Anda di halaman 1dari 22

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Awalnya asam sitrat diperoleh dalam bentuk kristal melalui proses isolasi dari juice lemon oleh Scheele pada tahun 1784. Lalu pada tahun 1880 Grimoux dan Adam mensintesis asam sitrat dari glycerol. Dan pada tahun 1893 Wehmer mengindikasikan bahwa asam sitrat dapat diperoleh melalui proses fermentasi larutan gula oleh beberapa jenis fungi. Hingga kini proses produksi komerasial asam sitrat diperoleh melalui proses fermentasi. (Kirk Othmer, Encyclopedia of Chemical
Engineering, 3rd ed, vol.6, 1979, p.150)

Produksi asam sitrat secara komersial pertama kali dimulai pada tahun 1923 di New York, Amerika Serikat menggunakan mikroorganisme dengan proses fermentasi pada kultur permukaan (surface culture). Proses ini digunakan oleh industri asam sitrat di Inggris, Belgia dan Jerman dengan molasses sebagai bahan bakunya. Dan pada akhir tahun 1940-an dan 1950-an diperkenalkan proses fermentasi dengan kultur terendam (submerged fermentation), dengan sirup glukosa , beet atau cane molasses sebagai bahan bakunya. (Ullmanns,
Encyclopedia of Industrial Chemistry,vol.8, 2003, p. 525)

Asam sitrat adalah komoditas kimia yang diproduksi dan dikonsumsi di seluruh dunia. Hal ini digunakan terutama di industri makanan dan minuman, terutama sebagai acidulant. Diperkirakan bahwa sekitar 75% dari asam sitrat yang dihasilkan dikonsumsi untuk makanan dan minuman. Sebagian besar kapasitas produksi dan konsumsi pada tahun 2009 berada di Cina. Industri asam sitrat terus dipengaruhi oleh peningkatan pasokan dari Cina dan kapasitas global yang berlimpah.
(http://www.sriconsulting.com/CEH/Public/Reports/636.5000/)

Di Amerika Serikat, pasar asam sitrat akan terus tumbuh sebagai akibat dari pertumbuhan pasar minuman dan deterjen.
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

I-1

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

Meskipun konsumsi menurun sedikit pada tahun 2009 dari 2008 karena penurunan ekonomi, sebuah rebound di pasar minuman dan pertumbuhan yang kuat di pasar deterjen akan meningkatkan asam sitrat yang digunakan. Pengenalan produk baru yang menggunakan asam sitrat dalam diet cola, air rasa buah, es teh dan minuman olahraga akan mengakibatkan pertumbuhan yang lebih tinggi. Penggunaan deterjen cair ramah lingkungan yang menggunakan produk asam sitrat di pasar juga akan memberikan kontribusi untuk pertumbuhan permintaan asam sitrat. (http://www.sriconsulting.com/CEH/Public/Reports/636.5000/) Di Asia konsumsi asam sitrat tertinggi berada di India, Indonesia, Thailand dan Republik Korea. Pertumbuhan di wilayah ini diharapkan dapat 6-7% per tahun selama beberapa tahun mendatang, terutama didorong oleh minuman, yang menyumbang 85-90% dari permintaan pasar. (http://www.sriconsulting.com/CEH/Public/Reports/636.5000/) Dari berbagai macam produk yang dapat digunakan dalam proses produksi asam sitrat, maka digunakan nira sorgum sebagai bahan baku proses produksi asam sitrat. Sorgum (Sorgum bicolor L.) merupakan salah satu jenis tanaman serelia yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena mempunyai daerah adaptasi yang luas. Tanaman sorgum toleran terhadap kekeringan dan genangan air, dapat berproduksi pada lahan marginal, serta relatif tahan terhadap gangguan hama atau penyakit. Batang sorgum apabila diperas akan menghasilkan nira yang rasanya manis. Kadar air dalam batang sorgum kurang lebih 70 % yang artinya kandungan niranya kurang lebih sebesar itu. Batang sorgum yang menghasilkan nira biasanya hanya digunakan sebagai pakan ternak sehingga belum memiliki nilai ekonomis dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Mengingat nira sorgum mengandung kadar glukosa yang cukup besar maka kualitas nira sorgum manis setara dengan nira tebu. Pemilihan ini didasarkan bahwa ketersediaan nira sorgum kebanyakan terdapat di daerah-daerah kering terutama tumbuh di Jawa Tengah. Ketersediaan bahan baku dan produktivitas tanaman sorgum I-2
PROGRAM PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

dapat dilihat pada tabel I.1. Selain itu, dibandingkan bahan baku lain yang dapat digunakan sebagai asam sitrat, nira sorgum memiliki nilai ekonomis yang lebih baik. Tabel I.1: Rata-rata luas tanam dan produktivitas sorgum di beberapa daerah sentra sorgum di Indonesia*. Luas Produktivitas Tempat/tahun tanam Produksi (t/ha) (ha) Jawa Tengah 17.350 1,13 15.309 (1973-1983)1 Jawa Timur 10.522 1,76 5.963 (1984-1988)2 DI Yogyakarta 1.813 670 30,37 (1974-1980)3 Nusa Tenggara Barat 30 54 1,80 4 (1993-1994) Nusa Tenggara 39 1,50 Timur 26 (1993-1994)4 *Data diolah (pembulatan). Sumber: 1 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Daerah TK I Jawa Tengah dalam Beti et al. (1990). 2Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Daerah TK I Jawa Timur dalam Beti et al. (1990). 3 Dinas Pertanian Tanaman Pangan DI Yogyakarta dalam Beti et al. (1990). 4 Direktorat Jenderal Perkebunan (1996). Kapasitas Produksi Asam Sitrat Asam sitrat digunakan oleh banyak industri di dunia sebagai bahan baku produksi seperti industri makanan, minuman, farmasi, kosmetik, dan lain-lain. Berdasarkan kenyataan bahwa penggunaan asam sitrat yang luas dalam dunia industri, maka
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

I-3

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

kebutuhan pemenuhan bagi asam sitrat baik di dalam maupun luar negeri masih sangat besar. Tabel I.2, I.3, I.4, dan I.5 menunjukan mengenai data produksi, konsumsi, ekspor dan impor asam sitrat selama beberapa tahun: Tabel I.2: Produksi asam sitrat di Indonesia 1998-2005 Tahun Jumlah (ton) Perkembangan (%) 1998 7713 1999 18134 135.110 2000 11871 -34.537 2001 8250.4 -30.500 2002 8593 4.153 2003 9191 6.959 2004 9191 0 2005 9191 0 10266.8 13.531 Perkembangan rata-rata
Data : BPS ISIC 241190301

Tabel I.3: Konsumsi asam sitrat di Indonesia 1998-2005 Tahun Jumlah (ton) Perkembangan (%) 1998 5609,4 1999 16243,48 189,58 2000 11870,25 -26,922 2001 8928,29 -24,781 2002 9534,36 6.788 2003 10686,75 12,086 2004 9074,93 -15,082 2005 9962,37 9,779 10238,73 21,635 Perkembangan ratarata
Data : BPS ISIC 241190301

I-4

PROGRAM PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

Tabel I.4: Ekspor asam sitrat di Indonesia 1998-2008 Tahun Jumlah (ton) Perkembangan (%) 1998 3416.1 1999 5210.7 52.534 2000 3519.78 -32.451 2001 3040.92 -13.605 2002 3951.35 29.939 2003 3945.57 -0.146 2004 3784 -4.095 4619 22.066 2005 -26.997 2006 3372 2007 3438 1.957 2008 2127 38.132 3674.947 6.7334 Perkembangan ratarata
Data : BPS HS 291814000

Tabel I.5: Impor asam sitrat di Indonesia 1998-2008 Tahun Jumlah (ton) Perkembangan (%) 1998 1312.5 1999 3320,18 152,97 2000 3519.03 5,99 2001 3719.21 5.688 2002 4892.71 31.552 2003 5441.32 11,212 2004 3667.93 -32,591 5390,37 46,959 2005 27,085 2006 6850,34 2007 12885,45 88,099 5099.91 37,44 Perkembangan ratarata
Data : BPS HS 291814000

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

I-5

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

Gambar I.1: Grafik Perbandingan Produksi, Impor, Konsumsi, dan Ekspor Asam Sitrat di Indonesia Dilihat dari gambar I.1 pada halaman I-4 maka dapat diketahui bahwa produksi asam sitrat pada range waktu 19982005 mengalami kenaikan, dengan rata-rata kenaikan sebesar 13,531%. Grafik Konsumsi asam sitrat di Indonesia pada range waktu 1998-2005 cukup fluktuatif akan tetapi grafiknya cenderung mengalami kenaikan dengan perkembangan rata-rata sebesar 21,635% . Grafik ekspor asam sitrat pada range waktu 1998-2008 juga cukup fluktuatif akan tetapi grafiknya cenderung mengalami penurunan dengan rata-rata 6,7334%. Sedangkan grafik impor asam sitrat di Indonesia pada range waktu 19982007 mengalami kenaikan dengan perkembangan rata-rata 37,44 %. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan Indonesia akan penggunaan asam sitrat adalah cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari grafik konsumsi yang mengalami kenaikan dengan perkembangan rata-rata sebesar 21,635% dari tahun 1998-2005 dan grafik impor asam sitrat di Indonesia yang juga mengalami kenaikan yang cukup besar dengan rata-rata 37,44%. Tingginya konsumsi dan jumlah impor yang meningkat tiap tahun menjadi dasar pendirian pabrik asam sitrat di Indonesia.

I-6

PROGRAM PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

Pabrik baru direncanakan beroperasi pada tahun 2013, sehingga prediksi peluang kapasitas untuk tahun tersebut dapat dihitung dengan persamaan berikut : M = F(1+i)n .(1) Dimana : M = Prediksi tahun ke-n F = volume tahun terakhir i = perkembangan rata-rata n = selisih waktu antara tahun ke-n dengan tahun terakhir Dari persamaan (1) diatas didapatkan prediksi produksi, ekspor, impor dan konsumsi asam sitrat tahun 2013 sebagai berikut : Produksi tahun 2013 = 25367,55 ton/tahun Ekspor tahun 2013 = 2946,25 ton/tahun Impor tahun 2013 = 86851,73 ton/tahun Konsumsi tahun 2013 = 47734,36 ton/tahun Dari data prediksi produksi, ekspor, impor dan konsumsi diatas dapat dihitung perkiraan kapasitas pabrik yang didirikan pada tahun 2013 sebagai berikut: = (Produksi + Impor) - (Konsumsi + Ekspor) = (25367,55 + 86851,73) (47734,36 + 2946,25) = 67431,17 ton/tahun Dengan asumsi adanya pabrik asam sitrat lama yang masih beroperasi, maka direncanakan untuk membuat pabrik asam sitrat baru dengan kapasitas 10% dari peluang kapasitas yang bisa dibuat untuk pabrik baru tersebut. Kapasitas produksi = 3% x 67431,17 ton/tahun = 2022,93 ton/tahun Masa kerja dalam satu tahun dianggap 330 hari kerja. Direncanakan untuk membuat pabrik asam sitrat dengan kapasitas 2100 ton/tahun. Dimana produk nantinya diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional sebagai konsumsi dalam negeri. Lokasi pabrik asam sitrat direncanakan berdiri di daerah Tuban, Jawa Timur, dimana di daerah ini banyak terdapat perkebunan Sorgum. Hal ini didasarkan bahwa latar belakang
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

I-7

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

pendirian pabrik asam sitrat adalah merupakan diversifikasi produk yang berbahan baku nira sorgum. Selain itu juga Tuban memiliki fasilitas transportasi yang cukup bagus, dan merupakan daerah Pantura yang merupakan jalan utama transportasi di Pulau Jawa. Dengan mendirikan pabrik asam sitrat ini diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan bahan yang ada dan diharapkan pula ketergantungan terhadap luar negeri berkurang. I.2 Dasar Teori Asam sitrat termasuk salah satu asam organik dengan nama kimia 2-hydroxy-1,2,3-propanetricarboxylic acid memiliki rumus bangun seperti berikut : HOOC CH2 C(OH) CH2 COOH COOH (Royer,D,J,Ullmanns Encyclopedia of Industrial Chemistry ,2003, p.
527)

Asam sitrat merupakan asam organik yang larut dalam air dengan citarasa yang menyenangkan dan banyak digunakan dalam industri pangan, kosmetik, farmasi dan lain lain. Kebutuhan dunia akan asam sitrat terus meningkat dari tahun ke tahun dan produksi asam sitrat tiap tahun meningkat 2 3 %. Berdasarkan kenyataan bahwa penggunaan asam sitrat yang luas dalam dunia industri, maka kebutuhan pemenuhan bagi asam sitrat baik di dalam maupun luar negeri masih sangat besar. Proses pembuatan asam sitrat terdiri dari 2 macam proses, yaitu : 1. Proses Ekstraksi Sederhana Proses atau metode ini dilakukan dengan ekstraksi seperti buah lemon, jeruk, dan nanas. Namun proses ini sudah tidak pernah dilakukan lagi seiring dengan pengembangan metode fermentasi. (Kirk
Othmer,Encyclopedia of Chemical Engineering, 3rd ed, vol.6, 1979, p.150)

I-8

PROGRAM PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

2. Proses Fermentasi Proses pembuatan asam sitrat pertama kali dilakukan dengan fermentasi dari perasan buah-buahan yang memiliki rasa asam dengan metode Scheele (1784) dan dihasilkan asam sitrat alami. Dengan ditemukannya A. niger dan bahan baku yang lebih bervariasi (cane molasses, beet molasses, singkong, dll) maka proses pembuatan asam sitrat semakin berkembang. Proses pembuatan asam sitrat dengan fermentasi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu: a. Proses Surface Fermentation Menurut media yang digunakan untuk mengembangkan jamur, proses ini dapat dogolongkan menjadi 2 bagian, yaitu : - Proses Surface Fermentation dengan menggunakan media padat - Proses Surface Fermentation dengan menggunakan media cair b. Proses Submerged Fermentation Menurut fermentor yang digunakan, proses ini dapat digolongkan menjadi 2 bagian, yaitu : - Proses Submerged Fermentation dengan menggunakan reaktor stirred - Proses Submerged Fermentation dengan menggunakan reaktor airlift
(Crueger, W., Biotechnology, 1984, p. 116)

Asam sitrat digunakan dalam industri untuk mengikat (squester) ion, menetralkan basa dan berperan sebagai buffer. Dalam kosmetika, asam sitrat digunakan sebagai buffer untuk pengatur pH produk. Beberapa jenis sitrat, khususnya garam sodiumnya, dipakai luas dalam produk makanan, farmasi dan detergen. (Kirk Othmer, Encyclopedia of Chemical Engineering, 3rd
ed, vol.6, 1979, p.150)

Di pasaran, asam sitrat biasa dijumpai dalam tiga jenis, yaitu asam sitrat anhidrat, monohidrat dan larutan teknis 50%. Spesifikasi asam sitrat kristal anhidrat berdasarkan USP adalah:
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

I-9

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

Tabel I.5: Spesifikasi produk asam sitrat anhidrat Variabel Nilai Prosentase asam sitrat dengan basis 99.5 % anhidrat, min Kadar air, maks 0.5% Logam berat 0.05% Kadar abu, maks 0.001% Arsenic, maks 0.0003%
(Kirk Othmer, Encyclopedia of Chemical Engineering, 3rd ed, vol.6, 1979, p.160)

Sedangkan spesifikasi produk asam sitrat berdasarkan ukuran partikelnya adalah: Tabel I.6: Spesifikasi ukuran partikel asam sitrat Tipe partikel Anhidrat Hidrat Granular Maks 2% di atas 16 Maks 10% di atas mesh 16 mesh Maks 10% melalui Maks 10% melalui 50 mesh 50 mesh Granular halus Maks 3% di atas 30 Maks 30% di atas mesh 30 mesh Maks 5% melalui Maks 10% di atas 100 mesh 100 mesh Bubuk (powder) Maks 2% di atas 60 Maks 20% di atas mesh 60 mesh Min 50% melalui Maks 20% melalui 100 mesh 200 mesh
(Kirk Othmer, Encyclopedia of Chemical Engineering, 3rd ed, vol.6, 1979, p.160)

Faktor penting dalam fermentasi asam sitrat. Organisme, yang benar keterkaitan dari berbagai konstituen dari media-gula dan garam anorganik - pH, rasio luas permukaan dengan volume larutan yang terfermentasi, pasokan oksigen, dan temperatur banyak yang harus dilakukan dengan sifat dan besar dari hasil dari produk akhir yang diambil dari I-10
PROGRAM PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

media fermentasi. Dengan menyesuaikan garam dan pH dengan hati-hati, dapat menghasilkan asam sitrat dengan sedikit asam oksalat. Reaksi asam sitrat dari glukosa :

+ 3/2 O

HOOC CH C (OH) CH COOH + 2 H-O-H

COOH

Glukosa

Asam sitrat

(C.Gordon and S.C. Prescott,Industrial Microbiology,1959, p.534)

- Jenis mikoorganisme yang digunakan. Penelitian bersejarah dari Wehmer, telah ditunjukkan bahwa sejumlah besar jamur memiliki kemampuan untuk menghasilkan asam sitrat. Beberapa jamur menghasilkan hasil yang kecil; beberapa menghasilkan zat-zat yang tidak diinginkan; beberapa, dengan pertimbangan karakteristik biakan yang tidak stabil, akan tidak memuaskan untuk digunakan secara komersial. Pemilihan dari strain merupakan hal yang sangat penting.
(C.Gordon and S.C. Prescott,Industrial Microbiology,1959, p.534)

Aspergillus niger, A. Clavatus, Penicillum luteum, P.citrinum, Paecilomyces divaricatum, dan jenis Mucor yang lainnya telah banyak digunakan dalam pembuatan asam sitrat di laboratorium atau pada skala komersial, namun hanya galur A. niger tampak penting pada industri. (C.Gordon and S.C.
Prescott,Industrial Microbiology,1959, p.534)

Strain A. niger dari kelompok jamur biasanya memberikan hasil yang paling sukses, baik di laboratorium dan di dasar industri. Banyak dari jamur ini menghasilkan hasil tinggi, memiliki karakteristik biokimia yang relatif seragam, mudah dibudidayakan, dan menghasilkan sedikit zat yang tidak diinginkan pada produk akhir. (C.Gordon and S.C. Prescott,
Industrial Microbiology,1959, p.535)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

I-11

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

- Jenis dan Konsentrasi Gula Gula. Banyak unsur-unsur organik, di antaranya senyawa karbon 2 -, 3 -, 4 -, 5 -, 6 -, 7 -, dan 12 - (terutama gula), dapat difermentasi dengan asam sitrat. Menghasilkan yields maksimum yang telah aman, biasanya, dari sukrosa dan fruktosa. Kadangkadang glukosa, dibawah lingkungan tertentu, telah memberikan yield yang tinggi, dibandingkan dengan sukrosa. Pada industri fermentasi, sukrosa dan glukosa merupakan teknis terbaik; maltosa dan molase kurang diinginkan. (C.Gordon and S.C.
Prescott,Industrial Microbiology,1959, p.535)

Secara umum, konsentrasi tinggi dari gula diperlukan untuk memproduksi yield asam sitrat yang tinggi. Larutan dengan konsentrasi 14 sampai 20% dapat digunakan. Currie menganjurkan penggunaan 125-150 gr sukrosa per liter. Prescott Doelger dan tertinggi diperoleh hasil bila menggunakan konsentrasi sukrosa 140gr per liter pada fermentasi yang diizinkan untuk menjalankan selama 9 sampai 12 hari. Mereka menemukan bahwa, jika terdapat lebih dari 15% gula yang digunakan, jumlah gula yang lebih besar dari normal (kurang dari 3%) tetap tidak mengalami pengubahan menjadi asam sitrat. Substitusi bagian dari fruktosa atau glukosa, sehingga konsentrasi gula ini diwakili 1-5% (dari total 14%) menghasilkan imbal yields lebih rendah daripada asam sitrat yang diperoleh dari kontrol yang mengandung sukrosa saja. Parsial hidrolisis sukrosa selama sterilisasi juga menghasilkan hasil yang lebih rendah. (C.Gordon
and S.C. Prescott,Industrial Microbiology,1959, p.535)

- Garam Inorganik. Di samping karbon, hidrogen, dan oksigen diberikan oleh karbohidrat, juga nitrogen, kalium, fosfor, belerang dan magnesium sangat diperlukan dalam media fermentasi, menurut Currie dan Doelger & Prescott. (C.Gordon and S.C. Prescott,Industrial Microbiology,1959, p.535) - pH Kemantapan pH adalah salah satu faktor terpenting dalam fermentasi. Garam garam anorganik dan pH sangat berpengaruh terhadap proporsi asam sitrat dan oksalat yang dihasilkan. Jadi pH I-12
PROGRAM PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

dan garam anorganik harus diatur sedemikian rupa hingga produksi asam sitrat tinggi dan sebaliknya asam oksalat ditekan serendah mungkin. Penggunaan pH serendah mungkin banyak menguntungkan yakni hasil asam sitrat tinggi, pembentukan asam oksalat tertekan dan bahaya kontaminasi minimum. Hasil terbaik diperoleh saat pH dipertahankan 2-4. (C.Gordon and S.C.
Prescott,Industrial Microbiology,1959, p.537)

- Suhu Suhu yang paling tepat tergantung pada organisme dan kondisi fermentasi. Biasanya fermentasi dilakukan pada suhu 25350C. Doelger dan Prescott menegaskan bahwa 26-280C adalah suhu yang paling optimum. Mereka menyatakan bahwa jumlah asam sitrat akan meningkat seiring dengan peningkatan suhu dari 80-280C. Di atas 300C produksi asam sitrat akan menurun dan produksi asam oksalat justru akan meningkat. (C.Gordon and S.C.
Prescott,Industrial Microbiology,1959, p.539)

I.3 Kegunaan Asam Sitrat Industri makanan dan farmasi menggunakan asam sitrat dikarenakan alasan keamanan secara umum, dapat memberikan rasa asam yang memuaskan, kelarutannya yang tinggi didalam air dan sebagai buffering dan chelating agent. Untuk industri kosmetik dan wewangian digunakan sebagai buffering agent. Serta secara luas digunakan sebagai buffering dan chelating agent di berbagai macam industri. Berikut ini adalah penggunaan asam sitrat dalam industri-industi tersebut. (Kirk Othmer, Encyclopedia
of Chemical Technology ,3rd ed, vol.6, 1979, p.163)

Industri Makanan 1. Minuman Asam sitrat digunakan secara ekstensif dalam industri minuman untuk memberikan rasa asam dan sebagai komplemen rasa berry pada minuman. Pada minuman yang tidak berkarbonisasi asam sitrat dapat memberikan pH yang beragam pada minuman, selain itu asam sitrat pada minuman jus buah merupakan komponen alami
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

I-13

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

2.

3.

4.

yang tercampur secara baik dengan aroma dari minuman tersebut. Untuk minuman berkarbonisasi asam sitrat digunakan sebagai acidulant atau penguat rasa. Jeli dan selai Asam sitrat digunakan sebagai pemberi rasa asam pada jeli dan selai serta digunakan untuk menyesuaikan pH, asam sitrat yang digunakan 50% dari larutan. Kembang Gula Asam sitrat digunakan untuk memberikan rasa asam dan meminimalkan inversi sukrosa pada produk kembang gula, yang digunakan dalam perasa mengandung 0,51,0% asam tetapi sebagai pengasaman mungkin berisi sebanyak 2% asam sitrat Makanan Beku Asam sitrat digunakan sebagai chelating agent dan pengatur pH sehingga memungkinkan pengoptimalan kestabilan dari makanan beku dengan meniadakan aktivitas antioksidan dan menon-aktifkan enzim. Produk makanan laut umumnya dicelup dalam larutan asam sitrat 0,25% dan 0,25% asam erythorbic tepat sebelum pembekuan
(Kirk Othmer,Encyclopedia of Chemical Technology,3rd ed, vol.6, 1979, p.163)

Industri Farmasi, Kosmetik dan Pewangi 1. Farmasi Asam sitrat digunakan sebagai bahan dasar tablet effervescence, dimana asam sitrat bila bereaksi dengan zat yang mengandung bikarbonat atau karbonat dalam air akan membentuk gas karbondioksida dan garam dari asam tersebut. Selain itu asam sitrat digunakan sebagai buffering agent dan pemberi rasa asam pada obat-obatan. 2. Kosmetik dan Pewangi Dalam industri ini asam sitrat digunakan sebagai pengatur pH dan sebagai antioxidan pada metallic-ion chelator.
(Kirk Othmer,Encyclopedia of Chemical Technology,3rd ed, vol.6, 1979, p.164)

I-14

PROGRAM PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

Industri Lainnya Untuk industri-industri lainnya asam sitrat digunakan untuk industri detergen, agrikultur, fotografi, tekstil, kertas dan lain sebagainya. Selain itu dalam industri asam sitrat dapat digunakan sebagai pembersih metal dan pengabsorbsi sulfur dioxide dan dapat digunakan pula dalam proses treatment pada limbah. (Kirk Othmer,Encyclopedia of Chemical Technology,3rd ed,
vol.6, 1979, p.164)

I.4 Sifat Fisika dan Kimia I.4.1 Bahan Baku Utama Nira Sorgum (Sorghum bicolor L)

Gambar I.2: Tanaman Sorgum

Gambar I.3: Batang Sorgum

Sorgum (Sorgum bicolorL.) merupakan salah satu jenis tanaman serelia yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena mempunyai daera adaptasi yang luas. Batang sorgum apabila diperas akan menghasilkan nira yang rasanya manis. Kadar air dalam batang sorgum kurang lebih 70 persen yang artinya kandungan niranya kurang lebih sebesar itu. Nira sorgum memiliki pH sekitar 5,6.
(http://eprints.undip.ac.id/1363/1/makalah_penelitian_yang_baru_Ratn a_Sari.pdf)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

I-15

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

Komposisi nira sorgum sebagai bahan utama pembuatan asam sitrat adalah sebagai berikut: Tabel I.7: Komposisi Nira Sorgum Komposisi Nira Sorgum

H2O (%) 80 Gula reduksi (%) 2 Sukrosa (%) 14 Amilum (%) 0,2 Mineral sebagai abu (%) 1,6 Asam akonitat (%) 0,56 Impuritis 1,64 (http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/p3224031.pdf) I.4.2 Bahan Baku Pendukung - Aspergillus niger Aspergillus niger merupakan salah satu spesies yang paling umum dan mudah diidentifikasi dari genus Aspergillus, famili Moniliaceae, ordo Monoliales dan kelas Fungi imperfecti. Aspergillus niger dapat tumbuh dengan cepat, diantaranya digunakan secara komersial dalam produksi asam sitrat, asam glukonat dan pembuatan berapa enzim seperti amilase, pektinase, amiloglukosidase dan sellulase. Aspergillus niger dapat tumbuh pada suhu 35C-37C (optimum), 6C-8C (minimum), 45C-47C (maksimum) dan memerlukan oksigen yang cukup (aerobik). Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih atau kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam. Kepala konidia berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar dengan bertambahnya umur. Konidiospora memiliki dinding yang halus, hialin tetapi juga berwarna coklat. Lebih jelasnya dapat dilihat gambar Aspergillus niger pada gambar I.4.
(http://permimalang.wordpress.com/category/asam-sitrat/)

I-16

PROGRAM PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

Gambar I.4: Aspergillus niger Asam Sulfat ( H2SO4 ) Asam sulfat digunakan untuk mengatur pH molases pada tangki pencampuran dan sterilisasi serta mengubah endapan kalsium sitrat menjadi asam sitrat pada tangki acidulator. Sifatsifat fisik dan kimia asam sulfat adalah : Korosif dan reaktif Tidak berbau, tetapi memiliki bau menyengat ketika dipanaskan. Tidak berwarna Mudah larut dalam air, larut dalam etil alcohol. Berat Molekul = 98 ,08 g/mol Spesifik gravity = 1,84 Titik leleh = 10,36 oC Titik didih = 270-340 oC
(http://www.sciencelab.com/xmsds-Sulfuric_Acid-9925146.pdf)

- Lime ( Ca(OH)2 ) Berupa bubuk kristal putih, larut dalam air, gliserida dan asam, tidak larut dalam alkohol serta menyerap CO2 dari udara. Kegunaan dari lime ini untuk menetralkan cairan asam sitrat menjadi kalsium sitrat agar dapat dipisahkan dari hasil samping yang terbentuk. Sifat fisika dari lime adalah sebagai berikut : BM = 74,1 g/mol
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

I-17

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

pH = Spesifik gravity = Titik lebur = Kelarutan di dalam air =

14 2,24 580 oC 0.185 g/100 ml @ 00C; 0.077 g/100 ml @ 1000C; 1.73 g/1000 ml @ 20 C

(http://www.sciencelab.com/xmsds-Calcium_Hydroxyde-9927122.pdf)

- Air (H2O) Rumus molekul BM Wujud Kenampakan Titik didih Densitas pH

= H2O = 18.02g/mol = cair = tak berwarna = 1000C = 1 g/cm =7

(http://www.sciencelab.com/xmsds-water-9927321.pdf)

- Karbon aktif Tidak mudah larut dalam air Kenampakan = padatan berwarna hitam Melting point = 3500C Berat molekul = 12,01 gram/mol Ukuran partikel = 20-40 mm Specific gravity = 3,51
(http://www.sciencelab.com/xmsds-Charcoal_Activated_20_40_mesh 9923378.pdf)

- Magnesium sulphate heptahydrate Rumus molekul = MgSO4.7H2O BM = 246.48 g/mol Wujud = padat Kenampakan = kristal putih Densitas = 1,68 g/cm3 = 1120-1150 oC Melting point Solubility in water = 49,5 g/100 ml Mudah larut dalam air dingin

I-18

PROGRAM PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

(Ullmanns, Encyclopedia of Industrial Chemistry,vol.20, 2003, p. 383-384)

Pottasium phosphate monobasic Rumus molekul = KH2PO4 BM = 136,09 g/mol Wujud = padat Kenampakan = kristal putih, granular serbuk putih Specific Gravity = 2,34 Melting point = 253 C Mudah larut dalam air, tidak larut dalam alkohol Ammonium nitrat Rumus molekul = NH4NO3 BM = 80.05 g/mol Wujud = padat Kenampakan = kristal putih Titik didih = dekomposisi temperatur 210 C Specific gravity = 1.725 Melting point = 169.6 C Mudah larut dalam air dingin dan air panas, larut dalam aseton, sebagian larut dalam methanol, tidak larut dalam dietil eter.

(http://www.sciencelab.com/xmsds-Potassium_phosphate_monobasic9927235.pdf)

(http://www.sciencelab.com/xmsds-Ammonium_nitrate-9927336.pdf)

Udara Wujud = gas Kelembaban relative rata-rata = 80% Komposisi rata-rata: Uap air = 2,16 % mol Nitrogen = 76,4 % mol Oksigen = 20,94 % mol Argon = 0,91 % mol CO2 = 0,03 % mol (Ullmanns, Encyclopedia of Industrial Chemistry,vol.1, 2003, p. 559)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

I-19

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

I.4.3 Produk I.4.3.1 Produk Utama (Asam Sitrat) Sifat Fisik Asam Sitrat adalah sebagai berikut : Tabel I.8: Sifat Fisik Asam Sitrat PARAMETER ANHYDROUS MONOHYDRATE Rumus C6H8O7 C6H8O7.H2O molekul Berat molekul 192,12 210,14 Kristal tak Kristal tak Bentuk berwarna berwarna Specific 1,665 (20oC) 1,542 (20oC) gravity 70-75oC Melting point 153oC Terdekomposisi Terdekomposisi Boiling point pada 175oC pada 175oC Proses Kristalisasi dari Kristalisasi dari pembentukan larutan panas larutan dingin (>36,6oC) (<36,6oC) Kelarutan Larut dalam air, Larut dalam air, agak larut agak larut dalam alkohol dalam alkohol dan diethyl eter, dan diethyl eter, tidak larut tidak larut dalam dalam karbon karbon disulfida, disulfida, karbon karbon tetra tetra klorida, klorida, kloroform, benzene dan toluene kloroform, benzene dan toluene Kelarutan di 64,3% 64,3% air pd 30oC 70oC 76,2% 76,2% Struktur kristal Orthorombic Orthorombic

I-20

PROGRAM PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

Panas pembakaran

468,5 kcal/mol

466,6 kcal/mol

(Kirk Othmer.,Encyclopedia of Chemical Technology,3rd ed.,vol.6, 1979)

Sifat Kimia Asam Sitrat Beberapa sifat kimia asam sitrat adalah : Pada pemanasan 175oC, asam sitrat berubah menjadi aconitic acid. Aconitic acid jika ditambah dengan hydrogen berubah menjadi tricarballylic acid. Pada pemanasan 175oC, asam sitrat jika dieliminasi dengan oksigen dan menghilangkan karbon dioksida berubah menjadi acetonedicarboxylic acid. Acetonedicarboxylic acid jika diuapkan karbon dioksidanya berubah menjadi acetone. Pada pemanasan 175oC, asam sitrat jika dihilangkan karbon dioksida berubah menjadi itaconic acid. Larutan asam sitrat bila dicampur dengan asam sulfat atau oksidasi dengan larutan potassium permanganate menghasilkan asam acetonedicarboxylic. Pada suhu 35oC, jika asam sitrat dioksidasi dengan potassium permanganate menghasilkan asam oksalat. Asam sitrat terdekomposisi menjadi asam oksalat dan asam asetat jika dibakar dengan potassium hydroxide atau dioksidasi dengan asam nitrit. Dalam bentuk larutan, asam sitrat sedikit korosif terhadap karbon steel dan tidak korosif terhadap stainless steel. Sebagai asam polybasic, asam sitrat dapat membentuk berbagai macam garam termasuk garam alkali metal dan alkali tanah, selain itu dapat pula membentuk berbagai macam ester, amida dan acyl klorida.
(Kirk Othmer,Encyclopedia of Chemical Technology,3rd ed,vol.6, 1979, p.153)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

I-21

PENDAHULUAN

PABRIK ASAM SITRAT DARI NIRA SORGUM DENGAN PROSES SUBMERGED FERMENTATION

I.4.3.2 Produk Samping Kalsium Sulfat (CaSO4) Bersifat lunak dan tidak berbau, berupa granul atau serbuk putih dan sedikit larut dalm air dingin. Kegunaan dari CaSO4 ini adalah produk samping dari pabrik asam sitrat yang bisa digunakan sebagai salah satu bahan baku untuk pembuatan semen. Sifat fisika dari CaSO4 adalah sebagai berikut : Specific gravity = 2,96 Boiling point = 11930C (21790F) Melting point = 14500C (26420F) Berat Molekul = 136,14
(http://www.sciencelab.com/xmsds-Calcium_sulfate_anhydrous9923275.pdf)

Kalsium oksalat (CaC2O4) Sifat fisik dan kimia dari kalsium oksalat : Rumus molekul = CaC2O4 Warna = Tidak berwarna Berat molekul = 128,10 gram/mol (anhidrat) 146,12 gram/mol (monohidrat) Melting point = terdekomposisi pada suhu 200oC Solubility in water = 0,00067 gram/100 ml pada 20oC

I-22

PROGRAM PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FTIFTI-ITS SURABAYA

Anda mungkin juga menyukai