Anda di halaman 1dari 14

Makalah Kimia Unsur

KONSEP GOLONGAN III A


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Unsur

Disusun Oleh : Syafira Ayu Deviana Aliya fatma Febrianggara P. Ivtarina wulandari 0910920068 0910921002 091921004 0910921006

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
1

PENDAHULUAN
Unsur-unsur golongan IIIA terdiri dari Boron(B), Alumunium(Al), Galium(Ga), Indium(In), dan Talium(Tl). Golongan ini memiliki konfigurasi elektron dengan elektron valensi ns2 np1. Berikut adalah konfigurasi elektron dari unsur-unsur golongan IIIA (Anonim, 2012): B Al Ga In Tl : [He] 2s2 2p1 : [Ne] 3s2 3p1 : [Ar] 3d10 4s2 4p1 : [Kr] 4d10 5s2 5p1 : [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p1 Sifat sifat fisika unsur golongan III A adalah terlihat seperti pada tabel di bawah ini (Anonim, 2008 ): B Nomor atom Jari jari atom (A0) Jari jari ion (A0) Kerapatan (g/cm3) Titik Leleh (0K) Titik Didih (0K) Energi ionisasi (I) (kJ/mol) Energi 2425 1816 1979 1820 1971 807 577 579 556 590 4200 2720 2510 2320 1740 2300 932 303 429 577 2,54 2,70 5,90 7,30 11,85 0,45 0,60 0,81 0,95 5 0,80 Al 13 1,25 Ga 31 1,24 In 49 1,50 Tl 81 1,55

ionisasi (II) (kJ/mol) Energi ionisasi (III) (kJ/mol) 3658 2744 2962 2703 2874

Tabel diatas menunjukkan ringkasan beberapa sifat penting dari unsur-unsur golongan IIIA. Fakta yang terpenting pada tabel diatas adalah tingginya titik leleh Boron dan titik leleh Galium yang relatif rendah; peningkatan yang signifikan pada potensial reduksi dari atas ke bawah dalam satu golongan; tingginya energi ionisasi dari golongan nonlogam (boron) dan besarnya peningkatan kepadatan dari atas ke bawah dalam satu golongan. Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa perbedaan sifat pada masing-masing unsur golongan III A (Miessler and Tarr, 2004):

Penjelasan singkat mengenai unsur-unsur logam golongan utama III A adalah ( Cotton and wilkinson, 1989) 1. Boron Boron adalah unsur golongan IIIA dengan nomor atom lima. Warna dari unsur boron adalah hitam. Boron memiliki sifat diantara logam dan nonlogam (semimetalik). Boron lebih bersifat semikonduktor daripada sebuah konduktor logam lainnya. Secara kimia boron berbeda dengan unsur- unsur satu golongannya. Boron juga merupakan unsur
3

metaloid dan banyak ditemukan dalam bijih borax. Ada dua alotrop boron; boron amorfus adalah serbuk coklat, tetapi boron metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3 dalam skala Moh) dan konduktor yang buruk dalam suhu kamar. Tidak pernah ditemukan bebas dalam alam. Ciri-ciri optik unsur ini termasuklah penghantaran cahaya inframerah. Pada suhu piawai boron adalah pengalir elektrik yang kurang baik, tetapi merupakan pengalir yang baik pada suhu yang tinggi. Boron merupakan unsur yang kurang elektron dan mempunyai p-orbital yang kosong. Ia bersifat elektrofilik. Sebagian boron sering berkelakuan seperti asam Lewis yaitu siap untuk terikat dengan bahan kaya elektron untuk memenuhi kecenderungan boron untuk mendapatkan elektron. 2. Aluminium Aluminium murni adalah logam berwarna putih keperakan dengan banyak karakteristik yang diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun (sebagai logam), nonmagnetik dan tidak memercik. Aluminium sangat lunak dan kurang keras. Aluminium adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan pada harga potensial reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam. Aluminium adalah unsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi, tetapi tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas. Walaupun senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam, selama bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh logam aluminium dari senyawanya. 3. Ghalium Ghalium biasanya adalah hasil dari proses pembuatan aluminium. Pemurnian bauksit melalui proses Bayer menghasilkan konsentrasi ghalium pada larutan alkali dari sebuah aluminium. Elektrolisis menggunakan sebuah elektroda merkuri yang memberikan konsentrasi lebih lanjut dan elektrolisis lebih lanjut menggunakan katoda baja tahan karat dari hasil natrium gallat menghasilkan logam galium cair. Galium murni membutuhkan sejumlah proses akhir lebih lanjut dengan zona penyaringan untuk membuat logam galium murni. 4. Indium Indium biasanya tidak dibuat di dalam laboratorium. Indium adalah hasil dari pembentukan timbal dan seng. Logam indium dihasilkan melalui proses elektrolisis garam indium di dalam air. Proses lebih lanjut dibutuhkan untuk membuat aluminium murni dengan tujuan elektronik.
4

5. Thalium Logam thalium diperoleh sebagai produk pada produksi asam belerang dengan pembakaran pyrite dan juga pada peleburan timbal dan bijih besi. Walaupun logam thalium agak melimpah pada kulit bumi pada taksiran konsentrasi 0,7 mg/kg, kebanyakan pada gabungan mineral potasium pada tanah liat, tanah dan granit. Sumber utama thalium ditemukan pada tembaga, timbal, seng dan bijih sulfida lainnya.Logam thalium ditemukan pada mineral crookesite TlCu7Se4, hutchinsonite TlPbAs5S9 dan lorandite TlAsS2. Logam ini juga dapat ditemukan pada pyrite. Sedangkan sifat kimia dari unsur golongan IIIA adalah Oksida Unsur-unsur golongan IIIA akan membentuk oksida jika bereaksi dengan oksigen. Reaksi yang terjadi secara umum adalah : 4M + 3O2 2 M2O3 Boron dapat membentuk oksida jika bereaksi dengan oksigen menjadi senyawa B2O3, tetapi pada suhu kamar boron tidak bereaksi dengan oksigen, hanya dapat bereaksi pada temperatur tinggi. Berupa padatan putih dengan titik didih yang sangat tinggi(2000oC). Alumunium Oksida, Al2O3 merupakan senyawa amfoter. Oksida alumunium ditemukan dalam bentuk hidrat dan anhidrat. Oksida alumunium berwarna putih transparan. Bentuk anhidrat dari oksida alumunium adalah -Al2O3 dan -Al2O3. -Al2O3 senyawa yang keras dan stabil pada suhu tinggi dan metastabil pada suhu rendah, bersifat keras dan tahan terhadap hidrasi serta reaksi dengan asam, bisa dibuat dari pemanasan -Al2O3 pada suhu diatas 1000oC. -Al2O3 dapat diperoleh dari dehidrasi oksida terhidrat pada suhu rendah(450oC), mudah menyerap air dan larut dalam asam dan biasa digunakan untuk kromatografi. Bentuk hidrat dari alumina adalah Al(O)OH sampai Al(OH)3. Al(O)OH diperoleh dari larutan mendidih garam alumunium dan amoniak. Bentulk oksida Galium dan Indium(Ga2O3 dan In2O3) memiliki kemiripan dengan oksida alumunium(alumina). Talium membentuk oksida yang sedikit berbeda dengan oksida dari unsur-unsur golongan IIIA yang lain. Tl2O3 akan terdekomposisi pada suhu 100oC menjadi Talium(I) Oksida, Tl2O.

Halida Pembentukan halida dapat terjadi jika unsur-unsur golongan IIIA direaksikan dengan halogen. Reaksi yang terjadi secara umum adalah : 2M + 3X 2MX3 Unsur boron membentuk reaksi hebat dengan halogan, terutama fluorin (F), klorin (Cl), dan bromin (Br), membentuk trihalida menjadi boron (III) flourida, boron (III) bromida, boron (III) klorida. Untuk unsur Al, Ga, dan In dalam bentuk fluoridanya memiliki sifat ionik dan titik leleh yang tinggi (>950oC), sedangkan klorida, bromida dan iodidanya memiliki titik leleh yang lebih rendah. Talium (III) halida memiliki kestabilan termal yang beragam. TlF3 stabil pada 500oC, TlCl3 melepaskan klor pada sekitar 40oC membentuk TlCl, dan TlBr3melepaskan Br2 pada suhulebih rendah. Hidrida Istilah hidrida digunakan untuk mengindikasikan senyawa dengan jenis MxHy. Pada unsur golongan 3a , kimiawi Al dan Ga yang terpenting adalah anion hidrida tetrahedral,AlH4- dan GaH4-. Kestabilan termal dan kimia beragam sesuai dengan kemampuan gugus MH3 bertindak sebagai akseptor seperti dalam reaksi: MH3 + H- MH4 Urutanya, B>AL>Ga. Jadi LiGaH4 terdekomposisi lambatwalaupun pada 25C menjadi LiH,Ga dan H2 dan merupakan zat pereduksi yang lebih lunak dari pada LiAlH4. Unsur-unsur golongan 3A akan bersifat asam apabila berikatan dengan golongan halogen. Tingkat keasaman ini akan semakin menurun dalam satu golongan dari atas ke bawah sesuai dengan kenaikan massa atomnya. B > Al > Ga > In > Tl. Adanya efek induksi negatif dari unsur halogen menyebabkan tingkat keasaman satu golongan dari atas ke bawah semakin meningkat. Selain itu, keelektronegatifan dari basa konjugatnya yaitu anion halogen, semakin meningkat dari bawah ke atas apabila berikatan dengan unsur golongan 3A pada khususnyanetron ( Kiswatullathifah, 2012). Senyawa boron telah diketahui sejak ribuan tahun yang lalu, tetapi unsur ini tidak ditemukan sampai tahun 1880 oleh Sir Humpry Davy, Gay-Lussac, dan Thenard. Unsur ini
6

tidak ditemukan di alam, tetapi timbul sebagai asam othorboric dan biasanya ditemukan dalam sumber mata air gunung berapi dan sebagai borates di dalam boron dan colemantie. Ulexite, mineral boron yang lain dianggap sebagai serat optik alami. Boron yang tidak murni digunakan pada pertunjukan kembang api untuk memberikan warna hijau dan dalam roket sebagai pemicu. Sumber-sumber penting boron adalah rasorite (kernite) dan tincal (bijih borax). Kedua bijih ini dapat ditemukan di gurun Mojave. Tincal merupakan sumber penting boron dari Mojave. Deposit borax yang banyak juga ditemukan di Turkey ( Mohsin, 2006 ). Boron muncul secara alami sebagai campuran isotop 10B sebanyak 19.78% dan isotop 11B 80.22%. Kristal boron murni dapat dipersiapkan dengan cara reduksi fase uap boron triklorida atau tribomida dengan hidrogen pada filamen yang dipanaskan dengan listrik. Boron yang tidak murni (amorphous boron) menyerupai bubuk hitam kecokletan dan dapat dipersiapkan dengna cara memanaskan boron trioksida dengan bubuk magnesium. Boron dengan kemurnian 99.9999% telah diproduksi dan tersedia secara komersil. Boron bukan konduktor listrik yang bagus pada suhu ruangan, tetapi pada suhu yang lebih tinggi. Isotop boron-10 digunakan sebagai kontrol pada reaktor nuklir, sebagai tameng pada radiasi nuklir dan dalam instrumen-instrumen yang digunakan untuk mendeteksi netron ( Kiswatullathifah, 2012). Orang-orang Yunani dan Romawi kuno menggunakan alum sebagai cairan penutup pori-pori dan bahan penajam proses pewarnaan. Pada tahun 1761 de Morveau mengajukan nama alumine untuk basa alum dan Lavoisier, pada tahun 1787, menebak bahwa ini adalah oksida logam yang belum ditemukan. Wohler yang biasanya disebut sebagai ilmuwan yang berhasil mengisolasi logam ini pada 1827, walau aluminium tidak murni telah berhasil dipersiapkan oleh Oersted dua tahun sebelumnya. Pada 1807, Davy memberikan proposal untuk menamakan logam ini aluminum (walau belum ditemukan saat itu), walau pada akhirnya setuju untuk menggantinya dengan aluminium. Nama yang terakhir ini sama dengan nama banyak unsur lainnya yang berakhir dengan ium. Aluminium juga merupakan pengejaan yang dipakai di Amerika sampai tahun 1925 ketika American Chemical Society memutuskan untuk menggantikannya dengan aluminum. Untuk selanjutnya pengejaan yang terakhir yang digunakan di publikasi-publikasi mereka. ( Mohsin, 2006 ). Metoda untuk mengambil logam aluminium adalah dengan cara mengelektrolisis alumina yang terlarut dalam cryolite. Metoda ini ditemukan oleh Hall di AS pada tahun 1886 dan pada saat yang bersamaan oleh Heroult di Perancis. Cryolite, bijih alami yang ditemukan
7

di Greenland sekarang ini tidak lagi digunakan untuk memproduksi aluminium secara komersil. Penggantinya adalah cariran buatan yang merupakan campuran natrium, aluminium dan kalsium fluorida.Aluminium merupakan logam yang paling banyak ditemukan di kerak bumi (8.1%), tetapi tidak pernah ditemukan secara bebas di alam. Selain pada mineral yang telah disebut di atas, ia juga ditemukan di granit dan mineral-mineral lainnya (Mohsin, 2006). Aluminium murni, logam putih keperak-perakan memiliki karakteristik yang diinginkan pada logam. Ia ringan, tidak magnetik dan tidak mudah terpercik, merupakan logam kedua termudah dalam soal pembentukan, dan keenam dalam soal

ductility.Aluminium banyak digunakan sebagai peralatan dapur, bahan konstruksi bangunan dan ribuan aplikasi lainnya dimanan logam yang mudah dibuat, kuat dan ringan diperlukan.Walau konduktivitas listriknya hanya 60% dari tembaga, tetapi ia digunakan sebagai bahan transmisi karena ringan. Aluminium murni sangat lunak dan tidak kuat. Tetapi dapat dicampur dengan tembaga, magnesium, silikon, mangan, dan unsur-unsur lainnya untuk membentuk sifat-sifat yang menguntungkan (Mohsin, 2006).

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Bagaimanakah sifat keanomalian dari Boron? Dalam golongan IIIA, boron merupakan unsur yang unik dan menarik yaitu satusatunya non-logam dalam golongan III A pada tabel periodik unsur dan menunjukkan kemiripan sifat dengan unsur-unsur tetangga, carbon (C) dan silikon (Si). Kemiripan sifat ini adalah dalam hal pembentukan senyawa kovalen dan senyawa rantai, namun berbeda dalam hal pembentukan senyawa kekurangan electrn. Boron tidak pernah dijumpai sebagai senyawa kationik karena tingginya entalpi ionisasi, tetapi membentuk senyawa kovalen dengan pembentukan orbital hidrida sp2 untuk menghasilkan struktur segitiga sama sisi.Boron mirip dengan karbon dalam memiliki kapasitas membentuk jaringan molekul dengan ikatan kovalen. Karbonat, metalloboran, fosfakaboran dan semacamnya terdiri dari ribuan senyawa (Distisagita, 2011). Boron memiliki sifat diantara logam dan nonlogam (semimetalik). Boron lebih bersifat semikonduktor daripada sebuah konduktor logam lainnya. Secara kimia boron berbeda dengan unsur- unsur satu golongannya. Boron juga merupakan unsur metaloid dan banyak ditemukan dalam bijih borax. Ada dua alotrop boron; boron amorfus adalah serbuk coklat, tetapi boron metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3 dalam skala Moh) dan konduktor yang buruk dalam suhu kamar. Tidak pernah ditemukan bebas dalam alam (Distisagita, 2011).

2. Mengapa Boron memiliki titik didih yang tinggi dan sifat logam paling kuat? Titik didih kaitannya dengan kekuatan ikatan logam. Semakin tinggi nomor atom, jari-jari atomnya pun semakin besar. Jari-jari ini berhubungan erat dengan jarak inti atom dengan elektron terluarnya semakin jauh, secara otomatis interaksi inti dengan elektron terluar juga makin lemah. Oleh karena itulah titik didih Boron dalam satu golongan paling besar. Jika bandingkan dengan unsur di bawahnya dalam satu golongan misalnya Alumunium yang mempunyai titik didih 2450 0C. Dalam satu golongan jari-jari atom makin besar, interaksi antara inti dan elektron terluar semakin lemah sehingga kekuatan ikatan logamnya juga melemah. Hal ini menyebabkan Al mempunyai titik didih yang lebih lemah dibandingkan Boron( Kiswatullathifah, 2012).

Dalam satu golongan 3A, sifat logam semakin berkurang. Sifat kationik atom Boron lebih kuat dibandingkan unsur satu golongan yang berada di bawahnya, sebab boron cenderung paling sulit menyumbangkan elektronnya ketika berikatan dengan unsur non logam. hal ini berkaitan dengan penjelasan sebelumnya, dihubungkan pula dengan keelektronegatifan boron yang lebih besar besar dalam satu golongan. Oleh karena itulah sifat logamnya paling kuat pada golongan 3A( Kiswatullathifah, 2012).

3. Bagaimana cara sintesis dari boron? Boron (B)tdk terlalu banyak diproduksi dalam laboratorium karena telah dapat diperoleh secara komersial. Secara umum, Boron (B) berasal dari tourmaline, borax [Na2B4O5(OH)4.8H2O], dan kernite [Na2B4O5(OH)4.2H2O]. Unsur ini susah diperoleh dalam bentuk murni karena titik lelehnya yang tinggi (2250 C) dan sifat korosif cairannya. Ia dibuat dalam kemurnian 95 98% sebagai bubuk amorf dengan reduksi B2O3 dengan Mg, diikuti dengan pencucian produknya dengan larutan NaOH, HCl, dan HF (Distisagita, 2011). Pembuatan / sintesis dari boron (Distisagita, 2011) : 1. Reduksi B2O3 dengan magnesium
B2O3 + 3Mg 2B + 3MgO 2. Mereaksikan antara boron trihalida dengan Zn (~900 C) atau hidrogen

Asam boraks (H3BO3) dapat dibuat dengan merekasikan boraks dengan asam-asam kuat. Cara lain adalah dengan hidrolisis halide boraks. Asam boraks yang diperoleh berbentuj kristal-jarum putih. Satuan antara satu molekul lainnya terkait secara bersama-sama oleh adanya ikatan hydrogen yang membentuk lapisan-lapisan tak terhingga sehingga kristalnya sangat rapuh dan mudah pecah. Asam boraks cukup larut dalam air dan merupakan asam lemah dalam artikonsep asam basa LewisPada dasarnya ada dua proses untuk memproduksi asam borat secara industri, yaitu : Proses Asidifikasi Proses Ekstraksi Liquid-liquid 1. Proses Asidifikasi Pada proses ini asam borat dibuat dengan cara mereaksikan granular borak dengan larutan H2SO4 di dalam reaktor, dengan ketentuan 3 bagian granular borak
10

(Na2B4O7.10 H2O), 1 bagian asam sulfat (H2SO4) dan 12 bagian air (H2O). Untuk lebih jelasnya, proses pembuatannya akan diuraikan di bawah ini : Pertama-tama memasukkan semua bahan yang diperlukan ke dalam reactor dan ditambahkan 1 bagian asam sulfat (H2SO4).dengan perbandingan 3 bagian granular borak (Na2B4O7 .10 H2O) dan 12 bagian air (H2O). Temperatur yang digunakan adalah 800C dengan tekanan 1 atm dan berlangsung selama 1 jam. Kemudian larutan yang keluar dari reaktor dimasukkan ke dalam evaporator untuk mengurangi kandungan air, sehingga didapatkan sebuah larutan jenuh. Setelah itu dimasukkan ke dalam kristaliser untuk didinginkan. Kristal asam borat kemudian disaring untuk memisahkan kristal asam borat dengan larutan sodium sulfat di dalam centrifuge. Kristal Asam Borat diumpankan ke dalam rotary dryer untuk mengalami proses pengeringan sehingga didapatkan kristal asam borat. Adapun reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah sebagai berikut : Na2B4O7 .10 H2O + H2SO4 4 H3BO3 + Na2SO4 + 5H2O 2. Proses Ekstraksi Liquid-liquid Pada proses ini digunakan bahan baku berupa brine yang mengandung sodium dan potassium borak. Untuk mendapatkan asam borat digunakan proses ekstraksi liquidliquid dengan menggunakan pelarut kerosene yang merupakan ekstraktant organic pada ekstraksi fase ringan yang kaya akan garam-garam alkali dari komplek anionic diol borak. Sedangkan fase berat banyak mengandung sludge yang merupakan limbah. Kemudian fase ringan tersebut dimasukkan ke dalam striper dan dikontakkan dengan steam untuk merecovery,6 pelarut, dalam striper juga ditambahkan larutan asam sulfat. Hasil atas pada striper adalah pelarut kerosene sedangkan pada bagian bawah adalah asam borat yang masih mengandung sodium dan potassium sulfat. Sodium dan potassium sulfat yang masih terlarut dihilangkan dari larutan dengan cara melewatkan kedalam kolom karbon aktif untuk mendapatkan larutan asam borat, setelah itu larutan asam borat dimasukkan ke dalam evaporator dan dilanjutkan kristaliser untuk mendapatkan kristal asam borat.

4. Bagaimana isolasi alumunium dari bauksit? Aluminium adalah barang tambang yang didapat dalam skala besar sebagai bauksit (Al2O3. 2H2O). Bauksit mengandung Fe2O3, SiO2, dan zat pengotor lainnya.
11

Maka untuk dapat memisahkan aluminium murni dari bentuk senyawanya, zat-zat pengotor ini harus dipisahkan dari bauksit. Ini dilakukan dengan proses Bayer. Ini meliputi dengan penambahan larutan natrium hidroksida (NaOH) yang menghasilkan larutan natrium alumina dan natrium silikat. Besi merupakan sisa sampingan yang didapat dalam bentuk padatan. Ketika CO2 dialirkan terus menghasilkan larutan, natrium silikat tinggal di dalam larutan sementara aluminium diendapkan sebagai aluminium hidroksida. Hidroksida dapat disaring, dicuci dan dipanaskan membentuk alumina murni, Al2O3. Langkah selanjutnya adalah pembentukan aluminium murni. Ini diperoleh dari Al2O3 melalui metode elektrolisis. Elektrolisis ini dilakukan karena aluminium bersifat elektropositif. 5. Mengapa afinitas elektron pada golongan IIIA, pada unsur Al cenderung meningkat tajam dibandingkan unsur B dimana kecenderungan dalam satu golongan adalah dari atas ke bawah afinitas elektron berkurang? Afinitas elektron adalah energi yang menyertai proses penambahan 1 elektron pada satu atom netral dalam wujud gas, sehingga terbentuk ion bermuatan 1. Afinitas elektron juga dinyatakan dalam kJ mol1. Unsur yang memiliki afinitas elektron bertanda negatif, berarti mempunyai kecenderungan lebih besar dalam menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas elektron, maka makin besar kecenderungan unsur tersebut dalam menyerap elektron (kecenderungan membentuk ion negatif).

12

Afinitas elektron dari kiri kekanan dalam satu periode semakin bertambah dan dari bawah ke atas dalam satu golongan juga semakin bertambah. Sedangkan dalam satu golongan afinitas elektron semakin kebawah semakin berkurang karena dipengaruhi oleh adanya faktor jumlah kulit. Jadi semakin banyak kulit atau semakin ke bawah maka daya tarik inti terhadap elektron semakin berkurang sehingga hal inilah yang menyebabkan mengapa afinitas elektron dari atas kebawah semakin berkurang. Bertambahnya elektron menyebabkan kebutuhan elektron meningkat. Sedangkan mengapa afinitas elektron dari unsur Al meningkat tajam bila dibandingkan dengan unsur B dikarenakan adanya kenaikan energi pada unsur Al dengan konfigurasi elektron [Ne] 3s23p1 sedangkan untuk B adalah elektron [Ne] 2s22p1, jumlah kulit yang dimiliki Al dan B adalah sama namun energi yang dimiliki Al lebih tinggi daripada B sehingga menyebabkan afinitas elektron meningkat dan cenderung melepas elektron untuk membentuk ion positif. Untuk unsur Ga dan In yang terdapat kenaikan jumlah kulit akan menyebabkan afinitas elektron akan berkurang. Walaupun terdapat kenaikan energi pula pada penambahan kulitnya namun ikatan yang terbentuk antara inti atom dan elektron terluarnya kurang kuat, karena elektron pada orbital d kurang efektif dalam melindungi muatan inti maka inti atom akan cenderung menyerap elektron atau membentuk ion negatif . Begitu pula untuk unsur Tl.
13

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008, LOGAM UTAMA GOLONGAN III A, http://club-kimia-

nk.blogspot.com/2008/12/logam-utama-golongan-iiia.html, diakses tanggal 4 April 2012 Anonim, 2011, KIMIA UNIVERSITAS, http://www.bos.fkip.uns.ac.id/pub/bse/3-

sma/kelas11_sma_kimia_budi_utami.pdf, diakses tanggal 4 April 2012 Anonim, 2011, ELECTRON AFFINITY, www.webelements.com, diakses tanggal 4 April 2012 Cotton, F.A. and wilkinson, G., 1989, KIMIA ANORGANIK DASAR, UI-Press, Jakarta Distisagita, 2011, BORON, http://diastisagita.blogspot.com/2011/06/boron.html,diakses

tanggal 4 April 2012 Kiswatullathifah, 2012, BORON,

http://kiswatullathifah.blogspot.com/2012_01_01_archive.html, DIAKSES TANGGAL 4 April 2012 Miessler, G.L. and D.A. Tarr, 2004, INORGANIC CHEMISTRY, John Willey and Sons, New York Mohsin, Y., 2006, ALUMUNIUM, http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/alumunium/, diakses tanggal 4 April 2012 Mohsin, Y., 2006, BORON, http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/boron/, diakses tanggal 4 April 2012 Saito,Taro, 1966, E-book Kimia Anorganik, Iwanami Shoten, Publishers, Tokyo

14

Anda mungkin juga menyukai