Anda di halaman 1dari 16

Satuan Acara Penyuluhan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sasaran Tempat Hari/Tanggal Waktu Penyuluh I : Kesehatan Reproduksi

: Keluarga Berencana (Jenis Kontrasepsi) : Ny. A : Rumah kediaman Ny. A Jalan Sukajadi RT 04/12 no. 319 : Kamis, 1 Desember 2011 : 15.00 15.35 WIB : Tetha Normalitha

Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti pendidikan kesehatan reproduksi, keluarga Ny. A dapat mengambil keputusan jenis kontrasepsi apa yang akan digunakan

II

Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, peserta mampu : a. Menyebutkan berbagai jenis kontrasepsi yang ada beserta efeknya b. Mengambil keputusan jenis kontrasepsi

III

Alokasi waktu a. Pembukaaan b. Penjelasan/uraian materi c. Penutup o Tanya jawab o postest o Penutup : 5 menit : 5 menit : 5 menit : 5 menit : 15 menit

IV No 1

Kegiatan Belajar Mengajar Tahap pembukaan Waktu 5 menit Kegiatan penyuluh a. Salam b. Perkenalan c. Menjelaskan dari pertemuan Kegiatan peserta Menjawab salam Menyimak tujuan Menyimak Media

Isi materi

15 menit a. Menjelaskan mengenai Menyimak jenis kontrasepsi b.menjelaskan efek dan kontrsepsi

Booklet dan power point

penutup

15 menit a. Mengundang komentar pertanyaan peserta b. Menjawab peserta c. penutup dari

mengutarakan atau pendapat

ide/

komentar menyimak

atau pertanyaan dari Menyimak

V. Media a. Booklet b. Laptop c. Power point VI. Materi Terlampir VII. Metode

a. Ceramah b. Tanya jawab VIII. Media Pengajaran a. Power point b. Booklet IX. Evaluasi a. Jenis kontrasepsi b. Menanyakan kepada klien akan mengambil jenis kontrasepsi MATERI KELUARGA BERENCANA

PENGERTIAN Keluarga berencana merupakan suatu perencanaan tentang waktu yang tepat untuk memiliki anak. Untuk mengatur waktu yang tepat memiliki anak digunakan metoda kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Jika pasangan yang sudah menikah memiliki kesuburan baik, 90% pasangan wanita akan hamil dalam satu tahun bila mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi (Gunningham, et al., 1997). Kehamilan tak terencana dapat menyebabkan gangguan di dalam kehidupan seorang wanita yang berdampak pada kesehatan ibu dan anak. Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Ada tiga bentuk metode untuk mencegah atau menghindari pertemuan sel telur dan sel sperma: 1. Menghambat perjalanan sperma ke arah ovum. Kontrapsepsi yang digunakan untuk menghambat perjalanan sperma ke ovum, misalnya: pantang berkala, koitus intruptus, kontrasepsi kimia (Jelly, busa, cream dan supostoria), kondom, diafragma, sterilisasi. 2. Mencegah ovulasi. Kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah ovulasi adalah kontrasepsi hormonal: pil, suntik dan norplant. Kontrasepsi ini mengandung hormon estrogen dan atau progesteron sintetis. Hormon ini berfungsi berfungsi menekan produksi GnRH, sekresi LH dan FSH sehingga tidak tidak terjadi pematangan folikel pada ovarium, oleh karena itu tidak terjadi ovulasi. Uterus mengalami penipisan dan mengalami sekresi. Setelah pemberian pil selama 3 minggu endometrium terlepas dan terjadi proses menstruasi. Norplant mengelaurkan hormon progesteron secara perlahan untuk jangka waktu kurang lebih 5 tahun. 3. Mengambat implantasi. Kontrasepsi yang digunakan untuk menghambat implantasi sel ovum pada dinding uterus yaitu dengan pemasangan IUD atau AKDR.

Gambar 1. Mekanisme Umpan balik Hormon Progesteron dan Progesteron

CARA-CARA KONTRASEPSI. Metode kontrasepsi juga dapat dibagi menjadi kontrasepsi sederhana dan kontrasepsi moderen (metode efektif). 1. Kontrasepsi Sederhana

Kontrasepsi sederhana terbagi lagi atas kontrasepsi tanpa alat dan kontrasepsi dengan alat/obat. Kontarsepsi sederhana tanpa alat dapat dilakukan dengan : a. b.
c. d.

Senggama terputus Pantang berkala. Kondom, diafragma atau cup, Krim, jelly, tablet berbusa atau tablet vagina/supositoria.

2. Kontrasepsi Moderen/Metode Efektif Kontrasepsi ini dibedakan atas kontrasepsi tidak permanen dan kontrasepsi permanen. Kontrasepsi tidak permanen dapat dilakukan dengan : e. f. g. h. Pil AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) Suntikan Norplant

Sedangkan cara kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan metode mantap, yaitu dengan operasi tubektomi (sterilisasi pada wanita) vasektomi (sterilisasi pada pria). a. Senggama Terputus Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, sulit mengetahui kapan sperma akan keluar dan sprema dapat keluar sebelum ejakulasi. b. Pantang Berkala (Sistem Kalender) Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa subur. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan membutuhkan disiplin yang tinggi dan waktu lama untuk puasa. Selain itu, kadang juga sulit menghitung siklus haid setiap bulan secara tepat. Untuk mengetahui waktu ovulasi dapat dilakukan dengan mengukur suhu badan melalui vagina, dimana suhu akan meningkat setelah proses ovulasi.

c. Kondom, Diafragma atau Cup Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS. Kondom mempunyai kelebihan antara lain mudah diperoleh di apotek, toko obat, atau supermarket dengan harga yang terjangkau dan mudah dibawa kemana-mana. Selain itu, hampir semua orang bisa memakai tanpa mengalami efek sampingan. Kondom tersedia dalam berbagai bentuk dan aroma, serta tidak berserakan dan mudah dibuang. Sedangkan diafragma adalah kondom yang digunakan pada wanita, namun kenyataannya kurang populer di masyarakat. Diafragma harus diletakkan pada dinding vagina oleh orang yang

telah terlatih dan tetap terpasang 6jam dan harus dibuka paling lambat 24 jam setelah coitus. Diafragma dapat digunakan dikombinasi dengan spermisida. Kondom wanita dikendalikan oleh wanita dan mengurangi risiko terkena penyakit menular seksual. Dari uji klinik menunjukkan bahwa kelicinan, kebocoran, kerusakan, dan hambatan efektivitasnya lebih baik dibandingkan kondom pria. d. Krim, Jelly, atau Tablet Berbusa Semua kontrasepsi tersebut masing-masing dimasukkan ke dalam liang vagina 10 menit sebelum melakukan senggama dan efektif untuk 1 jam setelah pemakaian yaitu untuk menghambat geraknya sel sperma atau dapat juga membunuhnya. Cara ini tidak populer di masyarakat dan biasanya mengalami keluhan rasa panas pada vagina dan terlalu banyak cairan sehingga pria kurang puas. e. Pil Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain. Pil dapat digunakan untuk menghindari kehamilan pertama atau menjarangkan waktu kehamilan-kehamilan berikutnya sesuai dengan keinginan wanita. Berdasarkan atas buktibukti yang ada dewasa ini, pil itu dapat diminum secara aman selama bertahun-tahun. Tetapi, bagi wanita-wanita yang telah mempunyai anak yang cukup dan pasti tidak lagi menginginkan kehamilan selanjutnya, cara-cara jangka panjang lainnya seperti spiral atau sterilisasi, hendaknya juga dipertimbangkan. Akan tetapi, ada pula keuntungan bagi penggunaan jangka panjang pil pencegah kehamilan. Misalnya, beberapa wanita tertentu merasa dirinya secara fisik lebih baik dengan menggunakan pil daripada tidak. Atau mungkin menginginkan perlindungan yang paling efektif terhadap kemungkinan hamil tanpa pembedahan. Kondisi-kondisi ini merupakan alasan-alasan yang paling baik untuk menggunakan pil itu secara jangka panjang Jenis-jenis Pil

Pil gabungan atau kombinasi Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara teratur.

Pil berturutan. Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 1415 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 56 hari pil gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Ketepatgunaan dari pil berturutan ini hanya sedikit lebih rendah daripada pil gabungan, berkisar antara 9899%. Kelalaian minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi kehamilan. Karena pil berturutan dalam mencegah kehamilan hanya bersandar kepada estrogen maka dosis estrogen harus lebih besar dengan kemungkinan risiko yang lebih besar pula sehubungan dengan efek-efek sampingan yang ditimbulkan oleh estrogen.

Pil khusus Progestin (pil mini) Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.

Mengkonsumsi Pil Memulai kontrasepsi pada hari pertama haid akan memastikan proteksi segera. Untuk lebih mudah mengingat dimulai hari Minggu pertama setelah haid juga untuk menghindari perdarahan haid di akhir pekan. Pada wanita post partum pil mulai diminum minggu ketiga post partum jika ibu tidak menyusui, jika ibu menyusui secara penuh dimulai bulkan ketiga setelah melahirkan. Jika ibu lupa minum pil : Satu kali , segera minum tersebut sesegera mungkin jadwal minum dilanjutkan. Dua kali, jika terjadi pada minggu pertama atau kedua minum pil 2 tablet per

hari lalu teruskan sesuai jadwal agar aman gunakan kontrasepsi cadangan selama 7 hari. Jika terjadi pada minggu ketiga mulai hari pertama mulai paket baru dan gunakan cara kontrasepsi cadangan selama 7 hari. Tiga kali atau lebih, mulai paket baru dan gunakan cara cadangan selama 7 hari.

Kontra indikasi Pemakaian Pil. Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis, radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises, perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma), penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala). Efek Samping Pemakaian Pil Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.

f. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini. Jenis-jenis AKDR di Indonesia Copper-T AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. Copper-7 AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.

Multi-Load AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

Lippes-Loop AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

Pemasangan AKDR Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDR setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Pemasangan AKDR dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali. Kontra indikasi pemasangan AKDR: Belum pernah melahirkan Adanya perkiraan hamil Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim. Keluhan-keluhan pemakai AKDR.

Keluhan yang dijumpai pada penggunaan AKDR adalah terjadinya sedikit perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian AKDR harus dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1--2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap AKDR yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama pemakaian AKDR. Ekspulsi Selain keluhan-keluhan di atas, ekspulsi juga sering dialami pemakai AKDR, yaitu AKDR keluar dari rahim. Hal ini biasanya terjadi pada waktu haid, disebabkan ukuran AKDR yang terlalu kecil. Ekspulsi ini juga dipengaruhi oleh jenis bahan yang dipakai. Makin elastis sifatnya makin besar kemungkinan terjadinya ekspulsi. Sedangkan jika permukaan AKDR yang bersentuhan dengan rahim (cavum uteri) cukup besar, kemungkinan terjadinya ekspulsi kecil. Lama Pemakaian AKDR. Sampai berapa lama AKDR dapat dipakai? Hal ini sering menjadi pertanyaan. Sebenarnya, AKDR ini dapat terus dipakai selama pemakai merasa cocok dan tidak ada keluhan. Untuk AKDR yang mengandung tembaga, hanya mampu berfungsi selama 2--5 tahun, tergantung daya dan luas permukaan tembaganya. Setelah itu harus diganti dengan yang baru. g. Suntikan Kontrasepsi suntikan adalah obat pencegah kehamilan yang pemakaiannya dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat tersebut pada wanita subur. Obat ini berisi Depo Medorxi Progesterone Acetate (DMPA) dosis tinggi. Penyuntikan dilakukan pada otot (intra muskuler) di bokong (gluteus) yang dalam atau pada pangkal lengan (deltoid). Cara pemakaian

Cara ini baik untuk wanita yang menyusui dan dipakai segera setelah melahirkan. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu empat minggu setelah melahirkan. Suntikan kedua diberikan setiap satu bulan atau tiga bulan berikutnya.

Mekanisme kerja Progentin yang tinggi dalam darah selain meningkatkan penebalan mukus serviks dan perubahan endometrium juga akan menghambat sekresi GnRH dari hipotalamu dan menghambat sekresi LH dari Pituitari anterior sehingga akan menghambat ovulasi. Supresi FSH tidak sehebat supresi akibat hormon dari pil kombinasi sehingga pertumbuhan flikel masih dipertahankan untuk memproduksi hoemon estrogen secara memadai untuk mencapai kadar yang sama dengan pada fase folikuler dini siklus haid normal. Gejala defisiensi estrogen seperti atrofi vagina dan pengecilan ukuran payu dara dapat dihindari. Kontra indikasi Kontrasepsi suntikan tidak diperbolehkan untuk wanita yang menderita penyakit jantung, hipertensi, hepatitis, kencing manis, paru-paru, dan kelainan darah. Efek samping kontrasepsi suntikan Tidak datang haid (amenorrhoe) Perdarahan yang mengganggu Lain-lain: sakit kepala, mual, muntah, rambut rontok, jerawat, kenaikan berat badan, hiperpigmentasi. h. Norplant Norplant merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk jangka waktu 5 tahun. Norplant dipasang di bawah kulit, di atas otot pada lengan atas. Alat tersebut terdiri dari enam kapsul lentur seukuran korek api yang terbuat dari bahan karet plastik. Masing-masing kapsul mengandung progestin levonogestrel sintetis yang juga terkandung dalam beberapa jenis pil KB. Hormon ini lepas secara perlahan-lahan melalui dinding kapsul sampai kapsul diambil dari lengan pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala terlihat seperti benjolan atau garis-garis. ( The Bostons Book Collective, The Our Bodies, Ourselves, 1992)

Norplant sama artinya dengan implant. Norplant adalah satu-satunya merek implant yang saat ini beredar di Indonesia. Oleh karena itu, sering juga digunakan untuk menyebut implant. Di beberapa daerah, implant biasa disebut dengan susuk. Indonesia merupakan negara pemula dalam penerimaan norplant yang dimulai pada 1987. Sebagai negara pelopor, Indonesia belum mempunyai referensi mengenai efek samping dan permasalahan yang muncul sebagai akibat pemakaian norplant. Pada 1993, pemakai norplant di Indonesia tercatat sejumlah 800.000 orang. Mekanisme kerja Levonorgesterol menyebabkan supresi terhadap lonjakan LH baik pada hipotalamus maupun hipofise sehingga tidak terjadi ovulasi. Pada 2 tahun pertama hanya 10 % wanita yang menggunakan norplant mengalami ovulasi. Kadar levonorgeterol yang konstan mempunyai efek pada mukosa serviks. Mukosa menjadi tebal dan jumlahnya menurun sehingga membentuk barier bagi sperma. Hormon ini juga menyebabkan hambatan pada implantasi akibat supresi maturasi siklus endometrium. Efektivitas norplant Efektivitas norplant cukup tinggi. Tingkat kehamilan yang ditimbulkan pada tahun pertama adalah 0,2%, pada tahun kedua 0,5%, pada tahun ketiga 1,2%, dan 1,6% pada tahun keempat. Secara keseluruhan, tingkat kehamilan yang mungkin ditimbulkan dalam jangka waktu lima tahun pemakaian adalah 3,9 %. Wanita dengan berat badan lebih dari 75 kilogram mempunyai risiko kegagalan yang lebih tinggi sejak tahun ketiga pemakaian (5,1 persen). Yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant Yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant adalah penderita penyakit diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, migrain, epilepsi, benjolan pada payudara, depresi mental, kencing batu, penyakit jantung, atau ginjal. (The Boston Womens Book Collective, 1992)

Pemasangan norplant

Pemasangan norplant biasanya dilakukan di bagian atas (bawah kulit) pada lengan kiri wanita (lengan kanan bagi yang kidal), agar tidak mengganggu kegiatan. Norplant dapat dipasang pada waktu menstruasi atau setelah melahirkan oleh dokter atau bidan yang terlatih. Sebelum pemasangan dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan juga disuntik untuk mencegah rasa sakit. Luka bekas pemasangan harus dijaga agar tetap bersih, kering, dan tidak boleh kena air selama 5 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter seminggu setelah pemasangan. Setelah itu, setahun sekali selama pemakaian dan setelah 5 tahun norplant harus diambil/dilepas. Kelebihan dan kekurangan norplant Kelebihan norplant adalah masa pakainya cukup lama, tidak terpengaruh faktor lupa sebagaimana kontrasepsi pil/suntik, dan tidak mengganggu kelancaran air susu ibu. Sedangkan kekurangannya adalah bahwa pemasangan hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan yang terlatih dan kadang-kadang menimbulkan efek samping, misalnya spotting atau menstruasi yang tidak teratur. Selain itu, kadang-kadang juga menimbulkan berat badan bertambah. i. Tubektomi dan vasektomi (Sterilisasi) Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari klien. Dengan demikian, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan patokan untuk mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25--30 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau lebih. Pada prinsipnya vasektomi adalah memotong saluran sperma laki-laki. Tujuannya untuk mencegah terjadinya pertemuan cairan sperma dan sel telur. Saat ini vasektomi dilakukan tanpa pisau. Di bagian atas skrotum itu ditusuk dengan alat yang ujungnya runcing, kemudian disobek/dilubangi, setelah itu saluran spermanya diambil. Saluran sperma tersebut ditarik ke atas, lalu diikat. Di bagian atas yang diikat dipotong dan dikembalikan

ke dalam lubang lagi, lukanya diplester. Kalau tidak dipotong, dikhawatirkan nantinya akan menyambung lagi, maka diikat dulu lalu dipotong untuk mencegah terjadinya penyambungan lagi. Setelah saluran sperma itu dipotong, ikatannya tidak dilepas. Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur 1. Umur ibu kurang dari 20 tahun: Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral. Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan. Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu. Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan. Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral sebagai

frekuensi bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.

2. Umur ibu antara 20--30 tahun

pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil. 3. Umur ibu di atas 30 tahun Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant. Kondom bisa Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi (sterlilisasi) dapat merupakan pilihan kedua. dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan dengan spiral, kondom, maupun pil dalam arti mencegah.

Beberapa Metode Kontasepsi Baru Dengan adanya metode kontrasepsi yang baru, berarti pula memberikan lebih banyak pilihan, dapat membantu mengatasi beberapa kendala pemakaian kontrasepsi. Meskipun demikian, pengembangan kontrasepsi baru untuk menambah yang sudah ada sangat terasa kurang membawa perubahan yang positif dan inovatif. Beberapa metode yang sedang diuji klinik antara lain: 1. Cincin kontrasepsi Cincin ini dimasukkan ke dalam vagina, bentuknya seperti kue donat, dan mengandung steroid, yaitu progestin atau progestin ditambah estrogen, yang dilepas ke dalam aliran

darah. Cincin kontrasepsi mengandung dosis hormon yang lebih rendah dibanding dengan kontrasepsi oral. Wanita dapat memasukkan dan mengeluarkan cincin ini sendiri. 2. Vaksin antifertilitas reversible Vaksin ini menyebabkan antibodi berinteraksi dengan human chrrionic gonadotropin (HCG), suatu hormon yang memelihara kehamilan. Tanpa HCG, lapisan uterus lepas dengan membawa telur yang sudah dibuahi sehingga terjadi menstruasi. 3. Norplant II Norplant II memiliki kelebihan dibanding dengan norplant yang ada sekarang, karena norplant II hanya memerlukan dua implantasi subdermal. Dengan demikian, lebih mudah memasukkan dan mengeluarkannya. 4. Suntikan Kontrasepsi ini menggunakan mikrosfero atau mikrokapsul. Injeksi terbuat dari satu atau lebih hormon di dalam kapsul yang dapat dibiodegrasi, yang melepaskan hormon dan menghambat ovulasi. Satu suntikan dapat melindungi satu, tiga, atau enam bulan, tergantung dari jenis komposisi kimianya. 5. Implantasi Transdermal Implantasi transdermal menyebabkan pelepasan kontrasepsi steroid yang lambat dan teratur ke aliran darah melalui kulit. Wanita dapat menempatkan implant tersebut pada tubuh dan melepaskannya sesuai keinginan. Pada salah satu jenis implantasi transdermal, seorang wanita menggunakan tiga implantasi selama tiga minggu. Setiap implantasi efektif selama tujuh hari. Pada minggu berikutnya, digunakan implantasi plasebo sehingga terjadi menstruasi. 6. IUD bentuk T baru IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenore.

Anda mungkin juga menyukai