Anda di halaman 1dari 48

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT
BAB I BOILER

I. TUJUAN a. Tujuan instruktional umum : Mahasiswa akan dapat mengoprasikan / mendemonstrasikan dengan benar pengoperasian : Boiler, Kalori meter, Steam Engine, Super heater, dan steam Turbin Mahasiswa akan dapat mengukur, menghitung, menganalisa performance / karakteristik dari : kalorimeter, Steam Engine, Super heater, dan Steam Turbin. b. Tujuan instruktional khusus : Mahasiswa akan dapat mengetahui dan menyebutkan bagianbagian dari boiler. Mahasiswa akan dapat mengetahui persiapan persiapan pelaksanaan pengoprasian Boiler. Mahasiswa akan dapat mengoprasikan Boiler. Mahasiswa akan dapat mempraktekan pemakaian alat- alat antara lain Laju aliran bahan bakar, termometer / termokepel untuk mengukur (temperatur udara, feed water temperatur, terperatur pembakaran, temperatur gas buang, dan temperatur). Mahasiswa akan dapat menghitung efesiensi Boiler dan menganalisa serta menyimpulkan hasil percobaan. II. DASAR TEORI a. Pengretian Boiler 1. Boiler adalah pesawat uap untuk memproduksi uap pada suatu jumlah tertentu setiap jamnya pada suatu tekanan dan suhu tertentu pula. 2. Pada boiler modern dengan tekanan dan temperatur tertentu dapat diartikan bahwa produksi uap tidak hanya mempunyai uap jenuh tetapi sampai dengan uap panas lanjut. b. Instalasi Boiler

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

Yoga Adi Mulya 6510040028 - Memiliki bagian- bagian yang penting yaitu: 1. Ruang Bakar.

Praktikum PUBT

Dalam ruang bakar telah ditentukan rangka bahan yang sesuai dengan bahan yang dipakai, volume ruang bakar, perpindahan panas yang terjadi dan sirkulasi gas bakar. Disamping itu dinding ruang bakar memegang peranan penting karena dinding tersebut yang akan menyalurkan panas guna mengubah air dalam fasa cair menjadi uap. 2. Pesawat Pembangkit Uap. Adalah pesawat yang memanfaatkan kalor yan terbuang sehingga dapat memperbaiki effisiensi instalasi keseluruhan. c. Karakteristik Boiler - Ada beberapa petunjuk yang memberi gambaran spesifik dari boiler dapat diketahui melalui karakteristiknya sebagai berikut: 1. Tekanan effektif dari boiler dinyatakan dalam bar (kg/ cm2) atau N/m 2 atau Pa (pascal). 2. Suhu uap panas lanjut Suhu uap kondisi kering dimana besarnya lebih kecil dari suhu 550C hal ini untuk menyelamatkan pipa boiler. 3. Produksi uap tiap jam atau kapasitas penyimpanan untuk boiler untuk Boiler kapasitas rendah besarnya antara 10 kg/jam sampai 250 Kg/ jam. Untuk boiler kapasitas besar bisa mencapai 4000 ton/ jam. 4. Luas panas pengumpan adalah luas metalik dari pemproduksi uap yang berhubungan langsung dengan gas panas. Untuk kapasitas rendah mencapai 2 m2 untuk kapasitas besar mencapai 2000 m2 5. Produksi uap spesifik. secara

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

Adalah produksi uap tiap jam tiap m2 dari luas panas penguapan untuk kapasitas kecil 10 kg/ jam m2 dan kapasitas besar 60 Kg/ jam m2. 6. Randemen termis dari boiler adalah perbandingan antara jumlah kalor yang diserap oleh boiler untuk penguapan dengan jumlah kalor yang diberiknan bahan bakar/jam Keseimbangan energi pada ketel uap
Energi yang diberikan bahan bakar + air Mb X N T I

Energi uap

Energi yang terbuang ke udara sekitar

Mb ( ha h) 2 ) t

Energi yang terbuang melalui gas buang

1)-2)-3)a 90

M gb X CP ( tgb - t ud ) 3)

Energi ke gas asap kering

Energi ke uap air

Gambar 2.1 Keseimbangan energi pada ketel uap Rumus 1. Jumlah energi kalor yang tersedia akibat proses pembakaran bahan bakar dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini: Ebb = mbb X Nbb ( Kg/s)..2.1 Mbb = Laju aliran bahan bakar (Kg/s) Nbb = Nilai kalor bahan bakar cair (KJ/Kg) 2. Energi pembentuk uap

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

Energi digunakan untuk mengubah air menjadi uap adalah enthalpi yang dikandung uap dikurangi dengan entalphi yang dikandung air pandingin. Besarnya dapat ditantukan dengan persamaan sebagai berikut: Ea = ma ( hu- ha ) (KJ/Kg) = ma ( Ku Cp) (ta -0) ...............................................................2.2 ma = masa air pengisian ha = entalphi uap (Kj/ Kg) hu = entalphi air pengisian (Kj/ Kg) Cp = panas spesifik air pengisi ketel (Kj/ Kg C) t a = terperatur air pengisi ketel (C ) 3. Efisiensi ketel uap Efisiensi ketel uap didefinisikan sebagai perbandingan kalor terpakai untuk mengubah air menjadi uap dengan kalor hasil proses pembakaran bahan bakar Efisiensi ketel uap = Energi pembentukan uap ........................... .......2.3 total energi masukan Energi pembentukan uap = ma ( ha hu ) = ma ( ha Cp ) ( ta 0) ......................2.4 Tekanan absolut uap = = Tekanan gauge + tekanan atmosfir Pg + H x 13.000 x 103 Pg = adalah tekanan gauge dalam bar H = adalah tekanan barometrik dalam air raksa ( mm Hg ) Maka efesiensi ketel uap : = Ma ( hu-ha ) ............................................................2.6 mbb Nbb

9,81 .........................................2.5

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

I I I. PERALATAN DAN KOMPONEN YANG DIPAKAI 1. Boiler unit. 2. Bahan bakar solar. 3. Kaos tangan 4. Air dari water tower 5. NaCl dari softener 6. CaMg dari dosage tank 7. Kain pel 8. Lap 9. Suplai listrik IV. RANGKAIAN PERCOBAAN ATAU GAMBAR KERJA

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan / Gambar Kerja

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

V. RANGKAIAN PERCOBAAN ATAU GAMBAR KERJA

Gambar 5.1 Rangkaian Percobaan / Gambar Kerja

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

VI.

RANGKAIAN PERCOBAAN ATAU GAMBAR KERJA

Gambar 6.1 Rangkaian Percobaan / Gambar Kerja

Gambar 6.1 Rangkaian Percobaan / Gambar Kerja

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

VII.

RANGKAIAN PERCOBAAN ATAU GAMBAR KERJA

Gambar 7.1 Rangkaian Percobaan / Gambar Kerja VIII. PROSEDUR KERJA 1. Langkah persiapan . a. Periksa. Air dari water tower (dari tangki air / tank set) Bahan baker solar Fuel tank. b. Tutup. Katup VI Katup V4 Katup Blowdown Valve c. Buka katub nomer V2, V3, V4, V5, V6, V7, V8.

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

d. Terakhir kali baru kita buka katub nomer VI. 2. Tekan tombol saklar pada posisi ON 3. Jika bel berdering, tekan tombol hijau untuk mematikannya maka dimulailah proses penyalaan Boiler. setelah pembakaran berlangsung beberapa lama 4. Periksa Side Glass pada boiler 5. Buka Blowdown (jika air didalam boiler terlalu penuh) 6. Tutup kembali jika air sudah cukup, demikian selanjutnya. 7. Periksa percikan pada Water coulum tunggu beberapa saat dan tutup kembali (tekan sampai 8 bar). Safety dalam praktikum boiler Dalam boiler tekanan maksimumnya adalah 10 bar jika hal ini tercapai akan berfungsi beberapa keselamatan antara lain : Burner mati secara otomatis. Double Safety Valve akan menyemburkan uap yang bertekanan lebih besar dari 10 bar. Diatas burner terdapat penngamanan berupa tali yang dihubungakan dengan kawat baja , yang jika tekanan melebihi tekanan maksimum akan terbakar dan terputus , yang selanjutnya akan menutup bahan bakar ke Burner dan tentunya burner akan mati. IX. 1. 2. 4. ANALISIS DATA 1. Keterangan Boiler di PPNS-ITS Kapasitas Uap Pressure 3. 5. Jenis Air Bahan Baku = 480 kg/hr = Fire Tube Boiler & Vertical Boiler = Air PDAM + Softener (NaCl) + Dosage (Lar.Housemen) 2. Data Hasil Percobaan 1. Timing : = 10 Bar

Bahan Bakar = Solar (Cair atau Liquid)

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

Yoga Adi Mulya 6510040028 a. b. a. b. Starting Up Boiler Shut Down Boiler Starting : 534,0 m3 Penambah Shut down Penambah : 37 l : 534,2 m3 = 14.40 PM

Praktikum PUBT
= 13.25 PM

2. Feed Water Consumption :

: 64 l ( selisih : 0 m3 27 l = 0,027 l )

3. Fuel Consumption = 13,3 = 0,0133 m3 4. 5.

Water = 1000 kg/ m3 BB


= 850 kg/ m3

6. Nilai Kalor Bahan Bakar (Cp) = 43. 250 kJ/kg 7. Temperatur Air = 34 c 8. Temperatur Uap = 180 c X. TABEL HASIL PERCOBAAN. Tabel 10.1 Data Hasil Pengamatan Pada Praktikum Boiler Temperature ( oC ) No 1 2 3 4 5 6 7 8 Perhitungan a. Waktu Stop the Boiler Boiler Begin to Start b. Fuel Consumption : 14.40 AM : 13.25 AM Time (minute) 0 10 20 30 40 50 60 70 Air 36 36 36 36 36 36 36 36 Feed Water 32 33 33 33 34 33 34 33 Fuel 32 32 32 32 33 32 33 32 Steam 36 111 103 180 177 175 177 178 Flue 142 284 304 172 114 173 127 156 Fuel Pressure (Bar) 9,5 9,5 9,5 0 0 9,5 0 0

Sumber: Hasil Pengamatan, 2012

14.40 13.25. = 1 jam 15 menit = 1,25 jam

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

10

Yoga Adi Mulya 6510040028 13,3 liter 0,0133 m3 c. Feed Water Consumption Shut Down Start Up Selisih : 534,0 m3 : 534,0 m3 0 d. Feed Water flow rate Feed water flow rate = Feed Water Consuntion Time m3 0 m3 27 liter 0,027 m3 64 liter 37 liter _ 27 liter

Praktikum PUBT

0,027 m3 = 1,25 jam

= 0,0216 m3/jam e. Mass Feed Water Flow Rate ( M M


w w

= Feed Water Flow Rate x Water = 0,0216 m3/jam x 1000 kg/m3 = 21,6 kg/jam

f. Fuel Flow rate Fuel Flow rate = = FuelConsumption Time

0,027 m3 1,25 jam

= 0,01064 m3/jam g. Mass Fuel Flow Rate ( M f ) M f = fuel flow rate x BB = 0,01064 m3/jam x 850 kg/m3 = 9,044 kg/jam h. Enthalpi Air ( hf ) (dari table A-2) Tair = 34oC hf = 142,5 kj/kg i. Enthalpi Hasil Pembakaran (hg) (dari table A-2) Tsteam = 180oC

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

11

Yoga Adi Mulya 6510040028 = 2778,2 kj/kg j. Effisiensi boiler ( ) hg

Praktikum PUBT

Boiler =
=

Mw Mf

[hg hf ] X 100% c

21,6kg / jam(2778,2kj / kg 142,5kj / kg ) X 100% 9,044 kg / jam x 43,250 kj / kg

= 14,55 % XI. PEMBAHASAN Boiler merupakan bejana bertekanan yang bertujuan untuk menghasilkan uap panas. Hal ini bisa dipastikan bahwa boiler merupakan alat yang sangat berbahaya yaitu dengan tekanan dan temperatur yang sangat tinggi. Jika sebuah boiler sedang beroperasi maka terlebih dahulu harus memperhatikan beberapa hal yang harus diperhatikan supaya boiler dapat bekerja secara aman. Beberapa hal yang harus diperhatikan tersebut yaitu: Alat safety yang digunakan oleh operator Prosedur untuk menjalankan boiler harus sesuai Harus dilakukan perawatan dengan benar. Dari ketiga hal tersebut, jika dilakukan maka boiler akan beroperasi dengan aman, tetapi masih ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan yaitu air pengisi ketel uap. Air pengisi ketel uap harus diolah terlebih dahulu sebelum dimasuklan ke ketel karena air yang digunakan dalam boiler harus lunak. Dan cara untuk melunakkan air tersebut yaitu dengan memberi cairan softener (NaCl) serta memberi cairan dosage (Housmen) yang berfungsi untuk melapisi dinding boiler dari kerak dan korosi.

XII. KESIMPULAN

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

12

Yoga Adi Mulya 6510040028 Dari C. data yang telah diperoleh

Praktikum PUBT
dari hasil percobaan

didapatkan bahwa temperature udara relative konstan yaitu sekitar 34 Dari hasil perhitungan yang telah dibuat dari data hasil percobaan, didapatkan bahwa efisiensi boiler adalah 14,55 %. Besar atau kecilnya efisiensi yang dimiliki oleh suatu boiler dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor faktor tersebut adalah Mass Feed Water Flow Rate (Mw) yang mana semakin besar Mw yang digunakan oleh boiler saat pengoperasiannya maka akan semakin besar efisiensi yang dihasilkan oleh boiler. 1. Mass Feed Water Flow Rate (Mw) sendiri dipengaruhi oleh banyaknya air yang terkonsumsi saat pengoperasian boiler tiap jamnya. Yang mana semakin besar konsumsi air yang digunakan tiap jamnya maka akan semakin besar pula (Mw) dari boiler dan itu berarti akan semakin besar pula efisiensi dari boiler itu sendiri. 2. Mass Fuel Flow Rate (Mf) juga berpengaruh terhadap efisiensi dari boiler itu sendiri. Karena (Mf) berbanding terbalik maka semakin besar (Mf) maka semakin kecil efisiensi yang dimiliki oleh boiler. (Mf) sendiri dipengaruhi oleh debit bahan bakar atau banyaknya konsumsi bahan bakar tiap jamnya dan massa jenis dari bahan bakar yang digunakan. Karena baik debit bahan bakar maupun massa jenis dari bahan bakar yang digunakan berbanding lurus dengan (Mf) maka semakin besar debit bahan bakar dan semakin besar massa jenis dari bahan bakar yang digunakan maka akan semakin besar pula (Mf) dan ini berarti efisiensi boiler akan semakin kecil. 3. Selain itu faktor dari entalphi uap (hg) dan air (hf) juga berpengaruh dalam menentukan besar kecilnya efisiensi dari boiler. Semakin besar perbandingan antara (hg) dan (hf), yang mana apabila (hg) semakin besar maka akan semakin besar pula efisiensi dari boiler.

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

13

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

Hal itu dikarenakan besarnya nilai pengurangan antara (h g) dengan (hf) berbanding lurus dengan efisiensi boiler. 4. Faktor yang juga menentukan besarnya nilai efisiensi yang dimiliki oleh boiler adalah besarnya nilai kalor dari bahan bakar yang digunakan, semakin besar nilai kalor dari bahan bakar yang digunakan maka akansemakin besar sehingga akan semakin kecil efisiensi yang dihasilkan oleh boiler. Hal itu dikarenakan besarnya nilai kalor bahan bakar yang digunakan berbanding terbalik dengan efisiensi boiler. Dari beberapa macam factor dari segi teoritis yang mempengaruhi efisiensi boiler dapat analisa lebih lanjut untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang dapat menentukan efisiensi boiler secara realnya di lapangan (nyata pada aplikasinya). Jika dilihat dari segi teoritis diketahui ada faktor Mass Fuel Flow Rate (Mf) dan Mass Feed Water Flow Rate (Mw) maka pada dasarnya dapat diketahui bahwa semakin besar konsumsi bahan bakar yang digunakan untuk menguapkan sejumlah air tertentu dalam waktu tertentu dan suhu tertentu maka dapat menunjukkan kurang baiknya efisiensi dari boiler itu sendiri. Dari sini dapat diketahui bahwa efisiensi boiler dipengaruhi oleh kualitas air, jumlah konsumsi air, bahan bakar, dan performance fisik dari boiler itu sendiri. Kualitas air (feed water) yang digunakan tergantung dari treatment yang digunakan yang mana semakin baik treatment yang digunakan maka akan semakin baik pula kualitas air yang digunakan sebagai feed water. Dengan kualitas feed water yang baik berarti feed water yang digunakan memiliki nilai kekerasan yang rendah (lebih soft) serta tidak mengandung mineral mineral atau kotoran lain yang dapat menurunkan performance dari boiler. Selain itu juga memiliki pH netral (mendekati = 7) untuk mencegah terjadinya korosi pada boiler karena pH yang asam ataupun basa. Ini berarti dengan kualitas feed water yang baik berarti bahwa feed

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

14

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

water yang digunakan akan lebih mudah diuapkan sehingga tidak membutuhkan konsumsi bahan bakar yang lebih besar untuk menguapkan sejumlah air pada waktu tertentu dan suhu tertentu. Karena dengan hal ini bisa menurunkan konsumsi bahan bakar maka berarti dapat menurunkan (Mf) yang digunakan. Karena (Mf) berbanding terbalik dengan besarnya efisiensi boiler ini berarti dengan turunnya nilai (Mf) maka akan semakin besar efisiensi yang dimiliki oleh boiler. Faktor lainnya yaitu jumlah konsumsi air. Pada praktikum ini dihasilkan efisiensi yang sangat kecil yakni 14,55 %, hal itu dikarenakan pada saat start up boler ada kemungkinan dalam bolier masih ada air sisa pemakai boiler sebelumnya sehingga konsumsi air pada akhir pengamatan tergolong sedikit. Pompa jarang bekerja pada saat percobaan dikarenakan jumlah level air masih dalam kondisi normal. Banyaknya konsumsi air berpengaruh pada besarnya mass feed water flow rate yang juga berpengaruh pada semakin besarnya effisiensi boiler. Selain itu juga faktor bahan bakar yang mempengaruhi efisiensi dari boiler itu sendiri adalah titik bakar dari bahan bakar yang digunakan. Karena semakin tinggi titik bakar dari suatu bahan bakar maka berarti bahan bakar tersebut memiliki kemampuan yang baik untuk menguapkan air dengan waktu yang relative lebih cepat sehingga bahan bakar yang digunakan untuk menguapkan air dalam jumlah tertentu pada suhu dan waktu tertentu adalah semakin sedikit dan ini dapat memperbesar efisiensi yang dimiliki oleh boiler. Selain itu juga harus dilihat nilai kalor dari bahan bakar tersebut karena apabila perbandingan antara kemampuan bahan bakar untuk menguapkan air pada waktu, jumlah dan suhu tertentu dengan nilai kalor bahan bakar tersebut adalah semakin besar. Dalam artian dengan menggunakan bahan bakar dengan titik bakar yang lebih tinggi beberapa tingkat dari sebelumnya justru dapat menaikkan nilai kalor bahan bakar tersebut beberapa kali maka ini

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

15

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

justru dapat menurunkan efisiensi dari boiler itu sendiri. Oleh karena itu penggunaan jenis bahan bakar juga mempengaruhi efisieansi dari boiler itu sendiri. Faktor maintenance juga mempengaruhi efisiensi dari boiler, jika boiler tidak dibersihkan pada jangka waktu tertentu maka akan banyak terdapat kerak kerak yang menempel pada dinding boiler. Kerakkerak yang menempel pada dinding boiler (pipa apinya ataupun pipa airnya) akan menghambat penghantaran panas. Sehingga untuk menguapkan air dalam jumlah dan waktu tertentu dibutuhkan konsumsi bahan bakar yang lebih banyak dan hal ini berarti semakin menurunkan efisiensi dari boiler itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA G.Cusson Ltd. Kalorimeter Instructioanal Manual Hand Book England 1 December 1986, 2 march 1987. M.J. Djokosetyadjo Ketel Uap PT Pradnya Paramita, Jakarta 1999. Maridjo Petunjuk Praktikum Mesin Konversi Penerbit Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Bandung 1995.

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

16

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT BAB II KALORIMETER

I. TUJUAN : a. Tujuan Instruksional Umum : a. Mahasiswa akan dapat mengoprasikan / mendemonstrasikan dengan benar pengoprasian : Boiler, Kalorimeter, Steam Engine, Super Heater, dan Steam Turbin. b. Mahasiswa akan dapat mengukur, menghitung, menganalisa performance / karakteristik dari : boiler, calorimeter, steam engine, super heater, dan steam turbine. b. Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa akan dapat melakukan / melaksanakan pengukuran parameter yang dibutuhkan untuk menghitung fraksi uap. b. Mahasiswa akan dapat menjelaskan fungsi dan cara kerja kalorimeter pemisah dan penyeratan c. Mahasiswa akan dapat menghitung fraksi kekeringan uap d. Mahasiswa akan dapat membuat gambar skematis pengukuran yang digunakan dalam pengukuran e. Mahasiswa akan dapat menyimpulkan hasil percobaan II. DASAR TEORI a. Pengertian Kombinasi pemisahan dan penyeratan kalorimeter digunakan untuk menentukan kualitas uap (tingkat kekeringan uap). Pemisah kalorimeter merupakan alat untuk memisahkan kandungan air dari uap melalui proses mekanis. Proses mekanis tersebut adalah sebagai berikut : Uap basah yang masih mengandung air dilewatkan pada pemisah kalorimeter, karena perapatan air lebih besar dari uap, maka air akan cenderung terlempar dari uap. Air ini dikumpulkan dan jumlahnya dapat diukur.

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

17

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

Sedang uap yang relative tidak mengadung air dialirkan ke throttling calorimeter, sehingga tekanannya turun tekanan setelah throttling menjadi sedikit dibawah temperatur atmosfer. Ini menyebabkan uap menjadi kering. Dengan pengukuran temperatur dan tekanan akhir uap, maka tingkat kekeringan uap dapat dihitung. Karena jenis kalorimeter tersebut mempunyai keterbatasan, maka digunakan kombinasi pemisah dan throttling kalorimeter. P T T P

Throttling calorimeter P Separating calorimeter M1 Condensate

Condensate Measuring Tank

Gambar 2.1 Rangkaian Kombinasi Pemisah dan Throttling Kalorimeter. b. Rumus 1. Tingkat Kekeringan Uap Tingkat kekeringanuap atau biasa disebut fraksi uap adalah banyaknya uap kering yang ada dalam campura uap basah.

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

18

Yoga Adi Mulya 6510040028 Fraksi kekeringan = 2. Pemisahan Calorimeter

Praktikum PUBT
banyaknyauap ker ing .......2.1 banyaknyauap ker ing + kandunganair

Didalam kondisi yang sebenarnya tidak semua air dapat dipisahkan dari uap yang masuk kedalam kalorimeter. Jika berat uap kering yang keluar dari kalorimeter = Wt dan berat air yang dipisahkan dalam kalorimeter pada waktu yang sama = Ws, maka fraksi uap yang diukur melalui pemisah kalorimeter ini (Xs) adalah : Xs = Wt ...2.2 Wt + Ws

3. Penyeratan Calorimeter Memberikan aliran suatu fluida melalui throttling orifice dari tekanan tinggi P1 ke tekanan rendah P2. dari persamaan energi aliran tunak (steady flow) dapat ditunjukkan bahwa proses yang terjadi adalah penyeratan adiabatais, yaitu proses adiabatic entalpi tetap. Uap basah sebelum penyeratan akan tekanan rendah setelah penyeratan. Entalpi uap basah sebelum penyeratan : H1 = hfl + Xt hfg ....2.3 Entalpi uap basah setelah penyeratan : H2 = hg2 + Cp (t2 ts2) .....2.4 Karena : H1 = H2 Hfl + X1 hfg = hg2 + Cp (t2 ts2) .....2.5 Maka : Xt = Dimana : Hfl : panas densibel bergantung tekanan P1 hg 2 + Cp (t 2 + ts 2) hfl ....2.6 hfgl menjadi uap kering pada

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

19

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT
Xt : fraksi kekeringan padathrottling calorimeter cerat hfgl: panas laten tergantung tekanan P1 Cp : panas jenis pada tekanan tetap T2 : temperature uap pada throttling calorimeter cerat Ts2 : temperature uap saturasi tergantung kepada tekanan P2

4. Kombinasi Pemisah dan Penyeratan Jika W = berat air dalam uap meninggalkan pemisah kalorometer dan masuk penyeratan kalorimeter cerat, maka sasuai definisi ringkat Wt w dan W Wt (t - Xt) 2.7 Wt

Xt=

Tetapi kalorimeter pemisah telah memisahkan air sebesar Ws, oleh karena itu total berat air ada;ah ( Ws = w ) didalam uap basah Ws + Wt. sesuai definisi fraksi uap : (Ws + Wt ) (Ws + w) ..2.8 (Ws + Wt ) Wt w tetapi w = Wt (1 - Xt) Ws + Wt Wt Wt (1 Xt ) Wt + Ws WtXt Wt Ws Wt Xt Wt = Ws

X=

Atau = = = =

Fraksi kekeringan sesungguhnya (actual) adalah : X = Xs x Xt .2.9 c. Perhitungan

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

20

Yoga Adi Mulya 6510040028 Dalam perhitungan diperlukan

Praktikum PUBT
tabel uap air untuk

menentukan nilai persamaan berikut : Xs = Wt 2.10 Ws + Wt

P atmosfir = P2 P1 = absolute (hf x hfg) = absolute (hg2 x ts2 x Cp)

Sehingga Xt dapat dicari : Xt = hg 2 + Cp (t 2 ts 2) hfl ...2.11 hfgl

III. PERALATAN DAN KOMPONEN YANG DIPAKAI Peralatan yang diperlukan : 1. Seperangkat ketel uap 2. Pipa uap utama 3. Pemisah dan throttle calorimeter 4. Thermometer 5. Manometer jenis bourdon dan pipa U 6. Tabel uap IV. RANGKAIAN PERCOBAAN / GAMBAR KERJA

Gambar 4.2 Rangkaian Percobaan Nama nama bagian rangkaian diatas :

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

21

Yoga Adi Mulya 6510040028 1. Meter Tekanan 2. Katup Pipa masuk 3. Pengindera Temperatur 4. Pipa Kaca 5. Meter Temperatur 6. Throttling 7. Meter Tekanan 8. Pengindera Lampu 9. Pendinginan V. PROSEDUR KERJA

Praktikum PUBT

1. Siapkan air pendingin yang akan mendinginkan uap pada kalorimeter cerat. 2. Siapkan pemasok uap 3. Siapkan tabel dan pengukuran. Langkah pengujian / percobaan 1. Salurkan air pendingin, pengembun, untuk mendinginkan uap pada kondensor penyeretan kalorimeter. 2. Sediakan tabung pengumpul embun dibawah pengeluaran embun. 3. Buka katup uap dan biarkan uap keluar melalui kalorimeter untuk memanaskan system. Air pendingin melalui pengembun harus cukup untuk mengembunkan seluruh uap. 4. Biarkan keadaan diatas sampai level air dalam pemisah kalorimeter terlihat. 5. Salurkan embunan utama kedalam tabung pengumpul yang berada dibawah saluran pengeluaran ( keluaran ). 6. Atur dan catat angka / harga mula - mula level air embunan pada pemisah kalorimeter. Juga air keluaran dari pengembun, tekanan uap setelah throttling, tekanan atmosfir, temperatur uap dalam pipa utama dan dalam throttlinng kalorimeter cerat. Ulangi pengujian tersebut minimal 4 kali pengujian untuk pengecekan yang lebih teliti. 7. Tutup pemasok uap 8. Biarkan peralatan dingin dan baru air pendingin pengembun ditutup

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

22

Yoga Adi Mulya 6510040028 9. Kosongkan tabung pengumpul embunan. VI. ANALISIS DATA PERCOBAAN

Praktikum PUBT

Tabel 6.1 Data Hasil Pengamatan Pada Praktikum Kalorimeter NO. PENGAMATAN 1. Tekanan uap dalam pipa utama (bar) P1 2. Tekanan uap setelah throttling (pencerat) 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. (bar), (P2) Temperatur uap masuk (C), (t1) Temperatur uap selelah penyeretan (C), (t2) Jumlah air kondensat setelah throtting Jumlah air yang di pisahkan pada separator (ml), (ws). Tekanan atmosfir (bar) Temperature atmosfir (C) Perbedaan air pada manometer Hg 1 8,4 7,4 184 107 211 150 1 35 2 8,1 7,1 3 8,9 7,9 RATA2 8,5 7,5 184 107 211 131 1 34 -

182 187 107 107 211 210 112 130 1 34 1 34 -

Sumber: Hasil Pengamatan, 2012

VII.

PERHITUNGAN DATA PERCOBAAN

1. Tekanan Absolute Uap Masuk (P1) P1 = Tekanan uap utama + 1 = 9,06 + 1 = 10,06 bar Maka Interpolasi hf P = 10 P = 10,06 P = 15 bar bar bar hf = 762,81 hf = x..? hf = 844,84 kj/kg kj/kg kj/kg = 1,006 Mpa

hf 762,81 844,84 762,81 = 10,06 10 15 10 82,03 5 = hf 762 0,06

5 hf 3814,05 = 4,9218

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

23

Yoga Adi Mulya 6510040028 5 hf = 3818,9718 hf = 763,794 kj/kg Interpolasi hfg P = 10 P = 10,06 P = 15 bar bar bar hfg = 2015,3 kj/kg hfg = x..? kj/kg hfg = 1947,3 kj/kg

Praktikum PUBT

10 10,06 10,0 15,0 = 2015,3 hfg 2015,3 1947,3 0,06 2015,3 hfg = 5,0 68

- 4,08 = - 10076,5 + 5 hfg hfg = 2014,48 kj/kg 2. Tekanan Uap Setelah Throttling ( P2 ) P2 = Tekanan Uap Utama - 1 = 9,06 - 1 = 8,06 bar Maka Interpolasi hg2 P=8 P=9 bar bar hg2 = 2769,1 kj/kg hg2= x..? kj/kg hg2= 2773,9 kj/kg P = 8,06 bar

hg 2769,1 2773,9 2769,1 = 8,06 8 98 hg 2769,1 4,8 = 0,6 1 hg2 = 2771,98 kj/kg 3. Fraksi Kekeringan Pada Throttling (Xt) t = hg 2 + Cp (t 2 ts 2) hf 1 hfg1

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

24

Yoga Adi Mulya 6510040028 = = = 2771,98 + 1,89(114 173,4) 763,794 2014,48 2771,98 112,266 763,794 2014,48 1895,92 2014,48

Praktikum PUBT

= 0,94 4. Fraksi Kekeringan Pada Pemisahan (Xs) s = = = wt wt + ws 646,6 646,6 + 150 646 796,6

= 0,81 5. Fraksi Uap Kombinasi (X) = t . s = 0,81 . 0,94 = 0,7614 ml2

VIII. PEMBAHASAN Kalorimeter merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan kandungan air dari uap boiler melalui proses mekanis. Dari percobaan kalorimeter ini digunakan untuk mengetahui tingkat perbandingan uap basah uap kering dari boiler. Sebelum mengetahui kualitas uap, terlebih dahulu uap bertekanan disuplai dari boiler ke kalorimeter kemudian diukur. Pada kalorimeter terdapat separator untuk menampung uap basah dan throtling untuk menampung uap kering. Dimana pada keduanya dipasang sensor temperatur yang kemudian di interlock dengan temperature meter untuk mengetahui suhunya. Pada throtling terdapat sistem air pendingin (cooling) yang berguna untuk mengkondensasikan uap. Kemudian pengukuran dimulai

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

25

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

dengan membuka valve dari main steam valve yang ada di kalorimeter selama 5 menit. Kemudian suhu dari uap yang masuk ke separator dan uap yang masuk ke throtling dicatat. Selain itu tekanan uap pada pipa utama juga dicatat. Setelah 5 menit uap di supply ke kalorimeter, valve ditutup dan ditunggu sampai tekanan uap mencapai 0 bar atau mendekati 0 bar. Ini untuk memberikan waktu kepada uap untuk berkondensasi sehingga dapat diukur jumlah air condensatnya. Setelah mecapai 0 bar, valve untuk mengalirkan air kondensasi dari separator dibuka dan kemudian air kondensasinya ditampung dan diukur. Selain itu air kondensasi yang berasal dari throtling juga diukur. Ternyata jumlah air condensat dari separator lebih sedikit dibandingkan air condensate pada throtling. Ini dikarenakan pada throtling banyak. menggunakan sistem cooling water untuk mempercepat kondensasi dari uap yang masuk sehingga jumlah air condensate nya lebih

IX. KESIMPULAN Dari perhitungan di atas di peroleh jumlah fraksi kombinasi di bawah 1 yaitu 0,7614 ml2 ini menunjukkan bahwa uap kombinasi yang di hasilkan bersifat basah di karenakan masih mengandung air. Dari hasil perbandingan antara wt dan ws, maka dapat diambil kesimpulan bahwa jika besar wt > ws dan ws tidak sama dengan 1 melainkan ws = 0 uap kombinasi yang dihasilkan bersifat kering karena fraksi uap kombinasinya menunjukkan > 1.

DAFTAR PUSTAKA G.Cusson Ltd. Kalorimeter Instructioanal Manual Hand Book England 1 December 1986, 2 march 1987. M.J. Djokosetyadjo, Ketel Uap PT Pradnya Paramita, Jakarta 1999 Maridjo, Petunjuk Praktikum Mesin Konversi Penerbit Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik,Bandung,1995.

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

26

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

BAB III STEAM ENGINE

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

27

Yoga Adi Mulya 6510040028 I. TUJUAN a. Tujuan Instruktional Umum

Praktikum PUBT

Mahasiawa akan dapat mengoperasikan/ mendemostrasikan dengan benar pengoperasian: Boiler, Kalorimeter, Steam Engine, Super Heater, dan Steam Turbin. Mahasiswa akan dapat mengukur, menghitung, menganalisa

performance/ karakteristik dari: Boiler, Kalorimeter, Steam Engine, Super Heater, dan Steam Turbin.
b. Tujuan Instruktional Khusus

Mahasiswa akan dapat mengetahui persiapan-persiapan pelaksanaan pengoperasian Steam Engine. Mahasiswa akan dapat mengoperasikan Steam Engine. Mahasiswa akan dapat melaksanakan pengukuran terhadap beberapa parameter antara lain: Konsumsi uap, Daya effective, Daya listrik, Daya air pendingin, Effisiensi. Mahasiswa akan dapat menghitung: Konsumsi uap, Daya effective, Daya listrik, Daya air pendingin, Effisiensi Steam Engine. Mahasiswa akan dapat menganalisa dan menyimpulkan hasil percobaan.

II. DASAR TEORI a. Prinsip Kerja - Dalam mesin uap tenaga panas yang diperoleh dari pembakaran bahan bakar suatu ketel digunakan untuk merubah air sehingga menjadi uap dengan tekanan dan suhu tertentu

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

28

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

- Uap demikian ini sudah mempunyai tenaga tekanan (potensial) uap yang mempunyai daya usaha tempat (dut) ini kemudian dialirkan kedalam suatu silinder yang didalamnya terdapat torak (pengisapan) beserta batang toraknya, kepala silang, batang penggerak, dan engkoldapatlah berubah menjadi tenaga mekanik, jadi dalam mesin uap terdapatlah suatu peralihan tenaga tunggal yaitu dari tenaga tempat ke mekanik (mesin). b. Menentukan Daya Mesin - Ketika mesin uap sedang bekerja di dalam silinder selalu terdapat tekanan uap untuk mendesak toraknya. - Besarnya tekanan uap selama satu langkah kita anggap seolah-olah tekanannya tetap.
- Tekanan tetap ini biasa disebut tekanan rata-rata atau Pr, dengan satuan

Kg/cm2. S

Pr SP ST D Pr Gambar 2.1 Tekanan Tetap, Tekanan Rata-Rata atau Pr Dimana: Pr D S A = Tekanan rata-rata dalam Kg/cm2 = Diameter Torak (cm) = Langkah Torak (m) = Luas Torak (m2)

Untuk selanjutnya satu langkah torak usahanya: W = Pr. A. S (Kg m) ...2.1 Jika percepatan putaran mesin n, maka putaran tiap menit:

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

29

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

Ni = Pr. A. S. n (Kg m/menit) ....2.2 Untuk sisi tutup ke sisi poros Ni = Pr .S .n ..2.3 60.75 Pr .( A a ).S .n 60.75

Untuk sisi poros ke sisi tutup berhubungan, ada batang toraknya maka: Ni = ...2.4

a= Lubang batang torak = 0.785 d2 Bila mesin bekerja maka usaha Ni adalah Ni = (Pr . A.S .n) + {Pr .( A a ).S .n} Pr .(2 A a ).S .n = ...2.5 60.75 60.75 c.Karena ada gesekan mekanik antara torak dengan dinding silinder, antara batang dengan bush packing, antar slop antar dengan jalan antar, juga pada pena-pena dan metal dari asnya maka tenaga yang diberikan oleh mesin sebenarnya lebih kecil. d.Tenaga yang diberikan ini disebut dengan tenaga effektif atau Ne = lebih kecil dari Ni. Perbandingan Ne/Ni = mesin). III. PROSEDUR KERJA 1. Persiapan sebelum start e. Buka katup pelumas dan lumasi f. Buka penutup/ pelindung Steam Engine g. Lumasi seluruh bagian mesin yang berputar/ bergerak dengan pelumas h. Putar roda gila (fly wheel) agar kedudukan cylinder bergantian, diberi pelumas secukupnya pada dinding silinder i. j. l. Tutup kembali Steam Engine 2. Langkah pemanasan Buka penutup air pendingin condenser dan periksa keadaan di flow indicator Tekan tombol warm up k. Putar electrical power switch pada posisi ON m. Buka perlahan-lahan Steam Engine Control Valve

m (randemen

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

30

Yoga Adi Mulya 6510040028 3. Starting and running the Engine n. Setelah pemanasan dirasa cukup, tekan tombol Start

Praktikum PUBT

o. Control engine dapat dilakukan dengan pembebanan/ loading p. Catat data semua loading, Rpm, dll 4. Shuting down the Engine q. Putar alternator pada posisi pembebanan minimum r. Tutup katub uap yang masuk ke engine s. Tekan tombol Stop dan putar Power Isolator pada posisi OF t. Tutup katub air pendingin yang menuju ke kondensor u. Beri pelumas kembali pada cylinder pada bagian-bagian yang bergerak v. dengan pelumas w. Bersihkan dan keringkan bagian-bagian yang kotor IV. PERALATAN DAN KOMPONEN YANG DIPAKAI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. V. Dinamo/ alternator Steam Engine Pelumas Bahan bakar Solar Pipet Kuas Majun dan Kain pel Stop watch Gelas ukur TABEL DATA HASIL PERCOBAAN Tabel 5.1 Data Hasil Pengamatan Pada Praktikum Steam Engine P load (%)
0 25 50 65

Speed (Rps) Eng Altern ine ator


16 15,5 12 7,7 115 110 85 55

P in (bar)
5,4 5,4 5,4 5,4

Temperatur ( C ) T1
105 108 105 110

T2
55 45 35 40

T3
35 35 30 40

T4
30 30
30 35

Vcond (liter)
1,7 2,3 2,4 2,1

Time Cond (dtk)


300 300 300 300

P out (bar)
0,15 0,15 0,15 0,15

Alternator V
6 7,8 10,3 11,5

I
13 16 22
24

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

31

Yoga Adi Mulya 6510040028


Sumber: Hasil Pengamatan, 2011

Praktikum PUBT

Keterangan : T1 = Steam In T2 = Steam Out T3 = Condensor Out T4 = Coling Water Out VI. PERHITUNGAN Perhitungan 1 ( P load = 0 %) 1. Pr (Tekanan effektif rata-rata) Pr = = Pin ( 1 + ln r ) ( Pb Pout ) r 5,4 ( 1 + ln 5 ) ( 1 0,15) 5

= 1,08 ( 1 + 1,61 ) ( 0,85 ) = 2,82 0.85 = 1,97 bar 1,97 x 105 kg/m2 2. Vs (Volume silinder) As = ds2 = . 3,14 . (0,0572)2 = 256,8 . 10-5 m2 Ac = dc2 = . 3,14 . (0,01032)2 = 8,36 . 10-5 m2 Vs = { As + ( As Ac ) } S = {( 256,8 . 10-5 ) 2 + ( 256,8 . 10-5 ) 2 ( 8,36 . 10-5 ) 2 } 0,0508 = 25,67 x 10-5 m3 3. Silinder ganda Vs = 2 x Vs = 51,33 x 10-5 m3 4. Pe (daya efektif) Pe mesin = Pr x Vs x n = 1,97 x 105 x 51,33 x 10-5 x 16 = 2 x 25,67 x 10-5

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

32

Yoga Adi Mulya 6510040028 = 1617,98 Watt Pe alternator = Pr x Vs x n = 1,97 x 105 x 51,33 x 10-5 x 115 = 11629,26 Watt 5. M uap (konsumsi uap) M uap = M cnd = = Mcon tcon Vcon t 1,7l 300

Praktikum PUBT

= 5,67.10-3 l/s = 5,67.10-6 m3/s M uap = M con x air = 5,67.10-6 m3/s x 1000 kg/m3 = 5,67.10-3 kg/s 6. P cond (Daya Condenser) Pcond = Muap x Ca x ( t2 t3 ) = 5,67.10-3 x 4,178 x ( 55 35 ) = 5,67.10-3 x 4,178 x 20 = 473,78.10-3 kW 7. Ppa (daya pendinginan air) Ppa = Ma x Ca x ( t2 t4 ) = 0,467 m3/h x h/3600 s x 4,178 kJ/kg x ( 55-34 ) = 0,011 kW 8. Pl (Daya listrik) PL = V x I = 6 ( 13 ) = 78 W 9. T (Efisiensi total) T mesin = 78 watt Pl = x 100 % 1617,98watt Pe

= 4,8 %

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

33

Yoga Adi Mulya 6510040028 T alternator = 78 watt Pl = x 100 % 1629,62 watt Pe

Praktikum PUBT

= 0,67 %

Perhitungan 2 ( P load = 25 %) 1. Pr (Tekanan effektif rata-rata) Pr = = Pin ( 1 + ln r ) ( Pb Pout ) r 5,4 ( 1 + ln 5 ) ( 1 0,15) 5

= 1,08 ( 1 + 1,61 ) ( 0,85 ) = 2,82 0.85 = 1,97 bar 1,97 x 105 kg/m2 2. Vs (Volume silinder) As = ds2 = . 3,14 . (0,0572)2 = 256,8 . 10-5 m2 Ac = dc2 = . 3,14 . (0,01032)2 = 8,36 . 10-5 m2 Vs = { As + ( As Ac ) } S = {( 256,8 . 10-5 ) 2 + ( 256,8 . 10-5 ) 2 ( 8,36 . 10-5 ) 2 } 0,0508 = 25,67 x 10-5 m3 3. Silinder ganda Vs = 2 x Vs = 51,33 x 10-5 m3 4. Pe (daya efektif) Pe mesin = Pr x Vs x n = 1,97 x 105 x 51,33 x 10-5 x 15,5 = 1567,42 Watt Pe alternator = Pr x Vs x n = 2 x 25,67 x 10-5

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

34

Yoga Adi Mulya 6510040028 = 1,97 x 105 x 51,33 x 10-5 x 110 = 11123,6 Watt 5. M uap (konsumsi uap) M uap = M cnd = = Mcon tcon Vcon t 2,3l 300

Praktikum PUBT

= 7,66.10-3 l/s = 7,66.10-6 m3/s M uap = M con x air = 7,66.10-6 m3/s x 1000 kg/m3 = 7,66.10-3 kg/s 6. P cond (Daya Condenser) Pcond = Muap x Ca x ( t2 t3 ) = 7,66.10-3 x 4,178 x ( 45 35 ) = 7,66.10-3 x 4,178 x 10 = 0,32 kW 7. Ppa (daya pendinginan air) Ppa = Ma x Ca x ( t2 t4 ) = 0,467 m3/h x h/3600 s x 4,178 kJ/kg x ( 45-32 ) = 7,006.10-3 kW 8. Pl (Daya listrik) PL = V x I = 7,8 ( 16 ) = 124,8 W 9. T (Efisiensi total) T mesin = 124,8watt Pl = x 100 % 1567,42 watt Pe 124,8watt Pl = x 100 % 11123,6 watt Pe

= 7,96 % T alternator =

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

35

Yoga Adi Mulya 6510040028 = 1,121 %

Praktikum PUBT

Perhitungan 3 ( P load = 50 %) 1. Pr (Tekanan effektif rata-rata) Pr = = Pin ( 1 + ln r ) ( Pb Pout ) r 5,4 ( 1 + ln 5 ) ( 1 0,15) 5

= 1,08 ( 1 + 1,61 ) ( 0,85 ) = 2,82 0.85 = 1,97 bar 1,97 x 105 kg/m2 2. Vs (Volume silinder) As = ds2 = . 3,14 . (0,0572)2 = 256,8 . 10-5 m2 Ac = dc2 = . 3,14 . (0,01032)2 = 8,36 . 10-5 m2 Vs = { As + ( As Ac ) } S = {( 256,8 . 10-5 ) 2 + ( 256,8 . 10-5 ) 2 ( 8,36 . 10-5 ) 2 } 0,0508 = 25,67 x 10-5 m3 3. Silinder ganda Vs = 2 x Vs = 51,33 x 10-5 m3 4. Pe (daya efektif) Pe mesin = Pr x Vs x n = 1,97 x 105 x 51,33 x 10-5 x 12 = 1213,48 Watt Pe alternator = Pr x Vs x n = 2 x 25,67 x 10-5

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

36

Yoga Adi Mulya 6510040028 = 1,97 x 105 x 51,33 x 10-5 x 85 = 8595,54 Watt 5. M uap (konsumsi uap) M uap = M cnd = = Mcon tcon Vcon t 2,4l 300

Praktikum PUBT

= 8.10-3 l/s = 8.10-6 m3/s M uap = M con x air = 8.10-6 m3/s x 1000 kg/m3 = 8.10-3 kg/s 6. P cond (Daya Condenser) Pcond = Muap x Ca x ( t2 t3 ) = 8.10-3 x 4,178 x ( 35 30 ) = 8.10-3 x 4,178 x 5 = 0,16712 kW 7. Ppa (daya pendinginan air) Ppa = Ma x Ca x ( t2 t4 ) = 0,467 m3/h x h/3600 s x 4,178 kJ/kg x ( 35-30 ) = 2,7.10-3 kW 8. Pl (Daya listrik) PL = V x I = 10,3 ( 22 ) = 226,6 W 9. T (Efisiensi total) T mesin = 226,6 watt Pl = x 100 % 1213,48watt Pe 226,6watt Pl = x 100 % 8595,54 watt Pe

= 18,6 % T alternator =

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

37

Yoga Adi Mulya 6510040028 = 2,6 %

Praktikum PUBT

Perhitungan 4 ( P load = 65 %) 1. Pr (Tekanan effektif rata-rata) Pr = = Pin ( 1 + ln r ) ( Pb Pout ) r 5,4 ( 1 + ln 5 ) ( 1 0,15) 5

= 1,08 ( 1 + 1,61 ) ( 0,85 ) = 2,82 0.85 = 1,97 bar 1,97 x 105 kg/m2 2. Vs (Volume silinder) As = ds2 = . 3,14 . (0,0572)2 = 256,8 . 10-5 m2 Ac = dc2 = . 3,14 . (0,01032)2 = 8,36 . 10-5 m2 Vs = { As + ( As Ac ) } S = {( 256,8 . 10-5 ) 2 + ( 256,8 . 10-5 ) 2 ( 8,36 . 10-5 ) 2 } 0,0508 = 25,67 x 10-5 m3 3. Silinder ganda Vs = 2 x Vs = 51,33 x 10-5 m3 4. Pe (daya efektif) Pe mesin = Pr x Vs x n = 1,97 x 105 x 51,33 x 10-5 x 7,7 = 778,66 Watt Pe alternator = Pr x Vs x n = 2 x 25,67 x 10-5

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

38

Yoga Adi Mulya 6510040028 = 1,97 x 105 x 51,33 x 10-5 x 55 = 5561,82 Watt 5. M uap (konsumsi uap) M uap = M cnd = = Mcon tcon Vcon t 2,1l 300

Praktikum PUBT

= 7.10-3 l/s = 7.10-6 m3/s M uap = M con x air = 7.10-6 m3/s x 1000 kg/m3 = 7.10-3 kg/s 6. P cond (Daya Condenser) Pcond = Muap x Ca x ( t2 t3 ) = 8.10-3 x 4,178 x ( 40 35 ) = 8.10-3 x 4,178 x 5 = 0,146.10-3 kW 7. Ppa (daya pendinginan air) Ppa = Ma x Ca x ( t2 t4 ) = 0,467 m3/h x h/3600 s x 4,178 kJ/kg x ( 40-35 ) = 2,7.10-3 kW 8. Pl (Daya listrik) PL = V x I = 11,5 ( 24 ) = 276 W 9. T (Efisiensi total) T mesin = 276 watt Pl = x 100 % 778,6 watt Pe 276 watt Pl = x 100 % 5561,82 watt Pe

= 35,45 % T alternator =

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

39

Yoga Adi Mulya 6510040028 = 4,96 %

Praktikum PUBT

PEMBAHASAN
Pada umumnya, manfaat steam engine di industri yaitu digunakan sebagai penggerak utama (prime mover), tetapi steam engine jarang dipakai di dunia industri dikarenakan mesin tersebut membutuhkan banyak biaya operasi dan tidak efisien. Steam engine digerakkan oleh uap bertekanan yang diperoleh dari hasil kerja boiler, dimana uap tersebut dialirkan ke dalam suatu silinder yang di dalamnya terdapat torak, sehingga didapatkan tenaga mekanik. Uap bertekanan 9 bar dari steam supply line dialirkan ke steam engine dengan membuka steam flow control valve. Kemudian cooling water condenser dinyalakan dan steam engine dinyalakan. Sebelum dinyalakan pastikan bahwa load pada steam engine pada posisi 0 % dan bagian bagian yang bergerak pada steam engine seperti connecting rod, crank shaft, dsb diberi pelumas agar tidak cepat berkarat (korosi). Sebelum uap dimasukkan ke dalam steam engine, steam trap valve dibuka dahulu untuk membuang air kondensasi uap yang terjebak. Setelah itu valve ditutup kembali. Kemudian drain valve ditutup agar uap tidak keluar. Steam engine yang digunakan mempunyai tekanan kerja 5,5 bar. Jadi sebelum masuk ke steam engine, uap diatur tekanannya melalui pressure regulating valve yang sudah diset pada tekanan 5,5 bar. Mekanisme pengaturan pressure regulating valve ini sama dengan sistem mur, yaitu diatur dengan memutar mur bagian atas valve. Jika pressure uap yang masuk ke steam engine melebihi tekanan kerjanya maka secara otomatis uap akan dibuang melalui pressure relief valve. Untuk memulai pengoperasian steam engine, terlebih dahulu steam engine di ON kan. Kemudian tombol warm up ditekan sesaat sebagai pemanasan gerak dari piston pada steam engine. Penekanan tombol warm up dilakukan berulang ulang sampai piston benar benar panas dan siap untuk dioperasikan. Setelah selesai, tombol start ditekan untuk memulai pengoperasian steam engine. Setelah steam engine aktif, pencatatan variabel data yang diperlukan untuk perhitungan dilakukan seperti (temperatur condenser dan steam, putaran mesin dan alternator, tekanan, air

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

40

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

condensate, tegangan serta arus). Pencatatan ini dilakukan dengan 3 variasi beban agar dapat diketahui perubahan yang terjadi akibat adanya perubahan beban. Pada praktikum ini, dengan load yang berbeda-beda yakni, 0%, 25%, 50%, dan 65% didapatkan harga efisiensi yang berbeda-beda. Pada load 0%, nilai efisiensinya merupakan nilai efisiensi terendah yakni 4,8% untuk mesin dan 0,67% untuk alternator. Sedangkan pada load 25%, nilai efisiensinya yaitu 7,96% untuk mesin dan 1,121% untuk alternator. Pada load 50%, nilai efisiensinya yakni 18,6% untuk mesin dan 2,6% untuk alternator. Pada load 65% didapatkan harga efisiensi terbesar yakni 35,45% untuk mesin dan 4,96% untuk alternator. Nilai efisiensi mesin selalu lebih besar daripada efisiensi alternator dikarenakan alternator membutuhkan suplai daya yang lebih besar dibanding dengan mesin, sehingga efisiensinya semakin kecil. Setelah selesai digunakan, kembalikan beban (load) steam engine ke posisi semula yaitu 0 % secara perlahan lahan. Kemudian steam flow control valve ditutup untuk menghentikan supply uap ke steam engine. Setelah itu tombol stop ditekan untuk menghentikan pengoperasian steam engine dan power supply di OFF kan. Drain valve kemudian dibuka untuk membuang uap dan air kondensasi dari steam engine. Valve uap buang juga dibuka untuk membuang uap ke udara. Valve uap buang harus dibuka secara perlahan lahan agar tidak terjadi STEAM HUMER. Karena uap yang dibuang merupakan uap yang bertekanan besar, bila dibuka secara spontan dan cepat maka dapat membahayakan konstruksi pipa. Pipa terutama sambungan pipa dapat bergetar yang dapat merusak pipa itu sendiri. Setelah selesai digunakan, steam engine dibersihkan dan kemudian diberi pelumas lagi pada bagian yang selalu bergerak agar tidak cepat berkarat (korosi).

KESIMPULAN
Dari data hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pelumasan pada bagian steam engine yang bergerak haruslah diperhatikan untuk menjamin steam engine dapat bekerja dengan baik. 2. Warming up harus dilakukan terlebih dahulu sebagai kerja awal dari engine dalam memutar pulley supaya tidak terlalu berat.

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

41

Yoga Adi Mulya 6510040028 3. 4. 5. 6.

Praktikum PUBT

Perlu diperhatikan tekanan uap kerja untuk mesin uap agar diperoleh kecepatan putar yang konstan dan energi listrik yang optimal. Semakin besar load maka nilai effisiensi akan semakin besar. Semakin besar load maka nilai RPs semakinn kecil. Nilai efisiensi mesin selalu lebih besar dibanding dengan efisiensi alternator.

DAFTAR PUSTAKA G.Cusson Ltd. Kalorimeter Instructional Manual Hand Book England 1 December 1986, 2 march 1987. M.J. Djokosetyadjo Ketel Uap PT Pradnya Paramita, Jakarta 1999. Maridjo Petunjuk Praktikum Mesin Konversi Penerbit Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Bandung 1995

BAB IV

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

42

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT STEAM TURBINE

I. TUJUAN : a. Tujuan instructional umum: - Mahasiswa akan dapat mengoperasikan dengan benar : boliler, calorimeter, steam engine, super heater, dan steam turbine. - Mahasiswa akan dapat mengukur, menghitung, menganalisa performance dari : bolier, steam engine, super heater, dan steam turbine. b. Tujuan instructional khusus: - Mahasiswa dapat melakukan kalibrasi torsi untuk keperluan percobaan. - Mahasiswa akan dapat melaksanakan pengukuran terhadap beberapa parameter antara lain : putaran turbine, tekanan, temperature uap, laju aliran embun, laju aliran pendingin, dan parameter lain yang diperlukan untuk menentukan performance turbin uap. - Mahasiswa akan dapat menghitung : laju aliran embun, laju aliran pendingin, konsumsi uap, penurunan entalpi actual, penurunan isentropis, perpindahaan panas pada air pendingin embun, daya poros, daya listrik, dan effisiensi. - Mahasiswa akan dapat menjelaskan fungsi dan cara kerja turbin uap. - Mahasiswa dapat menggambarkan diagram aliran panas system turbin uap. - Mahasiswa akan dapat menganalisa dan menyimpulkan hasil percobaan. II. DASAR TEORI a. Pengertian Turbin Uap - Turbin uap adalah peralatan untuk mengubah energi uap menjadi energi mekanik. - Uap yang dihasilkan oleh pembangkit uap diubah menjadi energi gerak dengan cara menyemprotkan aliran uap tersebut melalui nozel yang ditangkap oleh sudu sudu sehingga poros turbin berputar. - Pada percobaan digunakan jenis turbin stage implus dengan dua tingkat kecepatan. Rotor tersebut terbuat dari baja. Proses yang terjadi pada turbin dapat dilakukan dengan gambar sebagai berikut:

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

43

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

Turbine Boiler 2

Kondensor Pompa Uap masuk turbin kemudian di ekspansikan menuju titik 2 karena aliran uap yang melalui tubin berkecepatan tinggi, maka proses terjadi dapat dianggap sebagai proses ekspansi adiabatic dapat balik (river sibel) ditunjukkan oleh garis I-2s. RUMUS Dengan mengabaikan perubahan energi kinetis dan potensial yang dapat terjadi maka keluaran kerja persatuan masa yang dihasilkan turbin dapat dicari persamaan sebagai berikut : 1. Kerja Turbin Ws Ws h1 h2s = h1 h2s = Keluaran kerja tuebin pada proses isentropis (Kw/Kg) = Entalpi uap masuk turbin (Kj/Kg) = Entalpi uap keluar turbin (Kj/Kg)

Namun dalam praktek, proses yang terjadi pada turbin juga dipengaruhi adanya gesekan yang terjadi yaitu ekspansi adiabatic tak dapat balik (irrevisible). Keluaran kerja turbin dapat dicari dengan persamaan berikut ini : W = h1 h2

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

44

Yoga Adi Mulya 6510040028 W h1 h2

Praktikum PUBT
= Keluaran kerja turbin sebenarnya (Kw/Kg) = Entalpi uap masuk turbin (Kj/Kg) = Entalpi uap keluar turbin (Kj/Kg)

Perbandingan antara keluaran kerja turbin sebenarnya dengan keluaran kerja turbin pada proses isentropis. Et Isentropis = W / Ws 2. Konsumsi uap (Kj/Kg) SC = massa embun yang terkumpul (Kg) / waktu yang diperlukan (s) 3. Pemasokan uap energi uap (KJ/Kg) HS = Entalpi pada nozel x konsumsi uap 4. Energi panas yang keluar dari turbin (KJ/s) HE = Entalpi uap pada proses isentropis (KJ/s) 5. Penurunan entalpi isentermis (KJ/s) = pemasok energi panas energi panas keluaran = (HS HE) 6. Penurunan entalpi pada proses isentropis = Pemasok energi panas entalpi isentropic keluaran X konsumsi uap = (HS (entalpi isentropic keluaran X Sc) 7. Kandungan panas embun (KJ/s) HK = (laju aliran massa uap = 4,18 temperatur embun) 8. Kandungan panas pada air pendingin (KJ/s) HCW = (laju aliran masa air pendingin = 4,18 beda temperature air pendingin). 9. Panas yang diserap pada pendingin lanjut (KJ/s) = Panas keluaran turbine panas didalam embunnan. HU = HE HK 10. Panas yang duberikan pada siklus rankine (KJ/s) HR = Pemasok energi panas panas didalam embunan HR = HS HK 11. Daya rem/break power (Kw) HP = 2 x N x T

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

45

Yoga Adi Mulya 6510040028 N T = Putaran Poros Turbin = Torsi (Nm)

Praktikum PUBT

12. Konsumsi Energi Uap (KJ/Kw.s) EC = Panas yang diberikan pada siklus rankin / break power 12. Konsumsi uap spesifik/SSC (Kg/Kw) SSC = Konsumsi Uap / Break power 13. Effisiensi isentropic (%) Ef.Ist = (penurunan entalpi sesungguhnya / penurunan entalpi isentropis) x 100% 14. Effisiensi mekanis (%) Ef.Mek = (break power / panas yang diberikan pada siklus rankin) x 100% 15. Effisiensi termal (%) Ef.Ter = (break power / panas yang diberikan pada siklus rankin) x 100% 16. Effisiensi Renkin (%) Ef.Rkn = (penurunan entalpi sesungguhnya / panas yang diberikan pada siklus rankin ) x 100% 17. Efisiensi relative (%) Ef. Rel = (Effisiensi termal / Effisiensi Rankin) x 100% 18. Daya listrik yang dibangkitkan (Kw) EL V I =VxI = Beda potensial generator (Volt) = Arus Generator (ampere)

III. PERALATAN DAN KOMPONEN YANG DIPAKAI 1. Steam Turbin 2. Boiler 3. Super heater 4. Bahan bakar / solar 5. Water treatment 6. Air 7. Electric supply 8. Pompa

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

46

Yoga Adi Mulya 6510040028 9. Compressor 10. Stop watch 11. Gelas ukur 12. Timba

Praktikum PUBT

IV. PROSEDUR KERJA


1. Menghidupkan boiler sampai tekanan 10 bar 2. Menutup katup-katup yang ada di calorimeter , steam engine, super heater 3. Setelah boiler mempunyai tekanan uap 10 bar lalu alirkan ke superheater unutk di panasi lagi menjadi uap kering ampai temperature 300 - 350 C. 4. Mengalirkan air pendingin dari coling water ke steam turbin. 5. Menghidupkan aliran listrik 6. Mengalirkan udara bertekanan dari kompresor ( 6 bar) untuk mengadjust/ setting governor ( motor untuk menggerakkan turbin) setting pada Rpm Maximum. 7. Setelah uap di superheater mencapai 300 350 C maka alirkan uap tersebut ke steam turbin dengan membuka main steram valve untuk di alirkan ke nozzle tetapi sebelumnya nozzle di buka lebih dahulu. 8. Sebelum uap kering masuk nozzle maka kita membuka dahulu katup drain untuk membuang sisa uap yang terjadi pada proses sebelumnya. 9. Setelah poin 1- 8 sudah OK, maka steam turbin akan jalan, stealh itu amati dan catat data-data percobaan ke dalam table.

V. RANGKAIAN PERCOBAAN

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

47

Yoga Adi Mulya 6510040028

Praktikum PUBT

Gambar 5.1 Rangkaian Percobaan Keterangan: P1 = Tekanan Nozle inlet P2 = Tekanan steam line P3 = Tekanan condenser P4 = Tekanan gland shield P5 = Tekanan turbin exhause T1 = suhu condenser T2 = Suhu turbin exhause T3 = Suhu Cooling water outlet T4 = Suhu condenser steam inlet T5 = Suhu Cooling water inlet T6 = Suh nozzle inlet T7 = Suhu steam line

Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja 10

48

Anda mungkin juga menyukai