Anda di halaman 1dari 5

PERATURAN PANGAN (ITP 302) KLAIM KESEHATAN PADA LABEL PANGAN YANG SALAH

Disusun oleh: Nissa Hudani Nabilah F24090045 Jian Septian F24090046 Bernardine Anita WidyasariF24090072

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Paradigma konsumen dalam memilih makanan untuk dikonsumsi telah mengalami pergeseran. Mereka cenderung memilih makanan yang dapat memberi efek positif terhadap kesehatan dan fungsi tubuh. Para produsen memandang fenomena tersebut sebagai ladang usaha yang menguntungkan sehingga mereka berlomba-lomba menekankan efek positif produk pangan mereka. Salah satu cara yang sering digunakan adalah mencantumkan klaim kesehatan pada label kemasan produk. Ironisnya banyak produsen mencantumkan klaim kesehatan yang tidak sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Berikut ini merupakan contoh klaim kesehatan pada label pangan yang salah: A. Madu Herbal Plus Apriari: Mutiara Tugu Ibu Klaim kesehatan yang dicantumkan pada label kemasan produk ini menyatakan bahwa produk tersebut memiliki manfaat sebagai berikut: 1) meningkatkan vitalitas seksual, 2) menstabilkan tekanan darah, 3) merangsang kecerdasan otak, 4) meningkatkan daya tahan tubuh, 5) membantu penyembuhan panas dalam, radang tenggorokan, dan bau mulut, 6) mengobati reumatik, asam urat, 7) menghilangkan rasa letih, dan 8) dapat dikonsumsi penderita diabet. Produk beserta klaim kesehatan pada label kemasan produknya dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Foto produk Madu Herbal Plus Apriari: Mutiara Tugu Ibu (kiri) dan foto klaim kesehatan yang tercantum pada label (kanan) Menurut Peraturan Kepala BPOM No. HK.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011 tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan Pasal 21, klaim kesehatan yang dicantumkan dalam kemasan produk pangan olahan tidak boleh dihubungkan dengan pengobatan dan pencegahan penyakit pada individu. Selain itu, UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 10 Bab IV menyatakan bahwa pelaku usaha dalam menawarkan barang dan atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan, atau membuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai kegunaan suatu barang dan atau jasa. Pernyataan berupa khasiat kesehatan yang dapat mengobati suatu penyakit dilarang dicantumkan karena dikhawatirkan akan menimbulkan kesan menyesatkan bahwa produk tersebut pasti dapat mengobati penyakit yang disebutkan dalam klaim. Air Minum Sehat Al-Fajar Hexagonal Label air minum ini mencantumkan klaim menyembuhkan asam urat, kolesterol, hipertensi, jantung koroner, gagal ginjal, batu empedu, stroke, dan lainB.

lain. Pernyataan tersebut dengan jelas melanggar Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan Pasal 6 yang menyatakan bahwa pencantuman pernyataan tentang manfaat pangan bagi kesehatan dalam label hanya dapat dilakukan apabila didukung oleh fakta ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, Pasal 7 PP No. 69 Tahun 1999 juga melarang pencantuman pernyataan atau keterangan dalam bentuk apapun bahwa pangan yang bersangkutan dapat berfungsi sebagai obat. Klaim kesehatan pada label kemasan produk ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Foto produk air minum sehat Al-Fajar Hexagonal beserta klaim kesehatannya (Indonetwork 2012) Sarang Semut Papua Mushamus Label pada kemasan produk ini mencantumkan klaim dapat mengatasi berbagai jenis kanker serta mengobati penyakit jantung dan kebocoran jantung. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 110 menyatakan bahwa setiap orang dan atau badan hukum yang memproduksi dan mempromosikan produk makanan dan minuman dan atau yang diperlakukan sebagai makan dan minuman hasil olahan teknologi dilarang menggunakan kata-kata yang mengecoh dan atau yang disertai klaim yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Oleh karena itu, klaim kesehatan yang dicantumkan dalam kemasan produk Sarang Semut Mushamus dapat dikatakan melanggar peraturan tersebut karena belum dapat dibuktikan kebenarannya. Label kemasan produk ini beserta klaim kesehatannya dapat dilihat pada Gambar 3.
C.

Gambar 3. Label kemasan produk Sarang Semut Papua Mushamus beserta klaim kesehatannya Ketiga produk di atas menyalahi berbagai ketetapan yang berlaku di Indonesia. Peraturan Kepala BPOM No. HK.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011 tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan yang baru disahkan pada tanggal 4 Januari 2012 memberi kelonggaran kepada berbagai produsen pangan olahan untuk menyesuaikan klaim pada label kemasan produknya

dengan peraturan yang berlaku dalam kurun waktu delapan belas bulan sejak Peraturan tersebut ditetapkan. Untuk pengaturan sangsi pelanggaran, Pasal 30 Peraturan Kepala BPOM No. HK.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011 menyatakan bahwa pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan dapat dikenai tindakan administratif berupa: a. Peringatan secara tertulis b. Larangan mengedarkan untuk sementara waktu dan atau perintah menarik Pangan Olahan yang mencantumkan klaim gizi, kesehatan dan atau indeks glikemik c. Pemusnahan Pangan Olahan yang mencantumkan klaim gizi, kesehatan dan atau indeks glikemik, jika terbukti membahayakan kesehatan dan jiwa manusia d. Penghentian produksi untuk sementara waktu e. Pencabutan surat persetujuan pendaftaran Pangan Olahan. Rekomendasi dan Kesimpulan Pencantuman klaim kesehatan pada label pangan harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Hal ini bertujuan menjamin terjadinya perdagangan yang jujur dan bertanggung jawab serta memberikan informasi yang benar dan tidak menyesatkan kepada konsumen mengenai produk pangan yang bersangkutan. Terdapat beberapa cara untuk menghindari penyalahgunaan klaim kesehatan dalam mempromosikan produk pangan, di antaranya: a. Badan yang berwenang mengawasi peredaran pangan disarankan lebih memperketat perijinan klaim kesehatan. Selain itu, sosialisasi mengenai peraturan klaim kesehatan pada produsen dan konsumen perlu ditingkatkan. b. Produsen dianjurkan untuk benar-benar mengikuti peraturan pangan yang telah ditetapkan. c. Masyarakat sebaiknya meningkatkan pemahaman mereka mengenai informasi dalam label pangan sehingga tidak mudah diperdaya oleh produsen yang tidak bertanggung jawab. Dengan demikian, perlu adanya partisipasi semua pihak untuk perbaikan klaim-klaim yang digunakan dalam label kemasan pangan agar di masa mendatang tidak ada lagi pelanggaran klaim kesehatan dalam label kemasan pangan. Daftar Pustaka Badan POM RI. 2011. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.11.11.09909 tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan. Indonetwork. 2012. Air Minum [terhubung berkala]. http://indonetwork.co.id/alloffers/225/air---minum.html (16 mei 2012). Indonetwork. 2012. Sarang Semut [terhubung berkala]. http://www.indonetwork.co.id/tradeoffers/195/sarang.html (16 Mei 2012). Pemerintah RI. 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 69 tentang Label dan Iklan Pangan. Pemerintah RI. 1999. Undang-undang Nomor 8 tentang Perlindungan Konsumen. Pemerintah RI. 2009. Undang-undang Nomor 36 tentang Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai