PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
TEORI DASAR
KALOR
Kalor merupakan energi yang ditransfer dari satu benda ke benda lainnya
karena adanya perbedaan temperature. Ketika dua buah benda yang suhunya
berbeda disentuhkan satu sama lain, akhirnya kedua benda tersebut akan mencapai
suhu yang sama. Dalam keadaan suhu yang sama ini, dikatakan bahwa keduanya
berada dalam kesetimbangan thermal. Satuan yang umum digunakan untuk kalor
adalah kilokalori (kkal) yang didefinisikan sebagi kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkn temperatur 1 kg air sebesar 10C. Namun dalam satuan SI, satuan untuk
kalor sebagaimana untuk bentuk energi lain, adalah Joule.
Joseph Black merupakan orang pertama yang menyadari bahwa kenaikkan
suhu suatu benda dapat digunakan untuk menentukan banyaknya kalor yang
diserap oleh benda. Jika sejumlah kalor Q menghasilkan perubahan suhu benda
sebesar T, Kapasitas kalor C didefinisikan sebagai:
C
Q
T
Dimana besaran c disebut kalor jenis benda. Kalor jenis benda merupakan
karakteristik thermal suatu benda.
c
C
m
Tampak bahwa kalor jenis sama dengan kapasitas kalor per satuan massa,
sehingga satuan SI nya adalah J/Kg.K.
Joseph Black dengan percobaan kalorimeter-nya menemukan bahwa
banyknya kalor yang diserap benda yang dingin Q1 sama dengan banyaknya kalor
yang dilepas oleh benda yang panas Q2.
Qlepas = Qterima
Persamaan ini dikenal dengan Asas Black atau hukum kekekalan energi kalor
yang menyatakan bahwa kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepaskan.
TARA MEKANIK-KALOR
Berdasarkan
pengamatan
Thompson
menyimpulkan
bahwa
kalor
dihasilkan oleh usaha yang dilakukan oleh kerja mekanis (misalnya gesekan).
Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menikkan suhu air sebesar 10C. Menindaklanjuti apa yang telah disimpulkan oleh
Thompson, James Prescot Joule melakukan percobaan untuk menghitung jumlah
energi mekanik yang ekivalen dengan kalor sebanyak 1 kalori. Berdasarkan teori
bahwa energi potensial yang hilang sama dengan energi kalor yang muncul,
diperoleh nilai tara mekanik kalor, yaitu ekivalensi energi mekanik dengan energi
kalor.
1 kalori = 4,184 joule
Untuk menunjukkan terjadinya fenomena pertukaran energi, dalam
percobaan ini digunakan pesawat schurholtz. Pesawat Schurholtz didasarkan pada
asas Black yang menyatakan bahwa kalor yang diberikan akan sama dengan kalor
yang diterima jika sistem tersebut dalam kondisi adiabatik prinsip kerja alat ini
adalah merubah energi mekanik hasil perputaran menjadi energi kalor yang
ditimbulkan oleh efek gesekan selama terjadinya perputaran.
Model untuk pesawat Schurholtz seperti pada gambar dibawah :
beban
Dari gambar di atas kita dapat melihat bahwa pada lilitan pita tembaga
yang diberi beban diperoleh usaha sebesar :
W F .s
m.g . .D.n
Karena satuan usaha dinyatakan dalam joule (J) untuk energi mekanik, dan
kalori (kal) untuk energi panas, maka diperlukan penyetara antara kedua besaran
energi tersebut yaitu tara mekanik kalor e (kal/J), sehingga untuk energi panas
yang dilepaskan menjadi :
Q e.W
e.m.g . .D.n
Menurut asas black kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima sehingga
Q Q1 Q2
e.m.g. .D.n ma .ca .T mkal .ct .T
Jadi tara antara energi mekanik dan energi panas dapat diketahui dengan
persamaan :
m c m
a a
Dimana :
W = usaha (joule)
F = gaya (newton)
s
= jarak (meter)
mkal ct T
nM gDkal
= banyak putaran
III.
PERCOBAAN
3.1.ALAT DAN BAHAN
1. Pesawat Schurholtz
Terdiri dari bagian-bagian utama: beban, engkol pemutar, pita nilon,
calorimeter, dan pegas pengait.
2. Thermometer
Alat yang digunakan untuk mengukur temperature atau suhu.
3. Neraca Timbangan
Alat yang digunakan untuk menimbang berat calorimeter.
4. Gelas ukur 100 ml
Gunanya untuk mengukur volume air yang akan dimasukkan kedalam
calorimeter.
3.2.METODE PERCOBAAN
a) Menimbang kalori meter tembaga dalam keadaan kering
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
IV.
TABEL DATA
4.1. 2 LILITAN
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
Alumunium Tinggi
(0c)
21,3
22,1
22,4
22,8
23,2
23,6
23,8
24,2
24,5
24,7
25,1
25,4
25,6
26
Suhu kalorimeter
Alumunium Pendek
(0c)
19,1
19,5
19,6
19,8
20
20,4
20,7
21,1
21,5
21,9
22,3
22,7
23,2
23,6
Tembaga
(0c)
25,1
25,2
25,6
25,9
26
26,2
26,6
26,9
27,3
27,7
28
28,4
28,8
29,2
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
280
300
320
340
360
380
400
420
440
460
480
500
26,3
26,6
26,9
27,2
27,5
27,7
28,1
28,3
28,6
28,9
29,2
29,4
24
24,5
24,9
25,4
25,9
26,3
26,7
27,1
27,5
28
28,3
28,7
29,6
30
30,3
30,7
31,1
31,4
31,8
32,1
32,5
32,9
33,2
33,5
Alumunium Tinggi
(0c)
21,3
25,5
25,6
25,9
26,1
26,3
26,7
27
27,2
27,5
27,8
28
28,4
28,6
28,9
29,1
29,4
29,6
29,9
30,2
30,4
30,6
30,9
Suhu kalorimeter
Alumunium Pendek
(0c)
19,1
25,6
25,6
25,7
25,8
26,1
26,3
26,6
26,9
27,2
27,6
27,9
28,1
28,4
28,7
29,1
29,5
29,8
30,1
30,5
30,9
31,2
31,5
Tembaga
(0c)
25,1
24,8
25
25,3
25,6
26
26,5
26,9
27,3
27,8
28,2
28,7
29,1
29,5
30
30,4
30,8
31,2
31,6
32,1
32,5
32,9
33,3
4.2. 3 LILITAN
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400
420
440
24
25
26
460
480
500
31,2
31,4
31,6
31,8
32,1
32,5
V.
33,6
34,1
34,5
(m a c a + m k c k ) T
n M g Dkal
KSR
erumus eliteratur
100%
eliteratur
n
20
40
60
80
100
120
140
160
180
T (C)
0,8
1,1
1,5
1,9
2,3
2,5
2,9
3,2
3,4
m al pjg rata2
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
c al
pjg(kal/kgC)
215
215
215
215
215
215
215
215
215
Tara
Mekanik (e)
0,278377626
0,191384618
0,173986016
0,165286716
0,160067135
0,144988347
0,144159842
0,139188813
0,131456101
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400
420
440
460
480
500
3,8
4,1
4,3
4,7
5
5,3
5,6
5,9
6,2
6,4
6,8
7
7,3
7,6
7,9
8,1
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
NILAI
TERBAIK
SESATAN
KSR
KP
0,132229372
0,129698667
0,124689978
0,125805273
0,124275726
0,122950118
0,121790211
0,120766764
0,119857034
0,117211632
0,118310491
0,115990678
0,115463447
0,114982063
0,114540794
0,112742939
0,138408016
0,035631931
42,32999327
57,67000673
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
T(C)
0,1
0,2
0,4
0,6
1
1,3
1,7
2,1
2,5
2,9
3,3
3,8
4,2
m al pdk
c al
rata
pdk(kal/kgC)
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
0,218766667
215
Tara
Mekanik (e)
0,017290662
0,017290662
0,023054216
0,025935993
0,034581324
0,037463101
0,041991608
0,045387988
0,048029617
0,05014292
0,051871986
0,054753763
0,055862139
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
280
300
320
340
360
380
400
420
440
460
480
500
4,6
5,1
5,5
6
6,5
6,9
7,3
7,7
8,1
8,6
8,9
9,3
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
NILAI
TERBAIK
SESATAN
KSR
KP
0,056812175
0,058788251
0,059436651
0,061025866
0,062438502
0,062792404
0,063110916
0,063399094
0,063661074
0,06465204
0,064119538
0,064321263
0,04992855
0,015544734
79,1964375
20,8035625
5.1.3. TEMBAGA
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
n
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
T(C)
0,1
0,5
0,8
0,9
1,1
1,5
1,8
2,2
2,6
2,9
3,3
3,7
4,1
4,5
4,9
5,2
m tbg
c
rata(Kg)
tbg(kal/kgC)
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
0,908566667
92
Tara
Mekanik (e)
0,030181887
0,075454718
0,080485033
0,067909247
0,066400152
0,075454718
0,077610567
0,08300019
0,087192119
0,087527473
0,090545662
0,093060819
0,095189029
0,097013209
0,098594165
0,098091134
17
18
19
20
21
22
23
24
25
340
360
380
400
420
440
460
480
500
5,6
6
6,3
6,7
7
7,4
7,8
8,1
8,4
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
92
92
92
92
92
92
92
92
92
NILAI
TERBAIK
SESATAN
KSR
KP
0,099422688
0,100606291
0,100076784
0,101109323
0,100606291
0,101520894
0,102355966
0,10186387
0,101411141
0,088507335
0,016605496
63,1219438
36,8780562
5.2. 3 LILITAN
5.2.1. ALUMUNIUM TINGGI
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
n
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360
T (C)
0,1
0,2
0,5
0,7
0,9
1,3
1,6
1,8
2,1
2,4
2,6
3
3,2
3,5
3,7
4
4,2
4,5
m al pjg rata2
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
c al
pjg(kal/kgC)
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
Tara
Mekanik (e)
0,022734173
0,022734173
0,037890288
0,039784802
0,040921511
0,049257374
0,051963824
0,051151889
0,053046403
0,054562015
0,053735318
0,056835432
0,055961041
0,056835432
0,056077626
0,056835432
0,05616678
0,056835432
19
20
21
22
23
24
25
380
400
420
440
460
480
500
4,8
5
5,2
5,5
5,8
6
6,2
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
0,439766667
215
215
215
215
215
215
215
NILAI
TERBAIK
SESATAN
KSR
KP
0,0574337
0,056835432
0,056294142
0,056835432
0,057329653
0,056835432
0,056380749
0,050850939
0,01016288
78,81210859
21,18789141
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
n
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
T(C)
0,4
0,4
0,5
0,6
0,9
1,1
1,4
1,7
2
2,4
2,7
2,9
3,2
3,5
3,9
4,3
4,6
4,9
5,3
m al pdk
rata
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
c al
pdk(kal/kgC)
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
215
Tara
Mekanik (e)
0,045186263
0,022593132
0,01882761
0,016944849
0,020333818
0,020710371
0,022593132
0,024005202
0,02510348
0,027111758
0,027727934
0,027300034
0,027806931
0,028241415
0,029371071
0,030359521
0,030567178
0,030751763
0,031511473
20
21
22
23
24
25
400
420
440
460
480
500
KSR
KP
5,7
6
6,3
6,6
6,9
7,3
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
0,218766667
215
215
215
215
215
215
0,032195213
0,032275902
0,032349257
0,032416232
0,032477627
0,032985972
88,30421439
11,69578561
5.2.3. TEMBAGA
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
n
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400
420
440
460
T(C)
0,1
0,3
0,6
0,9
1,3
1,8
2,2
2,6
3,1
3,5
4
4,4
4,8
5,3
5,7
6,1
6,5
6,9
7,4
7,8
8,2
8,6
8,9
m tbg
rata(Kg)
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
0,908566667
c
tbg(kal/kgC)
Tara
Mekanik (e)
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
0,020121258
0,030181887
0,040242516
0,045272831
0,052315271
0,060363775
0,06323824
0,065394089
0,069306556
0,070424404
0,073168212
0,073777947
0,074293877
0,076173335
0,076460781
0,076712297
0,076934223
0,07713149
0,078367006
0,078472907
0,078568723
0,078655828
0,077860521
24
25
480
500
9,4 0,908566667
9,8 0,908566667
92
92
NILAI
TERBAIK
SESATAN
KSR
KP
0,078808261
0,078875332
0,066844863
0,016544796
72,1479739
27,8520261
5.3. GRAFIK
Dari perumusan tara mekanik panas :
e.M .g. .Dkal .n
Dengan metoda kuadrat terkecil atau least square maka persamaan di atas
dirubah menjadi :
e.M .g . .Dkal
n
ma .ca mkal .ct
Y = at X + bt
T = at n + bt
T sebagai Y dan n sebagai X
dengan menggunakan rumus :
at
N (Ti .ni ) Ti ni
N ni ( ni ) 2
2
T n n (n .T )
N n ( n )
2
bt
Setelah mendapat harga at dan bt, maka kita dapat menentukan egrafik dengan
menggunakan rumus :
e grafik
at ma .c a mkal .ct
M .g . .Dkal
5.3.1. 2 LILITAN
5.3.1.1.ALUMUNIUM TINGGI
kenaikan suhu(0c)
alumunium tinggi
alumunium tinggi
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Linear (alumunium
tinggi)
y = 0.0152x + 0.682
0
200
400
600
PUTARAN (n)
at = 0,0152
sehingga
e grafik
5.3.1.2.ALUMUNIUM PENDEK
alumunium pendek
10
KENAIKAN SUHU
8
6
alumunium pendek
4
2
Linear (alumunium
pendek)
0
-2
200
400
600
y = 0.0204x - 0.962
PUTARAN (n)
at = 0,0204
sehingga
e grafik
5.3.1.3.TEMBAGA
KENAIKAN SUHU
tembaga
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-1 0
at = 0,0179
tembaga
Linear (tembaga)
y = 0.0179x - 0.506
200
400
PUTARAN (n)
600
sehingga
e grafik
5.3.2. 3 LILITAN
5.3.2.1.ALUMUNIUM TINGGI
Alumunium Tinggi
7
KENAIKAN SUHU
6
5
4
Alumunium Tinggi
3
Linear (Alumunium
Tinggi)
2
1
y = 0.0132x - 0.269
0
-1
200
400
PUTARAN (n)
at = 0,0132
sehingga
e grafik
5.3.2.2.ALUMUNIUM PENDEK
600
alumunium pendek
8
KENAIKAN SUHU
7
6
5
alumunium pendek
4
3
Linear (alumunium
pendek)
y = 0.0153x - 0.561
2
1
0
-1 0
100
200
300
400
PUTARAN (n)
500
600
at = 0,0204
sehingga
e grafik
5.3.2.3.TEMBAGA
Tembaga
12
KENAIKAN SUHU
10
8
6
Tembaga
Linear (Tembaga)
2
y = 0.0209x - 0.636
0
-2
at = 0,0209
sehingga
100
200
300
400
PUTARAN (n)
500
600
e grafik
5.4.1. 2 LILITAN
n
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400
420
440
460
480
500
5.4.2. 3 LILITAN
TEMBAGA
Q (kal)
24,87494667
-8,560306667
-33,63674667
-41,99556
-58,71318667
-92,14844
-117,22488
-150,6601333
-184,0953867
-209,1718267
-242,60708
-276,0423333
-309,4775867
-342,91284
-376,3480933
-401,4245333
-434,8597867
-468,29504
-493,37148
-526,8067333
-551,8831733
-585,3184267
-618,75368
-643,83012
-668,90656
n
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400
420
440
460
480
500
TEMBAGA
Q (kal)
24,87494667
8,15732
-16,91912
-41,99556
-75,43081333
-117,22488
-150,6601333
-184,0953867
-225,8894533
-259,3247067
-301,1187733
-334,5540267
-367,98928
-409,7833467
-443,2186
-476,6538533
-510,0891067
-543,52436
-585,3184267
-618,75368
-652,1889333
-685,6241867
-710,7006267
-752,4946933
-785,9299467
VI.
KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini dapat kita simpulkan bahwa memang energi itu
dapat kita ubah dari suatu bentuk ke bentuk lain atau dalam praktikum kali ini
adalah dari energi mekanik menjadi energi panas antara benang nilon dengan
kalorimeter. Sehingga dalam hal ini semakin banyak kita putaran dari pesawat
schurholtz semakin besar kenaikan suhunya. Grafik antara kenaikan suhu dan
banyaknya putaran berbentuk linear.
Tara mekanik panas dari nilon dan kalorimeter dapat ditentukan dengan
menggunakan hubungan antara hukum kekekalan energi dan juga azas black.
Dengan adanya tara mekanik panas, usaha dapat dimasukkan dalam persamaan
yang ada di azas black.
Besarnya kalor yang diserap oleh nilon berbeda-beda tergantung
banyaknya lilitan dan juga bahan kalorimeter yang dipakai karena tiap bahan
memiliki kalor jenis yang berbeda-beda pula. Semakin banyak lilitannya semakin
besar kalor yang diserap. Semakin besar kalor jenis dari bahan tersebut makin
banyak kalor yang diserap nilon tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli. Fisika Jilid 1. Penerbit: Erlangga, 1998
Nainggolan S. Werlin. Thermodinamika. Penerbit: CV Armico, Bandung. 1987