Anda di halaman 1dari 8

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Limnologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari lingkungan perairan darat (misalnya danau, situ, waduk, danau, rawa dan lahan basah), terdiri atas kompoenen biotik dan abiotik, serta pengungkapan proses-proses interaksi diantara komponen-komponen itu (Hehanussa, 2001). Air merupakan pokok bagi kehidupan dan secara keseluruhan mendominasi komposisi kimia dari semua organisme. Terdapatnya dimana-mana dalam biota sebagai tumbuhan metabolisme biokimia dan mempunyai sifat kimia serta fisika yang unik. Perairan umum merupakan bagian permukaan bumi yang secara permanen berkala digenangi air, baik air tawar, payau, atau laut yang dihitung dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami maupun buatan (Dinas Perikanan Tingkat 1 Propinsi Riau, 1997). Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai, saluran, mata air) persatuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk). Ada beberapa cara mengukur debit air yaitu dengan Emboys Float Method dan metode Weir yang menggunakan papan bercelah. Pemilihan lokasi debit air mempunyai beberapa syarat antara lain di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, aliran tidak melimpah melewati tebing sungai. (Sihotang, Asmika dan Efawani, 2009) 1.2. Tujuan dan Manfaat Tujuan diadakannya praktikum Pengukuran Debit Air ini adalah untuk mengukur debit air (jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu persatuan waktu) dengan Emboys Float Method dan metode Weir. Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu setiap mahasiswa mengerti dan mengetahui caracara mengukur debit air (jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu persatuan waktu) dengan Emboys Float Method dan metode Weir.

II. TINJAUAN PUSTAKA Perairan umum merupakan bagian permukaan bumi yang secara permanen berkala digenangi air, baik air tawar, payau, atau laut yang dihitung dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami maupun buatan (Dinas Perikanan Tingkat 1 Propinsi Riau, 1997). Perairan Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar terutama sektor perikanan maupun keperluan lainya. Ini dapat dilihat dari luas perairan yang ada dan jenis ikan yang terdapat di dalamnya (Djuhanda, 1981). Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu

(sungai/saluran/mata air) persatuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk). Pemilihan lokasi pengukuran debit air dapat dilakukan di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, dan aliran tidak melimpah melewati tebing sungai (Sihotang, Asmika dan Efawani, 2006). Dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa debit air dapat diukur dengan berbagai metode diantaranya yaitu: Emboys Float Method, Rectangular Weir, 90 Notch Weir, cara kecepatan luas ( Sihotang, 2006). Arus adalah gerak air (atau udara atau fluida lainnya) yang mengalir. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan arus atau air di suatu lokasi, biasanya menggunakan perangkat tali plastik dan bola pimpong (Hehanusa, 2001) Sitohang (1998) mengemukakan bahwa kecepatan arus adalah jarak (cm) yang ditempuh persatuan waktu (detik). Jenis gerakan air adalah suatu sifat lingkungan yang sangat penting karena ini mengendalikan struktur fisika dari dasar perairan mengalir.

Cara pengukuran debit air dapat dilakukan dengan dibendung, perhitungan debit dengan mengukur kecepatan aliran dan luas penampang melintang, didapat dari kerapatan larutan obot, dengan menggunakan pengukur arus magnitis, pengukur arus gelombang supersonis, meter venturi, dan seterusnya. Menurut Uktoselya (1991), mengemukakan bahwa arus dapat menimbulkan kerusakan fisik pada sungai dan muara sungai seperti terjadinya pengikisan darat, pemindahan sedimen. Disamping itu, besarnya volume air yang mengalir dan kuatnya pasang surut akan mempengaruhi sistem arus pada daerah muara.

III.

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan praktikum Limnologi ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 5 November 2010 pada pukul 10.00 s/d selesai di Laboratorium Limnologi jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. 3.2. Bahan dan Alat Adapun bahan (objek praktikum) pada praktikum Pengukuran Debit Air ini adalah perairan waduk/sungai di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang memenuhi syarat-syarat untuk pemilihan lokasi pengukuran debit air. Alat yang digunakan pada praktikum Pengukuran Debit Air ini adalah Trapezoid Weir, penggaris panjang, tali sepanjang 3 meter sebanyak 2 buah, bola pimpong, kayu, stopwatch, buku penuntun praktikum dan alat tulis. 3.3. Metode Pengamatan Metode yang digunakan dalam praktikum Limnologi yang berjudul Pengukuran Debit Air ini adalah metode survey, yaitu dengan melakukan kegiatan peninjauan, pengamatan dan pengukuran serta pengambilan data dan informasi melalui pengamatan langsung dilapangan.

3.4. Prosedur praktikum Adapun prosedur praktikum yang dilakukan oleh praktikan adalah berdasarkan atas petunjuk asisten dosen, yakni : 1. Pengukuran debit air dengan metode Weir a. Menentukan lebar Trapezoid Weir yang digunakan.

b. Membendung selokan dengan menggunakan Trapezoid Weir. c. Mengukur tinggi perairan dari dasar perairan sampai garis bawah air.

d. Mengukur ketinggian air setelah dipasang Trapezoid Weir. e. Menghitung debit air dengan menggunakan rumus : 2. Pengukuran debit air dengan Emboys Float Method a. Menentukan panjang selokan yang akan diukur kecepatan arusnya.

b.

Mengukur waktu yang digunakan untuk menempuh jarak yang telah ditentukan dengan menggunakan pelampung.

c.

Menentukan konstanta perairan dengan melihat keadaan dasar perairan (0,8 untuk dasar perairan berbau dan berkerikil; 0,9 untuk dasar perairan berlumpur).

d. Menghitung debit air dengan rumus :

Ket : R : Debit air (m3/dtk) W : Rata-rata lebar (m) D : Rata-rata kedalaman (m) A : Konstanta perairan L : Jarak yang ditempuh pelampung (m) T : Waktu (detik)

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Hasil pengukuran debit air dengan metode Weir Dik : L = 34,5 cm = 0,345 m H = 506 cm = 0,56 m Dit : Debit air...?

Jawab : Q = 3,367 (LH) 3/2 = 3,367 (0,345 x 0,56) 3/2

= (3,367 x 0,1525)3/2 = (0,51)3/2 = 0,513 = 0,4867 m3/dtk

Hasil pengukuran debit air dengan Emboys Float Method

Dik

A = 0,8(berpasir) L = 3,77 m Dit : Debit air...?

Jawab :

4.2. Pembahasan Perikanan umumnya tidak mengkonsumsi air, tapi sangat memerlukan kondisi kualitas dan kuantitas air tertentu, termasuk perlindungan lingkungan dan kelestarian fungsi sumberdaya flora dan fauna yang terdapat dalam air. Kualitas air secara luas dapat diartikan secara fisik, kimiawi dan biologis yang mempengaruhi manfaat penggunaan bagi manusia baik secara langsung maupun tidak langsung (Boyd, 1979). Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai, saluran, mata air) persatuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk). Ada beberapa cara mengukur debit air yaitu dengan Emboys Float Method dan metode Weir yang menggunakan papan bercelah.

Pemilihan lokasi debit air mempunyai beberapa syarat antara lain di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, aliran tidak melimpah melewati tebing sungai. Arus adalah gerak air (atau udara atau fluida lainnya) yang mengalir. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan arus atau air di suatu lokasi, biasanya menggunakan perangkat tali plastik dan bola pimpong (Hehanusa, 2001). Person dan Hargrave (1977) mengatakan klasifikasi ukuran sedimen yang adalah pasir (sand). Ukuran 2 - 0,05 mm, lumpur (slit) ukuran butiran yang lebih dari 2 mm digolongkan dalam kelompok kerikil. umum dipakai

0,005 - 0,002 mm,

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai, saluran, mata air) persatuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk). Pengukuran debit air menggunakan metode Emboys Float berbeda dengan menggunakan Metode Weir. Perbedaan ini disebabkan oleh luas penampang pada celah papan weir, sedangkan pada Emboys Float Method menggunakan lebar rata-rata dan kedalaman rata-rata. 5.2. Saran Dalam praktikum hendaknya praktikan lebih memperhatikan arahan atau petunjuk dari asisten sehingga praktikum akan lebih lancar. Sebelum melakukan praktikum, segala sesuatu yang berhubungan dengan praktikum telah disiapkan. Baik alat-alat yang akan digunakan pada praktikum maupun bahan atau sampel yang akan dijadikan objek praktikum.

Anda mungkin juga menyukai