Anda di halaman 1dari 23

I.

PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat dan merasakan perubahan


energi. Ada perubahan dari energi kimia menjadi mekanik, energi mekanik
menjadi listrik dan energi mekanik menjadi energi panas. Contoh dari perubahan
energi adalah pada saat kita menggosok-gosokkan tangan kita, akan terasa hangat.
Hal tersebut berdasarkan hukum di ilmu fisika yaitu hukum kekekalan energi.
Hukumj tersebut berbunyi energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi
dapat diubah dari satu energi ke energi lain. Selain hukum kekekalan energi, azas
pertukaran kalor atau azas black juga berpengaruh pada percobaan kali ini.
1.2.IDENTIFIKASI MASALAH
Perpindahan kalor antara kalor berbeban dan benang akan menimbulkan panas
akibat gesekan dengan benang nylon melalui pesawat schurholtz akibat azas black
dan konsep pertukaran energi.
1.3.TUJUAN
Mempelajari konsep pertukaran energi
Menentukan tara mekanik panas
Menghitung banyaknya panas yang diserap pita nylon
II.

TEORI DASAR

HUKUM KEKEKALAN ENERGI


Sebuah gaya dimana kerja yang dilakukan tidak bergantung pada lintasan
tetapi hanya pada posisi awal dan akhir disebut dengan gaya konservatif, salah
satunya yaitu gaya elastis dari sebuah pegas. Sedangkan gaya yang bergantung
pada lintasan disebut gaya non-konservatif, misalnya gaya gesekan.
Berdasarkan prinsip kerja energi, misalkan beberapa gaya bekerja pada
sebuah benda, maka:
W1 + W2 +...+ Wn = K
Jika usaha total yang dilakukan benda oleh gaya-gaya konservatif adalah
Wc, usaha yang dilakukan oleh gesekan adalah Wf dan usaha total yang

dilakukan oleh gaya-gaya non-konservatif selain gesekan adalah Wnc, maka


persamaan diatas dapat kita tulis:
Wc + Wf + Wnc = K
Telah kita lihat bahwa masing-masing gaya konservatif dapat dikaitkan
dengan energi potensial dan gaya gesekan dikaitkan dengan energi dalam, yaitu;
Wc = - P
Wf = -U
Jika disubtitusi, diperoleh:
Wnc = K + P + U
Sekarang apapun Wnc, selalu dapat dibentuk macam tenaga baru yang lain,
yang bersesuaian dengan energi ini. Dengan demikian Wnc dapat dinyatakan
dengan suatu perubahan lain pada ruas kanan persamaan, sehingga teorema usahaenergi selalu dapat dituliskan sebagai:
0 = K + P + U + (perubahan energi bentuk lain)
Dengan demikian dapat kita simpulkan suatu pernyataan yang disebut Hukum
Kekekalan Energi :
Energi total tidak dapat berkurang dan juga bertambah pada proses apapun.
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya, dan dipindahkan dari satu
benda ke benda lain, tetapi jmlah totalnya tetap konstan.

KALOR
Kalor merupakan energi yang ditransfer dari satu benda ke benda lainnya
karena adanya perbedaan temperature. Ketika dua buah benda yang suhunya
berbeda disentuhkan satu sama lain, akhirnya kedua benda tersebut akan mencapai
suhu yang sama. Dalam keadaan suhu yang sama ini, dikatakan bahwa keduanya

berada dalam kesetimbangan thermal. Satuan yang umum digunakan untuk kalor
adalah kilokalori (kkal) yang didefinisikan sebagi kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkn temperatur 1 kg air sebesar 10C. Namun dalam satuan SI, satuan untuk
kalor sebagaimana untuk bentuk energi lain, adalah Joule.
Joseph Black merupakan orang pertama yang menyadari bahwa kenaikkan
suhu suatu benda dapat digunakan untuk menentukan banyaknya kalor yang
diserap oleh benda. Jika sejumlah kalor Q menghasilkan perubahan suhu benda
sebesar T, Kapasitas kalor C didefinisikan sebagai:
C

Q
T

Dalam satuan SI, satuan kapasitas kalor adalah J/K.


Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan suhu T
ternyata sebanding dengan massa benda m dan perubahan suhunya. Di samping
itu, banyaknya kalor juga tergantung pada jenis benda.
Q m.c.T

Dimana besaran c disebut kalor jenis benda. Kalor jenis benda merupakan
karakteristik thermal suatu benda.
c

C
m

Tampak bahwa kalor jenis sama dengan kapasitas kalor per satuan massa,
sehingga satuan SI nya adalah J/Kg.K.
Joseph Black dengan percobaan kalorimeter-nya menemukan bahwa
banyknya kalor yang diserap benda yang dingin Q1 sama dengan banyaknya kalor
yang dilepas oleh benda yang panas Q2.
Qlepas = Qterima

Persamaan ini dikenal dengan Asas Black atau hukum kekekalan energi kalor
yang menyatakan bahwa kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepaskan.

TARA MEKANIK-KALOR
Berdasarkan

pengamatan

Thompson

menyimpulkan

bahwa

kalor

dihasilkan oleh usaha yang dilakukan oleh kerja mekanis (misalnya gesekan).
Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menikkan suhu air sebesar 10C. Menindaklanjuti apa yang telah disimpulkan oleh
Thompson, James Prescot Joule melakukan percobaan untuk menghitung jumlah
energi mekanik yang ekivalen dengan kalor sebanyak 1 kalori. Berdasarkan teori
bahwa energi potensial yang hilang sama dengan energi kalor yang muncul,
diperoleh nilai tara mekanik kalor, yaitu ekivalensi energi mekanik dengan energi
kalor.
1 kalori = 4,184 joule
Untuk menunjukkan terjadinya fenomena pertukaran energi, dalam
percobaan ini digunakan pesawat schurholtz. Pesawat Schurholtz didasarkan pada
asas Black yang menyatakan bahwa kalor yang diberikan akan sama dengan kalor
yang diterima jika sistem tersebut dalam kondisi adiabatik prinsip kerja alat ini
adalah merubah energi mekanik hasil perputaran menjadi energi kalor yang
ditimbulkan oleh efek gesekan selama terjadinya perputaran.
Model untuk pesawat Schurholtz seperti pada gambar dibawah :

Katrol, pada engkolnya


diisi termometer,

beban

Dari gambar di atas kita dapat melihat bahwa pada lilitan pita tembaga
yang diberi beban diperoleh usaha sebesar :
W F .s
m.g . .D.n

Karena satuan usaha dinyatakan dalam joule (J) untuk energi mekanik, dan
kalori (kal) untuk energi panas, maka diperlukan penyetara antara kedua besaran
energi tersebut yaitu tara mekanik kalor e (kal/J), sehingga untuk energi panas
yang dilepaskan menjadi :
Q e.W
e.m.g . .D.n

kalor yang diterima oleh air :


Q1 ma .ca .T

kalor yang diterima oleh pita tembaga dan kalori meter :


Q2 mkal .ct .T

Menurut asas black kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima sehingga
Q Q1 Q2
e.m.g. .D.n ma .ca .T mkal .ct .T

: e.m.g. .D.n ma .ca mkal .ct .T


e

ma .ca mkal .ct .T


m.g. .D.n

Jadi tara antara energi mekanik dan energi panas dapat diketahui dengan
persamaan :

m c m
a a

Dimana :
W = usaha (joule)
F = gaya (newton)
s

= jarak (meter)

mkal ct T

nM gDkal

= tara mekanik panas (kal/j)

ma = massa air (kg)


ca = kalor jenis air (kal/kg.C)
mkal

massa kalorimeter tembaga (kg)

T = perbedaan waktu selama n putaran (sekon)


n

= banyak putaran

M = massa beban (kg)


g

= percepatan grafitasi (m/s)

D = diameter kalori tembaga (m)


Karena adanya perputaran pada pesawat tersebut maka pita nilon akan
memberikan gesekan pada kalorimeter yang dipasang sehingga akan timbul kalor
pada kalorimeter tersebut yang diakibatkan gesekan tadi.
Oleh karena aksi = reaksi, maka dinding kalorimeter itu bekerja gaya yang
jumlahnya sama dengan berat beban G. Usaha yang dilakukan untuk satu putaran
sama dengan hasil kali berat G dengan keliling kalorimeter itu. Usaha mekanik ini
berubah menjadi panas yang akan menaikkan temperatur pita dan kalorimeter.

III.
PERCOBAAN
3.1.ALAT DAN BAHAN
1. Pesawat Schurholtz
Terdiri dari bagian-bagian utama: beban, engkol pemutar, pita nilon,
calorimeter, dan pegas pengait.
2. Thermometer
Alat yang digunakan untuk mengukur temperature atau suhu.
3. Neraca Timbangan
Alat yang digunakan untuk menimbang berat calorimeter.
4. Gelas ukur 100 ml
Gunanya untuk mengukur volume air yang akan dimasukkan kedalam
calorimeter.
3.2.METODE PERCOBAAN
a) Menimbang kalori meter tembaga dalam keadaan kering

b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)

Mengukur diameter luar kalori meter


Memasukan air ke kalori meter sebanyak 20 m
Menimbang kembali kalorimeter setelah dimasukan air ke dalamnya
Memasang kalori meter pada engkol yang tersedia
Memasang pita nilon pada pegas yang telah dikaitkan, lilitkan pita tersebut
2 lilitan
Memasang beban 5 kg pada ujung pita tembaga bagian bawah
Memasukkan ujung probe termometer kedalam calorimeter
Mencatat suhu pada keadaan awal
Memutar kalorimeter dengan perioda yang konstan. Mengusahakan sistem
tersebut selalu mendekati adiabatic
Mencatat kenaikan suhu setiap 20 (dua puluh) putaran hingga 500 putaran
Melakukan percobaan 3 s/d 11 untuk volume air 40 ml dan 60 ml
Catatan:

Setiap melakukan pengukuran harus disertai dengan ketelitian


alat ukurnya
Pengukuran dilakukan beberapa kali (dalam hal ini minimal
lima kali)

IV.
TABEL DATA
4.1. 2 LILITAN

No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260

Alumunium Tinggi
(0c)
21,3
22,1
22,4
22,8
23,2
23,6
23,8
24,2
24,5
24,7
25,1
25,4
25,6
26

Suhu kalorimeter
Alumunium Pendek
(0c)
19,1
19,5
19,6
19,8
20
20,4
20,7
21,1
21,5
21,9
22,3
22,7
23,2
23,6

Tembaga
(0c)
25,1
25,2
25,6
25,9
26
26,2
26,6
26,9
27,3
27,7
28
28,4
28,8
29,2

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

280
300
320
340
360
380
400
420
440
460
480
500

26,3
26,6
26,9
27,2
27,5
27,7
28,1
28,3
28,6
28,9
29,2
29,4

24
24,5
24,9
25,4
25,9
26,3
26,7
27,1
27,5
28
28,3
28,7

29,6
30
30,3
30,7
31,1
31,4
31,8
32,1
32,5
32,9
33,2
33,5

Alumunium Tinggi
(0c)
21,3
25,5
25,6
25,9
26,1
26,3
26,7
27
27,2
27,5
27,8
28
28,4
28,6
28,9
29,1
29,4
29,6
29,9
30,2
30,4
30,6
30,9

Suhu kalorimeter
Alumunium Pendek
(0c)
19,1
25,6
25,6
25,7
25,8
26,1
26,3
26,6
26,9
27,2
27,6
27,9
28,1
28,4
28,7
29,1
29,5
29,8
30,1
30,5
30,9
31,2
31,5

Tembaga
(0c)
25,1
24,8
25
25,3
25,6
26
26,5
26,9
27,3
27,8
28,2
28,7
29,1
29,5
30
30,4
30,8
31,2
31,6
32,1
32,5
32,9
33,3

4.2. 3 LILITAN

No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400
420
440

24
25
26

460
480
500

31,2
31,4
31,6

31,8
32,1
32,5

V.

PERHITUNGAN DAN ANALISA

33,6
34,1
34,5

Untuk menghitung tara mekanik panas, digunakan persamaan :


e

(m a c a + m k c k ) T
n M g Dkal

Dengan = 3,14 , g = 9,8 m/s2 , dan M = 5 kg


Untuk mencari nilai terbaik digunakan persamaan :

Untuk mencari KSR digunakan persamaan :

KSR

erumus eliteratur
100%
eliteratur

Dengan eliteratur = 0,24


5.1.2 LILITAN
5.1.1. ALUMUNIUM TINGGI
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

n
20
40
60
80
100
120
140
160
180

T (C)
0,8
1,1
1,5
1,9
2,3
2,5
2,9
3,2
3,4

m al pjg rata2
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667

c al
pjg(kal/kgC)
215
215
215
215
215
215
215
215
215

Tara
Mekanik (e)
0,278377626
0,191384618
0,173986016
0,165286716
0,160067135
0,144988347
0,144159842
0,139188813
0,131456101

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400
420
440
460
480
500

3,8
4,1
4,3
4,7
5
5,3
5,6
5,9
6,2
6,4
6,8
7
7,3
7,6
7,9
8,1

0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667

215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
NILAI
TERBAIK
SESATAN

KSR
KP

0,132229372
0,129698667
0,124689978
0,125805273
0,124275726
0,122950118
0,121790211
0,120766764
0,119857034
0,117211632
0,118310491
0,115990678
0,115463447
0,114982063
0,114540794
0,112742939
0,138408016
0,035631931

42,32999327
57,67000673

5.1.2. ALUMUNIUM RENDAH


No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260

T(C)
0,1
0,2
0,4
0,6
1
1,3
1,7
2,1
2,5
2,9
3,3
3,8
4,2

m al pdk
c al
rata
pdk(kal/kgC)
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215

Tara
Mekanik (e)
0,017290662
0,017290662
0,023054216
0,025935993
0,034581324
0,037463101
0,041991608
0,045387988
0,048029617
0,05014292
0,051871986
0,054753763
0,055862139

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

280
300
320
340
360
380
400
420
440
460
480
500

4,6
5,1
5,5
6
6,5
6,9
7,3
7,7
8,1
8,6
8,9
9,3

0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667

215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
NILAI
TERBAIK
SESATAN

KSR
KP

0,056812175
0,058788251
0,059436651
0,061025866
0,062438502
0,062792404
0,063110916
0,063399094
0,063661074
0,06465204
0,064119538
0,064321263
0,04992855
0,015544734

79,1964375
20,8035625

5.1.3. TEMBAGA
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

n
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320

T(C)
0,1
0,5
0,8
0,9
1,1
1,5
1,8
2,2
2,6
2,9
3,3
3,7
4,1
4,5
4,9
5,2

m tbg
c
rata(Kg)
tbg(kal/kgC)
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92

Tara
Mekanik (e)
0,030181887
0,075454718
0,080485033
0,067909247
0,066400152
0,075454718
0,077610567
0,08300019
0,087192119
0,087527473
0,090545662
0,093060819
0,095189029
0,097013209
0,098594165
0,098091134

17
18
19
20
21
22
23
24
25

340
360
380
400
420
440
460
480
500

5,6
6
6,3
6,7
7
7,4
7,8
8,1
8,4

0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667

92
92
92
92
92
92
92
92
92
NILAI
TERBAIK
SESATAN

KSR
KP

0,099422688
0,100606291
0,100076784
0,101109323
0,100606291
0,101520894
0,102355966
0,10186387
0,101411141
0,088507335
0,016605496

63,1219438
36,8780562

5.2. 3 LILITAN
5.2.1. ALUMUNIUM TINGGI

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

n
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360

T (C)
0,1
0,2
0,5
0,7
0,9
1,3
1,6
1,8
2,1
2,4
2,6
3
3,2
3,5
3,7
4
4,2
4,5

m al pjg rata2
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667

c al
pjg(kal/kgC)
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215

Tara
Mekanik (e)
0,022734173
0,022734173
0,037890288
0,039784802
0,040921511
0,049257374
0,051963824
0,051151889
0,053046403
0,054562015
0,053735318
0,056835432
0,055961041
0,056835432
0,056077626
0,056835432
0,05616678
0,056835432

19
20
21
22
23
24
25

380
400
420
440
460
480
500

4,8
5
5,2
5,5
5,8
6
6,2

0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667

215
215
215
215
215
215
215
NILAI
TERBAIK
SESATAN

KSR
KP

0,0574337
0,056835432
0,056294142
0,056835432
0,057329653
0,056835432
0,056380749
0,050850939
0,01016288

78,81210859
21,18789141

5.2.2. ALUMUNIUM RENDAH

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

n
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380

T(C)
0,4
0,4
0,5
0,6
0,9
1,1
1,4
1,7
2
2,4
2,7
2,9
3,2
3,5
3,9
4,3
4,6
4,9
5,3

m al pdk
rata
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667

c al
pdk(kal/kgC)
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215

Tara
Mekanik (e)
0,045186263
0,022593132
0,01882761
0,016944849
0,020333818
0,020710371
0,022593132
0,024005202
0,02510348
0,027111758
0,027727934
0,027300034
0,027806931
0,028241415
0,029371071
0,030359521
0,030567178
0,030751763
0,031511473

20
21
22
23
24
25

400
420
440
460
480
500

KSR
KP

5,7
6
6,3
6,6
6,9
7,3

0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667

215
215
215
215
215
215

0,032195213
0,032275902
0,032349257
0,032416232
0,032477627
0,032985972

88,30421439
11,69578561

5.2.3. TEMBAGA

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

n
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400
420
440
460

T(C)
0,1
0,3
0,6
0,9
1,3
1,8
2,2
2,6
3,1
3,5
4
4,4
4,8
5,3
5,7
6,1
6,5
6,9
7,4
7,8
8,2
8,6
8,9

m tbg
rata(Kg)
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667

c
tbg(kal/kgC)

Tara
Mekanik (e)

92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92

0,020121258
0,030181887
0,040242516
0,045272831
0,052315271
0,060363775
0,06323824
0,065394089
0,069306556
0,070424404
0,073168212
0,073777947
0,074293877
0,076173335
0,076460781
0,076712297
0,076934223
0,07713149
0,078367006
0,078472907
0,078568723
0,078655828
0,077860521

24
25

480
500

9,4 0,908566667
9,8 0,908566667

92
92
NILAI
TERBAIK
SESATAN

KSR
KP

0,078808261
0,078875332
0,066844863
0,016544796

72,1479739
27,8520261

5.3. GRAFIK
Dari perumusan tara mekanik panas :
e.M .g. .Dkal .n

ma .ca mkal .ct T

Dengan metoda kuadrat terkecil atau least square maka persamaan di atas
dirubah menjadi :

e.M .g . .Dkal
n
ma .ca mkal .ct

Y = at X + bt
T = at n + bt
T sebagai Y dan n sebagai X
dengan menggunakan rumus :

at

N (Ti .ni ) Ti ni
N ni ( ni ) 2
2

T n n (n .T )

N n ( n )
2

bt

Setelah mendapat harga at dan bt, maka kita dapat menentukan egrafik dengan
menggunakan rumus :

e grafik

at ma .c a mkal .ct
M .g . .Dkal

5.3.1. 2 LILITAN
5.3.1.1.ALUMUNIUM TINGGI

kenaikan suhu(0c)

alumunium tinggi
alumunium tinggi

9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

Linear (alumunium
tinggi)
y = 0.0152x + 0.682
0

200

400

600

PUTARAN (n)

at = 0,0152
sehingga

e grafik

0,0152 0,4397 215


=0,21153 kal/joule
5(3,14 )9,8.0,0415

5.3.1.2.ALUMUNIUM PENDEK

alumunium pendek
10

KENAIKAN SUHU

8
6
alumunium pendek

4
2

Linear (alumunium
pendek)

0
-2

200

400

600

y = 0.0204x - 0.962

PUTARAN (n)

at = 0,0204
sehingga

e grafik

0,0204 0,2187 215


=0,1410 kal/joule
5(3,14 )9,8.0,0442

5.3.1.3.TEMBAGA

KENAIKAN SUHU

tembaga
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-1 0

at = 0,0179

tembaga
Linear (tembaga)
y = 0.0179x - 0.506
200
400
PUTARAN (n)

600

sehingga

e grafik

0,0179 (0,9086 )92


=0,2205 kal/joule
5(3,14 )9,8.0,0441

5.3.2. 3 LILITAN
5.3.2.1.ALUMUNIUM TINGGI

Alumunium Tinggi
7

KENAIKAN SUHU

6
5
4

Alumunium Tinggi

3
Linear (Alumunium
Tinggi)

2
1

y = 0.0132x - 0.269

0
-1

200
400
PUTARAN (n)

at = 0,0132
sehingga

e grafik

0,0132 0,4397 215


=0,1837 kal/joule
5(3,14 )9,8.0,0415

5.3.2.2.ALUMUNIUM PENDEK

600

alumunium pendek
8

KENAIKAN SUHU

7
6
5
alumunium pendek

4
3

Linear (alumunium
pendek)
y = 0.0153x - 0.561

2
1
0
-1 0

100

200

300
400
PUTARAN (n)

500

600

at = 0,0204
sehingga

e grafik

0,0153 0,2187 215


=0,105 kal/joule
5(3,14 )9,8.0,0442

5.3.2.3.TEMBAGA

Tembaga
12

KENAIKAN SUHU

10
8
6

Tembaga

Linear (Tembaga)

2
y = 0.0209x - 0.636

0
-2

at = 0,0209
sehingga

100

200

300
400
PUTARAN (n)

500

600

e grafik

0,0209 (0,9086 )92


=0,2574 kal/joule
5(3,14 )9,8.0,0441

5.4.KALOR YANG DISERAP OLEH NILON


Untuk menghitung banyaknya kalor yang di serap oleh pita nilon digunakan
rumus:
Q (4,8 M g Dkal ) ma C a mkal C kal T

5.4.1. 2 LILITAN
n
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400
420
440
460
480
500

ALUMINIUM PANJANG ALUMINIUM PENDEK


Q (kal)
Q (kal)
-42,36842667
28,60563667
-70,73337667
23,90215333
-108,55331
14,49518667
-146,3732433
5,08822
-184,1931767
-13,72571333
-203,1031433
-27,83616333
-240,9230767
-46,65009667
-269,2880267
-65,46403
-288,1979933
-84,27796333
-326,0179267
-103,0918967
-354,3828767
-121,90583
-373,2928433
-145,4232467
-411,1127767
-164,23718
-439,4777267
-183,0511133
-467,8426767
-206,56853
-496,2076267
-225,3824633
-524,5725767
-248,89988
-552,9375267
-272,4172967
-571,8474933
-291,23123
-609,6674267
-310,0451633
-628,5773933
-328,8590967
-656,9423433
-347,67303
-685,3072933
-371,1904467
-713,6722433
-385,3008967
-732,58221
-404,11483

5.4.2. 3 LILITAN

TEMBAGA
Q (kal)
24,87494667
-8,560306667
-33,63674667
-41,99556
-58,71318667
-92,14844
-117,22488
-150,6601333
-184,0953867
-209,1718267
-242,60708
-276,0423333
-309,4775867
-342,91284
-376,3480933
-401,4245333
-434,8597867
-468,29504
-493,37148
-526,8067333
-551,8831733
-585,3184267
-618,75368
-643,83012
-668,90656

n
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400
420
440
460
480
500

ALUMINIUM PANJANG ALUMINIUM PENDEK


Q (kal)
Q (kal)
23,81645667
14,49518667
14,36147333
14,49518667
-14,00347667
9,791703333
-32,91344333
5,08822
-51,82341
-9,02223
-89,64334333
-18,42919667
-118,0082933
-32,53964667
-136,91826
-46,65009667
-165,28321
-60,76054667
-193,64816
-79,57448
-212,5581267
-93,68493
-250,37806
-103,0918967
-269,2880267
-117,2023467
-297,6529767
-131,3127967
-316,5629433
-150,12673
-344,9278933
-168,9406633
-363,83786
-183,0511133
-392,20281
-197,1615633
-420,56776
-215,9754967
-439,4777267
-234,78943
-458,3876933
-248,89988
-486,7526433
-263,01033
-515,1175933
-277,12078
-534,02756
-291,23123
-552,9375267
-310,0451633

TEMBAGA
Q (kal)
24,87494667
8,15732
-16,91912
-41,99556
-75,43081333
-117,22488
-150,6601333
-184,0953867
-225,8894533
-259,3247067
-301,1187733
-334,5540267
-367,98928
-409,7833467
-443,2186
-476,6538533
-510,0891067
-543,52436
-585,3184267
-618,75368
-652,1889333
-685,6241867
-710,7006267
-752,4946933
-785,9299467

5.5. ANALISA DATA


Pada percobaan kali ini, didapat bahwa nilai dari tara mekanik panas
berbeda-beda pada tiap percobaan tergantung bahan kalorimeter dan juga jumlah
lilitannya. Untuk percobaan dengan kalorimeter alumunium tinggi 2 lilitan
didapat tara mekanik sebesar 0,1384 sedangkan 3 lilitan sebesar 0,050. Untuk
kalorimeter alumunium pendek didapat tara sebesar 0,028 untuk 3 lilitan dan
0,049 untuk 2 lilitan. Untuk kalorimeter tembaga didapat tara sebesar 0,085
untuk 2 lilitan dan 0,066 untuk 3 lilitan.
Dengan nilai tara yang sebesar itu nilainya cukup jauh dari nilai tara literatur
sebesar 0,24. Sehingga nilai KSR nya cukup besar juga. Nilai KSR nya
bervariasi antara 48 % sampai 88 %. Hal tersebut kemungkinan akibat kurang

konstannya praktikan dalam memutar engkol pada pesawat schurholtz sehingga


berpengaruh juga pada nilai tara mekanik panas. Kemungkinan lainnya adalah
terjadinya gesekan antara kalorimeter dengan kawat dari termometer digital.
Sehingga berpengaruh pada suhu yang diukur dari kalorimeter.
Dari grafik antara banyaknya putaran dengan tara mekanik panas, didapat
bahwa semakin banyak putaran yang kita lakukan maka akan semakin besar juga
kenaikan suhu dari kalorimeter. Grafik yang didapat semuanya berbentuk
hampir linear yang berarti antara kenaikan suhu dan banyaknya putaran
memiliki hubungan yang linear dan berbanding lurus.
Nilai tara mekanik panas dari grafik terlihat lebih mendekati dengan nilai
tara mekanik panas literatur dibandingkan dengan nilai tara mekanik panas dari
hasil perhitungan.

VI.

KESIMPULAN

Dari praktikum kali ini dapat kita simpulkan bahwa memang energi itu
dapat kita ubah dari suatu bentuk ke bentuk lain atau dalam praktikum kali ini
adalah dari energi mekanik menjadi energi panas antara benang nilon dengan
kalorimeter. Sehingga dalam hal ini semakin banyak kita putaran dari pesawat
schurholtz semakin besar kenaikan suhunya. Grafik antara kenaikan suhu dan
banyaknya putaran berbentuk linear.
Tara mekanik panas dari nilon dan kalorimeter dapat ditentukan dengan
menggunakan hubungan antara hukum kekekalan energi dan juga azas black.
Dengan adanya tara mekanik panas, usaha dapat dimasukkan dalam persamaan
yang ada di azas black.
Besarnya kalor yang diserap oleh nilon berbeda-beda tergantung
banyaknya lilitan dan juga bahan kalorimeter yang dipakai karena tiap bahan
memiliki kalor jenis yang berbeda-beda pula. Semakin banyak lilitannya semakin
besar kalor yang diserap. Semakin besar kalor jenis dari bahan tersebut makin
banyak kalor yang diserap nilon tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Giancoli. Fisika Jilid 1. Penerbit: Erlangga, 1998
Nainggolan S. Werlin. Thermodinamika. Penerbit: CV Armico, Bandung. 1987

Anda mungkin juga menyukai