Anda di halaman 1dari 33

STOIKIOMETRI SENYAWA

1. KONSEP MOL

jumlah partikel dalam 22,4 L gas pada STP (0, 1atm) dipilih sebagai jumlah standar. Bilangan ini disebut dengan bilangan Avogadro. Nama bilangan Loschmidt juga diusulkan untuk menghormati kimiawan Austria Joseph Loschmidt (1821-1895) yang pertama kali dengan percobaan (1865). Sejak 1962, menurut SI (Systeme Internationale) diputuskan bahwam dalam dunia kimia, mol digunakan sebagai satuan jumlah materi. Bilangan Avogadro didefinisikan jumlah atom karbon dalam 12 g 126C dan dinamakan ulang konstanta Avogadro. Ada beberapa definisi mol: (i) (ii) (iii) Jumlah materi yang mengandung sejumlah partikel yang terkandung dalam 12 g 12 C. satu mol materi yang mengandung sejumlah konstanta Avogadro partikel. Sejumlah materi yang mengandung 6,02 x 1023 partikel dalam satu mol.

A. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel (X) Hubungan antara mol (n) dengan jumlah partikel (X) dalam zat dapat dinyatakan sebagai Berikut : X = n x 6,02 x 1023 Atau n= X 6,02 x 1023 molm = jumlah partikel 6,02 x 1023 Jumlah part ikel = mol x 6,02 x 1023

B. Massa Molar Masa molar (Mm) menyatakan massa yang dimiliki oleh 1 mol zat. Massa 1 mol zat sama Dengan massa moekul relative (Mr) zat tersebut dengan satuan gram/mol. Untuk unsure yang partikelnya berupa atom, maka massa molar sama dengan Ar (massa atom relatif ) dalam satuan gram/mol. Contoh : 1. Massa molar kalsium (Ca) = massa dari 1 mol kalsium (Ca)= Ar Ca=40 gram/mol 2. Massa molar besi (Fe) = massa dari 1 mol besi (Fe) = Ar Fe = 56 gram/mol 3. Massa molar Aluminium (Al)= massa dari 1 mol aluminium (Al) = Ar Al = 27 gram/mo

Untuk unsure yang partikelnya berupa molekul dan senyawa, maka massa molar sama dengan Mr (Massa molekul relatif) dalam satuan gram/mol. Mr =

Ar

Dengan ; Mr = massa molekul relatif (gram/mol) Ar = massa atom relatif (gram/mol) Hubungan

2. Keadaan Kamar Kondisi pengukuran gas pada suhu 25 OC dan tekanan 1 atm disebut keadaan kamar dan dinyatakan dengan RTP (Room Temperature and Pressure). PV = nRT Dengan : P = tekanan (atm) V = Volume gas (Liter) n = jumlah mol (mol) R = tetepan gas = 0,082 L atm/mol K

V = nRT P = 1 mol x 0,082 L atm/mo K x 298 K 1 atm = 24,4 liter Jadi, pada keadaan kamar (RTP), volume molar (volume 1 mol gas) adalah 24,4 liter/mol. 4. Keadaan yang Mengacu pada Keadaan Gas Lain Pada suhu dan tekanaan yang sama, volume gas hanya bergantung pada jumlah molnya. Misalkan gas pertama dengan jumlah mol n1 dan volume V1 dan gasa kedua dengan jumlah mol n2 Dan volume V2 , maka pada suhu dan tekanaan yang sama berlaku : V1 V2 n1 n2 atau n1 V1 n2 V2

D. Molaritas larutan

Molaritas (M) adalah salah satu cara menyatakan monsentrasi atau keprkatan larutan. Molaritas Menyatakan jumah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Satuan molaritas (M) adalah mol/iter atau mmol/mL. M= n/V

Dengan : M = Molaritas (mol/iter atau M) n = jumlah mol zat terlarut (mol) V= volume larutan (iter) Catatan : n = massa/Mr

Contoh : Hitunglah kadar nitrogen yang terkandung pada pada senyawa : a. CO (NH2)2 b. KNO3 Jawab : a. Cari dulu Mr Mr = 12+16+28+4 = 60 Ar N = 28/60x100 =46,7 b. Car i dulu Mr Mr = 39+14+48 = 101 = 13,9

Persamaan reaksi
Dalam ilmu kimia, persamaan reaksi atau persamaan kimia adalah penulisan simbolis dari sebuah reaksi kimia. Rumus kimia pereaksi ditulis di sebelah kiri persamaan dan rumus kimia produk dituliskan di sebelah kanan.[1] Koefisien yang ditulis di sebelah kiri rumus kimia sebauh zat adalah koefisien stoikiometri, yang menggambarkan jumlah zat tersebut yang terlibat dalam reaksi relatif terhadap zat yang lain. Persamaan reaksi yang pertama kali dibuat oleh ahli iatrokimia Jean Beguin pada 1615.

Dalam sebuah persamaan reaksi, pereaksi dan produk dihubungkan melalui simbol yang berbeda-beda. Simbol digunakan untuk reaksi searah, untuk reaksi dua arah, dan untuk reaksi kesetimbangan. Misalnya, persamaan reaksi pembakaran metana (suatu gas pada gas alam) oleh oksigen dituliskan sebagai berikut

CH4 + 2 O2 CO2 + 2 H2O Seringkali pada suatu persamaan reaksi, wujud zat yang bereaksi dituliskan dalam singkatan di sebelah kanan rumus kimia zat tersebut. Huruf s melambangkan padatan, l melambangkan cairan, g melambangkan gas, dan aq melambangkan larutan dalam air. Misalnya, reaksi padatan kalium (K) dengan air (2H2O) menghasilkan larutan kalium hidroksida (KOH) dan gas hidrogen (H2), dituliskan sebagai berikut 2K (s) + 2H2O (l) 2KOH (aq) + H2 (g) Selain itu, di paling kanan dari sebuah persamaan reaksi kadang-kadang juga terdapat suatu besaran atau konstanta, misalnya perubahan entalpi atau konstanta kesetimbangan. Misalnya proses Haber (reaksi sintesis amonia) dengan perubahan entalpi (H) dituliskan sebagai berikut N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H = -92.4 kJ/mol. Suatu persamaan disebut setara jika jumlah suatu unsur pada sebelah kiri persamaan sama dengan jumlah unsur tersebut di sebelah kanan, dan dalam reaksi ionik, jumlah total muatan harus setara juga. Tatanama senyawa dan persamaan reaksi

Persamaan reaksi Menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai dengan koefisiennya masing-masing. 1). Menuliskan Persamaan Reaksi. o Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi = reaktan ) menjadi zat baru (produk). o Jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia di antaranya berubah. o Ikatan kimia dalam pereaksi diputuskan dan terbentuk ikatan baru dalam produknya. o Atom-atom ditata ulang membentuk produk reaksi. Contoh :

Keterangan :

Tanda panah menunjukkan arah reaksi (artinya = membentuk atau bereaksi menjadi). Huruf kecil dalam tanda kurung menunjukkan wujud atau keadaan zat yang bersangkutan ( g = gass, l = liquid, s = solid dan aq = aqueous / larutan berair ).

Bilangan yang mendahului rumus kimia zat disebut koefisien reaksi (untuk menyetarakan atom-atom sebelum dan sesudah reaksi).

Koefisien reaksi juga menyatakan perbandingan paling sederhana dari partikel zat yang terlibat dalam reaksi.

Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dengan 2 langkah : 1). Menuliskan rumus kimia zat pereaksi dan produk, lengkap dengan keterangan wujudnya. 2). Penyetaraan, yaitu memberi koefisien yang sesuai sehingga jumlah atom setiap unsur sama pada kedua ruas ( cara sederhana ). Contoh :

Langkah 1 :

(belum setara)

Langkah 2 :

(sudah setara)

2). Menyetarakan Persamaan Reaksi. Langkah-langkahnya ( cara matematis ) : a). Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya zat yang rumusnya paling kompleks = 1, sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara dengan huruf. b). Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang diberi koefisien 1 itu. c). Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir.

Contoh : Langkah 1 : Persamaan reaksi yang belum setara.

Langkah 2 : Menetapkan koefisien C 2 H 6 = 1 sedangkan koefisien yang lain ditulis dengan huruf.

Langkah 3 : Jumlah atom di ruas kiri dan kanan : Ruas kanan b 2c 2b+c

Atom C H O

Ruas kiri 2 6 2a

Langkah 4 : Jumlah atom di ruas kiri = jumlah atom di ruas kanan. Dari langkah 3, diperoleh : b = 2 . (i) 2c = 6 . (ii) 2a = (2b + c) .. (iii) Dari persamaan (ii), diperoleh : 2c = 6 c = 6/2 = 3 . (iv) Persamaan (i) dan (iv) disubstitusikan ke persamaan (iii) :

2a = (2b + c) .. (iii) 2a = {(2).(2) + 3} = 7 a =7/2 ... (v) Langkah 5 : Nilai-nilai a, b dan c disubstitusikan ke persamaan reaksi :

..(x 2)

Langkah 6 : Memeriksa kembali jumlah atom di ruas kiri dan kanan, serta melengkapi wujud zatnya.

tatanama senyawa kimia Tata Nama Senyawa Sederhana 1). Tata Nama Senyawa Molekul ( Kovalen ) Biner. Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur. Contoh : air (H 2 O), amonia (NH 3 ) a). Rumus Senyawa Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut, ditulis di depan. B-Si-C-Sb-As-P-N-H-Te-Se-S-I -Br-Cl-O-F Contoh : (lengkapi sendiri) b). Nama Senyawa Nama senyawa biner dari dua jenis unsur non logam adalah rangkaian nama kedua jenis unsur tersebut dengan akhiran ida (ditambahkan pada unsur yang kedua). Contoh : (lengkapi sendiri) Catatan :

Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari sejenis senyawa, maka senyawasenyawa yang terbentuk dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani. 1 = mono 2 = di 3 = tri 4 = tetra 5 = penta 6 = heksa 7 = hepta 8 = okta 9 = nona 10 = deka Angka indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk nama senyawa karbon monoksida. Contoh : .(lengkapi sendiri) c). Senyawa yang sudah umum dikenal, tidak perlu mengikuti aturan di atas. Contoh : (lengkapi sendiri) 2). Tata Nama Senyawa Ion. Kation = ion bermuatan positif (ion logam) Anion = ion bermuatan negatif (ion non logam atau ion poliatom) a). Rumus Senyawa Unsur logam ditulis di depan. Contoh : (lengkapi sendiri) Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya. Kation dan anion diberi Pada stoikiometri larutan, di antara zat-zat yang terlibat reaksi, sebagian atau seluruhnya berada dalam bentuk larutan. 1. Stoikiometri dengan Hitungan Kimia Sederhana Soal-soal yang menyangkut bagian ini dapat diselesaikan dengan cara hitungan kimia sederhana yang menyangkut hubungan kuantitas antara suatu komponen dengan komponen lain dalam suatu reaksi.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah: a. menulis persamann reaksi b. menyetarakan koefisien reaksi c. memahami bahwa perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol Karena zat yang terlibat dalam reaksi berada dalam bentuk larutan, maka mol larutan dapat dinyatakan sebagai: n=V.M dimana: n = jumlah mol V = volume (liter) M = molaritas larutan Contoh: Hitunglah volume larutan 0.05 M HCl yang diperlukan untuk melarutkan 2.4 gram logam magnesium (Ar = 24). Jawab: Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g) 24 gram Mg = 2.4/24 = 0.1 mol mol HCl = 2 x mol Mg = 0.2 mol volume HCl = n/M = 0.2/0.25 = 0.8 liter

2. Titrasi Titrasi adalah cara penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Motode ini banyak dilakukan di laboratorium. Beberapa jenis titrasi, yaitu: 1. titrasi asam-basa 2. titrasi redoks 3. titrasi pengendapan Contoh: 1. Untuk menetralkan 50 mL larutan NaOH diperlukan 20 mL larutan 0.25 M HCl. Tentukan kemolaran larutan NaOH ! Jawab: NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) mol HCl = 20 x 0.25 = 5 m mol Berdasarkan koefisien reaksi di atas. mol NaOH = mol HCl = 5 m mol

M = n/V = 5 m mol/50mL = 0.1 M 2. Sebanyak 0.56 gram kalsium oksida tak murni dilarutkan ke dalam air. Larutan ini tepat dapat dinetralkan dengan 20 mL larutan 0.30 M HCl.Tentukan kemurnian kalsium oksida (Ar: O=16; Ca=56)! Jawab: CaO(s) + H2O(l) Ca(OH)2(aq) Ca(OH)2(aq) + 2 HCl(aq) CaCl2(aq) + 2 H2O(l) mol HCl = 20 x 0.30 = 6 m mol mol Ca(OH)2 = mol CaO = 1/2 x mol HCl = 1/2 x 6 = 3 m mol massa CaO = 3 x 56 = 168 mg = 0.168 gram Kadar kemurnian CaO = 0.168/0.56 x 100% = 30%

ATOM I. Teori-teori Atom

PERKEMBANGAN MODEL ATOM Anda tentu sudah dapat membayangkan betapa kecil ukuran sebuah atom. Hingga sekarang belum ada alat (semacam mikroskop) yang memiliki perbesaran memadai, sehingga kita dapat mengamati susunan suatu atom. Oleh karena itu, para ahli mengembangkan model atom untuk mempelajari atom. Model atom hanyalah merupakan rekaan para ahli berdasarkan data eksperimen dan kajian teoritis yang mereka lakukan. Seifing dengan perkembangan ilmu dan teknologi, pemahaman para ahli tentang atom juga mengalami perkembangan. Dewasa ini, meskipun merupakan partikel yang amat kecil, para ahli mengetahui sangat banyak tentang susunan atom tersebut. Dalam bagian berikut ini akan dibahas perkembangan model atom mulai dari model atom Dalton hingga model Niels Bohr.

Model Atom Dalton Model atom yang pertama. dikemukakan oleh John Dalton pada tahun 1803. Model atom Dalton adalah gagasan tentang partikel materi. Dalton merupakan orang pertama yang secara ilmiah menyatakan bahwa matefi terdiri atas partikel, yang disebutnya atom. Teori atom Dalton dikemukakan berdasarkan hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap. Teori Dalton dapat menjelaskan kedua hukum tersebut. Akan tetapi, pada perkembangan lebih lanjut ditemukan bayak fakta yang tidak dapat dijelaskan dengan teori atom Dalton. Kelebihan model atom Dalton 1. Dapat menerangkan hukum kekekalan massa

2. Dapat menerangkan hukum perbandingan tetap (hukum prolist ) Kelemahan 1. Tidak dapat menerangkan sifat listrik atom 2. Pada kenyataannya atom dapat dibagi lagi menjadi partikel yang lebih kecil yang di sebut partikel sub atomik. Model Atom Thomson Menurut J.J. Thomson, atom terdiri dari materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron bagaikan kismis dalam roti kismis. Secara keseluruhan atom bersifat netral. Adanya partikel alfa yang terpantul sangat mengejutkan Rutherford. Partikel alfa yang terpantul itu pastilah telah menabrak sesuatu yang sangat padat dalam atom. Fakta ini jelas tidak sesuai dengan model yang dikemukakan oleh J.J. Thomson dimana atom digambarkan bersifat homogen pada seluruh bagiannya (tidak mengindikasikan adanya bagian yang lebih padat). Pada tahun 1911, Rutherford dapat menjelaskan penghamburan sinar alfa dengan mengajukan gagasan tentang inti atom. Menurut Rutherford, sebagian besar dari massa dan muatan positif atom terkonsentrasi pada bagian pusat atom yang selanjutnya disebut inti atom. Hal ini dapat diandaikan dengan sebuah roti kismis yang dipres menjadi seukuran pasir halus. Tentu saja hasilnya menjadi sesuatu yang sangat pejal atau masif. Elektron beredar mengitari inti pada jarak yang relatif sangat jauh. Lintasan elektron itu disebut Kulit Atom. Jarak dari inti hingga kulit atom disebut jari-jari atom. Ukuran jari-jari atom adalah sekitar 10-8 cm, sedangkan jari-jari inti atom adalah sekitar 10-13 cm. Jadi, sebagian besar dari atom merupakan ruang hampa. Bila diameter inti diibaratkan 1 cm, maka penampang atom ibarat lapangan bulat dengan diameter 1 km. Sebagian Besar atom merupakan ruang hampa Dengan model seperti itu, penghamburan sinar alfa oleh lempeng logam tipis dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Sebagian besar partikel sinar alfa dapat tembus karena melalui daerah hampa. 2. Partikel alfa yang mendekati inti atom dibelokkan karena mengalami gaya tolak inti. 3. Partikel alfa yang menuju inti atom dipantulkan karena inti bermuatan positif dan sangat masif. Penjelasan Rutherfor. Partikel a yang terpantul adalah yang menabrak inti atom. Sedangkan yang dibelokkan adalah yang mendekati inti atom. Partikel yang lewat tanpa pembelokkan adalah yang melalui ruang hampa jauh dari inti atom. Kelebihan 1. Dapat menerangkan adanya partikel yang lebih kecil dari atom yang disebut partukel subatomik 2. Dapat menerangkan sifat listrik atom

Model Atom Rutherford

Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners Masreden)melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa () terhadap lempeng tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan bola pejal yang positif yang bila dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis, maka sebagian besar partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 1), tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90 bahkan lebih. Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesipulan beberapa berikut:
1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan 2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif. 3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.

Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford yang menyatakan bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak menolak. Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai beriukut:

Kelebihan : 1. Dapat menerangkan fenomena penghamburan partikel alfa dari uranium 2. Mengemukakan keberadaan inti atom yang bermuatan positif dan merupakan pusat massa atom Kelemahan : 1. Bertentangan dengan teori elektron dinamika klasik, dimana suatu partikel bermuatan listrik apabila bergerak akan memancarkan energi 2. Elektron bermuatan negatif yang beredar mengelilingi inti akan kehilangan energi terus menerus sehingga akan membentuk lintasan spiral dan jatuh ke inti. Pada kenyataannya hal ini tidak terjadi elektron tetap stabil pada lintasannya.

Model Atom Niels Bohr Salah satu kelemahan model atom Rutherford adalah bahwa model tersebut tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak tersedot dan jatuh ke intinya. Menurut hukum fisika klasik, gerakan elektron mengitari inti akan disertai pemancaran energi berupa radiasi elektromagnet. Jika demikian, maka energi elektron akan terus-menerus berkurang sehingga lintasannya akan berbentuk spiral dan akhirnya jatuh ke inti atom.Berdasarkan pengamatan terhadap spektrum unsur, Niels Bohr dapat menjelaskan kekekalan model atom Lutherford dengan teori sebagai berikut :

1. Dalam atom terdapat lintasan stationer dengan tingkat energi tertentu tempat elektron dapat beredar mengitari inti tanpa disertai pemancaran atau penyerapan energi. Lintasan itu, yang juga disebut Wit atom, adalah orbit berbentuk lingkaran dengan jarijari tertentu. Tiap lintasan ditandai dengan satu bilangan bulat yang disebut bilangan kuantum utama (n), mulai dari 1, 2, 3, 4, dan seterusnya yang dinyatakan dengan lambang K, L, M, N, dan seterusnya. Lintasan pertama, harga n = 1, disebut kulit K. Lintasan kedua, harga n = 2, disebut kulit L, dan seterusnya Makin besar harga n (makin jauh dari inti) makin besar energi E elektron yang mengorbit pada kulit itu.

2. Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron menempati tingkat energi terendah. Keadaan seperti itu disebut tingkat dasar (ground state). Elektron dapat berpindah dari satu kuit ke kulit lain disertai pemancaran atau penerapan energi dalam jumlah tertentu. Perpindahan ke kulit lebih luar disertai penyerapan energi, sebaliknya, perpindahan elektron ke kulit lebih dalam disertai pelepasan energi.

Model atom Bohr temyata masih kurang sempuma. Model atom yang kini diterima para ahli dikembangkan oleh Erwin Schrodinger yang dikenal dengan nama model atom mekanika kuantum. Model atom mekanika kuantum ini mempunyai persamaan dengan model atom Niels Bohr dalam hal

adanya tingkat-tingkat energi (kulit-kulit) dalam atom. Perbedaannya lebih pada bentuk lintasanlintasan tersebut, Kelebihan : Menerangkan dengan jelas garis spektrum pancaran (emisi) atau sarapan (adsorbsi0 dari atom hidrogen

Kekurangan : Terjadi penyimpangan untuk atom yang lebih besar dari hidrogen Tidak dapat menerangkan efek zaeman, yaitu spektrum atom yang lebih rumit apabila atom ditampakkan pada meden magnet.

Teori Atom Modem Menurut teori atom modem, atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan elektron-elektron yang beredar mengitari inti. Lintasan elektron mengitari inti disebut kulit atom. Model atom modem ini mirip dengan sistem tata surya, yaitu matahari dan planet-planet yang mengitarinya. Kulit atom yang pertama (yang paling dekat dengan inti) diberi lambang K, kulit yang kedua dengan lambang L, dan seterusnya sesuai urutan abjad.

Nomor Atom (NA) Telah disebutkan bahwa nomor atom menyatakan jumlah proton dalam atom. Untuk atom netral, jumlah proton sama dengan jumlah elektron. Jadi, nomor atom juga menyatakan jumlah elektron. Nomor Atom (NA) = proton (p) = elektron (e) Contoh :

11Na, Nomor atom Na = 11, berarti tiap atom natrium mengandung 11 proton dan 11 elektron.

Nomor Massa (NM) Nomor Massa suatu unsur menunjukkan massa atom unsur tersebut. Atom merupakan gabungan dari partikel-partikel penyusunnya maka massa atom merupakan jumlah partikelnya, yaitu massa proton, neutron dan elektron. Akan tetapi karena massa elektron diabaikan maka nomor massa merupakan jumlah massa proton dan massa neutron. Nomor Massa (NM) = proton (p) + neutron (n) Penulisan Lambang Partikel Dasar Atom Untuk mempermudah dalam pengenalan dan penulisan maka ditetapkan penulisan lambang susunan partikel dasar atom adalah sebagai berikut : NA NM

A Z p=e p+nX atau X atau X Dimana : NM = A : Nomor Massa = p + n NA = Z : Nomor Atom = p + e Neutron (n) : NM NA atau A Z Susunan Partikel Ion Suatu atom mempunyai kecenderungan untuk melepas dan menerima elektron. Atom yang melepaskan elektron akan menjadi ion positif (+) dan atom yang menerima elektron akan menjadi ion negatif (-). Contoh : Tentukan proton, dan elektron dari 11Na+ dan 15P3Jawab : 11Na+ proton = 11, elektron = proton muatan = 11 1 = 10 15P3- proton = 15, elektron = proton + muatan = 15 + 3 = 18 Penemuan Partikel Dasar Elektron (e) Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun 1900. Penemuan elektron berkaitan dengan percobaanpercobaan tentang hantaran listrik melalui tabung hampa. Gas pada tekanan normal bukanlah penghantar listrik. Pada tahun 1821, Sir Humphry Davy, seorang ahli fisika asal Inggris, menemukan bahwa gas menjadi penghantar yang lebih baik pada tekanan rendah. Sejak saat itu banyak percobaan dilakukan dengan tabung hampa atau tabung tampa muatan (discharge tube), terutama oleh William Crookes. Salah satu aplikasi dari penemuan ini ialah pembuatan lampu tabung, seperti lampu neon dan lampu natrium. Lampu neon yang bercahaya merah dan banyak digunakan untuk lampu reklame, adalah tabung berisi gas neon bertekanan rendah; sedangkan lampu natrium yang bercahaya kuning banyak digunakan untuk penerangan jalan raya. Susunan dari tabung tanpa muatan/sinar katode diperlihatkan pada Gambar 3. Tampak pada bagian ujung tabung terdapat dua plat logam yang berfungsi sebagai elekttode (sambungan listrik). Tekanan gas dalam tabung dapat diatur melalui pompa isap (pompa vakum). Pada tekanan yang cukup rendah dan tegangan yang cukup finggi (beberapa ribu volt), gas dalam. tabung akan berpijar dengan cahaya yang wamanya bergantung pada jenis gas (neon berwama merah, sedangkan natrium berwama kuning). Jika tekanan gas dikurangi lagi, maka daerah di depan katode akan menjadi gelap. Daerah gelap ini terus bertambah jika tekanan terus dikurangi. Akhimya seluruh tabung menjadi gelap, tetapi bagian tabung di depan katode berpendar dengan wama kehijauan. Perpendaran ini disebabkan oleh suatu radiasi yang memancar dari permukaan katode menuju anode. Oleh karena berasal dari katode maka radiasi ini disebut sinar katode. Percobaan lebih lanjut menunjukkan bahwa sinar katode merupakan radiasi partikel yang bermuatan listrik negatif . Hakikat sinar katode menjadi jelas setelah percobaan yang dilakukan oleh J.J.Thomson mencapai puncaknya pada tahun 1897. Berdasarkan besamya simpangan sinar katode dalam medan listrik, Thomson dapat menentukan nisbah muatan terhadap massa (nilai e/m) dari partikel sinar katode sebesar 1,76 x 108 C g-1. e/m = 1,76 x 108 C g-1 Thomson juga menemukan bahwa partikel sinar katode, yang dinamainya elektron, tidak bergantung

pada jenis elektrode maupun jenis gas dalam tabung. Berdasarkan hal itu, Thomson menyimpulkan bahwa elektron merupakan partikel dasar penyusun atom. Meskipun harga e/m untuk elektron telah diketahui, tetapi masih diperlukan percobaan lain untuk menentukan nilai e atau m. Jika salah satu dapat diketahui, maka yang satu lagi dapat ditentukan. Pada tahun 1909, Robert Millikan dari Universitas Chicago, dapat memecahkan dilema tersebut melalui percobaan yang dikenal dengan percobaan Tetes Minyak. Melalui percobaan ini, Millikan dapat menentukan muatan elektron. PERCOBAAN TETES MINYAK MILIKAN Millikan menjatuhkan tetesan minyak ke dalam daerah dengan medan listrik yang dapat diatur. Medan listrik diperoleh dengan memberikan beda potensial pada dua plat logam yang membatasinya. Selain itu, ruangan tersebutjuga diberi sinar X, sehingga sebagian tetesan menjadi bermuatan negatif. Dengan menaikkan beda potensial di antara dua plat, gerak jatuh partikel bermuatan negatif akan melambat karena ditarik oleh lempeng yang di atas dan ditolak oleh lempeng yang di bawah. Pada beda potensial tertentu, gaya listrik yang mendorong tetesan ke atas menjadi sama dengan gaya gravitasi yang menarikiiya ke bawah, sehingga tetesan tersebut mengalami kesetimbangan (melayang, tidak jatuh). Dengan mengetahui beda potensial tersebut dan juga massa tetesan minyak, maka muatan tetesan dapat ditentukan. Massa tetesan minyak dapat ditentukan dengan mengukur jari-jarinya (diamati melalui mikroskop) dan massa jenis minyak. Melalui percobaan tersebut, Millikan menemukan beberapa jenis tetesan yang berbeda muatan, tetapi semuanya merupakan kelipatan bulat dari suatu faktor yang sama, yaitu 1,602 coulomb. Millikan menyimpulkan muatan satu elektron adalah 1,602 coulomb. Perbedaan muatan antar tetesan terjadi karena suatu tetesan dapat mengikat 1, 2, 3 atau lebih elektron. e = 1,602 x 10-19 Coulomb Dengan telah diketahuinya muatan elektron, maka massanya dapat dihitung sebagai berikut. Thomson : e/m = 1,76 x 108 C gram-1 Millikan : e = 1,602 x 10-19 C maka massa elektron (m) = 9,11 X 10-28 gram Proton (p) Pada tahun 1886, sebelum hakikat sinar katode ditemukan, Goldstein melakukan suatu percobaan dengan tabung sinar katode dan menemukan fakta berikut. Apabila katode tidak berlubang temyata gas di belakang katode tetap gelap. Namun, bila pada katode diberi lubang maka gas di belakang katode menjadi berpijar. Hal ini menunjukkan adanya radiasi yang Sinar katode berasal dari anode, kemudian menerobos lubang pada katode dan memijarkan gas di belakang katode itu. Radiasi itu disebut sinar anode atau sinar positif atau sinar terusan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sinar terusan merupakan radiasi partikel (dapat memutar kincir) yang bermuatan positif (dalam medan listrik dibelokkan ke kutub negatif). Partikel sinar terusan temyata bergantung pada jenis gas dalam tabung. Partikel terkecil diperoleh dari gas hidrogen. Partikel ini kemudian disebut proton. Massa 1 proton = 1,6726486 x 10-24 gram (1 sma) Muatan 1 proton = +1 (= +1,6 x 10-19 C) Muatan maupun massa partikel sinar terusan dari gas lain selalu merupakan kelipatan bulat dari massa dan muatan proton sehingga diduga bahwa partikel itu terdiri atas proton-proton. Kemudian pada tahun 1919, Rutherford menemukan bahwa proton terbentuk ketika partikel alfa (a) ditembakkan pada inti atom nitrogen. Hal serupa juga terjadi pada inti atom lain. Hal ini membuktikan bahwa inti atom terdiri atas proton sebagaimana diduga oleh Goldstein.

Neutron (n) Neutron ditemukan oleh James Chadwick pada tahun 1932, tetapi keberadaanya telah diduga sejak tahun 1919 oleh Aston. Melalui serangkaian percobaan dengan spektrometer massa, Aston menemukan bahwa atom-atom dari unsur yang sama dapat mempunyai massa yang berbeda. Fenomena ini disebut isotop. Juga diketahui bahwa massa suatu atom tidak sama dengan nomor atomnya. (jumlah proton), banyak atom yang massanya sekitar dua kali nomor atomnya. Fakta-fakta itu menandakan adanya partikel netral dalam atom yang jumlahnya dapat berbeda meskipun unsumya sama. Selanjutnya pada tahun 1930, William Bothe dan Hendry Becker menembaki inti atom berilium dengan partikel alfa dan menemukan suatu radiasi partikel yang mempunyai daya tembus tinggi. Pada tahun 1932, James Chadwick membuktikan bahwa radiasi tersebut terdiri atas partikel netral yang massanya hampir sama dengan massa proton. Oleh karena bersifat netral partikel itu dinamai neutron. Percobaan lebih lanjut membuktikan bahwa neutron juga merupakan partikel dasar penyusun inti atom. Massa 1 neutron = 1,6749544 x 10-24 gram ( 1 sma) Neutron tidak bermuatan (netral)

Isotop, Isobar, Isoton, dan Isoelektron Isotop Atom-atom dari unsur yang sama (mempunyai nomor atom sama), tetapi berbeda massanya disebut isotop. Perbedaan massa terjadi karena perbedaan jumlah neutron dalam atom. Contoh : Unsur hidrogen terdiri dari 3 jenis isotop, yaitu lH; 2H; dan 3H. Susunan ketiga isotop itu adalah sebagai berikut : Isotop 1H1 biasa disebut Hidrogen, isotop 1H2 disebut deuterium, sedangkan isotop 1H3 disebut tritium (hidrogen satu-satunya unsur yang mempunyai nama khusus untuk isotop-isotopnya). Oleh karena isotop dari satu unsur mempunyai nomor atom sama, maka isotop itu dapat dibedakan hanya dengan menyatakan nomor massanya. Jadi, isotop-isotop H dapat dinyatakan sebagai H-1, H-2, H-3.

Isobar Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi mempunyai nomor massa sama disebut isobar. Contoh : 6C14 dan 7N14; 11Na24 dan 12Mg24 Isoton Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama disebut isoton. Contoh : : 6C13 dan 7N14; 15P31 dan 16S32

Isoelektron Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi mempunyai jumlah elektron yang sama disebut isoelektron. Contoh : 11Na+ dan 9Felektron = proton muatan elektron = proton + muatan

e = 11 1 e = 9 + 1 = 10 = 10 Spektrometer Massa dan Kelimpahan Isotop Spektrometer massa adalah suatu peralatan (instrumen) modem dan canggih yang digunakan untuk menentukan massa atom relatif (Ar) atau massa molekul relatif (Mr). Spektrometer massa ditemukan oleh Aston, seorang ilmuan dari Inggris, pada tahun 1919. Dengan spektrometer massa, Aston menemukan bahwa atom-atom dari unsur yang sama dapat mempunyai massa yang berbeda atau fenomena yang dikenal sebagai isotop. Cara kerja spektrometer massa sebagai berikut. Sampel dalam bentuk gas mula-mula ditembaki dengan berkas elektron berenergi tinggi. Perlakuan ini menyebabkan beberapa molekul gas mengalami ionisasi (melepas elektron sehingga menjadi ion positif). Ion-ion positif ini kemudian dipercepat oleh suatu. beda. potensial dan diarahkan ke dalam suatu. medan magnet melalui suatu celah sempit. Dalam medan magnet ion-ion tersebut akan mengalami pembelokan yang bergantung pada : 1. Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion, makin besar potensial listrik yang digunakan, makin besar kecepatan ion dan makin kecil pembelokan. 2. Kuat medan magnet, makin kuat medan magnet, makin besar pembelokan. 3. Massa partikel (ion), makin besar massa partikel, makin kecil pembelokan. 4. Muatan partikel, makin besar muatan, makin besar pembelokan. Jika partikel dianggap hanya bennuatan +1, sementara potensial listrik dan kuat medan magnet dibuat sama, maka besamya pembelokan hanya bergantung pada massa partikel. Keluaran spetrometer massa dinamakan spektrogram yang berisi informasi tentang massa dan kelimpahan isotop.

Satuan Massa Atom (sma) Telah disebutkan bahwa atom individu mempunyai massa yang sangat kecil, sehingga tidak praktis jika dinyatakan dalam satuan gram atau miligram. Untuk menyatakan massa atom atau molekul, para ahli menetapkan suatu satuan massa khusus, yaitu satuan massa atom (sma). Standar yang dipilih untuk satuan massa atom adalah isotop C-12, dengan ketentuan sebagai berikut : 1 atom C-12 = 12 sma 1 sma = 1/12 x massa 1 atom C-12 1 sma = 1,66 x 10-24 gram 3.3.10. Massa Rata-rata dan Kelimpahan Isotop Massa rata-rata dari isotop dapat dicari dengan menghitung jumlah perkalian massanya dengan kapasitasnya dialam. Contoh : Diketahui isotop klorin terdiri dari 75% D-35 dan 25% D-37. maka massa rata-srat dihitung sebagai berikut : Massa rata-rata = (%D-35 x massanya 35) + (%D-37 x massanya 37) = (75% x 35) + (25% x 37) = (75/100 x 35) + (25/100 x 37) 2625 + 925 3550 = --------------- = ----------- = 35,5 sma 100 100 Sedangkan kelimpahan isotop bisa dihitung jika diketahui Atom relatifnya (Ar). Contoh : Bila atom A mempunyai 2 buah isotop yaitu A-65 dan A-66 serta diketahui Ar A = 66,7. maka kelimpahan isotop A di alam adalah .

Konfigurasi Elektron Pengaturan atau penyusunan pengisian jumlah elektron per kulit dengan elektron maksimum disebut Konfigurasi Elektron dan rumuskan sebagai : 2n2, dimana n menunjukkan nomor kulit, sehingga didapatlah elektron masimum masing-masing kulit adalah sebagai berikut : 2 (1.2) = 2.1 = 2 2 (2.2) = 2.4 = 8 2 (3.2) = 2.9 = 18 2 (4.2) = 2.16 = 32 2 (5.2) = 2.25 = 50 dst Aturan pengisian elektron per kulit (konfigurasi elektron) 1. Pengisian jumlah elektron dilakukan per kulit sesuai nomor atomnya 2. Kulit yang tingkat energinya rendah diisi maksimum (penuh) terlebih dahulu atau kulit K diisi penuh dahulu, kemudian sisanya diisi sesuai urutan elektron maksimum sisa dari pengisian terdahulu sesuai nomor atom 3. Jika elektron maksimum selanjutnya tidak memenuhi jumlah maksimum di kulit selanjutnya, maka diisi dengan elektron maksimum di kulit sebelumnya, kemudian dikulit terluar adalah sisanya. Contoh : Tentukan konfigurasi elektron dari 20Ca, 37Rb, 53I, 84Po, dan 88Ra Jawab : 20Ca = 2.8.8.2 37Rb = 2.8.18.8.1 53I = 2.8.18.18.7 84Po = 2.8.18.32.18.6 88Ra = 2.8.18.32.18.8.2 3.3.12. Elektron Valensi (eV) Suatu atom mempunyai jumlah elektron terluar yang berbeda-beda tergantung dari banyak sedikitnya elektron yang dimiliki. Elektron terluar merupakan elektron yang terletak pada kulit yang paling luar. Jumlah elektron terluar menentukan nilai atau valensi atom. Elektron-elektron di kulit terluar disebut Elektron Valensi (eV). Valen berarti ikatan, sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah pengikat yang ditunjukkan oleh suatu atom disebut valensi. Misalnya: HH NHHCH HH Pada senyawa NH3, nitrogen mengikat 3 atom H, sehingga nitrogen bervalensi 3, sedangkan karbon mengikat 4 atom H, sehingga karbon bervalensi 4, hidrogen bervalensi 1. Jadi valensi berarti daya gabung sebuah atom, dinyatakan dalam jumlah atom hidrogen yang Dapat diikatnya. Sehingga sangat tepat bahwa valensi dinyatakan dalam hubungan dengan atom hidrogen, karena atom hidrogen bervalensi satu, tidak pemah lebih.

CARA MENENTUKAN VALENSI : 1. Dengan melihat berapa jumlah atom H yang diikat, itulah valensinya. Misalnya : H2O. Oksigen mengikat 2 atom hidrogen, maka atom oksigen bervalensi 2. 2. Memperhatikan elektron terluar dari suatu atom, jika nomor atomnya diketahui. Misalnya : KL 6C = 2 4 Sehingga elektron terluar C = 4, jadi elektron valensi C = 4. 3. Jika suatu senyawa tidak mengikat atom H, dan tidak diketahui nomor atomnya, tetapi senyawa itu mengikat atom O, maka untuk mencari valensi berdasarkan jumlah atom H yang diikat oleh atom O tersebut. Misalnya: MgO 1 atom Mg mengikat 1 atom O padahal 1 atom O dapat mengikat 2 atom H. Sehingga seakan-akan Mg mengikat 2 atom H, jadi valensi Mg = 2.

Bentuk-bentuk Molekul dan Ion


Teori tolakan pasangan elektron Bentuk molekul dan ion ditentukan oleh penataan pasangan elektron disekeliling atom pusat. Semua yang kamu butuhkan untuk menyusunnya adalah seberapa banyak pasanganelektron yang berada pada tingkat ikatan, dan kemudian tertatanya untuk menghasilkan jumlah tolakan minimum antara pasangan elektron. Kamu juga perlu memasukkan pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron mandiri. Bagaimana cara menyusun jumlah pasangan elektron Kamu dapat melakukannya dengan menggambar titik-silang, atau dengan menyusun atomatom dengan menggunakan elektron dalam kotak dan mengkhawatirkan tentang promosi, hibridisasi dan yang lainnya. Akan tetapi hal ini sangat membosankan! Kamu dapat memperoleh informasi yang sama dengan tepat dengan cara yang lebih mudah dan cepat untuk contoh-contoh yang akan kamu temukan. Hal pertama yang perlu kamu susun adalah seberapa banyak elektron yang terdapat pada sekeliling atom pusat:

Tuliskan jumlah elektron pada tingkat terluar dari atom pusat. Hal ini akan sama dengan nomor grup pada tabel periodik, kecuali pada kasus gas mulia yang membentuk senyawa, ketika jumlah elektron terluar menjadi delapan. Tambahkan satu elektron untuk tiap ikatan yang terbentuk. (Hal ini diperbolehkan untuk elektron yang berasal dari atom yang lain). Berikan muatan untuk tiap ion. Sebagai contoh, jika ion memiliki muatan 1-, tambahkan satu kelebihan elektron. Untuk muatan 1+, hilangkan satu elektron

Sekarang susun seberapa banyak pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron mandiri yang ada:

Dengan membagi dua untuk menemukan jumlah total pasangan elektron disekeliling atom pusat. Susun seberapa banyak pasangan ikatan, dan seberapa banyak pasangan elektron mandiri. Kamu tahu seberapa banyak pasangan elektron ikatan yang ada karena kamu mengetahui seberapa banyak atom yang lain yang bergabung dengan atom pusat (dengan asumsi bahwa hanya terbentuk ikatan tunggal). Sebagai contoh, jika kamu mempunyai 4 pasangan elektron tetapi hanya terdapat 3 ikatan, hal itu harus ada 1 pasangan elektron mandiri selain tiga pasangan elektron ikatan

Akhirnya, kamu dapat menggunakan informasi ini untuk menyusun bentuk molekul atau ion:

Susunlah semua pasangan elektron pada jarak yang mengalami tolakan minimum. Bagaimana caranya melakukan hal ini akan menjadi jelas pada contoh-contoh berikut.

Dua pasangan elektron disekeliling atom pusat Kasus yang paling sederhana adalah berilium klorida, BeCl2. Perbedaan elektronegatifitas antara berilium dan klor tidak cukup untuk menghasilkan pembentukan ion. Berilium memiliki dua elektron terluar karena terletak pada golongan dua. Berilium membentuk ikatan kepada dua klor, tiap atom klor menambhkan elektron yang lain ke tingkat terluar dari berilium. Tidak terdapat muatan ionik yang perlu ditakutkan, karena itu terdapat 4 elektron yang bersama-sama 2 pasang. Hal ini membentuk 2 ikatan dan karena itu tidak terdapat pasangan elektron mandiri. Dua pasangan ikatan tertata dengan sendirinya pada sudut 180o satu sama lain, karena hal ini sebagai yang paling jauh yang dapat mereka capai. Molekul digambarkan dengan linear.

Tiga pasangan elektron disekeliling atom pusat Kasus yang paling sederhana adalah BF3 atau BCl3. Boron terletak pada golongan 3, karena itu dimulai dengan 3 elektron. Tidak terdapat muatan, karena itu totalnya 6 elektron 3 pasang. Karena boron membentuk 3 ikatan maka tidak terdapat pasangan elektron mandiri. Tiga pasang ikatan tertata dengan sendirinya sejauh mungkin. Semuanya terletak dalam suatu bidang yang memiliki sudut 120 satu sama lain. Susunan seperti ini disebut trigonal planar.

Pada diagram, elektron yang lain pada fluor dapat dihilangkan karena tidak relevan dengan ikatan Empat pasangan elektron disekeliling atom pusat Terdapat banyak contoh untuk ini. Yang paling sederhana adalah metana, CH4. Karbon terletak pada golongan 4, dan karena itu memiliki 4 elektron terluar. Karbon membentuk 4 ikatan dengan hidrogen, penambahan 4 elektron yang lain seluruhnya 8, dalam 4 pasang. Karena membentuk 4 ikatan, semuanya harus menjadi pasangan ikatan. Empat pasangan elektron tertata dengan sendirinya pada jarak yang disebut susunan tetrahedral. Tetrahedron adalah piramida dengan dasar segitiga. Atom karbon terletak di tengah-tengah dan hidrogen pada empat sudutnya. Semua sudut ikatan adalah 109.5.

Contoh lain dengan empat pasang elektron disekeliling atom pusat Amonia, NH3 Nitrogen terletak pada golongan 5 dan karena itu memiliki 5 elektron terluar. Tiap-tiap atom hidrogen yang tiga menambahkan elektron yang lain ke elektron nitrogen pada tingkat terluar, menjadikannya total 8 elektron dalam 4 pasang. Karena nitrogen hanya membentuk tiga ikatan, satu pasang harus menjadi pasangan elektron mandiri. Pasangan elektron tertata dengan sendirinya pada bentuk tetrahedral seperti metana.

Pada kasus ini, Faktor tambahan masuk. Pasangan elektron mandiri terletak pada orbital yang lebih pendek dan lebih bulat dibandingkan orbital yang ditempati pasangan elektron ikatan. Karena hal ini, terjadi tolakan yang lebih besar antara pasangan elektron mandiri dengan pasangan elektron ikatan dibandingkan antara dua pasangan elektron ikatan

Gaya pasangan elektron ikatan tersebut sedikt rapuh ? terjadi reduksi sudut ikatan dari 109.5o menjadi 107o. Ini tidak terlelu banyak, tetapi penguji akan mengharapkan kamu mengetahuinya Ingat ini:

Tolakan paling besar

pasangan mandiri pasangan mandiri pasangan mandiri pasangan ikatan

Tolakan paling kecil

pasangan ikatan pasangan ikatan

Hati-hati ketika kamu menggambarkan bentuk amonia. Meskipun pasangan elektron tersusun tetrahedral, ketika kamu menggambarkan bentuknya, kamu hanya memperhatikan atomatomnya. Amonia adalah piramidal seperti piramida dengan tiga hidrogen pada bagian dasar dan nitrogen pada bagian puncak. Air, H2O

Mengikuti logika yang sama dengan sebelumnya, kamu akan menemukan bahwa oksigen memiliki empat pasang elektron, dua diantaranya adalah pasangan mandiri. Air juga akan mengambil susunan tetrahedral. Saat ini sudut ikatan lebih sempit dari 104, karena tolakan dua pasangan mandiri. Bentuknya tidak dapat digambarkan dengan tetrahedral, karena kita hanya melihat oksigen dan hidrogen ? bukan pasangan mandiri. Air digambarkan dengan bengkok atau bentuk V. Ion amonium, NH4+ Nitrogen memiliki 5 elektron terluar, ditambah 4 elektron dari empat hidrogen ? sehinga totalnya jadi 9. Tetapi hati-hati! Ion amonium adalah ion positif. Ion ini memiliki muatan +1 karena kehilangan satu elektron. Sehingga tinggal 8 elektron pada tingkat terluar nitrogen. Karena itu menjadi 4 pasangan, yang semuanya berikatan karena adanya empat hidrogen Ion amonium memiliki bentuk yang sama dengan metana, karena ion amonium memiliki susunan elektronik yang sama. NH4+ adalah tetrahedral

Metana dan ion amonium dikatakan isoelektronik. Dua spesi (atom, molekul atau ion) dikatakan isoelektronik jika keduanya memiliki bilangan dan susunan elektron yang sama (termasuk perbedaan antara pasangan ikatan dan pasangan mandiri). Ion hidroksonium, H3O+ Oksigen terletak pada golongan 6 karena itu memiliki 6 elektron terluar. Tambahan tiap 1 atom hidrogen, memberikan 9. Ambil satu untuk ion +1, tinggal 8. Hal ini memberikan 4 pasang, 3 diantaranya adalah pasangan ikatan. Ion hidroksonium adalah isoelektronik dengan amonia, dan memiliki bentuk yang identik piramidal.

Lima pasangan elektron disekeliling atom pusat Contoh yang sederhana: fosfor(V) fluorida PF5 (Argumen untuk fosfor(V) klorida, PCl5, akan identik) Fosfor (terletak pada golongan 5) memberikan kontribusi 5 elektron, dan lima fluor memberikan 5 lagi, memberikan 10 elektron dengan 5 pasang disekeliling atom pusat. Karena fosfor membentuk lima ikatan, tidak dapat membentuk pasangan mandiri. Lima pasang elektron disusun dengan menggambarkan bentuk trigonal bipyramid -tiga fluor terletak pada bidang 120o satu sama lain; dua yang lainnya terletak pada sudut sebelah kanan bidang. Trigonal bipiramid karena itu memiliki dua sudut yang berbeda 120odan 90o.

Contoh yang rumit, ClF3 Klor terletak pada golongan 7 dan karena itu memiliki 7 elektron terluar. Tiga fluor masingmasing memberikan kontribusi 1 elektron, menghasilkan total 10 dalam 5 pasang. Klor

membentuk tiga ikatan ? meninggalkan 3 elektron ikatan dan 2 pasangan mandiri, yang akan tersusun dengan sendirinya ke dalam bentuk trigonal bipiramida. Akan tetapi jangan meloncat ke kesimpulan. Terdapat tiga cara yang dapat kamu lakukan untuk menyususun 3 pasangan ikatan dan 2 pasangan mandiri menjadi bentuk trigonal bipiramida. Susunan yang baik akan menjadi menghasilkan satu susunan dengan jumlah minimum tolakan dan kamu tidak akan dapat menganbil keputusan tanpa menggambarkannya terlebih dahulu semua kemungkinannya.

Hanya terdapat satu susunan memungkinkan. Sesuatu yang lain mungkin kamu pikirkan sebagai satu yang sederhana pada perputaran dalam jarak tertentu. Kita perlu menyusun susunan yang memiliki tolakan minimum diantara berbagai pasangan elektron. Aturan yang baru diterapkan pada kasus seperti ini:

Jika kamu mempunyai pasangan elektron lebih dari empat yang disusun disekeliling atom pusat, kamu dapat mengabaikan tolakan pada sudut yang lebih besar dari 90o. Salah satu struktur yang memiliki jumlah tolakan besar yang jelas.

Pada diagram ini, dua pasangan mendiri terletak pada sudut 90o satu sama lain, dimana pada kasus yang lain keduanya terletak pada sudut lebih besar dari 90o, dan karena itu tolakan dapat diabaikan. ClF3 memang tidak dapat disusun melalui bentuk ini karena tolakan yang sangat kuat antara pasangan mandiri dengan pasangan mandiri. Untuk memilih salah satu diantara dua, kamu perlu menghitung tolakan yang paling kecil. Pada gambar berikutnya, tiap pasangan mandiri terletak pada sudut 90o terhadap 3 pasangan mandiri, dan karena itu tiap pasangan mandiri bertanggung jawab terhadap tolakan 3 pasangan mandiri dengan pasangan ikatan.

Karena terdapat dua pasangan mandiri karena itu terdapat 6 tolakan pasangan mandiripasangan ikatan. Dan itu semuanya. Pasangan ikatan terletak pada sudut 120o satu sama lain, dan tolakannya dapat diabaikan. Sekarang mempertimbangkan struktur akhir.

Tiap pasangan mandiri terletak pada sudut 90o terhadap 2 pasangan mandiri satu diatas bidang dan yang lainnya dibawah bidang. Hal ini membuat total 4 tolakan pasangan mandiripasangan ikatan ? dibandingkan dengan 6, hal tersebut memiliki tolakan relatif kuat pada gambar yang terakhir. Fluor yang lain (satu pada bidang) terletak pada sudut 120o, dan merasakan tolakan yang tidak berarti dari pasangan mandiri. Ikatan ke arah fluor pada bidang adalah 90o ke arah ikatan diatas dan dibawah bidang, karena itu terdapat total 2 tolakan pasangan ikatan dengan pasangan ikatan. Struktur dengan jumlah minimum tolakan adalah yang terakhir, karena tolakan pasangan ikatan dengan pasangan ikatan lebih kecil dibandingkan tolakan pasangan mandiri dengan pasangan ikatan. ClF3 digambarkan dengan bentuk T. Enam pasangan elektron disekeliling atom pusat Sebuah contoh yang sederhana: SF6 6 elektron pada tingkat terluar belerang, ditambah 1 dari masing-masing fluor, menghasilkan total 12 dalam 6 pasangan. Karena belerang membentuk 6 ikatan, semuanya adalah pasangan ikatan. Semuanya tertata dengan sendirinya pada sudut 90o, pada bentuk yang digambarkan dengan oktahedral.

Dua contoh yang sedikit lebih sulit XeF4

Xenon dapat membentuk jajaran senyawa, terutama dengan fluor atau oksigen, dan semuanya khas. Xenon memiliki 8 elektron terluar, ditambah 1 dari masing-masing fluor menghasilkan 12, dalam 6 pasang. Semuanya akan membentuk empat pasang ikatan (karena empat fluor) dan 2 pasangan mandiri.

Terdapat dua struktur yang memungkinkan, akan tetapi pada salah satunya terdapat pasangan mandiri pada 90o. Malahan, beroposisi satu sama lain. XeF4 digambarkan dengan bentuk square planar. ClF4Klor terletak pada golongan 7 dan karena itu memiliki 7 elektron terluar. Ditambah 4 dari 4 fluor. Ditambah satu karena memiliki muatan +1. hal ini memberikan total 12 elektron dalam 6 pasang 4 pasangan ikatan dan 2 pasangan mandiri. Bentuknya akan identik dengan XeF4.

SISTEM PERIODE UNSUR (1) UNSUR GOLONGAN UTAMA

Untuk unsur golongan utama, bilangan oksidasi dalam banyak kasus adalah jumlah elektron yang akan dilepas atau diterima untuk mencapai konfigurasi elektron penuh, ns2np6 (kecuali untuk periode pertama) atau konfigurasi elektron nd10 (gambar 5.2). Hal ini jelas untuk unsur-unsur periode yang rendah yang merupakan anggota golongan 1, 2 dan 13-18. Untuk periode yang lebih besar, kecenderungannya memiliki bilangan oksidasi yang berhubungan dengan konfigurasi elektron dengan elektron ns dipertahankan dan elektron np akan dilepas. Misalnya, timah Sn dan timbal Pb, keduanya golongan 14, memiliki bilangan oksidasi +2 dengan melepas elektron np2 tetapi mempertahankan elektron ns2, selain bilangan oksidasi +4. Alasan yang sama dapat digunakan untuk adanya fakta bahwa fosfor P dan bismut Bi, keduanya golongan 15 dengan konfigurasi elektron ns2np3, memilki bilangan oksidasi +3 dan +5. Umumnya, pentingnya bilangan oksidasi dengan elektron ns2 dipertahankan akan menjadi semakin penting untuk periode yang lebih besar. Untuk senyawa nitrogen dan fosfor, bilangan oksidasi +5 dominan, sementara untuk bismut yang dominan adalah +3 dan bilangan oksidasi +5 agak jarang.

Unsur logam dan semilogam (silikon Si atau germanium Ge) jarang memiliki nilai bilangan oksidasi negatif, tetapi bagi non logam fenomena ini umum dijumpai. Dalam hidrida nitrogen dan fosfor, NH3 dan PH3, bilangan oksidasi N dan P adalah3. Semakin tinggi periode unsur, unsur akan kehilangan sifat ini dan bismut Bi tidak memiliki bilangan oksidasi negatif. Di antara unsur golongan 16, bilangan oksidasi-2 dominan seperti dalam kasus oksigen O. Kecenderungan ini lagi-lagi akan menurun untuk unsur-unsur di periode lebih tinggi. Misalkan oksigen hanya memiliki bilangan oksidasi negatif, tetapi S memiliki bilangan oksidasi positif seperti +4 dan +6 yang juga signifikan.

(2) UNSUR TRANSISI

Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan konfigurasi elektron (n-1)d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1)d5ns2, akan berbilangan oksidasi maksimum +7. Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi elektron (n-1)d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti kobal Co, Nikel Ni, tembaga Cu dan zink Zn lebih rendah dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n1)d dan ns-nya. Di antara unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin tinggi bilangan oksidasi semakin penting untuk unsur-unsur pada periode yang lebih besar.

d. Ukuran atom dan ion

Ketika Meyer memplotkan volume atom yang didefinisikan sebagai volume 1 mol unsur tertentu (mass atomik/kerapatan) terhadap nomor atom dia mendapatkan plot yang berbentuk gigi gergaji. Hal ini jelas merupakan bukti bahwa volume atom menunjukkan keperiodikan. Karena agak sukar menentukan volume atom semua unsur dengan standar yang identik, korelasi ini tetap kualitatif. Namun, kontribusi Meyer dalam menarik perhatian adanya keperiodikan ukuran atom pantas dicatat. Masih tetap ada beberapa tafsir ganda bila anda ingin menentukan ukuran atom sebab awan elektron tidak memiliki batas yang jelas. Untuk ukuran atom logam, kita dapat menentukan jari-jari atom dengan membagi dua jarak antar atom yang diukur dengan analisis difraksi sinar-X. Harus dinyatakan bahwa nilai ini bergantung pada bentuk kristal (misalnya kisi kubus sederhana atau kubus berpusat muka, dsb.)dan hal ini akan menghasilkan tafsir ganda itu. Masalah yang sama ada juga dalam penentuan jari-jari ionik yang ditentukan dengan analisis difraksi sinar-X kristal ion. Keperiodikan umum yang terlihat di gambar 5.3 yang menunjukkan kecenderungan jari-jari atom dan ion. Misalnya, jari-jari kation unsur seperiode akan menurun dengan meningkatnya nomor atom. Hal ini logis karena muatan inti yang semakin besar akan menarik elektron lebih kuat. Untuk jari-jari ionik, semakin besar periodenya, semakin besar jari-jari ionnya.

Penggolongan Unsur Berdasarkan Sub Kulit


Posted July 28, 2008 by tikkimia in Kimia. Leave a Comment
Penggolongan Unsur Berdasarkan Jenis Subkulit Anda telah mempelajari konfigurasi elektron dengan menggunakan diagram curah hujan dan menggunakannya dalam menentukan golongan dan perioda. Konfigurasi elektron tersebut yang diperhatikan hanya jumlah elektron dan nomor kulit pada kulit terakhir, sedangkan subkulit tidak. Kesempatan kali ini kita akan mengelompokkan unsur berdasarkan subkulitnya. Ada berapa subkulitkah yang Anda ketahui?Anda benar, kita telah mengenal 4 buah jenis subkulit yaitu subkulit s, p, d, dan f. Dengan demikian Sistem Periodik Modern dapat dikelompokkan menjadi blok s, blok p, blok d, dan blok f. Bagaimana caranya? Pelajarilah tabel berikut ini! Berdasarkan tabel 12 dapatkah Anda melihat hubungan antara konfigurasi elektron dengan blok, hubungan antara blok dengan golongan, dan hubungan antara subkulit dengan blok? Marilah kita bahas satu persatu! Tabel 12. Hubungan konfigurasi elektron dengan subkulit Unsur Li Be No. Atom 3 4 Konfigurasi Elektron 1s2 2s1 1s2 2s2 Subkulit Terakhir 2s1 2s2 Golongan IA IIA Blok s s

B C N O F Ne Sc Ti Cr Mn Fe Cu Zn Ce Tn

5 6 7 8 9 10 21 22 24 25 26 29 30 58 90

1s2 2s2 2p1 1s2 2s2 2p2 1s2 2s2 2p3 1s2 2s2 2p4 1s2 2s2 2p5 1s2 2s2 2p6 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f2 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6 7s2 5f2

2s2 2p1 2s2 2p2 2s2 2p3 2s2 2p4 2s2 2p5 2s2 2p6 3d1 4s2 3d2 4s2 3d5 4s1 3d5 4s2 3d6 4s2 3d10 4s1 3d10 4s2 4f2 6s2 5f2 6s2

IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA IIIB IVB VIB VIIB VIIIB IB IIB Lantanida Aktanida

p p p p p p d d d d d d d f f

Pertama, Anda perhatikan kolom konfigurasi elektron dan blok. Jika konfigurasi elektron berakhir pada subkulit s maka unsur tersebut berada pada blok s. Bila berakhir pada subkulit p maka unsur tersebut pada blok p. Begitu pula halnya dengan blok d, maka elektron terluar pada subkulit d, sedangkan blok f, bila elektron terluar pada subkulit f. Jadi dapat kita katakan bahwa blok suatu unsur ditentukan oleh orbital terakhir dari konfigurasi elektronnya. Selanjutnya Anda perhatikan hubungan blok dan golongan dari tabel 5. Blok s dimiliki oleh unsur Golongan IA dan Golongan IIA. Blok p dimiliki oleh unsur Golongan IIIA sampai Golongan VIIIA. Blok d dimiliki oleh unsur golongan transisi yaitu Golongan IB sampai Golongan VIIIB. Blok f dimiliki oleh unsur golongan Lantanida dan Aktinida. Selanjutnya Anda perhatikan kolom blok dan subkulit! Blok s dengan subkulit ns 1 dan ns2, blok p dengan subkulit ns2 np1 sampai ns2 np6 dan blok d dengan subkulit (n 1)d1 ns2 sampai (n 1)d10 ns2, sedangkan blok f dengan subkulit (n-2)f1 ns2 sampai (n-2)f14 ns2. Dimana n merupakan kulit yang menunjukkan periodanya. Cobalah Anda tentukan pada blok apakah unsur Perak (Ag) dengan nomor atom 47! Ikuti langkah-langkah berikut! Buatlah konfigurasi elektron unsur Perak (Ag) dengan nomor atom 47 yaitu 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d9, konfigurasi elektron yang stabil adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d10. Dari konfigurasi elektron tersebut, dapat diketahui subkulit

terakhir adalah d sehingga unsur Perak berada pada blok d. Supaya Anda lebih paham dan mudah mengingat blok s, p, d, dan f dalam Sistem Periodik, berilah tanda untuk masing-masing blok dari Sistem Periodik Modern pada akhir Kegiatan Belajar 4 ini. Tunjukkan pada guru bina, apakah Anda sudah memberi tanda dengan benar! Tanda yang Anda berikan dapat berupa warna, jika bloknya sama maka warnanya juga sama. Jika tidak ada pensil warna, beri tanda dengan cara mengarsir. Selesai sudah Kegiatan Belajar 4 ini. Mudah bukan? Selesaikanlah tugas Kegiatan Belajar 4 ini. Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban pada akhir modul ini. Jika jawaban Anda benar semua berarti Anda sudah memahami dan menguasai materi dalam Kegiatan Belajar 4 ini!

SISTEM PERIODIK UNSUR PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK

Hingga akhir abad 18, hanya dikenal penggolongan unsur atas logam dan nonlogam. Sekitar dua puluh jenis unsur yang dikenal pada masa itu tampak mempunyai sifat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Suatu perkembangan baru terjadi pada awal abad 20, yaitu ketika John Dalton mengemukakan teorinya tentang atom. Menurut Dalton, setiap unsur mempunyai atom-atom dengan sifat-sifat tertentu yang berbeda dari atom unsur lainnya. Salah satu perbedaan antar-atom unsur itu adalah massanya. Akan tetapi, Dalton belum dapat menentukan massa atom. Atom mempunyai massa yang amat kecil. Para ahli pada masa itu belum dapat menentukan massa atom individu. Sebagai gantinya mereka menggunakan massa atom relatif, yaitu perbandingan massa antar-atom yang satu terhadap yang lainnya. Metode penentuan massa atom relatif dikemukakan oleh Berzelius (1814) dari Swedia dan P. Dulong dan A. Petit (1819), keduanya dari Perancis. Berzelius maupun Dulong dan Petit menentukan massa atom relatif berdasarkan kalor jenis unsur. Massa atom relatif merupakan sifat penting unsur dan merupakan sifat spesifik, karena setiap unsur mempunyai massa atom relatif tertentu yang berbeda dari unsur lainnya. Dobereiner, Newlands, Mendeleev, dan Lothar Meyer membuat pengelompokan unsur berdasarkan massa atom relatif. Triade Dobereiner Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner, seorang professor kimia di Jerman, mengemukakan bahwa massa atom relatif Strontium sangat dekat dengan massa rata-rata dari dua unsur lain yang mirip dengan Strontium, yaitu Kalsium dan Barium. Dobereiner juga menemukan beberapa kelompok unsur lain seperti itu. Oleh karena itu, Dobereiner mengambil kesimpulan bahwa unsurunsur dapat dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok dengan jumlah anggota tiga unsur. Kelompok unsur-unsur itu disebutnya Triade. Namun sayang, Dobereiner tidak berhasil menunjukkan cukup banyak triade sehingga aturan tersebut bermanfaat. Meskipun gagasan

Dobereiner tidak begitu berhasil, namun hal tersebut merupakan upaya pertama dalam penggolongan unsur.

Sebagaimana dapat dilihat pada Gambar diatas, Mendeleev mengosongkan beberapa tempat. Hal itu dilakukannya untuk menetapkan kemiripan sifat dalam golongan. Sebagai contoh, Mendeleev menempatkan Ti (Ar = 48) pada golongan IV dan membiarkan golongan III kosong karena Ti lebih mirip dengan C dan Si, daripada dengan B dan Al. Mendeleev yakin masih ada unsur yang belum dikenal yang akan menempati Golongan III tersebut. Bahkan Mendeleev meramalkan sifat dari unsur yang belum dikenal itu. Perkiraan tersebut didasarkan pada sifat unsur lain yang sudah dikenal, yang letaknya berdampingan baik secara mendatar maupun secara tegak. Ketika unsur yang diramalkan itu ditemukan, temyata sifatnya sangat sesuai dengan ramalan Mendeleev. Salah satu contoh adalah Germanium (Ge) yang ditemukan pada tahun 1886, yang oleh Mendeleev dinamai ekasilikon.

Sistem Periodik Modem Dari Henry G. Moseley Pada awal abad 20, pengetahuan kita terhadap atom mengalami perkembangan yang sangat mendasar. Para ahli menemukan bahwa atom bukanlah sesuatu pertikel yang tak terbagi melainkan terdiri dari partikel yang lebih kecil yang disebut partikel dasar atau partikel subatom. Kini atom diyakini terdiri atas tiga jenis partikel dasar, yaitu proton, elektron, dan neutron. Kita akan melihat lebih banyak tentang struktur atom pada Subbab 3.3. Untuk sekarang perlu kita sebutkan bahwa jumlah proton merupakan sifat khas dari unsur, artinya setiap unsur mempunyai jumlah proton tertentu yang berbeda dari unsur lainnya. Jumlah proton dalam satu atom ini disebut nomor atom.

Pada tahun 1914, Henry G. Moseley (1887-1915; ahli yang menemukan cara menentukan nomor atom), menemukan bahwa sifatsifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Uruturutan unsur seperti yang disusun oleh Mendeleev sesuai dengan kenaikan nomor atomnya. Penempatan Telurium (Ar = 128) dan Iodin (Ar = 127) yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatif, temyata sesuai dengan kenaikan nomor atomnya (nomor atom Te = 52; I = 53). PERIODE DAN GOLONGAN Sistem periodik modem seperti terlihat pada Gambar 2 disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur-lajur horizontal, yang disebut periode, disusun berdasarkan kenaikan nomor atom; sedangkan lajur-lajur vertikal, disebut golongan, disusun berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modem terdiri atas 7 periode dan 8 golongan. Setiap golongan dibagi lagi menjadi 8 golongan A (IA - VIIIA) dan 8 golongan B (IB - VIIIB). Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B disebut golongan transisi. Golongan-golongan dapat juga ditandai dengan bilangan I sampai dengan 18 secara berturutan dari kiri ke kanan. Dengan cara ini maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai dengan golongan 12. Pada. periode 6 dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur transisi dalam, yaitu unsur-unsur lantanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam semua termasuk golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB, dan unsur-unsur aktinida pada periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel periodik adalah untuk alasan

teknis, sehingga daftar tidak terlalu panjang. SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu periode atau dari atas ke bawah dalam satu golongan. Sifat-sifat periodik tersebut meliputi : Jari-jari atom (r), energi ionisasi (ei), afinitas elektron (ae), keelektronegatifan, titik cair/leleh (t.l) dan titik didih (t.d)

1. Jari-jari Atom (r) Jari-jari atom adalah jarak antara titik pusat inti dengan kulit elektron terluar dari suatu atom. Jari-jari atom dari kiri ke kanan dalam suatu periode makin kecil, karena gaya tarik inti makin kuat. Untuk gas mulia jari-jari atomnya selalu lebih besar daripada unsur di sebelah kirinya. Jari-jari atom unsur periode ke-3 (dalam Angstrom) dapat dilihat di bawah ini. Jari-jari atom dalam satu golongan dari atas ke bawah makin besar, karena di bawah periodenya bertambah/kulit elektronnya bertambah. Jari-jari atom unsur dalam satu golongan (dalam Angstrom) dapat dilihat di bawah ini.

Energi Ionisasi (ei) Energi ionisasi atau-potensial ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan oleh suatu atom dalam bentuk gas untuk melepaskan elektron yang terikat paling lemah. Energi ionisasi dinyatakan dalam kJ mol-1. Energi ionisasi pertama adalah besamya energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang pertama dan energi ionisasi kedua adalah enargi yang digunakan untuk melepaskan elektron yang kedue. Energi ionisasi dalam satu periode dari kiri ke kanan cenderung makin besar karena jari-jari atomnya makin kecil. Di bawah ini energi ionisasi unsur periode ke-3 dalam kkal/g atom. Energi ionisasi dalam satu golongan dari atas ke bawah makin kecil karena jari-jari atomnya makin besar. Makin kecil energi ionisasi makin mudah membentuk ion positif, makin bersifat elektro positif dan makin reaktif unsur tersebut. Di bawah ini energi ionisasi golongan IA dan IIA Keelektronegatifan, Elektronegatifitas adalah kemampuan suatu atom untuk menarik pasangan elektron. Dalam satu e dari kiri ke kanan harga elektronegatifitas makin besar, karena ke kanan muatan inti bertambah sedangkgkan jari-jari atom makin kecil sehingga daya tarik inti terhadap elektron makin besar. Dalam satu golongan ke bawah harga elektronegatifitas atas makin kecil karena ke bawah jari-jari makin besar sehingga daya tarik inti terhadap elektron makin kecil. Harga elektronegatifitas menurut Skala Pauling yang terendah Cs diberi harga 0,7 dan yang tertinggi F diberi harga 4,0.

Anda mungkin juga menyukai