Anda di halaman 1dari 7

SOAL: By. C usia 3 hari dirawat di ruang perinatologi dengan dx. Medis : hiperbilirubinemia.

Peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg% atau > setiap 24 jam, disertai proses hemolisis (inkompatibilitas darah, defisiensi ezim G6PD dan sepsis). Berdasarkan anamnesa By. C lahir prematur, BBL : 2000 gr, BB saat ini 2200 gr. Saat ini klien pasca menjalani fototerapi. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan Tax : 39,8o C, mukosa bibir kering, turgor > 2 detik, bayi tampak gelisah. Beberapa saat setelah pemeriksaan fisik, bayi dilaporkan kejang. 1. Deskripsikan secara ringkas masalah kesehatan yang dialami oleh By. C pada kasus diatas! 2. Jelaskan prinsip fototerapi (definisi, indikasi, kontraindikasi, manfaat, efek samping, teknik dan cara pemberian)!
3. Bila kadar bilirubin sangat meningkat, perlu dipertimbangkan melakukan tranfusi tukar.

Jelaskan apa yang kelompok ketahui mengenai tranfusi tukar! 4. Jelaskan penatalaksanaan kejang pada anak, termasuk bila kejang berlanjut dalam 10 menit kemudian! 5. Jelaskan derajat ikterus, area ikterus dan perkirakan kadar bilirubin menurut Kramer! 6. Buatlah askep untuk kasus klien diatas (pengkajian, analisa data, perencanaan)!

PEMBAHASAN: 1. 2. Fototerapi a. Definisi FOTO TERAPI adalah terapi sinar menggunakan energi tinggi yang dapat menembus jaringan dalam rangka membunuh sel neoplasma. b. Indikasi

Ikterus pada hari ke1 Ikterus berat meliputi telapak tangan dan kaki Ikterus pada bayi kurang bulan Disebabkan oleh hemolisis

1. Faktor risiko: bayi kecil (<2,5 kg pada saat lahir atau dilahirkan sebelum 37 minggu kehamilan), hemolisis dan sepsis
2. Ikterus yang terlihat di bagian mana pun dari tubuh pada hari pertama.

c. Kontraindikasi Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice. d. Manfaat e. Efek samping a. Radiomukositis, stomatitis, hilangnya indra pengecapan, rasa nyeri dan ngilu pada gigi. b. Xerostomia, trismus, otitis media c. Pendengaran menurun d. Pigmentasi kulit seperti fibrosis subkutan atau osteoradionekrosis. e. Pada terapi kombinasi dengan sitostatika dapat timbul depresi sumsum tulang dan gangguan gastrointestinal. f. Lhermitte syndrome karena radiasi myelitis. g. Hypothyroidis f. Teknik dan cara pemberian PROSEDUR PEMBERIAN FOTOTERAPI : Persiapan Unit Terapi sinar 1) 2) baik. Hangatkan ruangan tempat unit terapi sinar ditempatkan, bila perlu, Nyalakan mesin dan pastikan semua tabung fluoresens berfungsi dengan sehingga suhu di bawah lampu antara 38 0C sampai 30 0C.

3)

Ganti tabung/lampu fluoresens yang telah rusak atau berkelip-kelip

(flickering): a. Catat tanggal penggantian tabung dan lama penggunaan tabung tersebut. b. Ganti tabung setelah 2000 jam penggunaan atau setelah 3 bulan, walaupun tabung masih bisa berfungsi. 4) Gunakan linen putih pada basinet atau inkubator, dan tempatkan tirai putih di sekitar daerah unit terapi sinar ditempatkan untuk memantulkan cahaya sebanyak mungkin kepada bayi Pemberian Terapi sinar 1. Tempatkan bayi di bawah sinar terapi sinar. a. Bila berat bayi 2 kg atau lebih, tempatkan bayi dalam keadaan telanjang pada basinet. Tempatkan bayi yang lebih kecil dalam inkubator. b. Letakkan bayi sesuai petunjuk pemakaian alat dari pabrik. 2. Tutupi mata bayi dengan penutup mata, pastikan lubang hidung bayi tidak ikut tertutup. Jangan tempelkan penutup mata dengan menggunakan selotip. 3. Balikkan bayi setiap 3 jam 4. Pastikan bayi diberi makan: 5. Motivasi ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI ad libitum, paling kurang setiap 3 jam: 7. 8. 9. Selama menyusui, pindahkan bayi dari unit terapi sinar dan lepaskan Pemberian suplemen atau mengganti ASI dengan makanan atau cairan lain Bila bayi menerima cairan per IV atau ASI yang telah dipompa (ASI perah), penutup mata (contoh: pengganti ASI, air, air gula, dll) tidak ada gunanya. tingkatkan volume cairan atau ASI sebanyak 10% volume total per hari selama bayi masih diterapi sinar . 10. 11. khusus. Bila bayi menerima cairan per IV atau makanan melalui NGT, jangan Perhatikan: selama menjalani terapi sinar, konsistensi tinja bayi bisa pindahkan bayi dari sinar terapi sinar . menjadi lebih lembek dan berwarna kuning. Keadaan ini tidak membutuhkan terapi

12. 13. 14. 15.

Teruskan terapi dan tes lain yang telah ditetapkan: Pindahkan bayi dari unit terapi sinar hanya untuk melakukan prosedur yang Bila bayi sedang menerima oksigen, matikan sinar terapi sinar sebentar Ukur suhu bayi dan suhu udara di bawah sinar terapi sinar setiap 3 jam. Bila

tidak bisa dilakukan di dalam unit terapi sinar . untuk mengetahui apakah bayi mengalami sianosis sentral (lidah dan bibir biru) suhu bayi lebih dari 37,5 0C, sesuaikan suhu ruangan atau untuk sementara pindahkan bayi dari unit terapi sinar sampai suhu bayi antara 36,5 0C - 37,5 0C. 16. 17. 18. Ukur kadar bilirubin serum setiap 24 jam, kecuali kasus-kasus khusus: Hentikan terapi sinar bila kadar serum bilirubin < 13mg/dL Bila kadar bilirubin serum mendekati jumlah indikasi transfusi tukar,

persiapkan kepindahan bayi dan secepat mungkin kirim bayi ke rumah sakit tersier atau senter untuk transfusi tukar. Sertakan contoh darah ibu dan bayi. 19. 20. 21. 22. Bila bilirubin serum tidak bisa diperiksa, hentikan terapi sinar setelah 3 hari. Setelah terapi sinar dihentikan: Observasi bayi selama 24 jam dan ulangi pemeriksaan bilirubin serum bila Bila ikterus kembali ditemukan atau bilirubin serum berada di atas nilai

memungkinkan, atau perkirakan keparahan ikterus menggunakan metode klinis. untuk memulai terapi sinar , ulangi terapi sinar seperti yang telah dilakukan. Ulangi langkah ini pada setiap penghentian terapi sinar sampai bilirubin serum dari hasil pemeriksaan atau perkiraan melalui metode klinis berada di bawah nilai untuk memulai terapi sinar. 23. 24. Bila terapi sinar sudah tidak diperlukan lagi, bayi bisa makan dengan baik Ajarkan ibu untuk menilai ikterus dan beri nasihat untuk membawa kembali dan tidak ada masalah lain selama perawatan, pulangkan bayi. bayi bila bayi bertambah kuning CARA KERJA: 1. Cara kerja terapi sinar adalah dengan mengubah bilirubin menjadi bentuk yang larut dalam air untuk dieksresikan melalui empedu atau urin. 2. Ketika bilirubin mengabsorbsi cahaya, terjadi reaksi fotokimia yaitu isomerisasi.

3. Terdapat konversi ireversibel menjadi isomer kimia lainnya bernama lumirubin yang dengan cepat dibersihkan dari plasma melalui empedu. 4. Lumirubin adalah produk terbanyak degradasi bilirubin akibat terapi sinar pada manusia. 5. Sejumlah kecil bilirubin plasma tak terkonyugasi diubah oleh cahaya menjadi dipyrole yang diekskresikan lewat urin. Foto isomer bilirubin lebih polar dibandingkan bentuk asalnya dan secara langsung bisa dieksreksikan melalui empedu 6. Dari empedu kemudian diekskresi ke dalam Deodenum untuk dibuang bersama feses tanpa proses konjugasi oleh Hati (Avery dan Taeusch, 1984). 7. Hanya produk foto oksidan saja yang bisa diekskresikan lewat urin. 8. Fototherapi mempunyai peranan dalam pencegahan peningkatan kadar Bilirubin, tetapi tidak dapat mengubah penyebab Kekuningan dan Hemolisis dapat menyebabkan Anemia.
3. Tranfusi tukar :

Indikasi tranfusi tukar : Pada bayi bilirubin indirek sangat tinggi, berisiko kernikterus Kadar bilirubin indirek > 25 mg/dL pada bayi aterm Kadar bilirubin indirek > 1% BB lahir pada BB lahir < 2500 g
Diberikan whole blood cross match dgn darah bayi & ibu

Jumlah darah yang ditukar 5-20 mL/siklus


Jumlah total darah yang ditukar:

BB (kg) x 85 mL/kg x 2 Komplikasi tranfusi tukar : Hipoglikemia Hipokalsemia dan hipomagnesia Gangguan keseimbangan asam dan basa Hiperkalemia Gangguan kardiovascular: perforasi pembuluh darah, emboli, infark, aritmia,

volume overload, arrest

Perdarahan: trombositopenia, defisiensi faktor pembekuan Infeksi Hemolisis Graft-versus host disease Lain-lain:hipotermia, hipertermia, dan kemungkinan enterokolitis nekrotikans. kemudian :

4. Penatalaksanaan kejang pada anak, termasuk bila kejang berlanjut dalam 10 menit

5. Derajat ikterus, area ikterus dan perkiraan kadar bilirubin menurut Kramer!

Penilaian Ikterus Menurut Kramer : Ikterus dimulai dari kepala, leher dan seterusnya. Dan membagi tubuh bayi baru lahir dalam lima bagian bawah sampai tumit, tumit-pergelangan kaki dan bahu pergelangan tangan dan kaki serta tangan termasuk telapak kaki dan telapak tangan. Cara pemeriksaannya ialah dengan menekan jari telunjuk di tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung, tulang dada, lutut dan lain-lain. Kemudian penilaian kadar bilirubin dari tiap-tiap nomor disesuaikan dengan angka rata-rata di dalam gambar di bawah ini. Penilaian ikterus dan derajat ikterus dengan cara Kramer yaitu membagi derajat ikterus bayi baru lahir dalam 5 bagian yang dimulai cara : Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV Derajat V Apabila terdapat warna kuning dari kepala sampai leher Apabila terdapat warna kuning dari kepala, badan sampai dengan umbilicus. Apabila terdapat warna kuning dari kepala, badan, paha sampai dengan lutut Apabila terdapat warna kuning dari kepala, badan, ekstremitas sampai dengan pergelangan tangan dan kaki Apabila terdapat warna kuning dari kepala, badan, semua ekstremitas sampai dengan ujung jari. Hubungan kadar bilirubin dengan ikterus Derajat Ikterus 1 2 Kepala sampai leher Kepala, badan sampai umbilikus Daerah Ikterus Perkiraan kadar bilirubin rata-rata Aterm Prematur (gr/dl) (gr/dl) 5,4 8,9 9,4

Kepala, badan, paha sampai dengan lutut Kepala, badan ekstremitas sampai dengan pergelangan tangan dan kaki Kepala, badan semua ekstremitas sampai dengan ujung jari

11,8

11,4

15,8

13,3

Sumber : Rachmat F boedjang, Penatalaksanaan Icterus Neonatal, Icterus pada Neonatus, FKUI, tahun 1984, hlm. 81-82, dikutip dari Sri Agung Lestari, 2009

6. Buatlah askep untuk kasus klien diatas (pengkajian, analisa data, perencanaan)!

Anda mungkin juga menyukai