Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PERHITUNGAN TIANG SANDARAN

1.1. Data Umum Jembatan Kwansan II
A. Data Slab Lantai Jembatan
Tebal Slab Lantai Jembatan (ts) 0.20 m (BMS 1992 K6 57)
Tebal lapisan aspal + overlay (ta) 0.05 m (BMS 1992 K2 13)
Tebal genangan air hujan (th) 0.05 m
Jarak antara balok prategang (s) 1.75 m
Lebar jalur lalu-lintas (b1) 7.00 m
Lebar trotoar (b2) 1.20 m
Lebar total jembatan (b) 9.9 m
Panjang bentang jembatan (L) 93.00 m

B. Bahan Struktur
Mutu Beton
Kuat Tekan Beton (fc) 30 MPa
Modulus Elastisitas (Ec = 4700 * fc) MPa
Angka Poisson () 0.20
Modulus geser (G = Ec / [2*(1 + u)]) MPa
Koefisien muai panjang untuk beton (o) 0.0005 /
o
C

Mutu Baja
Untuk baja tulangan U 32
Tegangan leleh baja. fy =U*10 320 MPa






2

Pipa Sandaran 4"
Paving + Pasir
Specific Gravity Kg/m
3

Berat isi beton (Wc) 2500 (PPJJR 1987 bab III pasal 1 (1))
Berat isi aspal (Wa) 2200 (PPJJR 1987 bab III pasal 1 (1))
Berat isi air (Ww) 1000 (PPJJR 1987 bab III pasal 1 (1))
Berat isi Paving Block (Wp) 2200 (PPIUG 1983)
Berat isi Pasir (Wps) 1800 (PPIUG 1983)
Berat baja (Ws) 7850 (PPIUG 1983)

1.2. Analisis Beban Pada Tiang Sandaran
Pada perencanaan sandaran. tiang sandaran di tepi harus mampu menahan muatan
horizontal sebesar 100 kg per meter panjang. yang bekerja setinggi 90 cm dari lantai trotoar
(Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya (PPPJJR) 1987 1 (2) 2.5).









Beban yang harus ditahan oleh sandaran adalah sebagai berikut :
Momen Pada Tiang (Mn)
Mn = 100 kg/m (0.9 m + 0.25 m + 0.1 m) 2 m
= 250 kgm
Mu = 1.6 x Mn
= 1.6 250 kgm
= 400 kgm
Gaya Lintang
Vu = 100 kg/m 2 m
= 200 kg
3

1.3. Perencanaan Penulangan Lentur
Data yang diketahui :
F
y
= 320 Mpa
fc = 30 Mpa

1
= 0.85 (Faktor
1
harus diambil sebesar 0.85 untuk beton dengan nilai
kuat tekan fc 30 Mpa (SNI 03-2847-2002 pasal 12.2.7.(3) halaman 70)
d = 20 mm (SNI 03-2847-2002 pasal 9.7.1 halaman 40-41)
h = 15 cm = 150 mm
b = 15 cm = 150 mm
L = 100 cm = 1000 mm
d = h d = 150 mm 20 mm = 130 mm

A. Perhitungan Luas Perlu
Tulangan tekan dan tulangan tarik direncanakan besarnya sama (As = As).
dimana asumsi yang digunakan adalah As harus lebih besar atau sama dengan As
minimum.
004375 . 0
320
4 , 1 4 , 1
min
= = =
fy

0331 , 0
320 600
600
85 , 0
320
30 0,85.
75 , 0
600
600
fy
c ' f 0,85.
75 , 0
1 max
= |
.
|

\
|
+
=
|
|
.
|

\
|
+
= x x x
fy
|
MPa 972 . 1
0 0,8.150.13
400.10
.b.d
M
b.d
M
R
2
4
2
u
2
n
n
= =
C
= =
549 . 12
30 85 . 0
320
85 . 0
= = =
x f
f
m
c
y

00642 , 0
320
1.972 .12.549. 2
- 1 - 1
12.549
1
f
R m 2
- 1 - 1
m
1

y
n
=
|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
=

min
= 0.004375 < = 0.00642<
maks
= 0.0331 dipakai = 0.00642
As =

act x b x d = 0,00642 x 150 x 130 = 125.190 mm


2
= 1.25 cm
2

As=
max
act
x As =
0331 , 0
00642 , 0
x 125.19 = 24.282 mm
2
= 0.24 cm
2


4

Dipakai :
Tulangan Tekan : 2 10 = 1.57 cm
2

Tulangan Tarik : 2 10 = 1.57 cm
2


B. Kondisi Keruntuhan Seimbang (balanced)
Baja leleh saat bersamaan dengan beton. sehingga didapatkan :
Regangan beton
c
c
= 0.003
Regangan baja
s
c
=
s
y
E
F
=
Mpa
Mpa
200000
320
= 0.0016

b
h
d
d'
cb
ab
z
Cc
Cs
0,003
0,003


C. Perhitungan Garis Netral pada Kondisi Keruntuhan Seimbang atau
Balanced (c
b
)
c
b
=
d
F E
E
y s
s

+

003 , 0
003 , 0

= mm
Mpa Mpa
Mpa
130
320 200000 003 , 0
200000 003 , 0

+


= 84.783 mm

D. Perhitungan Tinggi Blok Tegangan pada Kondisi Keruntuhan Seimbang
atau Balanced
a
b
= c
b

1

= 84.783 mm 0.85
= 72.066 mm
5

E. Tegangan Yang Terjadi
Cc = 0.85 fc b a
b

= 0.85 300 kg/cm
2
15 cm 7.2066cm
= 27565.245 kg
Cs = As F
s
= As F
y

= 0.89115 cm
2
3200 kg/cm
2

= 2851.68 kg

F. Kontrol Regangan
Baja Tarik

s
c
=
b
b
c
c
c d
c
=
mm
mm mm
84.783
84.783 130
003 , 0


= 0.0016 0.0016 ...........................sudah leleh

Baja Tekan

s
c
=
b
b
c
c
' d c
c

=
mm
mm mm
84.783
20 84.783
003 , 0


= 0.0023 0.0012 ...........................sudah leleh

G. Kapasitas Nominal Penampang
Karena semua asumsi telah sesuai. maka besar kapasitas nominal penampang
adalah sebagai berikut :
Mn = {Cc ( d a
b
)} + {Cs ( d diameter tulangan)}
= {27565.245 kg (( 13 cm) ( 7.2066 cm))} + {2851.68 kg
(( 13 cm) ( 1 cm))}
= 79848.245 kgcm + 17110.080 kgcm
= 96958.325 kgcm
6

Kontrol
= Mn Mu/
= Mn. Mu
= 96958.325 x 0.8 (SNI 03-2847-2002) 288
= 77566.66 324(Mu) OK !!!
Untuk perencanaan penulangan lentur sandaran dipakai :
Tulangan Tekan : 2 10 = 1.57 cm
2

Tulangan Tarik : 2 10 = 1.57 cm
2
.
7

1.4. Perencanaan Penulangan Geser
Data yang diketahui :
Vu = 200 kg
b = 150 mm
h = 150 mm
d = 130 mm
= 0.75 (faktor reduksi untuk geser SNI 03-2847-2002 pasal 11.3.2.(3)
halaman 61)
fc = 30 Mpa
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 13.3.1.(1) halaman 89. komponen-komponen
struktur yang hanya menahan geser dan lentur saja. beton memberikan kapasitas
kemampuannya (tanpa penulangan geser) untuk menahan gaya geser yaitu Vc sebesar :
Vc =
d b
6
c ' f


= mm mm
Mpa
130 150
6
30

= 17800.983 N = 1780 kg
Ada tiga macam kondisi syarat untuk tulangan geser. yaitu :
Bila Vu Vc hanya perlu tulangan geser praktis
Bila Vc < Vu < Vc perlu tulangan geser minimum
Bila Vu Vc perlu tulangan geser

Dari perhitungan didapatkan :
Vc = 0.75 1780 kg = 667.5 kg > 200 kg
Sehingga....
Vu < Vc hanya perlu tulangan geser praktis
Keterangan :
Vu : gaya geser terfaktor
Vc : kapasitas geser nominal beton

Untuk penulangan geser sandaran digunakan tulangan geser praktis, 8 200
8

BAB II
PERHITUNGAN PELAT LANTAI KENDARAAN

1.1. Analisis Beban Pada Pelat Lantai Kendaraan

A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Kendaraan

1. Beban merata
Berat Lantai Kendaraan = 0.20 m 1 m 2500 kg/m
3
= 500 kg/m
Berat Aspal = 0.05 m 1 m 2200 kg/m
3
= 110 kg/m
Berat Trotoir
Berat Paving = 0.05 m x 1.2 m x 2200 kg/m
3
= 132 kg/m
Berat Pasir = 0.20 m x 1.2 m x 1800 kg/m
3
= 432 kg/m
Berat Genangan Air Hujan = 0.05 m x 1 m x 1000 kg/m
3
= 50 kg/m
2. Beban terpusat
Berat Sendiri Sandaran = (0.15m0.15m)(0.9m+0.25m)2500 kg/m
3

= 64.6875 kg
Berat Sendiri Pipa 4 = 2 (2 m 16.1 kg/m) = 64.4 kg +
Total = 129.0875 kg

3. Beban Hidup
Pedoman PPJJR 1987
Menurut PPJJR pasal 1(2)2.5 halaman 10 :
Beban hidup trotoar sebesar 500 kg/m
Kerb yang terdapat pada tepi-tepi lantai kendaraan harus diperhitungkan untuk
dapat menahan satu beban horisontal ke arah melintang jembatan sebesar 500
kg/m yang bekerja pada puncak kerb yang bersangkutan atau pada tinggi 25 cm
di atas permukaan lantai kendaraan apabila kerb yang bersangkutan lebih tinggi
dari 25 cm.
Tiang-tiang sandaran pada setiap tepi trotoir harus dipertimbangkan untuk dapat
menahan beban horisontal sebesar 100 kg/m yang bekerja pada tinggi 90 cm di
atas lantai trotoir.

9












Potongan Melintang Trotoar Jembatan

a. Beban Hidup Trotoar Sebesar 500 kg/m
q
MH
= 500 kg/m x 1 m = 500 kg/m
b. Beban Terpusat Trotoar dan Kerb
P
1
= 500 kg/m x 1 m = 500 kg (Akibat tiang sandaran 2 m)
Momen yang terjadi pada kerb,
M
1
= 500 kg x (0.25 m + 0.1 m) = 175 kgm
P
2
= 100 kg/m x 2 m = 200 kg (Akibat kerb)
Momen yang terjadi pada tiang sandaran,
M
2
= 200 kg x (0.9 m + 0.25 m + 0.1 m) = 250 kgm

5. Beban Truk T
Jembatan yang direncanakan adalah jembatan Kelas I (satu). sehingga
distribusi-distribusi gaya diambil sebesar 100% dari beban-beban untuk jembatan
kelas I (satu) termasuk dengan luas bidang tangkap roda. Penjelasan adalah seperti
pada gambar.
PPJJR bab 3 pasal 1 ayat 2.2.1 (halaman 4)
Beban hidup pada jembatan yang ditinjau. dinyatakan dalam 2 macam yakni
beban T (beban terpusat) dan beban D (beban jalur untuk gelagar) kedua
beban tersebut tidak perlu digunakan bersama.
10

10 t

- PPJJR bab 3 pasal 4 ayat 2.2.1 (halaman 10)
Beban T dianggap menyebar kebawah dengan arah 45
o
sampai ke tengah-
tengah tebal lantai.
- PPJR bab 3 pasal 1 ayat 2.2.3
Untuk memperhitungkan kekuatan lantai kendaraan harus digunakan beban T.
Beban T yang diperhitungkan sebesar 10 ton.
Untuk jembatan jalan raya kelas I (satu) beban T yang diperhitungkan
100% 10 ton = 10 ton
Bidang tangkap roda untuk jembatan kelas I (satu) :
a
1
= a
2
= 30 cm
b
1
= 12.5
b
2
= 50 cm
Jembatan yang direncanakan adalah jembatan Kelas I (satu). sehingga
distribusi-distribusi gaya diambil sebesar 100% dari beban-beban untuk jembatan
kelas I (satu) termasuk dengan luas bidang tangkap roda. Penjelasan adalah seperti
pada gambar.














Luas Bidang Penyebaran = 70 x 50 = 3500 cm
2
= 0.35 m
2

Beban Merata akibat beban T (Beban Roda).
q = (100% x 10000) x 1 m / 0.35 = 28571.428 kg/m

11

Sehingga untuk beban per meter panjang.
W
TT
= q
TT
x 1 m = 28571.428 kg/m x 0.7 m = 20000 kg

6. Beban Angin (EW)
Beban garis merata tambahan arah horzontal pada permukaan lantai jembatan
akibat angin yang meniup kendaraan diatas jembatan dihitung dengan rumus :
T
EW
= 0.0012 x Cw x (Vw)
2

Dengan.
Cw = koefisien seret = 1.20
Vw = Kecepatan angin rencana = 30 m/dt (PPJT 1992. Tabel 5)
T
EW
= 0.0012 x Cw x (Vw)
2
= 1.296 kN/m = 129.6 kg/m








Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan
dengan tinggi 2.00 m di atas lantai jembatan. h = 2.00 m
Jarak antara roda kendaraan. x = 1.75 m
Transfer beban angin ke lantai jembatan.
P
EW
= [ 1/2*h / x * T
EW
] = 0.741 kN = 74.1 kg/m

1.2. Statika Pembebanan Pada Pelat Lantai Jembatan
Formasi pembebanan slab untuk mendapatkan momen maksimum pada bentang
menerus dilakukan seperti pada gambar. Momen maksimum pada slab dihitung berdasarkan
metode one way slab dengan beban sebagai berikut :
Momen lapangan dan momen tumpuan untuk bentang menerus dengan beban merata.
terpusat. adalah sebagai berikut :


12

q = 500 kg/m
q = 564 kg/m q = 564 kg/m
q(aspal+hujan) = 160 kg/m
P = 129,0875 kg P = 129,0875 kg
q = 500 kg/m
qw = 74.1 kg/m
qh = 500 kg/m
250 kgm
175 kgm
250 kgm
175 kgm
Ptt = 20000 kg Ptt = 20000 kg
q = 500 kg/m
q = 564kg/m q = 564 kg/m
q(aspal+hujan) = 160 kg/m
P = 129,0875 kg P = 129,0875 kg
q = 500 kg/m
qw = 74.1 kg/m
qh = 500 kg/m
250 kgm
175 kgm
250 kgm
175 kgm
Ptt = 20000 kg
Ptt = 20000 kg Ptt = 20000 kg
Ptt = 20000 kg
q = 500 kg/m
q = 564 kg/m q = 564 kg/m
q(aspal+hujan) = 160 kg/m
P = 129,0875 kg P = 129,0875 kg
qw = 74.1 kg/m







































Model 1
Model 2
13

q = 500 kg/m
q = 564 kg/m q = 564 kg/m
q(aspal+hujan) = 160 kg/m
P = 129,0875 kg P = 129,0875 kg
q = 500 kg/m
qw = 74.1 kg/m
qh = 500 kg/m
250 kgm
175 kgm
250 kgm
175 kgm
Ptt = 20000 kg Ptt = 20000 kg
q = 500 kg/m
q = 564 kg/m q = 564 kg/m
q(aspal+hujan) = 160 kg/m
P = 129,0875 kg P = 129,0875 kg
qw = 74.1 kg/m


































Model 1
2316 kgm
389 kgm
538 kgm
8069 kgm
7999 kgm
8972 kgm
3285 kgm 3285 kgm
14

q = 500 kg/m
q = 564kg/m q = 564 kg/m
q(aspal+hujan) = 160 kg/m
P = 129,0875 kg P = 129,0875 kg
q = 500 kg/m
qw = 74.1 kg/m
qh = 500 kg/m
250 kgm
175 kgm
250 kgm
175 kgm
Ptt = 20000 kg
Ptt = 20000 kg Ptt = 20000 kg
Ptt = 20000 kg























Tabel Rekapan Momen Maksimum Lapangan & Tumpuan

KOMBINASI POSISI
BEBAN RODA
M
LAP.

(Kg.m)
M
TUMPUAN

(Kg.m)
M
TROTOAR

(Kg.m)
MODEL 1
8069
(beam 2&5)
8972
(node 3&5)
3285
(node 2 & 5)
MODEL 2
8437
(beam 2)
8235
(node 3)
3285
(Node 2 & 5)


1.3. Penulangan Lentur Pada Pelat Lantai Kendaraan
f
y
= 320 Mpa
fc = 30 Mpa
= 0.85 (Faktor
1
harus diambil sebesar 0.85 untuk beton dengan nilai
kuat tekan fc 30 Mpa SNI 03-2847-2002 pasal 12.2.7.(3) halaman
70)
d = 50 mm (SNI 03-2847-2002 pasal 9.7.1 halaman 40-41)
Model 2
8437 kgm
6853 kgm
8235 kgm
3285 kgm 3285 kgm
15

004375 . 0
320
4 , 1 4 , 1
min
= = =
fy


0331 , 0
320 600
600
85 , 0
320
30 0,85.
75 , 0
600
600
fy
c ' f 0,85.
75 , 0
1 max
= |
.
|

\
|
+
=
|
|
.
|

\
|
+
= x x x
fy
|

a. Tulangan Lentur Lapangan
Mu = 8437 kg.m = 0.8
d = 200 50 = 150 mm b = 100 cm = 1000 mm
Rn =
2
bd
Mu

=
2
4
150 1000 8 . 0
10 8437
x x
x
= 4.687 MPa
549 . 12
30 85 . 0
320
85 . 0
= = =
x f
f
m
c
y

0163 , 0
320
4.687 .12.549. 2
- 1 - 1
12.549
1
f
R m 2
- 1 - 1
m
1

y
n
=
|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
=

min
= 0.004375 < = 0.0163<
maks
= 0.0331 dipakai = 0.0163
Tulangan Utama (As) =
.
b . d = 0.0163 x 1000 x 150 = 2445 mm
2
= 24.45 cm
2

Tulangan Susut = 2% b h = 0.002 x 1000 x 200 = 400 mm
2
= 4 cm
2

Tulang Utama : 16 80 = 25.13 cm
2

Tulang Susut : 10 200 = 3.93 cm
2

b. Tulangan Lentur Tumpuan
Mu = 8972 kg.m = 0.8
d = 200 50 = 150 mm b = 100 cm = 1000 mm
Rn =
2
bd
Mu

=
2
4
150 1000 8 . 0
10 8972
x x
x
= 4.984 MPa
549 . 12
30 85 . 0
320
85 . 0
= = =
x f
f
m
c
y

0175 , 0
320
4.984 .12.549. 2
- 1 - 1
12.549
1
f
R m 2
- 1 - 1
m
1

y
n
=
|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
=

min
= 0.004375 < = 0.0175<
maks
= 0.0331 dipakai = 0.0175
Tulangan Utama (As) =
.
b . d = 0.0175 x 1000 x 150 = 2625 mm
2
= 26,25 cm
2

Tulangan Susut = 2% b h = 0.002 x 1000 x 200 = 400 mm
2
= 4 cm
2

Tulang utama : 16 75 = 26.81 cm
2

Tulang susut : 10 200 = 3.93 cm
2
16

1.4. Penulangan Lentur Pada Pelat Kantilever (Trotoar)
f
y
= 320 Mpa
fc = 30 Mpa
= 0.85 (Faktor
1
harus diambil sebesar 0.85 untuk beton dengan nilai
kuat tekan fc 30 Mpa SNI 03-2847-2002 pasal 12.2.7.(3) halaman
70)
d = 50 mm (SNI 03-2847-2002 pasal 9.7.1 halaman 40-41)
004375 . 0
320
4 , 1 4 , 1
min
= = =
fy


0331 , 0
320 600
600
85 , 0
320
30 0,85.
75 , 0
600
600
fy
c ' f 0,85.
75 , 0
1 max
= |
.
|

\
|
+
=
|
|
.
|

\
|
+
= x x x
fy
|

a. Tulangan Lentur Lapangan & Tumpuan
Mu = 3285 kg.m = 0.8
d = 200 50 = 150 mm b = 100 cm = 1000 mm
Rn =
2
bd
Mu

=
2
4
150 1000 8 . 0
10 3285
x x
x
= 1.825 MPa
549 . 12
30 85 . 0
320
85 . 0
= = =
x f
f
m
c
y

0059 , 0
320
1.825 .12.549. 2
- 1 - 1
12.549
1
f
R m 2
- 1 - 1
m
1

y
n
=
|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
=

min
= 0.004375 < = 0.0059<
maks
= 0.0331 dipakai = 0.0059
Tulangan Utama (As) =
.
b . d = 0.0059 x 1000 x 150 = 885 mm
2
= 8.85 cm
2

Tulangan Susut = 2% b h = 0.002 x 1000 x 200 = 400 mm
2
= 4 cm
2

Tulang Utama : 12 120 = 9.42 cm
2

Tulang Susut : 10 200 = 3.93 cm
2

Anda mungkin juga menyukai