Anda di halaman 1dari 4

ANALISA TINDAKAN MUMMY RESTRAINT (BEDONG BAYI) DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS SRONDOL SEMARANG

Nama klien

: By Ny.E

Tanggal lahir : 29 Mei 2012

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran Diagnosa keperawatan1 : Risiko hipotermia berhubungan dengan pemajanan lingkungan yang dingin DS : DO : Suhu tubuh Bayi Ny.E 36C. Kulit By Ny.E teraba agak dingin. Kulit By Ny.E berwarna putih kebiruan Bayi Ny.E menangis. Dasar pemikiran : Bayi baru lahir belum memiliki mekanisme pengaturan tubuh yang sempurna, jika bayi tidak segera dicegah atau ditanggulangi upaya kehilangan panasnya maka bayi berisiko terjadi hipotermia. Hipotermia mudah terjadi jika bayi dalam keadaan basah dan tidak segera dikeringkan, diselimuti, atau dibedong2. Bedong merupakan metode membungkus bayi dengan kain untuk memberikan rasa hangat seperti di dalam rahim. Bedong biasanya dilakukan pada bayi baru lahir untuk membantu memberikan rasa hangat sehingga bayi dapat tidur lebih lama. Bedong juga membungkus kaki dan tangan bayi dalam keadaan nyaman3.

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan Melakukan mummy restrain atau bedong pada Bayi Ny.E 3. Prosedur3 : Alat dan bahan yang digunakan3 : a. Topi bayi.

b. Kain bedong bayi Langkah-langkah: a. Cuci tangan. b. Letakkan kain bedong di tempat yang rata (tempat tidur). Bentuk diamond lalu lipat sedikit bagian atasnya. Letakkan bayi dengan kepala di atas lipatan kain tersebut. c. Peganglah lengan kanan bayi ke sisi tubuhnya, lalu tarik kain bedong ke kanan dan ke arah badan bayi dan masukkan ke bagian bawah badannya. d. Tarik bagian bawah kain bedong ke arah bahu kiri. Pastikan tangan kiri bayi berada di sisi tubuhnya. Tariklah bagian kain bedong ke arah pundak kiri bayi. e. Tariklah sisa kain bedong melingkar ke bagian belakang tubuh bayi dan sisanya diselipkan di bagian leher bayi yang berbentuk V. f. Bayi sudah terbedong sekarang. g. Berikan bayi penutup kepala atau topi. h. Cuci tangan.

4. Analisa tindakan keperawatan Pada saat melakukan bedong bayi, bayi sudah dibedong sesuai dengan teori yang telah ditetapkan. Bedong bayi tidak terlalu kencang dan tidak terlalu longgar. Setelah selesai dibedong, bayi didekatkan ke ibunya. Namun bayi tidak diberikan topi untuk lebih mengurangi resiko hipotermi. Selama membedong bayi, bayi menangis dan banyak bergerak. Cuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah tindakan. Dengan diberikannya bedong bayi makan akan mengurangi resiko hipotermi pada bayi. 5. Bahaya yang mungkin muncul a. Risiko hipotermia jika bayi tidak dibedong karena bayi akan kehilangan panas tubuhnya. b. Risiko cidera, gangguan rasa nyaman, dan sesak napas jika bedong bayi terlalu kencang.

6. Hasil yang didapat dan maknanya S:O: Bayi Ny.E menangis ketika dibedong Bayi Ny.E tampak lebih nyaman setelah dibedong dan didekatkan kembali kepada ibunya A : Masalah teratasi. P : Pantau bedong bayi bila sudah tidak kencang lagi

7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di atas a. Anjurkan Ny.E untuk selalu menjaga kehangatan bayinya. b. Anjurkan Ny.E untuk memberi topi dan sarung tangan serta kaki pada bayinya untuk lebih mengurangi resiko hipotermi.

8. Evaluasi diri Mahasiswa mampu melakukan bedong bayi dengan baik, namun harus lebih percaya diri lagi dan selalu memperhatikan posisi tangan dan kaki bayi selama membedong bayi. Bedong bayi jangan terlalu kencang dan jangan terlalu longgar agar memberikan kenyamanan pada bayi. REFERENSI: 1. Heather Herdman. 2010. NANDA International, Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC. 2. http://www.tipsbayi.com/bedong-bayi-manfaat-dan-cara-membedong-yangbaik.html diakses 1 Juni 2012 Semarang, Juni 2012

Pembimbing Klinik

Anda mungkin juga menyukai