingga, 2. Dicantumkan dalam literatur akuntansi keuangan bukan sebagai teori akuntansi keuangan melainkan kumpulan teori-teori yang dapat mengatasi perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam spesifikasi lingkungan pengguna.

McDonald berpendapat bahwa suatu teori harus memiliki tiga elemen 1. Pengodean fenomena ke dalam suatu penyajian simbolis 2. Manipulasi atau kombinasi yang mematuhi aturan tertentu, dan 3. Penerjemahan kembali ke fenomena dunia nyata.

4. Metodologi Dalam Perumusan Teori Akuntansi


Kita sekarang telah menetapkan bahwa suatu teori akuntansi adalah mungkin jika (1) teori memberikan suatu kerangka referansi, seperti yang disarankan oleh Hendriksen, dan (2) teori mencakup tiga elemen: pengodean fenomena kedalam penyajian simbolis; manipulasi atau kombinasi yang mematuhi aturan tertentu; dan penerjemahan kembali ke fenomena dunia nyata, seperti yang disarankan oleh McDonald. Seperti dalam ilmu yang lain, dibutuhkan suatu metodologi untuk merumuskan suatu teori akuntansi. Perbedaan opini, pendekatan dan nilai di antara praktik akuntansi dan riset akuntansi mengarah pada penggunaan dua metodologi. Satu berisifat deskriptif dan yang lainnya bersifat normatif. Dalam dunia akuntansi profesioanal, ada kepercayaan umum bahwa akuntansi adalah suatu seni yang tidak dapat diformalisasikan dan bahwa metodologi yang digunakan dalam formulasi suatu teori akuntansi secara tradisional adalah usaha menjustifikasi apa yang terjadi dengan mengondifikasikan praktik-praktik akuntansi. Teori seperti ini dinamakan akuntansi deskriptif atau teori deskriptif akuntansi. Pendekatan akuntansi deskriptif dikritik oleh para pendukung dati metodologi normatif. Teori akuntansi normatif berusaha untuk menjustifikasi apa yang seharusnya terjadi, bukan apa yang terjadi. Teori seperti ini disebut akuntansi normatif atau teori normatif akuntansi.

5. Pendekatan untuk Perumusan Teori Akuntansi


Walaupun tidak terdapat teori akuntansi komprehensif tunggal, berbagai teori akuntansi tingkat menengah telah dihasilkan dari penggunaan berbagai pendekatan yang berbeda. Pendekatan tradisional tersebut adalah : 1. Nonteoritis, praktis atau pragmatis 2. Teoritis a. deduktif b. induktif c. etis d. sosiologi e. ekonomi f. selektif

5.1 Pendekatan nonteoretis Pendekatan nonteoretis adalah suatu pendekatan pragmatis dan pendekatan kekuasaan. Pendekatan pragmatis terdiri dari atas penyususnan suatu teori yang ditandai oleh kesamaannya dengan praktik dunia nyata yang berguna dalam artian memberikan solusi yang sifatnya praktis. Pendekatan kekuasaan untuk perumusan suatu teori akuntansi, yang terutama dipergunaan oleh organisasi profesional, terdiri atas penerbitan pernyataan sebagai regulasi dari praktik-praktik akuntansi. 5.2 Pendekatan deduktif Pendekatan deduktif dalam penyusunan teori mana pun diawali dalil dasar diteruskan denan pengambilan kesimpulan logis mengenai subjek yang dipertimbangkan. Diterakpan pada akuntansi, pendekatan deduktif dimulai dengan dalil akuntansi dasar atau premis dan dilanjutkan dengan menurunkan prinsip-prinsip skuntansi melalui cara-cara logis yang dipakai sebagai pedoman dan dasar bagi pengembangan teknik-teknin akuntansi. Langkah yang digunakan untuk memperoleh pendekatan deduktif akan meliputi: 1. Menentukan tujuan dari lapuran keuangan 2. Memilihpostulat dari akuntansi 3. Menghasilkan prinsip dari akuntansi 4. Mengembangkan teknik dari akuntansi Karenanya, dalam teori akuntansi yang diperoleh secara deduktif, teknik-teknin akan berhubungan dengan prinsip, rumus dan tujuan sedemikian sehingga jika teori akuntansi itu benar, maka tekniknya juga harus benar. 5.3 Pendekatan induktif Pendekatan induktif dalam penyusunan dari suatu teori diawali dengan observasi dan mengukuran serta berlanjut pada kesimpulan umu. Dalam penerapannya dalam akuntansi, pendekatan induktif diawali dengan observasi mengenai informasi keuangan dari perusahaan bisnis dan dilanjutkan dengan menyusun generalisasi dan prinsip-prinsip akuntansi dari observasi tersebut berdasarkan kepada hubungan yang berulang kembali. Argumentasi induktif dikatakan didahului oleh kondisi khusus (informasi akuntansi yang menggambarkan hubungan yang berulang kembali) ke umum (rumus dan prinsip dari akuntansi). Pendekatan induktif untuk suatu teori mencakup empat tahap: 1. Mencatat seluruh observasi 2. Menganalisis dan mengklasifikasikan observasi ini untuk mendektesi adanya hubungan yang berulang kembali 3. Penurunan induktif fari generalisasi dan prinsip akuntansi dari observasi yang menggambarkan hubungan berulang

4. Menguji generalisasi Dalam pendekatan induktif, kebenaran dari dalil bergantung pada pengamatan akan adanya kecukupan contoh kejadian dari hubungan yang berulang. Sama halnya, kita boleh menyatakan bahwa dalil akuntansi yang berasal dari kesimpulan induktif diartikan sebagai teknik akuntansi khusus hanya dengan kemungkinan yang lebih tinggi atau lebih rendah, di mana dalil akuntansi yang berasal dari kesimpulan induktif mengarah kepada teknik akuntansi khusus dengan pasti. 5.4 Pendekatan etis Inti dasar dari pendekatan etis terdiri dari konsep kewajaran, keadilan, ekuitas dan kenyataan. Konsep tersebut merupakan kriteris utama dari D.R. Scott untuk perumusan teori akuntansi. Scott menyamakan keadilan dengan perlakuan yang sama kepada seluruh pihak yang berkepentingan. kenyataan dengan laporan akuntansi yang benar dan akurat tanpa kesalahan penyajian dan kewajaran dengan jujur, tidak bias dan penyajian yang tidak memihak. Suatu diskusi mengenai aktiva, kewajiban, pendapatan dan biasa adalah hal yang prematur dan tidak berarti hingga prinsip dasar yang akan menghasilkan suatu penyajian yang wajar dari fakta dalam bentuk akuntansi keuangan dan laporan keuangan ditentukan. Kewajaran dari akuntansi dan laporan ini harus untuk dan kepada orang dan orang-orang ini mewakili barbagai segmen dalam komunitas kita. Apa pun konsisinya, kewajaran telah menjadi salah satu tujuan dasar akuntansi. Committe on Auditing Procedures mengacu pada kriteria dari kewajaran dan penyajian seperti (1) kepatuhan terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, (2) pengungkapan, (3) konsistensi dan (4) dapat diperbandingkan. 5.5 Pendekatan sosiologi Pendekatan sosiologi bagi perumusan teori akuntansi menekankan pengaruh sosial dari teknik akuntansi. Hal ini merupakan pendekatan etis yang berpusat pada suatu konsep dari kewajaran yang lebih luas, kesejahteraan sosial. Untuk mencapai tujuannya, pendekatan sosiologi mengasumsikan keberadaan dari nilai sosial baku yang mungkin digunakan sebagai kriteria untuk menentukan teori akuntansi Pendekatan sosiologi terhadap formulasi suatu teori akuntansi telah memberikan konstribusinya kepada evolusi dari sebuah subdisiplin ilmu akuntansi baru, yang dikenal sebagai ekuntansi sosioekonomi. Tujuan utama dari akuntansi sosioekonomi adalah untuk mendorong entitasentitas bisnis yang berfungsi di sistem pasar bebas untuk memperhitungkan dampak dari pengaruh kegiatan produksi meraka sendiri dalam lingkungan sosial melalui pengukuran, internalisasi dan pengungkapan dalam laporan keuangan meraka. 5.6 Pendekatan ekonomi Pendekatan ekonomi dalam merumuskan suatu teori akuntansi menekankan pada pengendalian prilaku dari indikator-indokator makroekonomi yang dihasilkan oleh adopsi dari berbagai teknik akuntansi. Ketika pendekatan etis berfokus pada suatu konsep kewajaran dan

pendekatan sosiologi pada suatu konsep kesejahteraan sosial, pendekatan ekonomi berfokus pada suatu konsep dari kesejahteraan ekonomi umum. Ketika umum dipakai dalam pendekatan ekonomi makro adalah secara awal, bahwa kebijakan dan teknik akuntansi seharusnya mencerminkan kenyataan ekonomi dan yang kedua, bahwa pilihan teknik akuntansi seharusnya bergantung pada konsekuensi ekonomi. kenyataan ekonomi dan kosekuensi ekonomi adalah istilah tepat yang digunakan untuk berargumentasi demi kepentingan pendekatan ekonomi makro.

6. Pendekatan Selektif untuk Perumusan Teori Akuntansi


Secara umum, perumusan suatu teori akuntansi dan pengembangan prinsip-prinsip akuntansi telah mengikuti pendekatan selektif atau kombinasi dari berbagai pendekatan dan bukannya hanya satu dari pendekatan yang disajikan. Pendekatan selektif adalah terutama merupakan akibat dari berbagai usaha oelh individu dan profesional serta organisasi pemerintan untuk berpartisipasi dalam pematangan konsep dan prinsip dalam akuntansi. Pendekatan selektif ini telah memberikan peningkatan kepada pendekatan baru yang sedang diperdebatkan dalam literatur : pendekatan pertauran, pendekatan perilaku serta pendekatan kejadian, prediksi dan positif.

Anda mungkin juga menyukai