Meningkatnya kadar bilirubin total pada minggu pertama kelahiran. Kadar normal maksimal adalah 12-13 mg% (205-220 mol/L). Hiperbilirubin adalah peningkatan kadar bilirubin serum (hiperbilirubinemia) yang disebabkan oleh kelainan bawaan, juga dapat menimbulkan ikterus. (Suzanne C. Smeltzer, 2002) Peningkatan kadar bilirubin serum dihubungkan dengan hemolisis sel darah merah (SDM) dan resorpsi lanjut dari bilirubin yang tidak terkonjungtasi dari usus kecil. Kondisi mungkin tidak berbahaya atau membuat neonatus berisiko terhadap komplikasi multiple/efek-efek yang tidak diharapkan. (Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Askep Keperawatan Maternal/Bayi. Ed 2. EGC. Jakarta) KASUS: Seorang neonatus, laki-laki lahir pada tanggal 15 Mei 2012 secara spontan di bidan di desanya dengan BB nya 3200gr, panjang 45cm, bayi mendapat suntikan vitamin K1 setelah lahir, BAB dan BAK normal. Riwayat kehamilan, Kehamilan ini merupakan kehamilan ke-3, ibu kontrol secara teratur di posyandu dan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 1 kali. Ibu mengatakan tidak memiliki Riwayat ISK dan didapatkan keputihan selama hamil. Ibu mengatakan bahwa sejak tanggal 23 Mei banyinya menjalani rawat inap di RS Koesnadi Bondowoso alasan ibu membawa bayinya dengan keluhan bayi tersebut sesak nafas, demam tinggi dan juga sulit untuk disusui, setelah dilakukan pemeriksaan bayinya di diagnosis sepsis neunatorum dan ibunya juga mengatakan bahwa pada hari ke empat selama perawatan bayinya mengalami kuning di seluruh badan sehingga membutuhkan pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut. Ibu klien tampak gelisah dan mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang diderita oleh bayinya karena keluarga maupun tetangganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang di alami banyinya, ibu klien juga berkali-kali menanyakan kondisi bayinya kepada perawat yang menanganinya dan menanyakan setiap tindakan yang dilakukan terhadap bayinya apakah terdapat efek samping terhadap bayinya.
PENGKAJIAN
1
Tgl/Jam MRS Ruang No. Register Dx. Medis Tgl. Pengkajian Identitas Klien
Nama Umur
: 23 Mei 2012/09:00 WIB : Seruni (Perin) : 10037140479. : Sepsis Neunatorum : 26 Mei 2012
Ibu
1. Nama 2. Umur
6. Alamat
Keluhan Utama Sesak nafas Riwayat Penyakit Sekarang Ibu mengatakan bahwa sejak tanggal 23 Mei bayinya menjalani rawat inap di RS Koesnadi Bondowoso alasan ibu membawa bayinya dengan keluhan bayi tersebut sesak nafas dan demam tinggi setelah dilakukan pemeriksaan bayinya di diagnosis sepsis neunatorum dan ibunya juga mengatakan bahwa pada hari ke empat selama perawatan bayinya mengalami kuning di seluruh badan sehingga membutuhkan pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut. Riwayat Penyakit Dahulu Tidak Ada
Riwayat Penyakit Keluarga Ibu klien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti yang di alami banyinya. Genogram :
Pola Nutrisi dan metabolism Keterangan Makan dan minum Jenis Frekuensi Jumlah Gangguan Pola Eliminasi Karakteristik BAB Frekuensi Jumlah Warna Konsistensi Keluhan BAK Frekuensi Jumlah Warna Keluhan Sebelum sakit 1 X/hari Sedikit Kuning Lunak Tida ada Me nggunakan pempers Tidak terkaji Kuning Tidak ada Menggunakan pempers Tidak terkaji Putih Tidak ada Saat sakit 1 X selama MRS Banyak Pucat Lunak Tidak ada Sebelum sakit Saat sakit
Pola istirahat Tidur Keterangan Lama tidur Sebelum sakit 22-23 jam/hari Saat sakit 22 jam/hari
: 2600 gram : sesak napas (-), retensi (-), kuning pada wajah : aktivitas (+), refleks (+), lemah : 136 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 52 kali/menit Suhu badan Kepala Thoraks Cor Pulmo Abdomen Hepar / Lien Ekstremitas Kulit : 360C : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+,sianosis : gerakan simetris, retraksi (-) : bising jantung (-) : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/: datar, lemas, bising usus (+) normal : tidak teraba, tali pusat terawat : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < : ikterus pada wajah
Genetalia : laki-laki normal, panjang penis 2.5 cm, skrotum rugae (+),anus (+) Hasil laboratorium: Hemoglobin Hematokrit Leukosit Trombosit Bilirubin : 19.7 g/dL (15.0-24.6 g/dL) : 60.5% (50-82%) : 25100/mm,(5000-30000/mm) : 152000/ mm, (200000-500000/mm : 14 mg
Diagnosis : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Post distress pernapasan e.c TTN Sepsis neonatorum
5
Ikterus neonatorum
IVFD Kaen 4B 117 ml, D40% 39 ml, Aminofusin 156 ml, Ca glukonas 1.3 ml, KCl 3 ml 13 tetes/menit (GIR : 7 mg/KgBB/menit, Kebutuhan cairan :120 ml/KgBB/hari, Protein : 3 gr/KgBB/hari)
Injeksi : Cefotaxim 3x150 mg iv (4) Gentamisin 1x15 mg iv (4) ASI 8x5-10 ml Coba menyusui per oral Rawat tali pusat
Obser vasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan, capillary refill time)
Transfuse tukar : penggantian darah sirkulasi neonatus dengan darah dari pendonor, untuk menurunkan kadar bilirubin serum pada neonatus.
: 2550 gram : sesak napas (-), retensi susu (-), kuning sampai dada : aktivitas (+), refleks (+), lemah : 130 kali/menit
Kepala
: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, : gerakan simetris, retraksi (-) : bising jantung (-) : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/: datar, lemas, bising usus (+) normal : tidak teraba, tali pusat terawat : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 : ikterus seluruh badan
sianosis (-) pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar Thoraks Cor Pulmo Abdomen Hepar / Lien
Ekstremitas
: 19.7 g/dL
(15.0-24.6 g/dL)
Diagnosis : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Post distress pernapan e.c TTN Sepsis neonatorum Ikterus neonatorum
Terapi : Rawat incubator IVFD Kaen 4B 117 ml, D40% 39 ml, Aminofusin 156 ml, Ca glukonas 1.3 ml, KCl 3 ml 13 tetes/menit (GIR : 7 mg/KgBB/menit, Kebutuhan cairan :120 ml/KgBB/hari, Protein : 3 gr/KgBB/hari)
7
Injeksi : Cefotaxim 3x150 mg iv (5) / INT Gentamisin 1x15 mg iv (5) / INT ASI Rawat tali pusat
Obser vasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan capillary refill time)
Pro : darah lengkap, bilirubin total / direk / indirek Fototerapi : untuk menurunkan kadar bilirubin serum pada neonatus
Transfuse tukar : penggantian darah sirkulasi neonatus dengan darah dari pendonor, untuk menurunkan kadar bilirubin serum pada neonatus.
ANALISA DATA NO. 1. Ds : Do : 2. Ds: ibunya juga mengtakan bahwa pada hari ke empat selama perawatan bayinya mengalami kuning di seluruh badannya sehingga membutuhkan pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut.
8
DATA
MASALAH ETIOLOGI Nutisi kurang dari Penurunan asupan oral kebutuhan tubuh
Ibu mengatakan bayinya sulit disusui, BBBL/ sebelum sakit : 3200gr, Saat sakit :2550 gr KU lemah Penurunan daya hisap
Kerusakan kulit
integritas Ikterus
Do:
KU lemah sklera ikterik +/+, ikterus seluruh badan akral hangat suhu 38C Bilirubin : 14 mg Kecemasan sehubungan dengan therapi yang diberikan pada bayi
3.
Ds: Tidak ada Do: Ibu klien tampak gelisah, ibu selalu menanyakan setiap tindakan yang dilakukan terhadap bayinya apakah terdapat efek samping terhadap bayinya. Ds: Ibu klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang diderita oleh bayinya karena keluarga maupun tetangganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang di alami banyinya, Do: Ibu klien tampak gelisah, ibu klien juga berkali-kali menanyakan kondisi bayinya kepada perawat yang menanganinya
4.
kurang pengetahuan
5.
6.
10
DIAGNOSA KEPERAWATAN NO. DX 1. DIAGNOSA KEPERAWATAN Nutisi kurang dari kebutuhan tubuh ybd Penurunan asupan oral yang di tandai dengan : Ibu mengatakan bayinya sulit disusui,BBBL/ sebelum sakit : 3200gr, Saat sakit :2550 gr, KU lemah, Penurunan daya hisap. 2. 3. 4. 5. 6. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan ikterus yng di tandai dengan : ikterus seluruh badan , sklera ikterik +/+, Bilirubin : 14 mg Kecemasan meningkat sehubungan dengan therapi yang diberikan pada bayi. Kurang pengetahuan ybd kurang informasi , mengenai kondisi , prognosis, dan kebutuhan tindakan. Risiko tinggi cedera terhadap , efek samping tindakan fototerapi Risiko tinggi cedera terhadap , komplikasi dari transfuse tukar.
INTERVENSI KEPERAWATAN NO. DX 1 . Nutisi kurang dari kebutuhan tubuh ybd Penurunan asupan oral yang di tandai dengan : Ibu mengatakan bayinya sulit disusui,BBBL/ sebelum sakit : 3200gr, Saat sakit : 2550 gr, KU lemah, Penurunan daya hisap.
2.
DX. KEPERAWATAN
INTERVENSI 1. Kaji pemasukan, berikan ASI atau susu formula sedikit dalam frekuensi sering. Awasi reflek menghisap
RASIONAL 1. Mengetahui pemasukan dan Mempermudah pemasukan nutrisi bagi tubuh bayi. 2. Mengindentifikasi fungsi dari sistem pencernaan. 3. Dengan nutrisi yang kurang maka akan menyebabkan kondisi bayi tambah buruk, dan mengetahui kebutuhan nutrisi bayi.
dan kemampuan menelan bayi. 3. Awasi dan hitung kebutuhan kalori bayi.
Kolaborasi dalam
2 Kerusakan integritas kulit . yang berhubungan dengan ikterus yng di tandai dengan: ikterus seluruh badan , sklera ikterik +/+, Bilirubin : 14 mg
1. Observasi ikterus
2.
2. Dilakukan untuk mencegah terjadinya hipertermi. 3. Area bokong merupakan bagian yang tertekan oleh karena itu risiko terjadi iritasi pada kulit bayi.
4.
bersih dan kering, ubah posisi 2 jam sekali, catat warna dan kondisi kulit tiap 8 jam dan pada saat perawatan. 5. Pantau hasil pemeriksaan
5. Peningkatan bilirubin dapat menyebabkan ikterus pada bayi, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan kadar bilirubin.
1.
07.00 wib
R/ menyuruh ibu untuk menyusuinya, klien sulit untuk untuk disusui 2. Mengawasi reflek menghisap dan kemampuan menelan bayi. R/ respon hisap dan kemampuan menelan klien menurun 5.Memberikan tambahan nutrisi sesuai anjuran dokter R/ klien mendapat terapi, IVFD Kaen 4B 117 ml, D40% 39
ml, Ca glukonas 1.3 ml, KCl 3 ml 13 tetes/menit (GIR : 7 mg/KgBB/menit, Kebutuhan Protein : 3 gr/KgBB/hari)
3.
cairan
:120 ml/KgBB/hari,
Menimbang BB bayi
R/ BB klien 2550 gr 1. Memberikan susu Formula R/ klien sulit untuk menghisap , KU klien lemah 08.00 Wib 2. 1. Mengobservasi ikterus R/ seluruh badan klien masih tamapak ikterus 2. Mengukur suhu Tubuh bayi. R/ Suhu bayi 36C 3. Memantau bokong dan membersihkan feses R/ Bokong klien menunjukkan tidak ada tanda-tanda iritasi, terdapat feses berwarna pucat,
4.
Mengubah posisi klien 2 jam sekali R/ kulit klien bersih dan kering tidak ada tanda-tanda iritasi. 09.00 Wib 5. Melakukan pemeriksaan kadar bilirubin R/ kadar bil;irubin klien 14 mg 4. Mengubah posisi klien 2 jam sekali, dan mencatat warna dan kondisi kulit tiap 8 jam dan pada saat perawatan. 11.00 Wib R/ klien lebih nyaman dengan adanya perubahan posisi,
EVALUASI
13
NO. DX 1.
EVALUASI S : Ibu klien mengatakan klien sulit disusui O : - Klien sulit di susui
-
PARAF
A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan Intervensi 12. 00 Wib 2. S:O : - Seluruh badan klien masih tamapak ikterus
-
Suhu bayi 36C Bokong klien menunjukkan tidak ada tanda-tanda iritasi, terdapat feses berwarna pucat, kulit klien bersih dan kering tidak ada tanda-tanda iritasi. kondisi kulit tiap 8 jam dan pada saat perawatan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta : EGC Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal. Edisi 2. Jakarta: EGC Surasmi, Asrining dkk. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : EGC http://akangnoval.blogspot.com/2010/04/askep-hiperbilirubin.html/24/05/2012/08;39 PM
15