Anda di halaman 1dari 10

DINUL ISLAM

Dinul berasal dari bahasa Arab "addin" yang berarti agama, sedangkan islam itu sangat luas pengertiannya dan secara istilah disebutkan bahwa islam itu adalah keselamatan, perdamaian yang meliputi : 1. Islam itu keselamatan, yang artinya seseorang yang memeluk agama islam akan selamat di dunia dan akhirat selama dia menjalankan apa yang terdapat dalam al-Qur'an dan Hadist sebagai pedoman hidup agama Islam. 2. Islam itu perdamaian, yang artinya bahwa islam itu adalah damai dan cinta perdamaian dan sebaliknya benci terhadap permusuhan.

Secara keseluruhan bahwa Dinul Islam itu adalah agama pembawa keselamatan kepada umat manusia sepanjang hamba Allah tersebut menjalankan syari'at dinul Islam itu sendiri yang berlandaskan al-Qur'an dan Hadist. Dalam al-Qur'an disebutkan dalam surah Ali Imran: 19

Sesungguhnya agama yang di ridhoi Allah di sisi-Nya ialah Islam. Allah Subhanahu wa Taala juga berfirman dalam QS. Ali Imran: 85

"Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi. Orang yang akan memeluk agama Islam harus dan waib hukumnya mengetahui dab melaksanakan Rukun Islam yang terdiri dari lima Isi dari kelima Rukun Islam itu adalah: 1. Mengucap dua kalimat syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul Allah. 2. Mendirikan Shalat wajib lima kali sehari.

3. Membaya Zakat 4. Puada pada bulan Ramadhan 5. Ibadah Haji bagi mereka yang mampu. Agama islam mempunyai Rukun Iman yang terdiri dari 6 yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Iman kepada Allah Iman kepada Malaikat Allah Iman kepada kitab-kitab Allah Iman kepada Nabi dan Rasul Allah Iman kepada Hari Kiamat kepada Qoda dan Qadar (Ketentuan yang baik dan ketentuan yang jelek.

Tujuan Dinul Islam Dinul Islam yang utama adalah bertauhid kepada Allah. asal makna tauhid adalah berkeyakinan bahwa Allah itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa risalah Dinul Islam dengan tujuan memurnikan tauhid, yaitu mempercayai dan meyakini bahwa hanya terdapat satu Tuhan yang wajib disembah, dimohonkan petunjuk dan pertologan-Nya. Nabi Muhammad SAW, membawa dinul islam berupa wahyu Allah yaitu Al-Qur'an yang menjadi petunjuk dan pedoman hidup manusia yang pertama disamping Sunnah Nabi Muhammad SAW yang kedua sebagai pedoman hidup manusia. Konsep islam sebagai agama tauhid adalah ajaran sepanjang sejarah manusi dari tiap-tiap Rasul, Mulai Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Daud, Musa dan Isa sampai Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi yang terakhir. ini terdapat dalam Firman Allah Q.S Al-Anbiya : 25 yang artinya : "Dan kami tidak mengirim seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Aku (Allah), maka sembahlah olehmu sekalian Aku (Allah)". Secara tegasnya Tauhid itu urat nadi segala rupa ibadah dan muamalah. Syiar Tauhid adalah kalimat Thayyiba "Laa Ilaaha Illallaah" dialah sendi utama Dinul Islam.

Abu al-Qasim ath-Thabrani meriwayatkan dalam Mu'jam al-Kabir dengan sanadnya dari Ghalib al-Qathan, dia berkata, "Saya datang ke Kufah untuk urusan dagang. Saya menginap dengan A'masy. Pada malam hari, tatkala saya hendak turun, A'masy pun bangkit kemudian shalat malam. Dia membaca ayat dan sampai pada `Allah mempersaksikan' hingga ayat `sesungguhnya agama pada sisi Allah ialah Islam'. Kemudian dia mengatakan, `Aku pun bersaksi dengan apa yang dipersaksikan Allah. Aku ingin menitipkan kesaksian ini kepada Allah. Juga aku menitipkan kesaksianku pada sisi Allah bahwa sesungguhnya agama pada sisi Allah ialah Islam sebagai suatu titipan.' A'masy mengatakan hal itu beberapa kali. Saya berkata, `Sungguh aku mendengar sesuatu dalam ayat ini.'

Ketika pagi tiba, saya menemuinya dan berkata, `Hai Abu Muhammad, saya mendengar Anda mengulang-ulang ayat itu.' A'masy berkata, `Bukankah kandungannya telah disampaikan kepadamu? Saya menjawab, `Sudah sebulan saya bersama Anda, namun Anda belum memberitahukannya kepadaku.' A'masy berkata, `Demi Allah, aku tidak akan menceritakannya kepadamu sebelum satu tahun. ' Maka aku pun tinggal bersamanya selama satu tahun. Setelah satu tahun berlalu, maka saya bertanya, `Hai Abu Muhammad, setahun telah berlalu.' A'masy berkata, `Abu Wa'il telah menceritakan kepadaku dari Abdullah, dia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, `Pada hari kiamat akan ditampilkan pemilik titipan ayat itu, lalu Allah Azza wa Jalla berkata, `Hamba-Ku telah berjanji kepada-Ku, dan Aku adalah yang paling berhak memenuhi janji itu. Masuklah ke dalam surga.'" Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Ali-'Imran:18-19)

Dinul Islam, Bukan Agama Islam !


Related Links

Dinul Islam, Bukan Agama Islam !, Salah kaprah umat muslim di Indonesia memahami Dinul Islam adalah Agama Islam, Kyai mana, atau ustad mana yang telah mengajarkan pengertian seperti ini, jangan jangan para ustadz akhir zaman telah menyeru pengikutnya ke neraka jahannam baca di posting, Dai yang Menyeru ke Neraka Jahannam,bersama sempurnakan Aqidah kita dengan pemahaman yang Islam syumul dan kaffah, karena muslim hari ini juga telah melupakan Pondasi Awal dalam beribadah kepada Allah SWT lihat disini, Syarat Syarat Syahadat yang Terlupakan

Dien al-Islam merupakan tatanan hidup (syari?ah = aturan, jalan hidup) ciptaan Allah untuk mengatur segenap aktivitas manusia di dunia, baik aktivitas lahir maupun aktivitas batin. Aturan Allah yang terkandung dalam al-Islam ini bersifat absolut. Selanjutnya, aturan Allah dibagi dua, yakni : Pertama, aturan tentang tata keyakinan disebut Aqidah (sistema credo). Kedua adalah aturan tentang tatacara beribadah, yang disebut syari?ah ibadah (sistema ritus). Ada satu lagi yang disebut Akhlaq, yakni aturan tentang tatacara menjalin hubungan dengan Allah, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitar. Akhlaq ini, sebenarnya, adalah syari?ah ibadah juga, hanya saja dilihatnya dari persepktif layak dan tidaknya suatu perbuatan dilakukan, bukan sekadar wajib dan haram. Aqidah, syari;ah dan akhlaq ini dalam terminology lain adalah Imam, Islam dan Ihsan.

Seorang mukmin memiliki keterikatan (commited) dengan al-Islam yakni : (1). Meyakini kebenaran aturan al-Islam sebagai kebenaran yang absulut. (2). Mengamalkan seluruh aturan Islam yang absout itu secara kaffah (menyeluruh), dan (3). Mendakwahkan al-Islam melalui hikmah (pendalaman keilmuan), mau?idlah (nasihat-nasihat) jadilhim billati hiya ahsan (diskusi, seminar, dialog interaktif yang menarik ), yang ditujukan kepada ke segenap manusia di dunia ini tanpa kecuali.

Esensi Dienul Islam

Din berasal dari kata dana yadinu dinan berarti tatanan, sistem atau tatacara hidup. Jadi Din al-Isl?m berarti tatacara hidup Islam.

Tidak tepat apabila din diterjemahkan sebagai agama, sebab istilah agama (religion, religie) hanyalah merupakan alih bahasa saja yang tidak mengandung makna substantif dan essensil. Lebih dari itu apabila din diterjemahkan sebagai agama maka maknanya menjadi sempit. Di Indonesia misalnya, agama yang diakui hanya ada enam , yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Kunghuchu padahal di Indonesia terdapat ratusan bahkan mungkin ribuan tatacara hidup.

Dengan memaknai din sebagai tatan hidup, maka yang dimaksud dengan istilah muslim adalah orang yang ber-din al-Isl?m, sedangkan istilah kafir adalah orang-orang yang ber-din ghair al-Islam.

Din al-Islam sebagai tatanan hidup meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan, dari mulai masalah ritual sampai kepada masalah mu??malah termasuk masalah sosial budaya, sosial ekonomi, sosial politik, bahkan sampai kepada masalah kenegaraan. Seseorang yang mengaku muslim atau menganut din al-Isl?m harus mengikuti tatanan hidup Islam secara k?ffah ; integratif dan komprehensif apapun resikonya. Apabila ia menolaknya, maka ia pasti akan terpental di akhirat sebagaimana diterangkan di dalam QS. 3 : 19 dan ayat 85 : ) 91 :

( )58 :

Sesungguhnya d?n atau tatanan hidup (yang diri?ai) di sisi Allah hanyalah Islam (QS. 3 : 19 ) Barangsiapa mencari tatanan hidup selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (d?n itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.(QS. 3 : 85).

Din terbagi dua yang sangat jelas bedanya, yakni din al-haq dan din al-Bathil . Yang dimaksud dengan din al-haq ialah din yang berisi aturan Allah yang telah didesain sedemikian rupa sehingga sesuai dengan fitrah manusia. Aturan ini kemudian dituangkan di dalam kitab undang-undang Allah, yakni Al-Qur?an. Sedangkan di luar din al-Islam adalah din yang berisi aturan manusia sebagai produk akal, hasil angan-angan, imajinasi, hawa nafsu serta merupakan hasil kajian falsafahnya. Tatanan hidup yang demikian bukan saja tidak bisa menyelamatkan manusia tapi justeru mencelakakan.

Berdasarkan pengelompokkan din ini, maka manusia sebagai pemilih din, otomatis hanya terbagi menjadi dua kelompok yang jelas-jelas berbeda (furq?n), yakni kelompok Huda dan kelompok Dhallin (kelompok orang-orang yang tersesat).

Kelompok Hud? adalah kelompok yang memilih din Islam sebagai tatanan hidupnya. Ini berarti bahwa mereka telah mengikuti jalan yang haq sehingga Allah akan menghapuskan segala kesalahannya. Sedangkan kelompok Dhalalah adalah orang-orang yang memilih din

selain Islam. Ini berarti mereka telah mengikuti aturan yang salah dan telah menjadikan syetan sebagai pimpinan mereka. Mereka itulah orang-orang yang sesat sebagaimana ditegaskan oleh Allah di dalam Al-Qur?an surat 7 : 30 dan surat 47 : 1,2,3 )03(

Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.

)1( (2)

)3(

Orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, Allah menghapus perbuatan-perbuatan mereka. Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan mengerjakan amal-amal yang saleh serta beriman (pula) kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang hak dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka. Yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang batil dan sesungguhnya orangorang yang beriman mengikuti yang hak dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka. QS. 47 : 1,2,3.

Dalam pandangan Al-Qur?an, din al-Isl?m adalah satu-satunya d?n ciptaan Allah, d?n yang satu ini adalah aturan untuk seluruh umat manusia tanpa kecuali. Namun pada tataran realita sekarang ini Din al-Islam menjadi banyak ragam dan versinya. Semua ini sebagai akibat kesalahan manusia sendiri.

Sementara itu, din-din hasil ciptaan manusia berdasarkan akal, imajinasi dan falsafah sebagaimana telah dikemukakan di atas telah melahirkan banyak din dan isme-isme lainnya, antara lain Materalisme, Kapitalisme, Liberalisme, Markisme, Komunisme, Nasionalisme, dan Kolonialisme.

Segala macam aturan hasil manusia tersebut yang termasuk katagori din al-bathil telah terbukti gagal dalam mengatur umat manusia. Materealisme yang bertitik tolak dari dan berorientasi kepada materi telah melahirkan orang-orang yang serakah; Kapitalisme yang menitikberatkan kepada penguasaan kapital (modal) telah melahirkan terjadinya monopoli; Liberalisme yang menitikberatkan kebebasan dan menonjolkan hak individu telah melahirkan terjadinya jurang pemisah antara orang kaya dan orang miskin, serta melahirkan kecemburuan sosial dan dekadensi moral; Sedangkan Komunisme telah melahirkan manusia yang tidak mengenal Tuhan dan tidak mengenal hak milik individu sehingga melahirkan ketidakpuasan. Oleh karena tatanan hidup produk falsafah manusia itu telah terbukti tidak membawa keselamatan, maka manusia harus segera hijrah kepada din al-Isl?m

Tujuan Dinul Islam - ialah yang utama untuk bertauhid kepada Allah. Asal
dan makna tauhid ialah berkeyakinan bahya Allah itu Esa, tidak ada sekutu bagiNya. Sebenarnya hampir seluruh manusia mengaku adanya Tuhan yang menjadikan alam ini ada. Namun akan tetapi yang terjadi ialah perselisihan dan perbedaan pendapat dalam cara melaksanakan pengakuan itu. Mereka banyak yang berbeda dalam menetapkan Tuhan yang diimani, sebagian berketuhankan matahari, api, roh-roh dan masih banyak lagi yang liannya.

Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa risalah Dinul Islam dengan tujuan memurnikan tauhid, yaitu mempercayai dan menyakini bahwa hanya terdapat satu Tuhan yang wajib di sembah, agar mendapatkan petunjuk dan pertolonganNya. Bahwa Tuhan itu adalah zat yang Maha Luhur, sumber dari segala kebaikan dan kebenarannya. Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang Maha Adil dan Maha Suci. Dia hidup dan berdiri sendiri, tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur. Kepunyaan-Nya ialah segala apa yang ada di alam raya ini. Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT membawa Dinul Islam berupa Wahyu Allah yaitu Al-Qur'an. Menjadikan petunjuk bagi segenap manusia dalam beriman kepada Allah, dan menjadi rahmat dalam urusan-urusan dunia dan akhirat. Tauhid bisa di ibaratkan sebagai sebuah jiwa agama. Sendi yang paling penting dan utama ialah pokok dan tujuan dalam Dinul Islam. Kebenaran ini telah tertukis indah di dalam Al-Qur'an sebagai berikut :
1. Katakanlah "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa". 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. 4. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. (Al-Ikhlash 1-4)

Konsep Islam sebagai Agama Tauhid adalah ajaran sepanjang sejarah manusia dari tiap-tiap Nabi dan Rasul. Maka mulailah dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW. Sesuai Firman Allah berikut :
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwa tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku. (Al-Anbiyaa 25)

Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terusmenerus mengurus (makhlukNya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di gadpan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah, melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Al-Baqarah 255)

Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang salah. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thagut dan beriman kepada Allah, maka

sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Baqarah ayat 256)

Tegasnya tauhid itu urat nadi yang segala rupa ibadahnya dan muamalahnya. Syiar tauhid ialah kalimat thayibah "Laa Ilaha Illallah". Dialah sendi dan Tujuan utama Dinul Islam.

Anda mungkin juga menyukai