Anda di halaman 1dari 13

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Gejala getaran banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Getaran bandul jam dinding, senar gitar yang dipetik, dan pita suara yang bergetar hingga menimbulkan bunyi, merupakan beberapa contoh benda yang melakukan getaran. Apakah yang dimaksud dengan getaran? Apakah ciri-ciri suatu benda mengalami getaran? Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak benda yang bergetar. Senar gitar yang sering anda main atau dimainkan oleh gitaris group band musik terkenal yang kadang membuat anda menjerit histeris bahkan sampai menangis tersedu-sedu, getaran garpu tala, getaran mobil ketika mesinnya dinyalakan atau ketika mobil mencium mobil lainnya hingga penumpangnya babak belur. Ingat juga ketika anda tertawa terpingkal-pingkal tubuh anda juga bergetar, demikian juga rumah anda yang bergetar dahsyat hingga ambruk ketika terjadi gempa bumi. Sangat banyak contoh getaran dalam kehidupan kita, sehingga jika disebutkan satu persatu maka tentu sangat melelahkan. Getaran dan gelombang merupakan dua hal yang saling berkaitan. Gelombang, baik itu gelombang air laut, gelombang gempa bumi, gelombang suara yang merambat di udara; semuanya bersumber pada getaran. Dengan kata lain, getaran adalah penyebab adanya gelombang A. Pengertian Getaran Pernahkah kamu melihat jam dinding yang memakai bandul? Jarum jam tersebut bergerak akibat adanya gerak bolak-balik bandul. Gerakan bandul itu disebut getaran. Marilah kita selidiki apa sebenarnya getaran itu. Jadi, getaran adalah gerak bolak-balik melalui titik setimbang. Satu getaran didefinisikan sebagai satu kali bergetar penuh, yaitu dari titik awal kembali ke titik tersebut. Satu kali getaran adalah ketika benda bergerak dari titik A-B-C-B-A atau dari titik B-C-B-A-B. Bandul tidak pernah melewati lebih dari titik A atau titik C karena titik tersebut merupakan simpangan terjauh. 1

Simpangan terjauh itu disebut amplitudo. Di titik A atau titik C benda akan berhenti sesaat sebelum kembali bergerak. Contoh amplitudo adalah jarak BA atau jarak BC. Jarak dari titik setimbang pada suatu saat disebut simpangan. B. Ciri-Ciri Suatu Getaran Getaran merupakan jenis gerak yang mudah kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik gerak alamiah maupun buatan manusia. Semua getaran memiliki ciri-ciri tertentu. Apa ciri-ciri getaran itu? Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu kali getaran disebut periode getar yang dilambangkan dengan (T). Banyaknya getaran dalam satu sekon disebut frekuensi (f). Suatu getaran akan bergerak dengan frekuensi alamiah sendiri. B. Tujuan Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui seberapa besar getaran yang dikeluarkan oleh alat yang digunakan oleh manusia sehari-hari dan membandingkan besar getaran yang ditimbulkan dengan peraturan yang ada. C. Ruang Lingkup Materi Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolakbalik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis (Sugeng Budiono, 2003:35). Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar sebuah titik (J.M. Harrington,1996:187). Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya (J.F. Gabriel, 1996:96). Getaran merupakan efek suatu sumber yang memakai satuan ukuran hertz (Depkes, 2003:21). Getaran (vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang di pergunakan dalam tempat kerja (Emil Salim, 2002:253) Sumber Getaran

Perkakas yang bergetar secara luas dipergunakan dalam industri logam, perakitan kapal, dan otomotif, juga dipertambangan, kehutanan, dan pekerjaan konstruksi. 2

Perkakas yang paling banyak digunakan adalah: bor pneumatik, alat-alat ini menghasilkan getaran mekanik dengan ciri fisik dan efeknya merugikan yang berbeda (Wijaya C , 1995:174). Pada perum perhutani sumber getaran yang ada pada peralatan seperti band resaw, cross cut, log band saw, planer, band saw, double cross cut, dan spindel moulder. Efek Getaran 1. Efek Getaran Mekanis Disamping rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh goyangan organ seperti ini, menurut beberapa penelitian, telah dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan osteoarthritis tulang belakang (J.M. Harrington, 2003:187-188). Menambahnya tonus otot-otot oleh karena getaran dibawah frekuensi 20 Hz menjadi sebab kelelahan. Kontraksi statis ini menyebabkan penimbunan asam laktat dalam alat-alat dengan bertambahnya panjang waktu reaksi. Rasa tidak enak menjadi sebab kurangnya perhatian. Rangsangan-rangsangan pada system retikuler di otak menjadi sebab mabuk. Sebaliknya, frekuensi diatas 20 Hz menyebabkan pengenduran otot. Lain dari itu getaran-getaran frekuensi tinggi 30-50 Hz digunakan dalam kedokteran olah raga untuk memulihkan otot sesudah kontraksi luar biasa (Sumamur, 1996:78). 2. Efek Getaran pada Lengan Tangan Efeknya lebih mudah di jelaskan dari pada menguraikan patofisiologinya, efek ini disebut sebagai sindrom getaran lengan (HVAS) yang terdiri atas: o Efek vaskuler-pemucatan pada episodik buku jari ujung yang bertambah parah pada suhu dingin (Fenomena Raynoud). o Efek Neurologik buku jari ujung mengalami kesemutan dan baal. Efek bersifat progresif apabila ada pemanjanan terhadap alat bergetar berlanjut dan dapat menyebabkan dalam kasus yang parah, gangrene. Getaran dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan pada tangan berupa : 1. Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. 3

2. Kerusakan-kerusakan pada persendian dan tulang 3. Penyakit akibat Getaran 1. Angioneurosis jari-jari tangan (Fenomenon Raynaud atau jari-jari putih adalah syndrome akibat getaran yang paling sering di wilayah-wilayah dunia yang dingin) 2. Gangguan tulang, sendi dan otot 3. Neuropati

BAB II Tinjauan Pustaka A. Getaran Menteri Negara Lingkungan Hidup dalam surat keputusannya mencantumkan bahwa getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan setimbang terhadap suatu titik acuan, sedangkan yang dimaksud dengan getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia (Kep.MENLH No: KEP 49/MENLH/11/1996). Pendapat tersebut ditegaskan dalam buku saku Kesehatan dan Keselamatan Kerja dari Sucofindo (2002) yang menyatakan bahwa getaran ialah gerakan ossillatory/bolak-balik suatu massa melalui keadaan setimbang terhadap suatu titik tertentu. Dalam kesehatan kerja, getaran yang terjadi secara mekanis dan secara umum terbagi atas: a. Getaran seluruh badan, b. Getaran tangan-lengan. Besaran getaran dinyatakan dalam akar rata-rata kuadrat percepatan dalam satuan meter per detik (m/detik2 rms). Frekuensi getaran dinyatakan sebagai putaran per detik (Hz). Getaran seluruh tubuh biasanya dalam rentang 0,5 . 4,0 Hz dan tangan-lengan 8-1000 Hz (Harrington dan Gill, 2005). Vibrasi atau getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya, oleh sebab itu dapat dibedakan dalam 2 bentuk: 1. Vibrasi karena getaran udara yang pengaruh utamanya pada akustik. 2. Vibrasi karena getaran mekanis mengakibatkan timbulnya resonansi/turut bergetarnya alat-alat tubuh dan berpengaruh terhadap alat-alat tubuh yang sifatnya mekanis pula (Gabroel, 1996). Penjalaran vibrasi mekanik melalui sentuhan/kontak dengan permukaan benda yang bergerak, sentuhan ini melalui daerah yang terlokasi (tool hand vibration) atau 5

seluruh tubuh (whole body vibration). Bentuk tool hand vibration merupakan bentuk yang terlazim di dalam pekerjaan. Efek getaran terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang mengenai tubuh: a. 3-9 Hz : Akan timbul resonansi pada dada dan perut. b. 6-10 Hz : Dengan intensitas 0,6 gram, tekanan darah, denyut jantung, pemakaian O2 dan volume perdenyut sedikit berubah. Pada intensitas 1,2 gram terlihat banyak perubahan sistem peredaran darah. c. 10 Hz : Leher, kepala, pinggul, kesatuan otot dan tulang akan beresonansi. d. 13 . 15 Hz : Tenggorokan akan mengalami resonansi. e. < 20 Hz : Tonus otot akan meningkat, akibat kontraksi statis ini otot menjadi lemah, rasa tidak enak dan kurang ada perhatian. B. Jenis Getaran 1. Getaran Seluruh Tubuh Getaran seluruh tubuh biasanya dialami pengemudi kendaraan; traktor, bus, helikopter, atau bahkan kapal. Efek yang timbul tergantung kepada jaringan manusia, seperti: (Sucofindo, 2002). a. 3-6 Hz untuk bagian thorax (dada dan perut), b. 20-30 Hz untuk bagian kepala, c. 100-150 Hz untuk rahang. Di samping rasa tidak ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh goyangan organ seperti ini, menurut beberapa penelitian, telah dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan orteoartritis tulang belakang (Harrington dan Gill, 2005). 2. Getaran Tangan Lengan Getaran jenis ini biasanya dialami oleh tenaga kerja yang diperkerjakan pada: a. Operator gergaji rantai, b. Tukang semprot, potong rumput, c. Gerinda, d. Penempa palu. 6

Menurut buku saku K3 Sucofindo tahun 2002 efek getaran pada tangan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kelainan pada peredaran darah dan persyarafan (vibration white finger), b. Kerusakan pada persendian dan tulang-tulang. Efek getaran pada tangan lengan ini lebih mudah dijelaskan daripada menguraikan patofisiologisnya. Efek ini disebut sebagai sindroma getaran tangan lengan (Hand Vibration Arm Syndrome = HVAS) yang terdiri atas: a. Efek vaskuler-pemucatan episodik pada buku jari ujung yang bertambah parah pada suhu dingin (fenomena raynaud), b. Efek neurologik-buku jari ujung mengalami kesemutan total dan baal.

BAB III Pembahasan A. Getaran Pada Mesin Bekerja tidak pernah terlepas dari perkakas yang dapat mendukung pekerjaan. Perkakas yang bergetar secara luas dipergunakan dalam industri logam, perakitan kapal dan otomotif, juga diper tambangan, kehutanan dan pekerjaan konstruksi. Alatalat ini menghasilkan getaran mekanik dengan ciri fisik dan efek merugikan yang berbeda (C. Wijaya, 1995). Alat yang mengakibatkan getaran-getaran pada lengan atau tangan masih banyak digunakan dalam perusahaan. Selama bekerja dengan menggunakan alat yang getarannya dibawah nilai ambang batas yaitu 4 m/det2 untuk 8 jam kerja maka tidak begitu mendatangkan bahaya bagi kesehatan pekerja, tetapi dalam industri pertambangan dan kehutanan ada pekerjaan yang menggunakan alat-alat bergetar secara terus menerus dengan nilai diatas ambang batas getaran yaitu 4 m/det2 (Suma'mur, 1996). Gangguan yang disebabkan oleh getaran dapat muncul dalam waktu yang berbeda-beda sejak pertama terpapar, tetapi kadang gejala ini timbul dalam beberapa bulan setelah paparan berat. Perubahan rangka biasanya timbul tidak lebih awal dari 10 tahun atau lebih (C. Wijaya, 1995). Getaran yang dihasilkan oleh mesin apabila terpapar oleh manusia atau pekerja dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi kesehatan antara lain : Angioneurosis jari-jari tangan, Gangguan tulang, sendi, dan otot, Neuropati, dan Carpal tunnel syndrome. Getaran pada mesin yang digunakan dengan bantuan tangan untuk mengoperasikan dapat dapat menyebabkan penyakit Carpal tunnel syndrome dimana adanya gangguan pada syaraf yang disebabkan karena terperangkapnya nervus medianus dan atau karena adanya penekanan pada nervus medianus yang melewati terowongan karpal, gangguan pada syaraf ini berhubungan dengan pekerjaan yang mempunyai paparan getaran dalam angka waktu panjang secara berulang (J.F, Gabriel, 1996).

Hamidah mengungkapkan dalam Koran Tempo hari senin tanggal 14 februari 2005 bahwa sekarang jumlah pasien CTS semakin bertambah. Ia mencontohkan di Amerika Serikat terdapat 17 penderita CTS berusia 25-34 tahun setiap 10 ribu pekerja pabrik. Di Indonesia, khususnya di Klinik Neurologi RSCM Jakarta pada 2001 terdapat 238 pasien, pada 2002 sempat turun menjadi 149 pasien

(www.korantempo.com). Dari 46 pasien yang diteliti hamidah mendapatkan 36 penderita CTS yang dapat memenuhi kriteria penelitian setelah dilakukan proses tanya jawab, pemeriksaan laboratorium, dan kecepatan hantar syaraf (EMG). Dari 36 pasien, 20 orang merasakan nyeri pada tangan kanan, 6 orang pada tangan kirinya, serta 10 orang pada kedua tangannya (Fadhil, Hamidah, www.republika.co.id). B. Getaran pada Industri Getaran pada industri kita bias lihat pada industri pengolahan kayu yang menggunakan band resaw, cross cut, log band saw, planer, band saw, double cross cut, dan spindel moulder, dimana alat-alat tersebut penghasil getaran yang dapat mengganggu kesehatan para operator yang menjalankan mesin tersebut, seperti carpal tunnel syndrome dimana nilai intensias getaran mesin pada bagian produksi rata-rata nilai intensitas getaran alat kerja tangan tersebut adalah 4,3 m/det2 dimana melebihi nilai ambang batas getaran yang ditetapkan menurut KEP.51/MEN/1999 yaitu 4 m/det2 untuk 8 jam kerja dan apabila terpapar dalam jangka waktu lama akan menimbulkan gangguan kesehatan salah satunya adalah carpal tunnel syndrome. C. Carpal Tunnel Syndrome Carpal Tunnel Syndrome adalah gangguan pada syaraf yang disebabkan karena terperangkapnya nervus medianus dan atau karena adanya penekanan pada nervus medianus yang melewati terowongan karpal, gangguan pada syaraf ini berhubungan dengan pekerjaan yang mempunyai paparan getaran dalamjangka waktu yang panjang secara berulang (E. Pakasi, Ronald). Carpal Tunnel Syndrome dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter hiperkes yang meliputi tes tinnel dan tes phallen dimana pekerja dikatakan menderita carpal tunnel syndrome apabila salah satu tes yaitu tes tinnel dan tes phallen. 9

D. Hubungan antara Intensitas Getaran dan Carpal Tunnel Syndrome pada Industri Kayu Industri Pengolahan Kayu adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan hasil hutan yang lebih spesifik pada kayu dimana dalam

pengoperasiannya banyak menggunakan alat-alat yang mempunyai nilai intensitas getaran diatas nilai ambang batas yang ditetapkan yaitu ratarata 4,3 m/det2, dimana apabila paparan yang ada tiap hari terkena oleh pekerja maka akan dapat menyebabkan pekerja merasa tidak nyaman karena adanya keluhan-keluhan atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh getaran alat kerja. Penyakit yang biasanya muncul pada pekerja dengan paparan getaran yang tinggi adalah carpal tunnel syndrome dimana alat yang digunakan terpapar pada pekerja dalam jangka waktu yang lama (C.Wijaya, 1995: 174). Alat-alat yang digunakan pada perusahaan akan bergetar dan getaran tersebut akan disalurkan pada lengan tangan, getaran yang dihasilkan oleh alat kerja dalam waktu singkat tidak berpengaruh/menimbukan efek pada tangan, tetapi dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan/gangguan kesehatan pada tangan pekerja (J.F.Gabriel, 1996). Pekerja menderita carpal tunnel syndrome dimana sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa carpal tunnel syndrome adalah gangguan pada syaraf yang disebabkan karena terperangkapnya nervus medianus dan atau karena adanya penekanan pada nervus medianus yang melewati terowongan karpal, gangguan pada syaraf ini berhubungan dengan pekerjaan yang mempunyai paparan getaran dalam jangka waktu yang panjang secara berulang (E. Pakasi, Ronald). Pada penelitian yang dilakukan oleh Arief Budiono (2005) dan Siti Badriah (2001) menunjukan hasil yang sama yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara getaran mesin dengan syndrome getaran lengan tangan dan carpal tunnel syndrome. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata umur pekerja bagian produksi industri pengolahan kayu sebagian besar memiliki umur diatas 40 tahun, dimana pertambahan umur dapat memperbesar resiko terjadiya carpal tunnel syndrome 10

karena penyakit ini dapat menyerang orang dengan usia antara 29-60 tahun (www.medicastore.com). Selain karena intensitas getaran mesin diatas NAB dan masa kerja yang cukup lama, tidak adanya peredam / damping yang dipasang pada bagian mesin yang berhubungan langsung dengan pekerja yang dapat menghambat terjadinya penyakit carpal tunnel syndrome, karena dengan adanya damping/peredam maka intensitas getaran yang disalurkan akan berkurang dan diharapakan berada pada ambang batas intensitas getaran yang ditetapkan yaitu 4 m/det2. Apabila tidak adanya peredam pada alat kerja dapat dipastikan getaran yang ada akan langsung disalurkan tanpa adanya hambatan atau pengurangan nilai intensitas getaran yang ada pada alat, hal tersebut akan mempermudah terjadinya penyakit carpal tunnel syndrome.

11

BAB IV Penutup A. Kesimpulan 1. Getaran ialah gerakan ossillatory/bolak-balik suatu massa melalui keadaan setimbang terhadap suatu titik tertentu. 2. Getaran terbagi dua yaitu getaran seluruh tubuh dan getaran tangan-lengan 3. Getaran yang dihasilkan oleh mesin apabila terpapar oleh manusia atau pekerja dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi kesehatan antara lain : Angioneurosis jari-jari tangan, Gangguan tulang, sendi, dan otot, Neuropati, dan Carpal tunnel syndrome. 4. Carpal Tunnel Syndrome adalah gangguan pada syaraf yang disebabkan karena terperangkapnya nervus medianus dan atau karena adanya penekanan pada nervus medianus yang melewati terowongan karpal, gangguan pada syaraf ini berhubungan dengan pekerjaan yang mempunyai paparan getaran dalam jangka waktu yang panjang secara berulang (E. Pakasi, Ronald) 5. Getaran pada industri kita bias lihat pada industri pengolahan kayu yang menggunakan band resaw, cross cut, log band saw, planer, band saw, double cross cut, dan spindel moulder, dimana alat-alat tersebut penghasil getaran yang dapat mengganggu kesehatan para operator yang menjalankan mesin tersebut, seperti carpal tunnel syndrome. 6. Pekerja menderita carpal tunnel syndrome dimana sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa carpal tunnel syndrome adalah gangguan pada syaraf yang disebabkan karena terperangkapnya nervus medianus dan atau karena adanya penekanan pada nervus medianus yang melewati terowongan karpal, gangguan pada syaraf ini berhubungan dengan pekerjaan yang mempunyai paparan getaran dalam jangka waktu yang panjang secara berulang (E. Pakasi, Ronald)

12

Daftar Pustaka Padminingsih, Ristanti. Jurnal : PENGARUH KESELAMATAN DAN

KESEHATAN

KERJA

TERHADAP

PRODUKTIVITAS

KERJA

KARYAWAN PADA PT. TYFOUNTEX INDONESIA KABUPATEN SUKOHARJO.

Yusuf, Rusdi, Herry Koesyanto. 2010 Jurnal : HUBUNGAN ANTARA GETARAN MESIN PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DAN CARPAL TUNNEL SYNDROME INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU BRUMBUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH. KEMAS - Volume 5 / No. 2 / Januari - Juni 2010

Rusdjijati, Retno, Lientje Setyawati, Djoko Prakoso. 2005 Jurnal : PENGARUH PAPARAN GETARAN TEMPAT DUDUK PENGEMUDI TERHADAP KELELAHAN KERJA PENGEMUDI BIS ANTAR KOTA ANTAR PROPINSI TRAYEK SEMARANG-YOGYAKARTA. Gerbang Inovasi, 20 Desember 2005 Sumamur. 2009 Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta : Sagung Seto

Ridley, John. 2004 Kesehatan dan Keselamatan Kerja Ikhtisar Edisi Ketiga, Jakarta : Erlangga

Wahyu, Atjo. 2003 Higiene Perusahaan, Makassar : Lembaga Penerbitan Unhas

13

Anda mungkin juga menyukai