Anda di halaman 1dari 23

makalah BETON MUTU TINGGI DENGAN LIMBAH KAWAT BENDRAT Disusun Oleh : Sibran M.

I Putra (0604101010022) Iqlal Suriansyah (0604101010027) Zikrul Fuadi ( 0604101010081) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM BANDA ACEH JL. TGK. SYEH ABDU L RAUF NO. 7 DARUSSALAM BANDA ACEH 23111 2010

1 BETON MUTU TINGGI DENGAN LIMBAH KAWAT BENDRAT 1. Pendahuluan Sejak dulu beton dikenal sebagai material yang memiliki kekuatan tekan tinggi, m udah dibentuk, mudah diproduksi secara lokal, relatif kaku, dan ekonomis. Tapi d i sisi lain, beton juga menunjukan banyak keterbatasan baik dalam proses produks i maupun sifat-sifat mekaniknya, sehingga beton pada umunya hanya digunakan untu k konstruksi dengan ukuran kecil dan menengah. Namun sejak dua dekade terakhir t elah berhasil dikembangkan berbagai jenis tambahan atau admixtures dan additives untuk campuran beton sehingga terjadi kemajuan yang sangat pesat pada teknologi beton, dengan berhasil memproduksi beton mutu tinggi bahkan sangat tinggi, dan yang pada akhirnya juga telah memperbaiki dan meningkatkan hampir semua kinerja beton menjadi suatu material modern yang berkinerja tinggi. Di beberapa negara m aju sudah sejak lama beton mutu tinggi berhasil diproduksi untuk pekerjaan-peker jaan khusus. Di Indonesia beton mutu tinggi dengan kuat tekan rata-rata sebesar 85 MPa baru dapat dibuat di laboratorium pada tahun 1990, dengan bahan tambah su perplastisizer dengan nilai slump mencapai 15 cm. Campuran beton yang dihasilkan dengan kadar semen 480 kg/cm2 dan faktor air semen (fas, w/c) 0,32 (Supartono, 1998). Sedangkan realisasi di lapangan maksimal baru mencapai + 80 % nya atau se tara dengan 60 MPa. Dengan beton mutu tinggi dimensi dari struktur dapat diperke cil sehingga berat struktur menjadi lebih ringan, hal tersebut menyebabkan beban yang diterima pondasi secara keseluruhan menjadi lebih kecil pula, jika ditinja u dari segi ekonomi hal tersebut tentu akan lebih menguntungkan. Disamping itu u ntuk bangunan bertingkat tinggi dengan semakin kecilnya dimensi struktur kolom p emanfaatan ruangan akan semakin maksimal. Porositas yang dihasilkan beton mutu t inggi juga lebih rapat, sehingga akan menghasilkan beton yang relatif lebih awet dan tahan sulfat karena tidak dapat ditembus oleh air dan bakteri perusak beton . Oleh sebab itu penggunaan beton bermutu tinggi tidak dapat dihindarkan dalam p erencanaan dan perancangan struktur bangunan. Salah satu masalah yang sangat ber pengaruh pada kuat tekan beton adalah adanya porositas. Semakin besar porositasn ya maka kuat tekannya semakin kecil, sebaliknya semakin kecil porositas kuat tek annya semakin besar. Besar dan kecilnya porositas dipengaruhi besar dan kecilnya fas yang digunakan. Semakin besar fas-nya porositas semakin besar, sebaliknya s emakin kecil fas-nya porositas semakin kecil. Untuk mendapatkan beton bermutu ti nggi (kuat tekan tinggi) maka harus dipergunakan fas rendah, namun jika fas-nya terlalu kecil pengerjaan beton akan menjadi sangat sulit, sehingga pemadatannya tidak bisa maksimal dan akan mengakibatkan beton menjadi keropos, hal tersebut b erakibat menurunnya kuat tekan beton. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dipergu nakan Superplasticizer yang sifatnya dapat mengurangi air (dengan menggunakan fa s kecil) tetapi tetap mudah dikerjakan. 1

2 1. 1. Kekurangan dan Kelebihannya. Semen bereaksi secara kimiawi untuk mengikat partikel agregat tersebut menjadi suatu masa yang padat (Winter, Nilson, 1993). Beton berasal dari bahasa latin yaitu concretus yang berarti tumbuh bersama, yang berupa kelebihan dan kekurangan (Mindess, Young, 1981). Adapun kelebihannya adal ah mudah dicetak, ekonomis, tahan lama, effisien, dapat diproduksi ditempat, mem punyai estetika, dan mempunyai kuat desak yang tinggi. Sedangkan kekurangannya a dalah kekuatan regang rendah, keliatan rendah, volumenya tidak stabil, kekuatan rendah dibanding beratnya dan mempunyai tarik desak yang rendah. 1. 2 Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Mutu dan Keawetan Beton Pada umumnya, teru tama bila berhubungan dengan tuntutan mutu dan keawetan yang tinggi, ada beberap a faktor utama yang bisa menentukan keberhasilan pengadaan beton bermutu tinggi, diantaranya adalah : a. Faktor air semen (fas, w/c) yang rendah. b. Kualitas ag regat halus (pasir). c. Kualitas agregat kasar (batu pecah/koral). d. Penggunaan admixture dan aditif mineral dalam kadar yang tepat. e. Prosedur yang benar dan cermat pada keseluruhan proses produksi beton. f. Pengawasan dan pengendalian y ang ketat pada keseluruhan prosedur dan mutu pelaksanaan, yang didukung oleh koo rdinasi operasional yang optimal. 1. 3 Faktor Air Semen Faktor air semen (fas, w/c) adalah angka yang menunjukan perbandingan antara ber at air dan berat semen. Pada beton mutu tinggi dan sangat tinggi, pengertian w/c bisa diartikan sebagai water to cementitious ratio, yaitu rasio berat air terha dap berat total semen dan aditif cementitious, yang umumnya ditambahkan pada cam puran beton mutu tinggi. Faktor air semen yang rendah, merupakan faktor yang pal ing menentukan dalam menghasilkan beton mutu tinggi, dengan tujuan untuk mengura ngi seminimal mungkin porositas beton yang dihasilkan. Dengan demikian semakin b esar volume faktor air-semen (fas) semakin rendah kuat tekan betonnya. Idealnya semakin rendah fas kekuatan beton semakin tinggi, akan tetapi karena kesulitan p emadatan maka dibawah fas tertentu (sekitar 0,30) kekuatan beton menjadi lebih r endah, karena betonnya kurang padat akibat kesulitan pemadatan. Untuk mengatasi kesulitan pemadatan dapat digunakan alat getar (vibrator) atau dengan bahan kimi a tambahan (chemical admixture) yang bersifat menambah kemudahan pengerjaan (Tjo krodimuljo, 1992). Untuk membuat beton bermutu tinggi faktor air semen yang dipe rgunakan antara 0,28 sampai dengan 0,38. Sedangkan untuk beton bermutu sangat ti nggi faktor air semen yang dipergunakan lebih kecil dari 0,2 (Jianxin Ma dan Jor g Dietz, 2002).

3 1. 4 Kualitas agregat halus (pasir) Kualitas agregat halus yang dapat menghasilk an beton mutu tinggi adalah : a. Berbentuk bulat. b. Tekstur halus (smooth textu re). c. Modulus kehalusan (fineness modulus), menurut hasil penelitian menunjuka n bahwa pasir dengan modulus kehalusan 2,5 s/d 3,0 pada umumnya akan menghasilka n beton mutu tinggi (dengan fas yang rendah) yang mempunyai kuat tekan dan worka bility yang optimal (Larrard, 1990). d. Bersih. e. Gradasi yang baik dan teratur (diambil dari sumber yang sama). 1. 5 Kualitas Agregat Kasar Kualitas agregat kasar yang dapat menghasilkan beton mutu tinggi adalah : a. Porositas rendah. Dari hasil penelitian menunjukan bahw a porositan rendah akan menghasilkan suatu adukan yang seragam (uniform), dalam arti mempunyai keteraturan atau keseragaman yang baik pada mutu (kuat tekan) mau pun nilai slumpnya. Akan sangat baik bila bisa digunakan agregat kasar dengan ti ngkat penyerapan air (water absorption) yang kurang dari 1 %. Bila tidak, hal in i bisa menimbulkan kesulitan dalam mengontrol kadar air total pada beton segar, dan bias mengakibatkan kekurang teraturan (irregularity) dan deviasi yang besar pada mutu dan dan nilai slump beton yang dihasilkan. Karenanya, sensor kadar air secara ketat pada setiap group agregat yang akan dipakai merupakan suatu tahapa n yang mutlak perlu dikerjakan. Bisa menimbulkan kesulitan dalam mengontrol kada r air total pada beton segar, dan bias mengakibatkan kekurang teraturan (irregul arity) dan deviasi yang besar pada mutu dan nilai slump beton yang dihasilkan. K arenanya, sensor kadar air secara ketat pada setiap group agregat yang akan dipa kai merupakan suatu tahapan yang mutlak perlu dikerjakan. b. Bentuk fisik agrega t. Dari beberapa penelitian menunjukan bahwa batu pecah dengan bentuk kubikal da n tajam ternyata menghasilkan mutu beton yang lebih baik dibandingkan dengan men ggunakan kerikil bulat (Larrard, 1990). Hal ini tidak lain adalah karena bentuk kubikal dan tajam bias memberikan daya lekat mekanik yang lebih baik antara batu an dengan mortar. Ukuran maksimum agregat. Dari beberapa penelitian menunjukan b ahwa pemakian agregat yang lebih kecil (< 15 mm) bisa menghasilkan mutu beton ya ng lebih tinggi (Larrard, 1990). Namun pemakaian agregat kasar dengan ukuran mak simum 25 mm masih menunjukan tingkat keberhasilan yang baik dalam produksi beton mutu tinggi. c. Ukuran maksimum agregat. Dari beberapa penelitian menunjukan ba hwa pemakian agregat yang lebih kecil (< 15 mm) bisa menghasilkan mutu beton yan g lebih tinggi (Larrard, 1990). Namun pemakaian agregat kasar dengan ukuran maks imum 25 mm masih menunjukan tingkat keberhasilan yang baik dalam produksi beton mutu tinggi.

4 d. Bersih dan kuat tekan hancur yang tinggi. e. Gradasi yang baik dan teratur (d iambil dari sumber yang sama). 3. 6 Penggunaan admixture dan aditif dalam kadar yang tepat Untuk menghasilkan b eton dengan mutu (kuat tekan beton) tinggi dibutuhkan Superplasticizer (high ran ge water reducer) dan Aditif dengan kadar yang tepat. Sebab bahan admixture dan aditif jika dicampur dengan kadar yang tidak tepat hasilnya akan sebaliknya, yai tu tidak meningkatkan kuat tekannya akan tetapi dapat menurunkan. Superplasticiz er atau high range water reducer diperlukan karena Kondisi fas yang sangat renda h pada beton mutu tinggi atau sangat tinggi, untuk bisa mengontrol dan menghasil kan nilai slump yang optimal pada beton segar ( workable), sehingga bisa dihasil kan kinerja pengecoran beton yang baik. Ketepatan dosis penambahan Superplastici zer dibuktikan dengan membuat campuran percobaan (trial mixes) dengan beberapa v ariasi dosis penambahan Superplasticizer hingga mendapatkan hasil yang optimum d alam memenuhi syarat kelecakan yang direncanakan. Aditif perlu ditambahkan dalam campuran beton segar guna mendapatkan nilai tambah dari beton. Kadang kala pena mbahan aditif juga mampu menutupi kekurangan yang dimiliki beton sehingga beton memiliki kinerja yang lebih baik. 1. 7 Prosedur yang benar dan cermat pada keseluruhan proses produksi beton. Untu k menghasilkan beton bermutu tinggi maka dibutuhkan prosedur yang benar dan cerm at pada keseluruhan proses produksi beton yang meliputi : a. Uji material (mater ial testing). b. Sensor dan pengelompokan material (material sensor and grouping ). c. Penakaran dan pencampuran (batching). d. Pengadukan (mixing). e. Pangangku tan (transportating). f. Pengecoran (placing). g. Perawatan (curing). Disamping itu pengawasan dan pengendalian yang ketat pada keseluruhan prosedur dan mutu pe laksanaan, yang didukung oleh koordinasi operasional yang optimal. 2. Komponen Beton dan Bahan Tambahan yang Digunakan 2.1 Agregat Halus (pasir) Pa sir yang digunakan adalah agregat alami berasal dari aliran sungai, yang dicuci dan dibersihkan dari kotoran organik yang masih menempel. Kotoran-kotoran sebisa mungkin benar-benar bersih dari agregat agar zat-zat organik tidak bercampur ke dalam beton yang dapat melemahkan campuran beton. Pasir diambil adalah yang lolo s saringan 4,76mm.

5 2.2 Agregat Kasar (split) Dalam pembuatan beton mutu tinggi, tingkat kekuatan se rta keausan agregat kasar sangat menentukan mutu beton yang direncanakan. Setela h meninjau beberapa lokasi stone cruiser maka dipilihlah agregat kasar yang bera sal dari Lhoknga Aceh besar. Agregat kasar yang dipakai merupakan batu pecah (sp lit) ukuran 23mm. Jenis batuan gunung yang berasal dari lhoknga memiliki tingkat kekuatan serta keausan yang lebih baik dibandingkan split yang berasal dari bat uan alami aliran sungai. 2.3 Semen Berdasarkan persyaratan lomba, maka semen yan g digunakan adalah semen jenis Portland Composite Cement (PCC) merek "Tiga Roda" . Semen jenis PCC atau biasa dikenal juga semen type II sangat umum dipakai dan merupakan semen yang digunakan dalam skala pekerjaan besar (massa). 2.4 Air Air yang memenuhi syarat dan layak diminum dipakai sebagai campuran beton, diambil d ari Laboratorium Struktur Universitas Syiah Kuala tempat pelaksanaan pembuatan b enda uji 2.5 Bahan Tambahan Kawat bendrat merupakan bahan tambahan yang digunaka n dalam campuran beton yang telah direncanakan. Kawat bendrat yang digunakan mer upakan limbah hasil sisa-sisaa dari pemakaian kawat bendrat yang telah dipotong terlebih dahulu dengan ukuran 2,5 cm dan memiliki tiga anyaman. Pemakaian kawat bendrat diharapkan dapat menjadi serat yang mampu menambah kuat tarik atau kuat belah beton yang merupakan kekurangan dari beton dan juga secara langsung menamb ah kuat desak beton. Sehingga penambahan kawat bendrat dalam komposisi beton aka n menjadikan beton tidak hanya efektif dalam menahan beban pada konstruksi bangu nan tinggi tapi juga efektif dalam perencanaan konstruksi daerah gempa. 2.6 Supe rplasticizer Superplasticizer atau high range water reducer dalam hal ini mutlak diperlukan karena Kondisi fas yang sangat rendah, untuk bisa mengontrol dan men ghasilkan nilai slump yang optimal pada beton segar ( workable), sehingga bisa d ihasilkan kinerja pengecoran beton yang baik. Sikament NN merupakan salah satu A dmixture yang dipakai dalam campuran beton rencana guna menghasilkan beton denga n mutu (kuat tekan beton) tinggi. Ketepatan dosis penambahan Superplasticizer di buktikan dengan membuat campuran percobaan (trial mixes) hingga mendapatkan hasi l yang optimum dalam memenuhi syarat kelecakan yang direncanakan. Hasil peneliti an penggunaan Superplasticizer (dalam hal ini digunakan sikamen-163, produk PT. Sika Nusa Pratama), menunjukan peningkatan nilai slump yang memuaskan pada fas y ang rendah (fas = 0,28 dan nilai slump awal = 1,5 cm), yaitu mencapai nilai slum p 9,5 cm pada pemanbahan Superplasticizer dengan dosis 1,25 %, nilai slump 12,5 cm pada penambahan Superplasticizer dengan dosis 2 % (Supartono, 1998).

6 3 Mix Design Mix design yang digunakan adalah yang mengacu pada metode ACI (Americ an Concrete Institute). Perhitungan mix design dapat dilihat pada lampiran. 3.1 Pemilihan Nilai Slump Tabel A1.5.3.1 Nilai slum p yang direkom endasikan untuk berbagai tipe konstruks i Jenis konstruksi Dinding penahan dan pondasi beton bertulang Pondasi sederhana , sumuran, dan dinding bagian baw ah struktur Balok dan dinding beton bertulang Kolom Struktural Perkerasan dan slab Beton massal 75 75 100 100 75 75 Slump (m m ) Maksim um Minim um 25 25 25 25 25 25 Slump dipilih 75-100mm 3.2 Pemilihan Ukuran Maksimum Agregat Coarse Aggre gate : Spl it Rata-rata A Pe rsentase B C Tertinggal Perse ntase Be rat Pe rse ntase Be rat Pe rsentase di Atas (%) (gram) (%) (gram) (%) (3) 0.00 0.76 (4) 0.00 16.25 (5) 0.00 0.81 (6) 0.00 15.35 (7) 0.00 0.77 95.37 3.87 0.00 0 .00 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00 (8) 0.00 0.78 95.35 3.87 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00 Te rtinggal di Atas Saringan Pe rse ntase Komul ati f Lolos (%) (9) 100.00 99.22 3.87 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 203.09 696.91 6.969 Te rti nggal (%) (10) 0.00 0.78 96.13 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Nomor Saringan Be rat (mm) (gram) (1) 31.50 19.10 9.52 4.76 2.38 1.19 0.60 0.30 0.15 Sisa Total (2) 0.00 15.15 1908.35 76.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2000. 00 95.42 1905.25 3.83 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 78.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 95.26 1907.35 3.93 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 77.30 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00 2000.00 100.00 2000.00 Modulus Kehalusan (FM)

7 Fine Sand : Pasir Halus Rata-rata A Perse ntase B C Nomor Saringan Be rat Perse ntase Be rat Pe rsentase Berat Perse ntase Te rtinggal di Atas (mm) (gram) (%) ( gram) (gram) (%) (%) (1) 31.50 19.10 9.52 4.76 2.38 1.19 0.60 0.30 0.15 Sisa Tot al (2) 0.00 0.00 113.00 179.00 162.00 163.00 203.00 129.00 40.00 11.00 1000.00 ( 3) 0.00 0.00 11.30 17.90 16.20 16.30 20.30 12.90 4.00 1.10 (4) 0.00 0.00 148.00 167.00 153.00 153.00 205.00 122.00 40.00 12.00 (5) 0.00 0.00 14.80 16.70 15.30 1 5.30 20.50 12.20 4.00 1.20 (6) 0.00 0.00 120.00 160.00 152.00 152.00 208.00 160. 00 37.00 11.00 (7) 0.00 0.00 12.00 16.00 15.20 15.20 20.80 16.00 3.70 1.10 100.0 0 (8) 0.00 0.00 12.70 16.87 15.57 15.60 20.53 13.70 3.90 1.13 100.00 Tertinggal di Atas Saringan Pe rsentase Komulati f Lol os (%) (9) 100.00 100.00 87.30 70.43 54.87 39.27 18.73 5.03 1.13 0.00 476.77 423.23 4.232 Te rtinggal (%) (10) 0.00 0.00 12.70 29.57 45.13 60.73 81.27 94.97 98.87 100.00 1000.00 100.00 1000.00 Modulus Kehalusan (FM) Tabel Persentase Berat Butiran Agregat Campuran Nomor Saringan (mm) (1) 31.50 19.10 9.52 4.76 2.38 1.19 0.60 0.30 0.15 Sisa Tota l Persentase T inggal di Atas Saringan Kr (2) 0.00 0.78 95.35 3.87 0.00 0.00 0.0 0 0.00 0.00 0.00 100.00 Pk (3) 0.00 0.00 0.00 1.93 7.06 12.10 16.14 34.11 26.66 2.00 100.00 Faktor Perbandingan 54% Kr (4) 0.00 0.42 51.49 2.09 0.00 0.00 0.00 0 .00 0.00 0.00 54.00 44% Pk (5) 0.00 0.00 0.00 0.85 3.11 5.32 7.10 15.01 11.73 0. 88 44.00 Agregat Agregat Campuran Campuran T inggal di Lewat di Saringan Saringa n (%) (6) 0.00 0.42 51.49 2.94 3.11 5.32 7.10 15.01 11.73 0.88 98.00 (%) (7) 100 .00 99.58 48.09 45.15 42.05 36.72 29.62 14.61 2.88 2.00 481.31 4.813 Kumulatif P ersentase T ertahan (%) (8) 0.00 0.42 51.91 54.85 57.95 63.28 70.38 85.39 97.12 Modulus Kehalusan (FM) Ukuran maksimum agregat 23 mm

8 3.3 Perhitungan Jumlah Air T ab el A1 .5.3 .3 Pe rkir aan Air P en cam p u r d an Ka n d un g a n U dara ya n g Dib u tu h kan un tu k Sl um p d an Uk ur an M aks im u m No m in al Ag re g at ya n g Ber bed a Ai r (kg /m b eto n ) u ntu k Uku ra n Ma ksim u m Agr egat (m m ) Sl um p (m m ) 9.5 12.5 19 25 37. 5 50 70 150 3 Beto n T an p a Ba h an P em as u s am pai 17 5 P erkiraan Ju mlah % ) 20 7 22 8 24 3 19 9 21 6 22 8 5 4 16 9 17 8 130 145 160 113 124 3 2. 5 2 1 .5 1 0 .5 0.3 0.2 Beto n d en g an B ah an P em as u k Ud ar a 25 s am pai 50 7 5 sam pai 10 0 1 5 0 s am pai 17 5 K andu ngan uda ra tot al rata -rat a y ang dis aran ka n, (% ) k ondis i dieksp os e s edikit die kspo se sedan g sang at d iek spose 4. 5 6 7. 5 4 5. 5 7 3 .5 5 6 3 4 .5 6 2 .5 4 .5 5 .5 2 4 5 1.5 3.5 4.5 1 3 4 18 1 20 2 2 1 6 17 5 19 3 20 5 1 68 1 84 1 97 1 60 1 75 1 84 1 50 1 65 1 74 14 2 15 7 16 6 1 22 133 154 107 119 Dari Interpolasi linear untk 23 mm antara agregat 19.1mm 25.4 mm didapat. = 6 = 2 12 193 12 193 = 3 = 4 + 193 = 197 Jadi kadar air dalam 1 m3 campuran beton adalh 197 kg/m3 x 193 205 25 23 19 3.4 Perhitungan Faktor Air semen Faktor air semen ditentukan setelah diperhitung kan mutu beton rata-rata yang diharapkan (fcr). Jadi k Ud ar a 25 s am pai 50 7 5 sam pai 10 0 1 50 Udara yang T er peran gkap d i dalam beto n ( 1 90 2 05 2 16 1 79 1 93 2 02 1 66 1 81 1 90 1 -

9 fcr = fc + z.S = 63 + 1,64(6.5) fcr = 64.066 MPa Dari nilai kuat tekan sebesar 64,066 MPa dapat diperoleh nilai faktor air semen dari Tabel A1.5.3.4 sebesar 0,18. Water Cem ent Ratio, By Mass Non - Air - Entrained concrete Air - Entrained conc rete Com pressive Strength of Concrete (SI) 40 0.42 0 35 0.47 0.39 30 0.54 0.45 25 0.61 0.52 20 0.69 0.6 15 0.79 0.7 Interpolasi keluar 64,066 35 0,47 = 40 35 0,42 0,47 29,066 0,47 = 5 0,05 0,47 = 9,066 (0,05) 5 0.47 0.42 x 35 40 64,066 0,47 = 0,291 = 0,179 3.5 Perhitungan Berat Semen = = 197 0,179 / = 1098,472 3.6 Perhitungan Agregat Dengan nilai Fm (Fineness Modulus) agregat halus FMFA 4,232 3 dan diameter maksimum agregat kasar 23 mm dari tabel A1.5.3.6 Maxim um Size of Aggregate (m m ) 9.5 12.5 19 25 37.5 50 70 150 Volum e of Dry roded coarse aggregate per unit volum e of Concrete for different Fineness Modu lus of Sand 2.40 0.50 0.59 0.66 0.71 0.75 0.78 0.81 0.87 2.60 0.48 0.57 0.64 0.6 9 0.73 0.76 0.80 0.85 2.80 0.46 0.55 0.62 0.67 0.71 0.74 0.78 0.83 3.00 0.44 0.5 3 0.60 0.65 0.69 0.72 0.76 0.81

10 Interpolasi linear 25 19 0,65 0,60 = 0,60 23 19 6 = 4 0,05 0,60 0,60 x 0,65 0,05 = 1,5 ( 0,60) 0,60 = 0,033 = 0,633 diperoleh volume kerikil 0,6933 m3 Telah diketahui berat volume kerikil kering oven adalah 1460 kg/m3 sehingga berat agr egat kasar menjadi = 0,633 1460 kg/m3 = 924,97 kg/ m3. 19 23 25 3.7 Perhitungan Agregat Halus Agregat halus diperoleh dari selisih berat beton denga n total berat air, semen dan agregat kasar. Dari Tabel A1.5.3.7.1 Maxim um size of aggregate (m m) 9.5 12.5 19 25 37.5 50 70 150 First estim ate o f concrete w eight, kg/m 3 Non - Air - Entrained concrete 2280 2310 2345 2380 24 10 2445 2490 2530 Air - Entrained concrete 2200 2230 2275 2290 2350 2345 2405 24 35 Interpolasi linear 25 19 2290 2275 = 23 19 2275 6 15 = 4 2275 15 = 1,5 ( 2275) 275 = 10 = 2285 kg/m3 19 23 25 x 2275 2290

11 Sehingga berat agregat halus = 2285 (197 + 1098,472 + 924,97) = 64,558 kg/m3. Da ri hasil-hasil perhitungan agregat kasar dan halus, maka kami menjumlahkan antar a agregat kasar dan halus = 924,97 + 64,558 = 989,528 kg/m3 3.8 Perhitungan Kawat Bendrat Penambahkan kawat bendrat pada campuran beton untuk me nambah nilai kuat belah beton yang secara langsung juga akan mempengaruhi kuat tekan beton. Penambahkan 1% ben drat dari berat agregat (split+pasir halus). 1% 989,528 = 9,895 kg/m3. 3.9 Perhitungan Sika ment NN Sika Ment NN yang dipakai sebesar 1,2% dari berat semen 1098,472 kg/m3 Jadi sika ment NN yang dipakai = 1,2 % 1098,472 = 13,182 kg/ m3 Perhitungan Beto n 1 m3 kg/m3 kg/m3 kg/m3 kg/m3 kg/m3 + 3.10 Kesimpulan: untuk membuat 1 m3 beton normal dibutuhkan: Air Semen Agregat kasar Agregat halus Bendrat Jumlah = 197 = 1098,472 = 54% 989,528 = 534,345 = 45% 989,528 = 445,288 = 1% 989,528 = = 2855 kg/m3 9,89 5 Maka kebutuhan untuk tujuh benda uji dengan sample slinder ukuran 15/30 cm adala h: Volume Slinder = = 15 30 = 5301,437 = 0,0053

12 Bahan - Air - Semen - Agregat Kasar (Coarse Aggregate) - Pasir (Sand) - wire mes s - 1,2% Sika Ment NN Volume1 (m3) 197.000 1098.472 534.345 445.288 9.895 13.182 Volume 7 Sample (m3) 8.040 44.829 21.807 18.172 0.404 0.538 Ket 7 Benda uji 15-30 cm 3. Metode Pelaksanaan 4.1. Peralatan yang Digunakan Peralatan yang digunakan pad a penelitian ini adalah mesin pembebanan tekan (compressive loading machine) den gan merek Ton Industrie buatan Manhein jerman, yang berkapasitas 20 ton, cetakan silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm satu set saringan, timbangan dengan berbagai kapasitas, pengaduk beton (molen) berkapasitas 0,3 m3. Semua peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini sebahagian besar telah tersedia di Lab oratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan, Fakultas Teknik Unsyiah. 4.2. Pemeriksa an Material Material yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. 2. 3. 4. Sem en yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen jenis Portland Composite Cem ent (PCC) merek "Tiga Roda" kapasitas 40 kg. Air Pasir halus; dan Split. Semen yang digunakan adalah semen portland Portland Composite Cement (PCC) merek "Tiga Roda". Terhadap semen PCC ini tidak dilakukan lagi pemeriksaan sifat fisi s karena telah memenuhi Standar Indonesia (SNI) 03-2847-2002, namun pemeriksaan hanya dilakukan secara visual terhadap kantong yang tidak robek dan keadaan buti ran yaitu tidak terdapat bongkahan-bongkahan yang keras pada semen tersebut. Air yang digunakan untuk campuran beton dan perawatannya berasal dari air bersih Pe rusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Daroy Banda Aceh yang telah ditampung dal am bak penampungan pada Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan Fakultas Tekn ik Unsyiah yang telah memenuhi syarat sebagai air pencampur beton. Agregat kasar (coarse aggregate) yang lolos saringan 31,5 mm dan pasir kasar (coarse sand) ya ng lolos saringan 19,1 mm. Pasir halus (fine sand) yang digunakan lolos saringan 9,52 mm. Susunan butiran agregat kasar, pasir kasar dan pasir halus yang disari ng sesuai dengan hasil penelitian Yunita (2000) untuk mendapatkan modulus kehalu san (fineness modulus) yang sama. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini a dalah mesin pembebanan tekan

13 (compressive loading machine) dengan merek Ton Industrie buatan Manhein jerman, yang berkapasitas 20 ton, cetakan silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm sa tu set saringan, timbangan dengan berbagai kapasitas, pengaduk beton (molen) ber kapasitas 0,3 m3. Semua peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini sebah agian besar telah tersedia di Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan, Fakult as Teknik Unsyiah. 5. Uraian Hasil Pengujian. a. Pengujian benda Uji hari ke-1 Cetakan benda uji di buka setelah 12 jam dan ditimbang. Kemudian 2 buah benda uji dijemur untuk diuji pada umur 1 hari, sedangkan sisa 5 benda uji lainnya direndam dalam bak perenda man guna perawatan (Curing). Pada pengujian umur 1 hari dilakukan pada 2 buah be nda uji, didapat pebacaan manometer pada benda uji pertama 57 ton dan benda uji kedua 58 ton, maka didapat kuat tekan beton masing-masing 32, 15 MPa dan 32,535 MPa. b. Pengujian benda Uji hari ke-3 Untuk pengujian pada hari ke-3 dilakukan pada 1 buah benda uji. Sebelumnya benda uji dikeluarkan dan dijemur selama 12 jam. Pemb acaan manometer untuk pengujian benda uji hari ke3 didapat 83 ton. Maka didapat kuat tekan beton umur 3 hari sebesar 46,7 MPa. c. Pengujian Benda Uji hari ke-7 Hal yang sama juga dilakukan pada beton yang di uji pada umur 7 hari, beton dike luarkan dari bak perendaman kemudian dijemur selama 12 jam dan di uji menggunaka n compressive loading machine. Pembacaan pada manometer menunjukkan angka 98 ton , maka didapat kuat tekan beton umur 7 hari sebesar 55,457 MPa. 6. Rincian Biaya Beton per m3 NO. URAIAN BAHAN VOLUME SATUAN ANALISA HARGA SATUAN ( Rp ) 6 JUMLAH ( Rp ) 7 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Semen Agregat Kasar Pasir Halus Bendrat Sikament NN 1098,472 534,345 445,288 9,895 13,182 Jumlah Kg Kg Kg Kg Kg Taksir Taksir Taksir Taksir Taksir 1,125 117.90 57.97 14,000 10,000 1,235,781 63,000 25,813.33 138,530 131,820 1,594,944

14 7. Kesimpulan dan Saran 7.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian pada beton mutu ting gi menggunakan limbah kawat bendrat, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai b erikut : 1. Dalam menghasilkan beton mutu tinggi (kuat tekan tinggi) maka dari h asil mix design dihasilkan fas yang sangat rendah yaitu 0,18. Fas yang rendah te rsebut menuntut adanya penggunaan Superplasticizer atau high range water reducer untuk bisa mengontrol dan menghasilkan nilai slump yang optimal ( workable). Si kament NN yang dipakai dalam campuran beton rencana menghasilkan beton dengan mu tu (kuat tekan beton) tinggi serta mudah dalam pengerjaannya. 2. Penambahan limb ah kawat bendrat sebagai bahan tambahan dalam campuran beton normal menghasilkan kuat belah yang tinggi yang merupakan salah satu kekurangan dari beton. Peningk atan kuat belah secara langsung mempengaruhi kuat desak beton. Hasil pengujian k uat tekan pada umur 1 hari, 3 hari, 7 hari beton mutu tinggi dengan penambahan l imbah kawat bendrat serta direndam dalam bak rendam didapat hasil seperti yang d itunjukkan dalam table dibawah. Nama Sample 1 a b c d Berat (Kg) Sebelum direndam 2 12.7 12.5 12.5 12.5 Sesudah Direndam 3 12.5 12.8 Hari pengujian 4 1 3 7 Kuat tekan (TON) 5 57 58 83 98 tegan gan (Mpa) 6 32.255 32.821 46.968 55.457 7.2 Saran Dalam menghasilkan beton mutu tinggi perlu diperhatikan kualitas agreg at halus, dimana pasir yang digunakan harus benar-benar bersih dan bebas dari ko toran-kotoran organik yang dapat melemahkan beton. Kualitas agregat kasar, memil iki gradasi yang baik dan diambil dari sumber yang sama serta memiliki tingkat k eausan yang tinggi. Penambahan aditif serta admixture haruslah sesuai takaran at au memiliki dosis yang tepat. Sehingga admixture atau bahan tambahan yang diguna kan mampu meningkatkan mutu beton bukan malah mengurangi mutu beton akibat penam bahan yang berlebihan.

15 Daftar Pustaka DPU, 2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Untuk Beton Normal, SNI 032834-2 000, yayasan LPMB, Bandung. DPU, 1990, Metode Pengujian Tentang Ana-lisis Saringan Agregat Halus dan Kasar, SK SNI 03-1968-1990, yayasan LPMB, Bandung. DPU, 1990, Metode Pengujian Berat Je nis dan Penyerapan Air Agregat Kasar , SK SNI 03-1969-1990 , yayasan LPMB, Bandu ng. DPU, 1990, Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus , S K SNI 03-1970-1990 , yayasan LPMB, Bandung. DPU, 1990, Metode Pengujian Kadar Ai r Agregat , SK SNI 03-1971-1990 , yayasan LPMB, Bandung. Mulyono, Tri, Teknologi Beton, Yogyakarta; Penerbit Andi, 2003.

16 Lampiran Gambar Lampiran gambar Sumber : Semen tiga roda type pcc : Toko Bangunan Lampiran gambar : Semen tiga roda type pcc Sumber : Toko Bangunan

17 Lampiran gambar : Pengambilan agregat Kasar Sumber : Lhoknga Lampiran gambar : Pengambilan agregat Kasar Sumber : Lhoknga

18 Lampiran gambar Sumber : Agregat kasar sebelum pengecoran : Lab konstruksi dan bahan bangunan UNSYIAH Lampiran gambar : Agregat halus sebelum pengecoran Sumber : Lab konstruksi dan b ahan bangunan UNSYIAH

19 Lampiran gambar : Kawat Bendrat saat dicor Sumber : lab konstruksi dan bahan ban gunan UNSYIAH Lampiran gambar Sumber : Pebacaan Manometer : lab konstruksi dan bahan bangunan UNSYIAH

20 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SYIAH KUALA FAKULTAS TEKNIK JL. TGK. SYEKH ABDUL RAUF NO. 7 DARUSSALAM BANDA ACEH 23111 TELP./FAX. (0651) 52222 Nomor Lampiran Hal : Istimewa : 1 eks : Surat Pengantar Lomba dan Identifikasi Komponen Beton Kepada Yth. Panitia Indocement Awards 2010 diTempat Dengan hormat, Dengan ini kami menerangkan bahwa mahasiswa yang bernama Sibran M .I Putra, Iqlal Suriansyah, Zikrul Fuadi benar telah menggunakan Laboratorium Ko nstruksi dan Bahan Bangunan untuk pembuatan benda uji Lomba Beton Nasional yang diselenggarakan oleh PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dengan judul : Beton Mu tu Tinggi dengan Limbah kawat Bendrat. Adapun identifikasi komponen-komponen beto n yang digunakan terlampir. Demikianlah surat pengantar ini kami buat, atas perh atian Bapak, kami ucapkan terima kasih. Darussalam, 21 Mei 2010 Diketahui oleh: Ketua Jurusan Teknik Sipil, Disetujui/disahkan oleh: Ketua Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan, Dr. Ir. Mochammad Afifuddin, M.Eng NIP. 196409071989031003 Dr. Ir. Abdullah, M. Sc NIP. 196403211989031002

21 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SYIAH KUALA FAKULTAS TEKNIK JL. TGK. SYEKH ABDUL RAUF NO. 7 DARUSSALAM BANDA ACEH 23111 TELP./FAX. (0651) 52222 Nomor Lampiran Hal : Istimewa : 1 eks : Lampiran Bahan dan Peralatan yang digunakan : 1. Batu split n Jenis Portland Composit Cement (PCC) merek Tiga n Butiran 7. Slinder Benda Uji ukuran 150 mm x 300 dan Talam 10. Mesin Pembebanan Tekan (compressive Timbangan 1 inci 2. Pasir Halus 3. Seme Roda 4. Skop 5. Molen 6. Saringa mm 8. Kerucut Abrams 9. Ember loading machine) 11. Oven 12.

Anda mungkin juga menyukai