Anda di halaman 1dari 2

Pendekatan pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan menggabungkan semua indra yang dimiliki

siswa adalah pendekatan SAVI (). Pendekatan ini dikembangkan oleh Dave Meier, Direktur Center for Accelerated learning di lake geneva, Wisconsinorganisasi yang didirikan pada tahun 1980. Pendekatan ini menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera yang dapat berpengaruh besar dalam pembelajaran. Gerakan fisik meningkatkan proses mental terutama otak kiri yang digunakan untuk berfikir dan memecahkan masalah. Melalui pendekatan SAVI, keterlibatan siswa dalam pembelajaran menjadi optimal sehingga perolehan hasil belajarnya optimal. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pendekatan SAVI dalam pembelajaran bahasa jepang di SMA. Belajar dan pembelajaran belajar merupakan tindakan dan perilaku peserta didik yang kompleks. Oleh karena itu belajar hanya dialami oleh peserta didik sendiri. Peserta didik juga menjadi penentu terjadinya atau tidaknya proses belajar. (Dimyati dan Mujiono, 2002 : 7)( Dimyati dan Mujiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta Pendekatan SAVI () adalah suatu cara yang ditempuh gurudan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran dengan cara menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera. (Dave Meier, 2002:91) HAsil belajar dapai dicapai secara optimal, jika keempat unsure dalam SAVI ada dalam suatu proses pembelajaran. Perencanaan dalam pembelajaran sangat penting. Seorang guru harus dapat menggabungkan keempat unsure tersebut dalam pembelajarannya, seperti : membuat siswa dapat belajar dengan sedikit melihat presentasi (untuk belajar secara visual), memberikan kesempatan mereka melakukan sesuatu ketika presentasi sedang berlangsung (untuk belajar somatis), membicarakan apa yang sedang mereka pelajari (untuk belajar auditori), dan memikirkan cara menerapkan informasi dalam memecahkan masalah (untuk belajar intelektual. (Dave Meier, 2002:100) (Meier, Dave. 2002. The Accelerated Learning Handbook:Panduan kreatif dan efektif merancang program pendidikan dan pelatihan. Alih Bahasa: Rahmi Astuti. Bandung: Kaifa) KArakteristik pendekatan SAVI () Sesuai dengan singkatan SAVI sendiri yaitu . Maka karakteristiknya ada empat bagian, yaitu : a. SOMATIS Dave Meier (2002:92) somatic berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh-soma. Somatic adalah belajar dengan bergerak dan berbuat (Dave Meier, 2002: 91). Jadi belajar somatic merupakan belajar dengan menggunakan indera peraba, kinestenis, praktis, melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar. (Dave Meier, 2002: 92) Untuk meningkatkan hasil belajar para siswa somatic, seorang guru harus menciptakan suasana belajar yang dapat membuat siswa bangkit dan berdiri dari tempat duduk serta aktif secara fisik dari waktu ke waktu. Guru dapat mengajak siswa merancang alat peraga, guru dapat menyuruh

siswa memperagakan konsep pelajaran di depan kelas dengan alat peraga yang dirancang, atau guru membagi kelas dalam beberapa kelompok untuk menciptakan pembelajaran aktif. b. SOMATIS Dave Meier (2002:91) Auditori adalah belajar dengan berbicara dan mendengar. Gaya belajar auditori adalah belajar melalui mendengarkan sesuatu. Belajar siswa auditori ini lebih efektif jika mendengarkan penjelasan baik dari guru, siswa maupun media. Dengan memperhatikan cirri-ciri yang ada di dalam siswa auditori maka proses belajar yang dirancang guru harus menarik bagi siswa auditori, misalnya guru dapat mengajaknya membicarakan atau mendiskusikan apa yang sedang mereka pelajari atau meminta untuk membaca dengan suara keras bahkan mengajak mereka berbicara saat memecahkan masalah. c. VISUAL Dave Meier (2002:92) Visual adalah belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Gaya belajar visual cenderung belajar dengan melihat subjek pembelajaran. Siswa visual paling baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, peta konsep, gambar dan gambaran dari segala macam hal ketika mereka belajar. d. INTELEKTUAL BElajar intelektual bukan bagian dari gaya belajar yang dimiliki siswa melainkan tingkat intelektual yang dimiliki siswa di dalam kelas. Dalam hal ini Dave Meier (2002:99) berpendapat bahwa : Intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan keerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana dan nilai dari pengalaman tersebut. Jadi yang dimaksud intelektual adalah penciptaan makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berpikir, menghubungkan pengalaman mental, sisik, emosional dan intuitif tubuh untuk membuat makna baru. Itulah sarana yang digunakan pikiran untuk mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, dan pemahaman (diharapkan) menjadi kearifan (Dave Meier, 2002:99). Untuk itu digunakan berbagai tugas yang menguji kemampuan siswa untuk memecahkan masalah. Aspek intelektual dalam belajar akan terlihat jika seorang guru dapat mengajak siswa terlibat dalam aktivitas seperti memecahkan masalah, menganalisis pengalaman dan menciptakan makna pribadi. (Dave Meier, 2002:100)

Anda mungkin juga menyukai