Anda di halaman 1dari 5

MODUL 6 Proyek Akhir

Agung Utama Putra (13210037) Muhammad Fauzan (13210038) Asisten: Imran S Tanggal Percobaan: 3/5/2012 EL2140-Praktikum Elektronika

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB
Abstrak Percobaan ini akan mendesain penguat dari BJT dengan karakteristik penguatan total 20 V/V, Rinput 600 dan Routput 16. Penguat ini didesain terdiri dari dua tingkat penguat. Dengan memanfaatkan karakteristik masingmasing jenis penguat, maka akan didesain pengaut dengan karakteristik tersebut. Kata kunci: Penguatan, Resistansi input, Resistansi output 1. PENDAHULUAN

Berikut adalah nilai karakteristiknya:

) Pada penguat yang akan dibuat, konfigurasi ini digunakan pada penguat tingkat pertama. Untuk keperluan rangkaian yang akan dibuat, nilai karakteristik konfigurasi common emittor secara lengkapnya adalah sebagai berikut:

Penguat dengan karakteristik seperti itu akan dibentuk dengan menggunakan dua penguat. Penguat pertama adalah common emitor dan penguat kedua adalah common collector. Adapun tujuan dari percobaan ini adalah agar praktikan dapat membuat penguat dengan karakteristik yang telah ditentukan. Hal ini akan merupakan pemanfaatan pengetahuan komprehensif pada percobaan-percobaan sebelumnya.

2.

STUDI PUSTAKA

Terdapat tiga jenis penguat BJT, yaitu common emiiter, common base, dan common collector. Hanya konfigurasi common emittor dan common collector yang digunakan pada rangkaian penguat ini.

2.2 Common Collector (CC)

2.1 Common Emitter (CE)


Konfigurasi ini memliki karakteristik resistansi input yang sedang serta penguatan tegangan yang tinggi.

Gambar 2: Penguat konfigurasi CC.

Konfigurasi penguat jenis ini memiliki resistansi output yang kecil. Karena penguatannya mendekati 1, pada umumnya penguat jenis ini digunakan sebagai buffer pada penguat. Berikut adalah nilai karakteristiknya:
Gambar 1: Penguat konfigurasi CE.
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

Penguat tahap 1 (CE) IB Pada penguat yang akan dibuat, konfigurasi ini digunakan pada tingkat akhir, untuk memperkecil resistansi output rangkaian. IC IE gm r re 3,73 A 1,008 mA 1,011 mA 40,32 mA/V 6,67 k 24,71

Penguat tahap 2 (CC) 5,43 A 1,467 mA 1,472 mA 58,7 mA/V 4,6 k 16,98

2.3 Perhitungan
Spesifikasi yang diberikan sebagai berikut:

Tabel 2: Hasil perhitungan arus dan parameter sinyal kecil transistor.

Karena resistansi output sangat kecil dibandingkan dengan resistansi input, rangkaian tidak bisa menggunakan hanya satu jenis konfigurasi. Untuk penguatannya, akan digunakan konfigurasi common emittor yang diletakkan pada penguat tingkat pertama. Outputnya kemudian disambungkan dengan buffer, penguat berkonfigurasi common collector, sehingga resistansi outputnya bisa dibuat kecil. Berikut konfigurasi penguat, sebelum diberikan nilai resistornya.

Sehingga didapat nilai Rin, Rout dan Gv:

Karena hasil perhitungan biasanya lebih besar dari realita, hasil ini dianggap cukup dekat.

3.

METODOLOGI
1. 2. 3. 4. Rangkaian penguat yang telah jadi. Generator sinyal. Osiloskop. Resistor variabel.
Menyesuaikan dengan ukuran komponen yang tersedia di pasaran.

Alat dan Bahan:

Menentukan desain penguat.

Melakukan perhitungan.

Gambar 3: Rangkaian penguat.

Untuk mempermudah perhitungan, kami menggunakan fitur formula pada MS-Excel. Nilai resistor yang digunakan sebagai berikut:

Pengujian.

Memasang komponen pada PCB.

Mendesain dan mencetak PCB.

RB RC RE RB2 RE2

820 680 8200 10000 5600

Bagan 1: Metodologi perancangan.


Rangkaian dipasangkan dengan power supply dengan Vcc = 9 V. Input pada generator sinyal dengan Vsig = 10mV, f=1kHz. Input dihubungkan ke channel 1 osiloskop.

Tabel 1: Nilai resistor yang digunakan.

Dengan nilai = 270, VCC = 9V, input Vsig = 10mV. Berikut adalah hasil perhitungan arus kolektor, arus base, arus emittor, gm, r, dan re oleh kedua bagian penguat.
Av = gradien kurva. Dilihat pada mode x-y.

Output dihubungkan ke channel 2 osiloskop.

Bagan 2: Langkah pengujian gain.


Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

Keluaran generator sinyal (Vsig) dipasang ke channel 1 osiloskop.

4.
Rvar dipasang secara seri ke input rangkaian. Vi dihubungkan ke channel 2 osiloskop.

HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil Simulasi


Simulasi menggunakan software Proteus ISIS 7. Penguatan Total

Rin = Rvar.

Ubah-ubah Rvar sampai Vi sama dengan setengah Vsig.

Bagan 3: Langkah pengujian resistansi input (Rin).


Output rangkaian dipasang ke channel 1 osiloskop.

Rvar dipasang secara paralel ke output rangkaian.

Rout = Rvar.

Ubah-ubah Rvar sampai Vout setengah dari sebelumnya

Bagan 4: Langkah pengujian resistansi output.

Gambar 6: Skala horizontal (Vin) 2mV/div, skala vertikal (Vout) 50mV/div.

Hasil simulasi, penguatannya (Gv) adalah 25V/V, sesuai dengan perhitungan. Pengukuran Resistansi Input Grafik pada pengukuran resistansi input adalah sebagai berikut:

Gambar 4: Desain rangkaian penguat lengkap dengan nilai komponen yang digunakan.

Gambar 7: Vsig (kuning) dan Vin (hijau), keduanya dengan skala 5mV/div. Pada saat ini Rvar = 550

Gambar 8: Pada mode x-y, Vin (vertikal) terhadap Vsig (horizontal).

Gambar 5: Layout PCB yang dibuat. Ada dua tempat resistor yang di-short dan satu tempat kapasitor yang dibiarkan terbuka karena tidak digunakan pada desain paling akhir (ditandai dengan strip merah untuk yang dishort dan silang untuk yang dibiarkan terbuka).

Dari grafik bisa dilihat sekarang Vin bernilai hampir setengah dari Vsig. Dengan konsep pembagi tegangan, bisa disimpulkan bahwa Rin pada rangkaian nilainya sama dengan Rvar yang menyebabkan ini terjadi, 550 .

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

Pengukuran Resistansi Output Grafik pada pengukuran resistansi output agak terdistorsi apabila menggunakan amplituda sinyal input 10mV. Untuk simulasi pengukuran resistansi output, digunakan amplituda sinyal input 1mV.

Gambar 11: Pengamatan penguatan total.

Dari pengamatan, penguatan total sedikit berbeda dengan spesifikasi yang diinginkan. Nilai yang didapat adalah 22,5 V/V.
Gambar 9: Sinyal sudah terdistorsi sehingga sulit menentukan resistansi output.

Sesuai teori, penguatan pada kenyataannya agak lebih kecil dari hasil perhitungan. Ini disebabkan karena perhitungan mengabaikan beberapa sifat transistor, salah satunya adalah nilai ro. Selain itu, nilai resistansi beban sebenarnya juga mempengaruhi, tetapi pada perhitungan, nilainya dianggap sangat besar. Hasil percobaan mutlak; nilai penguatan rangkaian sebenarnya adalah 22,5 V/V.

4.3 Resistansi Input


Gambar 10: Dengan sinyal input 1mV, Rvar 16, Vout sekarang (ungu) dan Vout sebelumnya (biru).

Ini disebabkan dengan tegangan input 10mV, transistor pada penguat tahap akhir sudah memasuki kondisi cut-off. Dengan sinyal 1mV, output sekarang bisa terlihat karena masih berada pada kondisi saturasinya. Dari grafik bisa dilihat bahwa dengan Rvar sebesar 16, tegangan output sudah bernilai setengah dari sebelumnya. Dengan konsep pembagi tegangan, disimpulkan bahwa tegangan outputnya sama dengan 16.

Dengan menggunakan Rvar bernilai 600 maka dengan pengamatan osiloskop skala x 10mV/ div dan skala y 0.1V/Div didapat hasil berikut:

4.2 Penguatan total


Percobaan dilakukan dengan amplituda sinyal input 10mV. menggunakan
Gambar 4.2-12 Pengamatan Resistansi Input

Dari hasil pengamatan dengan skala x 10mV/ div dan skala y 0.1V/Div didapat hasil pengamatan Vin terhadap Vout berikut:

Terlihat nilai Vin osiloskop sebelum penguat. Maka disimpulkan bahwa 600.

bernilai setengah tegangan terpasang pada rangkaian dengan demikian dapat nilai R input adalah sebesar

Seperti sebelumnya, nilai yang didapat lebih kecil dari hasil perhitungan. Sama dengan sebelumnya, penyebabnya adalah karena pada perhitungan ada beberapa parameter yang diabaikan.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

4.4 Resistansi Output


Dengan menggunakan Rvar bernilai 16, pada pengamatan osiloskop skala x 10mV/Div dan skala y 0.1V/Div didapat hasil berikut:

Hasil perhitungan biasanya berbeda dari kenyataan karena ada parameter yang diabaikan pada perhitungan. Rangkaian penguat ini parameter sebagai berikut: mempunyai

DAFTAR PUSTAKA [1] Hutabarat, Mervin T dkk, Modul Praktikum Elektronika, Labdas Teknik Elektro STEI ITB, Bandung, 2012 Sedra & Smith, Microelebtronic Circuit, Oxford University Press, New York, 2004

Gambar 4.3-13 Pengamatan Resistansi Output

[2]

Terlihat nilai Vout di osiloskop telah bernilai setengah dari nilai tegangan sebelum dipasang ke rangkaian. Namun terlihat ada distorsi saat gelombang baru mencapai setengahnya. Namun secara keseluruhan nilai Rvar ini sudah mendekati nilai Routput. Karena generator sinyal yang digunakan tidak bisa menghasilkan sinyal 1mV dengan baik, kami tidak bisa menguji rangkaian penguat pada sinyal input tersebut.

5.

TOTAL BIAYA RANGKAIAN


Harga Satuan Rp6.600,Jumlah Total

Komponen

Biaya cetak PCB Transistor Resistor Kapasitor Header

Rp6.600,-

Rp200,Rp200,Rp300,Rp2.000,-

2 5 4 1 Total Biaya

Rp400,Rp1.000,Rp1.200,Rp2.000,Rp11.200,-

Gambar 14: Total Biaya

6.

KESIMPULAN
Rangkaian penguat ini menggunakan konfigurasi common emittor pada tahap pertama dan common collector pada tahap akhir.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB

Anda mungkin juga menyukai